BAB II KAJIAN TEORI
2.1.
Teori Belajar Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menjelaskan
bagaimana manusia dapat menemukan pengetahuan dan informasi itu sendiri. Pengetahuan yang dimiliki seseorang terkait erat
dengan pengalaman-
pengalamannya, yaitu interaksi dengan lingkungan atau objek tertentu. “Pendekatan konstruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas
lainnya
disediakan
untuk
membantu
pembentukan
tersebut”.1Pembelajaran lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru tetapi guru hanya sebagai fasilitator. “Proses konstruksi menuntut beberapa kemampuan dasar, yaitu: 1. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman 2. Kemampuan membandingkan, mengambil keputusan (justifikasi) mengenai persamaan dan perbedaan,serta 3. Kemampuan lebih menyukai pengalaman yang satu dari pada pengalaman yang lain”2 Teori konstruktivisme lahir dari gagasan Vigotsky dan Piaget. Teori konstruktivisme yang dikembangkan dari teori belajar kognitif. Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak
1 2
A. Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : 2005), hal 59 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung : Alfabeta,2010), hal 19
7
dengan sesuai dengan skemata yang dimilikinya. Belajar merupakan proses aktif untuk mengembangkan skemata sehingga pengetahuan terkait bagaikan jaring laba-laba dan bukan sekedar tersusun secara hirarkis. Piaget menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses aktif dan pengetahuan disusun dalam pikiran siswa. Vygotsky berpendapat bahwa “aktivitas belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana dan lingkungan yang mendukung (supportive), dalam bimbingan seseorang yang mampu, guru atau orang tua” 3. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang belajar dari pengalaman yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari lingkungan dan adanya interaksi antar individu. Pandangan konstruktivisme Piaget dan Vigotsky menekankan pentingnya interaksi dengan teman sebaya melalui pembentukan kelompok belajar. Kelompok belajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapan kemampuan pengetahuan yang dimiliki siswa kepada teman sebaya. 2.2.
Hasil Belajar Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan dan perubahan siswa
setelah proses belajar berlangsung. Proses perubahan tersebut dapat mengubah tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keteranpilan, kebiasaan dan kemampuan. Keberhasilan yang diperoleh dari proses pembelajaran pada jenjang pendidikan tertentu dapat dilihat dari penilaian. Berdasarkan teori Taksonomi 3
http://007indien.blogspot.com/2012/03/teori-konstruktivisme-vygotsky-dan.html ( diunduh pada tanggal 22 Juli 2012 pukul 12:26)
8
Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif dan psikomotorik. “Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretative.”4 Ranah kognitif, terkait dengan hasil pengetahuan intelektual yaitu kemampuan dalam mengolah informasi dalam rangka pembelajaran. Sedangkan ranah afektif terkait dengan sikap dan nilai yaitu kemampuan pemahaman pembelajaran. Ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik dari pembelajar yaitu penerapan dari hasil belajar. Sehingga hasil belajar yang diinginkan seseorang bergantung pada perubahan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. 2.3.
Tinjauan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan upaya pemberdayaan teman sejawat,
meningkatkan interaksi antar siswa, serta hubungan yang saling menguntungkan antara mereka. Siswa dalam kelompok akan belajar mendengarkan idea atau gagasan orang lain, berdiskusi, menawarkan atau menerima kritikan yang bersifat membangun dan siswa merasa tidak terbebani ketika pekerjaannya salah. 4
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2297541-kajian-teori-untuk-hasil-belajar/ (diunduh pada tgl 22 Juli 2012 pukul 13:15)
9
“Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompokkelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”5. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompokkelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa, campuran siswa berkemampuan tinggi, sedang, rendah, jenis kelamin dan ras/suku mereka saling membantu satu sama lain dan guru hanya sebagai fasilitator. Pembelajaran kooperatif sebagai sarana siswa untuk dapat bekerja sama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Setiap anggota kelompok harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan bersama jika dalam kelompoknya memiliki kebersamaan, dalam artian tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesame anggota kelompoknya. “Ciri-ciri pembelajaran kooperatif: a. Pembelajaran secara tim b. Didasarkan pada manajemen kooperatif c. Kemauan untuk bekerja sama d. Keterampilan bekerja sama”6 Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Berlangsungnya pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. “Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif : a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti mereka sendiri
5 6
R.E Slavin, Cooperative Learning Teori,Riset dan Praktik (Bandung : Nusa Media,2010), hal 4 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), hal. 207
10
c. d. e.
f. g.
Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama Siswa haruslah membegi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan untuk belajar bersama selama proses belajarnya Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif “7
Pembelajaran kooperatif membuat siswa salaing bekerjasama dan bergantung pada seluruh anggota kelompok mereka dan untuk mencapai tujuan yaitu prestasi kelompok.
2.4.
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD “Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif 8”. Model pembelajaran STADmerupakan model pembelajaran yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Pembelajaran STAD siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam latar belakang yang heterogen, mulai dari kemampuan intelektual, jenis kelamin dan sukunya. Guru memberikan materi dan para siswa yang telah dibagi kelompok diminta bekerja sama menyelesaikan tugas yang 7 8
Ibid, hal 208 R.E Slavin, Cooperative Learning Teori,Riset dan Praktik (Bandung:Nusa Media,2010).hal 143
11
diberikan. Setiap siswa harus menguasai materi yang tersebut dan dipertanggung jawabkan saat kuis diberikan. “STAD terdiri atas lima komponen utama:presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim”9. Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audio visual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Tim terdiri dari empat atau siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk memepelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Pembelajaran tersebut sering melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Satu atau dua periode setelah guru memberikan presensi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis.
9
Ibid, 143
12
Sehingga setiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya Pemberian skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam system skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannnya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai criteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan duapuluh persen dari peringkat mereka. Tahapan dalam memberikan penghargaan keberhasilan tim : a. Menghitung skor individu Tabel 2.1 Skor Kemajuan Individu Skor Kuis
Poin Perkembangan
Lebih dari 10 poin dibawah skor awal
0 poin
10 poin dibawah sampai 1 poin skor awal
10 poin
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal
20 poin
Lebih dari 10 poin di atas skor awal
30 poin
Nilai sempurna tanpa memperhatikan skor awal
30 poin
Sumber : Devi Yuliana, FKIP-PE, UKSW, 2011
Poin perkembangan didapat dari selisih skor awal dengan skor individu setelah perlakuan siklus.
13
b. Menghitung skor kelompok Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Kategori skor kelompok sebagai berikut: Tabel 2.2 Skor Kelompok Kriteria rata-rata skor kelompok
Penghargaan
6 sampai 15
Kelompok baik (Good team)
16 sampai 25
Kelompok hebat (Great team)
>25
Kelompok super (Super team)
Sumber : Devi Yuliana, FKIP-PE, UKSW, 2011
c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok Setelah perhitungan skor masing-masing kelompok, guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai denagna kategorinya. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD: “ a. b. c. d. e. f.
Meningkatkan kecakapan individu Meningkatkan kecakapan kelompok Meningkatkan komitmen Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya Tidak bersifat kompetitif Tidak memiliki rasa dendam “10
Penggunaan metode STAD membantu siswa memperoleh pengetahuan tentang topik pembelajaran dari teman satu tim. Siswa dapat bertukar pendapat dan memecahkan permasalahan bersama-sama sehingga tidak ada 10
http://mihecheery.blogspot.com/2010/06/metode-pembelajaran-stad.html diunduh pada tanggal 11 juni 2012 pukul 9:56
14
rasa persaingan sesama teman sebaya. Kelemahan model pembelajaran kooperatif STAD: “1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum. 2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif. 3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif. 4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.”11
2.5.
Komunikasi Bisnis
2.5.1 Lobi Lobi adalah aktivitas komunikasi dengan tujuan mempengaruhi orang yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi sehingga dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri maupun organisasi pelobi. Pelobi adalah orang yang melakukan kegiatan lobi dengan tujuan mempengaruhi mereka yang menjadi sasaran lobi.
2.5.2 Negosiasi Negosiasi adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama, yaitu pihak yang terlibat dalam negosiasi.
11
http://yankcute.blogspot.com/2010/02/keunggulan-dan-kekuranganpembelajaran.html diunduh pada tanggal 11juni 2012 pukul 9:43
15
1.
Proses negosiasi:
1. Tahap perencanaan,
terdapat tiga tugas utama yaitu merencanakan
sasaran negosiasi, memutuskan strategi yang akan dipakai dan proses negosiasi. 2. Tahap implementasi merupakan tahap penerapan atau tindakan yang diperlukan agar mencapai sukses dalam negosiasi. Tahapan ini dilakukan lagi wacana atau ide, tapi sudah pada tahapan perilaku dan tindakan yang diperlukan dalamnegosiasi. Terdapat beberapa taktik yang digunakan dalam negosiasi, yaitu: 1) Taktik cara anda adalah bahwa anda tahu tujuan yang ingin dicapai, anda bersikeras dan memaksa pihak lawan agar percaya bahwa andalah yang benar dan andalah yang mengendalikan proses negosiasi 2) Taktik bekerjasama menegaskan bahwa anda mau mendengarkan pihak lawan dan mengetahui apa yang ada dalam benak mereka 3) Taktik tidak berbuat apa merupakan sikap keras kepala dalam bernegosiasi. Hal ini anda tetap bersikukh pada pendirian anda sebelumnya dan tidak mudah berubah. 4) Taktik melangkah ke tujuan lain merupakan taktik yang harus anda lakukan dengan aktif mengeser suatu persoalan ke persoalan lain 3. Tahap Peninjauan Kembali merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Tahapan ini mempunyai arti penting bagi seorang negosiator dalam meninjau kembali apa yang sudah dilakukannya selama bernegosiasi
16
2.
Surat perjanjian Apabila proses negosiasi telah selesai dan kesepakatan telah ada diantara kedua belah pihak maka dibutuhkan bukti kesepakatan yang disebut surat perjanjian kontrak kerjasama. Surat perjanjian adalah surat yang berisikan pernyataan seseorang atau lebih yang saling mengikat dirinya dengan orang lain untuk melakukan satu perbuatan hokum sehingga timbul hak dan kewajiban antara kedua belah pihak. Syaratsyarat surat perjanjian dikatakan sah: a. Adanya kesepakatan diantara para pihak b. Cakap untu membuat pernyataan c. Suatu objek tertentu d. Sebab hal yang mengikat
2.5.3 Rapat Rapat merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi yang bersifat tatap muka, yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun pemerintah. Notula adalah catatan mengenai semua pembicaraan selama rapat berlangsung. Tujuannya adalah agar hal yang telah dibahas dalam rapat dapat menjadi acuan bagi rapat selanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan notula: a. Ringkas, tetapi jelas dan lengkap sehingga mudah dipahami b. Dibuat bukan berdasarkan pemikiran notulis c. Bila ada usulan dan tanggapan terhadap masalah, dapat dipisahkan cara penulisannya agar tidak membingungkan
17
d. Penyusunan notula dibedakan mana saja materi yang berupa penyajian informasi, materi yang menyangkut pertimbangan khusus serta materi yang berupa keputusan e. Notula menggunakan bahasa yang lugas dan langsung pada pokok pembicaraan 1. Persiapan pembuatan notula a. Sediakan alat tulis dan kertas atau laptop untuk notula b. Sediakan alat rekam bila ada pembicaraan yang tidak bisa ditulis c. Memahami prosedur rapat sebelum rapat dimulai d. Jika memang dibutuhkan, sediakan buku referensi yang menunjang materi rapat 2. Cara penyusunan notula a. Beri nomor urut rapat, bulan dan tahun rapat serta materi rapat b. Susunan notula lengkap dari judul sampai penutup diakhiri dengan tanda tangan pimpinan dan notulen c. Walaupun notula dibuat ringkas, namun setiap peserta yang berbicara perlu disebutkan namanya d. Keputusan yang diambil dalam rapat hendaknya dicatat secara lengkap e. Waktu dimulai dan berakhirnya rapat dituliskan dalam notula 3. Isi notula rapat 1. Judul notula beserta nama organisasi penyelenggara rapat 2. Hari,tanggal,tempat serta waktu dimulai dan diakhiri rapat 3. Sifat rapat
18
4. Nama peserta, baik yang hadir atau tidak hadir 5. Penyempurnaan notula rapat sebelumnya dan pengesahannya 6. Susunan acara rapat 7. Ringkasan jalannya rapat 8. Hasil rapat 9. Hal-hal yang dibicarakan dalam rapat 10. Catatan khusus 11. Nama dan tanda tangan pimpinan dan notulen rapat di bagian akhir notula 2.5.4 SURAT Surat adalah salah satu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Secara umum, fungsi surat adalah: 1. Alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan atau permohonan, pikiran aatau gagasan 2. Alat bukti tertulis, misalnya surat jual bel, izin usaha dan laijn-lain 3. Alat untuk mengingat, misalnya surat-surat yang diarsipkan 4. Bukti historis misalnya surat-surat bersejarah 5. Pedoman kerja, misalnya surat keputusan dan surat perintah
19
2.6 Hipotesis Tindakan Penggunaan
metode
pembelajaran
kooperatif
tipe
Student
Teams
Achievement Division (STAD) pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Salatiga. 2.7 Kerangka Pikir Berdasarkan permasalahan yang ada, susunan kerangka pikir sebagai berikut: Kondisi Awal
Proses pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran
Tindakan
Pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Kondisi Akhir
Melalui pembelajaran STAD keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa meningkat
Hasil belajar siswa
Siklus I Metode Pebelajaran Kooperatif Tipe STAD: 1.Perencanann 2.Pelaksanaan 3.Observasi 4.Refleksi Siklus II Metode Pebelajaran Kooperatif Tipe STAD: 1. Perencanann 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi
Skema 2.1. Proses Penelitian Tindakan dengan tipe STAD
20