BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Hakikat Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh 11 orang termasuk penjaga gawang. Dalam bermain sepakbola hanya diizinkan melakukan gerakan kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan. (Sarlan, AG 2010:20). Selanjutnya menurut Pandoyo Edi Hartomo dan Endang Widyastuti (2010:1). Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Permainan boleh dilakukan dengan seluruh bagian tubuh kecuali dengan kedua lengan atau tangan. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya dengan kaki maupun tangannya. Pendapat Sukintaka yang dikutip Fathan Nurcahyo (2010:5), permainan sepakbola adalah permainan bola yang dimanipulasi dengan kaki dan seluruh anggota badan kecuali tangan yang dimainkan oleh dua buah regu yang masingmasing regu terdiri dari sebelas orang pemain. Permainan sepakbola biasanya dimainkan dalam dua babak dan diberi waktu istirahat diantara kedua babak itu. Masing-masing regu berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar jangan sampai kemasukan. Regu yang lebih banyak mencetak gol dinyatakan sebagai pemenang dalam
pertandingan. Agar permainan itu dapat berdaya guna dan berhasil guna, dalam satu regu diberi kewajiban-kewajiban sendiri yang dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu: barisan penyerang, barisan penghubung, dan barisan bertahan. Tujuan masing-masing regu dalam permainan sepakbola adalah berusaha menguasai bola dan memasukan bola ke gawang lawannya sebanyak mungkin dan berusaha mematahkan penyerangan lawan agar gawangnya tidak kemasukan bola. 2.2 Teknik Dasar Permainan Sepakbola Untuk menjadi pemain sepak bola yang baik, seorang pemain sepakbola harus dapat menguasai berbagai teknik dasar dalam permainan sepakbola. Karena pemain sepakbola yang memiliki teknik dasar bermain dengan baik cenderung akan dapat bermain sepakbola dengan baik pula. Menurut Pandoyo Edi Hartomo dan Endang Widyastuti (2010:8-16) seorang pemain sepakbola harus menguasai teknik-teknik dasar permainan sepakbola teknik dasar dalam bermain sepak bola antara lain : 1. Menendang bola a. Menendang dengan punggung kaki b. Menendang dengan kaki bagian dalam c. Menendang dengan punggung kaki bagian dalam d. Menendang dengan punggung kaki bagian luar 2. Menghentikan bola atau mengontrol bola a. Menghentikan bola yang bergulir di tanah dengan kaki bagian dalam b. Menghentikan bola dengan kura-kura kaki
c. Menghentikan bola dengan paha d. Menghentikan bola dengan dada e. Menghentikan bola dengan kepala 3. Teknik menyundul bola a. Meneruskan bola atau mengoperkan bola kepada teman b. Memasukan bola ke mulut gawang lawan atau membuat gol c. Memberikan umpan kepada teman untuk membuat gol d. Menyapu bola di daerah pertahanan sendiri untuk mematahkan serangan lawan 4. Teknik mendrible bola(Menggiring bola) Menggiring bola dilakukan dengan berlari sambil mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Menggiring bola hanya dilakukan saat bebas dari lawan. Bagian kaki yang efektif ketika menggiring bola antara lain : a. Bagian kaki sebelah dalam b. Pungguk kaki c. Bagian kaki bagian luar 5. Teknik gerak tipu dengan bola Gerak tipu dilakukan apabila seorang pemain sedang menguasai bola berusaha melewati lawan dengan melakukan gerakan yang tidak sebenarnya, sehingga lawan mengira bahwa gerakan tersebut adalah gerakan yang sebenarnya. Dengan reaksi atau gerakan lawan yang salah ini, pemain pembawa bola segera melakukan gerakan yang sebenarnya.
Gerak tipu bertujuan untuk menipu atau mengelabuhi lawan sehingga dapat melampaui lawan. Pada umumnya gerak tipu dilakukan dengan gerakan kaki, ayunan badan atau berhenti dengan tiba-tiba. 6. Teknik merampas bola (Tackling) Prinsip-prinsip teknik merampas bola meliputi hal-hal berikut : a. Menempatkan diri sedekat mungkin dengan pemain lawan yang sedang menggiring bola. b. Pandangan selalu pada bola c. Memperhatikan langkah kaki dan gerak tipu lawan d. Memperhatikan kapan atau ketepatan waktu dalam merampas bola yaitu pada saat lawan kehilangan keseimbangan badan atau jatuh dari bola waktu akan mengoperasikan atau waktu akan menembakkan bola ke gawang. e. Penggunaan bagian kaki yang akan digunakan untuk merampas bola. 7. Teknik melempar bola (Throw in) Lemparan ke dalam terjadi karena bola meningalkan lapangan dari garis samping. Untuk memulai permainan dilakukan lemparan ke dalam (throw in). Gerakan lemparan ke dalam ini memerlukan kekuatan otot kedua tangan dan bola harus dilepas di atas kepala. Abdul Rohim (2010:27)
2.3 Tendangan Jauh (long passing) Menendang
bola
merupakan
salah
satu
karakteristik
permainan
sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik, akan dapat bermain secara efisien. Dilihat dari tujuannya menendang terdiri dari dua macam, yaitu menendang ke gawang dan menendang untuk mengoper. Tendangan mengoper dalam permainan sepak bola terdiri dari tendangan datar dan tendangan jarak jauh. Menurut Sujarwadi dan Dwi Sarjiyanto (2010:3) menendang bola adalah mengayunkan kaki mengenai bola untuk mengarahkannya pada sasaran tertentu. Sasaran yang dimaksud bisa berupa teman, bisa juga gawang lawan. Selanjutnya menurut Pandoyo Edi Hartomo dan Endang Widyastuti (2010:8) tendangan dengan punggung kaki akan menghasilkan bola yang keras dan jauh. Pendapat Andriyono (2011:6) passing memiliki tiga cara yakni head pass (passing dengan kepala), chest pass (passing dengan dada), foot pass (passing dengan kaki). Dari ketiga cara tersebut yang paling sering dilakukan adalah foot pass. Selanjutnya Andriyono (2011:6) passing memiliki dua jarak yakni long pass dan short pass. Long pass dilakukan dengan mengoper bola ke jarak yang jauh, sedangkan short pass berjarak pendek. Pendapat Sunarno, (2010:54) menendang bola dengan baik dan benar, akan dapat cepat menghasilkan sebuah kemenangan. 2.4 Teknik Tendangan Jauh (Long passing) Selain memerlukan power tungkai yang tinggi tentu harus dilakukan dengan teknik teknik menendang long passing yang baik. Menurut Andriyono
(2011:7) keakurasian didapat dari sisi bagian bola yang terkenai kaki dan bagian kaki yang mengenai bola. Jika menginginkan bola melaju mendatar maka bola ditendang pada bagian garis melintang horizontal dengan sisi dalam kaki, dan jika menginginkan bola melaju agak lambung atau lambung maka bola ditendang pada bagian garis melintang horizontal dengan semua sisi dari kaki. Menurut Sujarwadi dan Dwi Sarjiyanto (2010:4) menendang bola dengan punggung kaki dilakukan dengan cara : a. Berdiri dan letakkan kaki tumpu di samping belakang bola b. Kedua lengan di samping badan dan agak merentang c. Pandangan berpusat pada bola d. Pergelangan kaki penendang ditekuk ke bawah dan ditahan e. Tarik kaki ke belakang dan ayunkan ke arah bola f. Perkenaan tendangan tepat pada tengah-tengah bola.
Menendang bola dengan punggung kaki Sumber : Sujarwadi dan Dwi Sarjiyanto (2010:4) Gambar 1
2.5 Aspek-aspek latihan Seorang atlet akan berpeluang untuk meraih prestasi yang tinggi apabila mampu menerapkan latihan yang benar dan berkualitas. Terdapat beberapa aspek yang menjadi
faktor
sehingga dapat
meningkatkan
prestasi atlet Harsono yang dikutip Agung Septian Nosa (2013:2-3) mengatakan sebagai berikut :” ada empat aspek latihan yang harus diperhatikan secara seksama, yaitu (1). Latihan fisik, (2). Latihan teknik, (3). Latihan taktik, dan (4). Latihan mental. 1. Latihan Fisik Perkembangan fisik yang menyeluruh amatlah penting, oleh karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. 2. Latihan Teknik Latihan teknik adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan
yang diperlukan untuk melakukan suatu gerakan. Latihan
teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan guna membentuk dan mengembangkan kebiasaan motorik atau perkembangan neomuskular. Oleh karena itu, gerakan-gerakan dasar setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam sepakbola haruslah dilatih dan dikuasai secara baik. 3. Latihan Taktik Untuk menumbuhkan
perkembangan interpretive atau
daya
tafsir pada atlet. Teknik-teknik gerakan yang telah dikuasai dengan baik, kini haruslah dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan,
bentuk-bentuk,
dan
formasi-formasi
permainan,
serta taktik
dan
strategi pertahanan dan penyerangan sehingga berkembang menjadi suatu kesatuan gerak yang sempurna. 4. Latihan Mental Latihan kedewasaan
yang
(maturitas)
lebih atlet
menekankan
pada perkembangan
serta perkembangan
emosional
dan
implusif: misalnya semangat bertanding, sikap pantang menyerah, keseimbangan
emosi,
percaya
diri,
sportivitas, kejujuran, dan
sebagainya. 2.6 Prinsip-prinsip Latihan Dalam proses melatih atlet seorang pelatih harus memperhatikan prinsipprinsip latihan. Fungsi dari pelatih memahami prinsip-prinsip latihan adalah untuk mendukung upaya pelatih dalam proses peningkatan kualitas latihan. Selain itu, untuk menghindari atlet dari rasa sakit yang ditimbulkan oleh cedera selama proses latihan. Dalam satu tatap muka, seluruh prinsip latihan dapat diterapkan secara bersamaan dan saling mendukung. Apabila ada prinsip latihan yang tidak diterapkan, maka akan berpengaruh terhadap keadaan fisik dan psikis olahragawan. Menurut Giri Wiarto (2013:153) Prinsip latihan merupakan hal yang harus ditaati agar tujuan latihan dapat di capai sesuai dengan harapan. Prinsip latihan berperan penting terhadap beberapa aspek yaitu aspek fisiologis dan psikologis. Dengan mentaati prinsip-prinsip latihan, akan mendukung upaya untuk meningkatkan kualitas latihan. Selain itu juga akan menghindari cidera selama
melakukan latihan. Prinsip-prinsip latihan menurut Bompa dan Marten yang dikutip Giri Wiarto (2013:153-155) terdiri dari 10 prinsip yaitu sebagai berikut : 1) prinsip kesiapan, 2) prinsip individu, 3) prinsip beban berlebih, 4) prinsip peningkatan, 5) prinsip kekhususan, 6) prinsip variasi, 7)prinsip pemanasan dan pendinginan, 8) prinsip latihan jangka panjang, 9) prinsip multilateral, dan 10) prinsip partisipasi aktif berlatih. 2.7 Hakikat Model Latihan Ankle Weight 2.7.1 Ankle weight Ankle weight adalah alat pemberat kaki yang terbuat dari kain yang diberikan pemberat dengan serbuk besi. Ankle weight dapat dipergunakan pada kaki maupun tangan.
Ankle Weight Sumber : Sudiyanto Adi (2011:35) Gambar 2
Ankle
weight
mempunyai
ukuran
panjang
28-34cm
dan
mempunyai berat yang terdiri dari 0,4kg, 0,9kg, 1,14kg, 2,25kg dan 3kg.
2.7.2 Penggunaan Ankle Weight dalam Latihan Power Dalam latihan ini sampel atau subjek melakukan tendangan long pasing tanpa bola dengan diberikan beban pada daerah ankle, latihan dengan menggunakan ankle weight dilakukan secara berulang-ulang. Latihan beban menurut Bompa yang dikutip Fathan Nurcahyo (2010:7) adalah latihan di mana seorang olahragawan atau atlet harus mampu mendorong, mengangkat, menarik suatu benda baik itu diri sendiri atau beban dari luar. Istilah ini juga mencakup segala bentuk latihan melawan tahanan misalnya berat badan sendiri, barbell, dumble, jaket berbeban, dan sepatu beban, bola medicine. Menurut Djoko Pekik Irianto yang dikutip Fathan Nurcahyo (2010:7), bahwa latihan (training) adalah proses penyempurnaan dalam berolahraga melalui pendekatan ilmiah khususnya prinsip-prinsip pendidikan secara teratur dan terencana, sehingga mempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan. Pelaksanaan latihan tendangan long passing tanpa bola dengan menggunakan ankle weight adalah sebagai berikut : 1. Subjek berdiri menghadap kearah depan dalam sikap seperti menendang bola. 2. Melakukan tendangan long passing tanpa bola secara eksplosif. 3. Kembali dalam sikap menendang. 4. Lakukan tendangan long passing tanpa bola secara berulang-ulang sesuai program yang ditetapkan.
2.7.3 Pengaruh latihan ankle weight terhadap hasil tendangan long passing Bentuk latihan ankle weight dapat meningkatkan power tendangan long passing. Karena bentuk latihan ankle weight dapat melatih power tungkai. Menurut Bompa yang dikutip Fathan Nurcahyo (2010: 8), latihan beban yang bertujuan untuk meningkatkan daya ledak otot memiliki ciriciri sebagai berikut: (1) jumlah beban tidak lebih 30–80% dari kemampuan maksimal, (2) istirahat antar set 3-5 menit, (3) jumlah set 4-6, (4) frekuensi 3x per Minggu, (5) jumlah repetisi tidak lebih dari 10 kali, dan (6) irama dalam melakukan gerakan dinamis dan cepat. Adapun pelaksanaan
langsung penerapan power otot
tungkai
dalam melakukan tendangan jarak jauh adalah ketika akan menendang bola kaki digerakan secepat mungkin kearah sasaran (bola), pada saat terjadi
impact
dengan
bola
diharapkan
terjadi percepatan
final.
Percepatan akhir tergantung secara langsung pada kemampuan pemain dalam menerapkan kekuatan dan kecepatan. Komponen kekuatan dan kecepatan yang dilibatkan semakin besar, makin besar pula power yang dihasilkan, yang pada akhirnya akan menghasilkan tendangan jarak jauh yang keras. Dengan memiliki tendangan jarak jauh yang keras maka kita dapat memberikan umpan jarak jauh kepada rekan satu team dalam jarak yang jauh.
2.7.4 Hakikat Daya Ledak (Power) Daya ledak adalah suatu kemampuan seorang atlet untuk mengatasi suatu hambatan dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Daya ledak ini diperlukan di beberapa gerakan asiklis, misalnya pada atlet seperti melempar, tendangan tinggi atau tendangan jauh (G. Rosy, Daya ledak otot.http://Blog rosy46nelli.wordpress.com/2009/12/07/daya-ledak-otot) Daya ledak ialah kombinasi dari kecepatan maksimal dan kekuatan maksimal. Daya ledak ini harus ditunjukkan oleh perpindahan tubuh (dalam tendangan jauh) atau benda (peluru yang ditolakkan) melintasi udara, dimana otot-otot harus mengeluarkan kekuatan dengan kecepatan yang tinggi, agar dapat membawa tubuh atau obyek pada saat pelaksanaan gerak untuk dapat mencapai suatu jarak (G. Rosy, Daya ledak otot.http://Blog rosy46nelli.wordpress.com/2009/12/07/daya-ledak-otot) 2.7.5 Hakikat Otot Tungkai Bentuk latihan ankle weight merupakan salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan power otot tungkai. Karena bentuk latihan ankle weight dapat melatih power tungkai. power menurut Harsono (dalam Sudiyanto Adi, 2011:28) power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Kaitannya dengan latihan ankle weight dalam meningkatkan power, maka dalam penelitian ini penulis memilih bentuk latihan ankle weight. Saat melakukan tendangan long passing dengan alat bantu ankle
weight tendangan berkontraksi kosentrik dan saat menarik kembali tendangan maka terjadi kontraksi eksentrik. Otot yang dilatih dan yang berkontraksi pada gerakan bentuk latihan ankle weight adalah otot paha atas quadriceps femoris yang terdiri dari rectus femoris, vastus lateralis, vastus medialis, adductor magnus, sartorius. Dan otot paha bawah terdiri dari gastrocnemius, soleus, achilles tendon. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Sistem Otot Tungkai Sumber : http://akperkapuas.files.wordpress.com/2010/04/sistem-otot.pdf Gambar 3
2.8 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan, dimana hipotesis ini akan memberikan arah dan tujuan dari penelitian. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : terdapat pengaruh latihan ankle weight terhadap peningkatan power tendangan long passing pada permainan sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Telaga.