BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Persamaan Diferensial Persamaan diferensial sangat penting dalam pemodelan matematika khususnya untuk pemodelan yang membutuhkan solusi dari sebuah permasalahan. Pemodelan matematika dalam bidang biologi khususnya untuk populasi, pada dasarnya terdiri dari sistem persamaan diferensial yang linier maupun nonlinier. Sistem predatorprey merupakan sistem persamaan diferensial tak linier yang memodelkan interaksi antara dua spesies yakni pemangsa dan mangsa. Definisi 2.1. Sistem persamaan diferensial tak linier (Tu,[8]) Diberikan sebuah sistem persamaan diferensial sebagai berikut : ๐ฅฬ 1 = ๐1 (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฏ , ๐ฅ๐ ) ๐ฅฬ 2 = ๐2 (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฏ , ๐ฅ๐ )
(2.1)
โฎ ๐ฅฬ ๐ = ๐๐ (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฏ , ๐ฅ๐ ) dengan ๐๐ : ๐น ๏ โ๐ โ โ, ๐ = 1,2, โฏ , ๐ dan (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฏ , ๐ฅ๐ ) โ ๐น ๏ โ๐ . Sistem persamaan (2.1) dapat ditulis sebagai berikut : ๐ฅฬ = ๐(๐ฅ) dengan ๐ฅ = (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฏ , ๐ฅ๐ ) โ ๐น ๏ โ๐ dan ๐(๐ฅ) = (๐1 (๐ฅ), ๐2 (๐ฅ), โฏ , ๐๐ (๐ฅ)).
5
(2.2)
Sistem ini disebut sistem persamaan diferensial tak linier dengan solusi ๐ฅฬ = ๐โฒ(๐ฅ). 2.2 Sistem Predator-Prey Dua populasi, dalam hal ini predator (pemangsa) dan prey (mangsa) pada waktu ๐ก masing-masing dilambangkan dengan ๐ฅ(๐ก), ๐ฆ(๐ก). Fungsi ๐ฅ menunjukkan jumlah populasi predator (pemangsa) dan fungsi ๐ฆ menunjukkan jumlah populasi prey (mangsa), tapi dianggap fungsi kontinu. Perubahan dalam ukuran populasi dengan waktu dideskripsikan oleh waktu derivatif ๐ฅฬ โก
๐๐ฅ ๐๐ก
dan ๐ฆฬ โก
๐๐ฆ ๐๐ก
, dan model umum
dari populasi yang saling berinterkasi ditulis dalam dua persamaan diferensial otonom : ๐ฅฬ = ๐ฅ ๐(๐ฅ, ๐ฆ)
(2.3)
๐ฆฬ = ๐ฆ ๐(๐ฅ, ๐ฆ) (yaitu, waktu ๐ก tidak muncul secara eksplisit dalam fungsi ๐ฅ ๐(๐ฅ, ๐ฆ) dan ๐ฆ ๐(๐ฅ, ๐ฆ)). Fungsi ๐ dan ๐ menunjukkan tingkat pertumbuhan per kapita dari kedua spesies. Diasumsikan bahwa
๐๐(๐ฅ,๐ฆ) ๐๐ฆ
๐๐(๐ฅ,๐ฆ)
< 0 dan
๐๐ฅ
> 0, artinya ketika predator
(pemangsa) berkurang maka prey (mangsa) akan bertambah. Model umum ini sering disebut model Kolmogorov predator-prey. (Prihantoso, Kus [4]) Pada tahun 1920-an, model Lotka-Volterra mempunyai bentuk yang sangat sederhana. Hal ini didasarkan pada tingkat pertumbuhan linier per kapita. Model ini belum memperhitungkan adanya kompetisi antar prey (mangsa) karena terbatasnya sumber makanan dan juga belum memperhitungkan adanya kompetisi antar predator (pemangsa). Bentuk dari model Lotka-Volterra ditulis sebagai :
6
๐ฅฬ = ๐๐ฅ + ๐(๐ฅ)๐ฆ (2.4) ๐ฆฬ = โ๐ฟ๐ฆ + ๐(๐ฅ)๐ฆ dengan ๐ฅ > 0 adalah populasi predator (pemangsa), ๐ฆ > 0 adalah populasi prey (mangsa), ๐ > 0 adalah tingkat pertumbuhan predator (pemangsa), dan ๐ฟ > 0 adalah tingkat kematian alami prey (mangsa). Fungsi ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) disebut sebagai fungsi respon. (Prihantoso, Kus [4]) Pada tahun 2000, Zhu, Campbell, dan Wolkwowicz meneliti system : ๐ฅฬ = ๐ผ๐ฅ โ ๏ฌ๐ฅ 2 โ ๐(๐ฅ)๐ฆ (2.5) ๐ฆฬ = โ๐ฟ๐ฆ + ๐(๐ฅ)๐ฆ ๐๐ฅ
dengan ๐(๐ฅ) = ๐ผ๐ฅ 2 +๐ฝ๐ฅ+1, ๐(๐ฅ) = ๐๐(๐ฅ) nilai ๐ผ, ๐, ๐ > 0 dan โ2โ๐ผ < ๐ฝ < 2โ๐ผ. Dengan nilai ๐ผ, ๐ฝ, ๐ dan ๐ tersebut, maka fungsi ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) selalu bernilai positif. Sistem (2.5) ini telah menggunakan respon fungsi tak monoton. (Prihantoso, Kus [4]) Dalam (Prihantoso, Kus [4]), terhadap sistem (2.5) dilakukan penskalaan berikut : 1
๐
๐
๐ก = ๐ ๐, ๐ฅ = ๐๐ ๐ฅฬ, ๐ฆ = ๐ ๐ฆฬ, ๏ฌ = ๐๐๏ฌฬ , ๐ฟ = ๐๐ฟฬ, ๐ = ๐๐ฬ, ๐ผ =
7
๐ 2 ๐2 ๐2
๐ผฬ, dan ๐ฝ =
๐๐ ๐
๐ฝฬ.
Sehingga dengan membuang tanda tilde variabel baru, didapatkan sistem predatorprey dengan respon fungsi tak monoton : ๐ฅฬ = ๐ฅ(1 โ ๏ฌ๐ฅ) โ
๐ฅ๐ฆ ๐ผ๐ฅ 2 + ๐ฝ๐ฅ + 1 (2.6)
๐ฆฬ = โ๐ฟ๐ฆ โ ๐๐ฆ 2 +
๐ผ๐ฅ 2
๐ฅ๐ฆ + ๐ฝ๐ฅ + 1
2.3 Sistem Dinamik Sistem dinamik membahas tentang perilaku jangka panjang untuk meningkatkan sistem. Teori modern dari sistem dinamik berasal dari abad ke-19 mengenai stabilitas dan evolusi dari tata surya. Secara analogi, evolusi keadaan tertentu dari suatu sistem dinamik disebut orbit. Pada sebarang waktu yang diberi, satu system dinamik memiliki keadaan yang ditentukan oleh suatu himpunan bilangan real (suatu vector) yang diwakili oleh suatu titik dalam ruang yang bersesuaian. Sebarang perubahan kecil dalam keadaan sistem adalah bergantung pada perubahan kecil dalam himpunan tersebut. Definisi 2.2. Sistem dinamik adalah tiga variable {๐, ๐, ๐ ๐ก }, dimana ๐ adalah waktu yang ditetapkan, ๐ adalah ruang fase, dan ๐ ๐ก : ๐ โ ๐ himpunan dari operator evolusi parameter oleh ๐ก โ ๐ dan memenuhi sifat (๐ 0 = id) dan (๐ ๐ก+๐ = ๐ ๐ก ๏ฏ ๐ ๐ ). (Kuznetsov, [3])
8
2.4 Titik Ekuilibrium Misalkan diberikan sistem persamaan diferensial (sistem dinamik kontinu) autonomos atau sistem yang tidak bergantung secara eksplisit terhadap waktu, sebagai berikut : ๐ฅ โ ๐ธ ๏ โ๐
๐ฅฬ = ๐น(๐ฅ),
dengan ๐ฅ = (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , ๐ฅ3 , โฏ , ๐ฅ๐ ), ๐: ๐ธ โ โ๐ , ๐ = (๐1 , ๐2 , ๐3 , โฏ , ๐๐ ). Titik ekuilibrium dari sistem (2.7) adalah suatu solusi ๐ฅฬ
โ โ๐ sedemikian sehingga ๐(๐ฅฬ
) = 0. (Wiggins, [9]) Definisi 2.3. Sebuah titik ekuilibrium dikatakan hiperbolik jika bagian real nilai eigen dari matriks jakobi ๐ฝ(๐ข, ๐ฃ) adalah tidak nol. Jika bagian manapun nilai eigen dari matriks jakobi adalah nilai nol, maka titik ekuilibrium disebut nonhiperbolik. (Wiggins, [9]) Dari definisi (2.3) apabila dari sistem persamaan diferensial autonomous diatas diperoleh nilai eigen dengan bagian real tak nol maka dapat dikatakan bahwa titik ekuilibrium ๐ฅฬ
adalah titik ekuilibrium hiperbolik, sedangkan apabila terdapat nilai eigen dengan bagian real yang nol maka titik ekuilibrium ๐ฅฬ
disebut titik ekuilibrium nonhiperbolik. (Wiggins, [9]) Dalam analisis kestabilan titik ekuilibrium dengan menggunakan nilai eigen dari matriks ๐ด, mensyaratkan bahwa ๐ฅฬ
haruslah titik ekuilibrium hiperbolik. Definisi 2.4. Titik ekuilibrium ๐ฅฬ
(๐ก) dikatakan stabil liapunov jika, untuk ๐ > 0 terdapat ๐ฟ = ๐ฟ(๐) > 0 sehingga untuk setiap solusi ๐ฆ(๐ก) dari sistem (2.7) yang
9
(2.7)
memenuhi |๐ฅฬ
(๐ก0 ) โ ๐ฆ(๐ก0 )| < ๐ฟ berakibat |๐ฅฬ
(๐ก) โ ๐ฆ(๐ก)| < ๐ untuk ๐ก > ๐ก0 , ๐ก0 โ โ. (Wiggins, [9]) Definisi 2.5. Titik ekuilibrium ๐ฅฬ
(๐ก) dikatakan stabil asimtotik jika memenuhi definisi 2.4 dan jika terdapat ๐ โ โ+ sehingga jika |๐ฅฬ
(๐ก0 ) โ ๐ฆ(๐ก0 )| < ๐ berakibat lim |๐ฅฬ
(๐ก) โ ๐ฆ(๐ก)| = 0. (Wiggins, [9])
๐กโโ
Untuk menganalisa perilaku disekitar titik ekuilibrium yang tidak hiperbolik dapat dilakukan dengan metode manifold center. Metode ini juga dapat digunakan untuk menganalisa perubahan struktur orbit pada sistem yang bergantung pada parameter. 2.5 Pelinieran Pelinieran adalah proses dimana sistem yang nonlinier dapat dilinearkan secara lokal, yaitu suatu penyelesaian di sekitar pertubasi kecil dan mempnuyai perilaku yang sama seperti sistem nonlinier. (Subiono,[6]) Sistem (2.7) adalah bentuk sistem non linier yang masih sulit untuk di analisa, sehingganya untuk lebih memudahkan dalam menganalisis sistem (2.7), perlu dilakukan pelinieran di titik ekuilibrium ๐ฅฬ
(๐ก). Misalkan, ๐ฅ = ๐ฅฬ
(๐ก) + ๐ฆ
(2.8)
dengan mensubtitusi (2.8) ke (2.7) maka diperoleh persamaan sebagai berikut : ๐ฅฬ = ๐ฅฬ
ฬ + ๐ฆฬ kemudian melalu ekspansi taylor di sekitar titik ekuilibrium ๐ฅฬ
(๐ก). Maka diperoleh:
10
(2.9)
๐ฅฬ = ๐(๐ฅ(๐ก))๐ฆ + ๐(|๐ฆ|2 )
(2.10)
๐ฅฬ (๐ก) + ๐ฆฬ = ๐(๐ฅ(๐ก)) + ๐ท๐(๐ฅ(๐ก))๐ฆ + ๐(|๐ฆ|2 ) Oleh karena ๐ฅฬ
(๐ก) = ๐(๐ฅฬ
(๐ก)).
maka persamaan (2.10) dapat disederhanakan
menjadi persamaan berikut : (2.11)
๐ฆฬ = ๐ท๐(๐ฅฬ
(๐ก))๐ฆ + ๐(|๐ฆ|2 ) Jika ๐ = ๐ท๐(๐ฅฬ
(๐ก)), maka system (2.11) dapat dituliskan menjadi :
(2.12)
๐ฆฬ = ๐๐ฆ + ๐(|๐ฆ|2 ) Dengan demikian, untuk mempelajari dinamik disekitar titik ekuilibrium dari system (2.7), maka kita hanya akan mempelajari bagian linier dari (2.12), yaitu: ๐ฆ โ โ๐
๐ฆฬ = ๐๐ฆ,
(2.13)
2.6 Metode Manifold Center Bergantung Pada Parameter Sebuah system persamaan diferensial difenisikan sebagai berikut : ๐ฅ = ๐ด๐ฅ + ๐(๐ฅ, ๐ฆ) ๐ฆ = ๐ต๐ฆ + ๐(๐ฅ, ๐ฆ),
(2.14) (๐ฅ, ๐ฆ) โ โ๐ ร โ๐
dimana : ๐(0,0) = 0, ๐ท๐(0,0) = 0 ๐(0,0) = 0, ๐ท๐(0,0) = 0
11
(2.15)
dengan ๐ด matriks ๐ ร ๐ dengan nilai eigen tidak hiperbolik, ๐ต matriks ๐ ร ๐ dengan niali eigen hiperbolik negatif, dimana ๐ dan ๐ adalah fungsi ๐ถ ๐ (๐ โฅ 2). (Wiggins, [9]) Misalkan persamaan (2.14) bergantung pada parameter, ๐ โ โ๐ , maka system persamaan diferensial dapat ditulis sebagai berikut : ๐ฅฬ = ๐ด๐ฅ + ๐(๐ฅ, ๐ฆ, ๐)
(2.16)
๐ฆฬ = ๐ต๐ฆ + ๐(๐ฅ, ๐ฆ, ๐) dimana ๐(0,0,0) = 0, ๐ท๐(0,0,0) = 0
(2.17)
๐(0,0,0) = 0, ๐ท๐(0,0,0) = 0 dengan ๐ด matriks ๐ ร ๐ dengan nilai eigen tidak hiperbolik, ๐ต matriks ๐ ร ๐ dengan niali eigen hiperbolik negatif, dimana ๐ dan ๐ adalah fungsi ๐ถ ๐ (๐ โฅ 2). (Wiggins, [9]) Untuk menyelesaikan system (2.16) kita menyertakan parameter ๐ sebagai variable dependen baru sebagai berikut : ๐ฅฬ = ๐ด๐ฅ + ๐(๐ฅ, ๐ฆ, ๐) ๐ฬ = 0,
(๐ฅ, ๐ฆ, ๐) โ โ๐ ร โ๐ ร โ๐
(2.18)
๐ฆฬ = ๐ต๐ฆ + ๐(๐ฅ, ๐ฆ, ๐) Dinamik dari (2.16) dibatasi oleh manifold center untuk ๐ข yang cukup kecil :
(2.19) 12
(๐ข, ๐) โ โ๐ ร โ๐ ๐
๐ขฬ = ๐ด๐ฅ + ๐(๐ข, โ(๐ข, ๐), ๐) (2.19) ๐ฬ = 0, Selanjutnya, akan diturunkan persamaan โ(๐ฅ) yang harus dipenuhi sehingga dapat kita menggambarkan manifold center dari (2.16). Misalnya kita memiliki persamaan manifold center : ๐ (0) = {(๐ฅ, ๐, ๐ฆ) โ โ๐ ร โ๐ ร โ๐ |๐ฆ = โ(๐ฅ, ๐), |๐ฅ| < ๐ฟ, |๐| < ๐ฟ ฬ
, ๐๐๐๐
(2.20)
โ(0,0) = 0, ๐ทโ(0,0) = 0} ๐ untuk ๐ฟ dan ๐ฟ ฬ
cukup kecil. Dengan menggunakan invariant dari ๐๐๐๐ terhadap
dinamik (2.16), kita dapat menurunkan persamaan diferensial parsial yang harus dipenuhi oleh โ(๐ฅ, ๐) : ๐ฆฬ = ๐ท๐ฅ โ(๐ฅ, ๐)๐ฅฬ + ๐ท๐ โ(๐ฅ, ๐)๐ฬ = ๐ตโ(๐ฅ, ๐) + ๐(๐ฅ, โ(๐ฅ, ๐), ๐)
(2.21)
Dengan demikian, kita subtitusi : ๐ฅฬ = ๐ด๐ฅ + ๐(๐ฅ, โ(๐ฅ, ๐), ๐) ๐ฬ = 0 ke persamaan (2.21) sehingga diperoleh : โต(โ(๐ฅ, ๐)) = ๐ท๐ฅ โ(๐ฅ, ๐)[๐ด๐ฅ + ๐(๐ฅ, โ(๐ฅ, ๐), ๐)] โ ๐ตโ(๐ฅ, ๐) โ ๐(๐ฅ, โ(๐ฅ, ๐), ๐) = 0 Dengan mempertimbangkan ๐ sebagai variable dependen baru, kondisi seperti ๐ฅ๐ ๐๐ , 1 ๏ฃ ๐ ๏ฃ c, 1 ๏ฃ j ๏ฃ p atau
13
(2.22) (2.23)
๐ฆ๐๐ , 1 ๏ฃ ๐ ๏ฃ s, 1 ๏ฃ j ๏ฃ p menjadi kondisi non-linier. (Wiggins, [9]) 2.7 Bifurkasi Definisi 2.6. Bifurkasi adalah perubahan kestabilan yang terjadi pada penyelesaian persamaan diferensial ketika melewati sebuah titik kritis. Bifurkasi terjadi pada penyelesaian titik setimbang yang mempunyai paling sedikit satu nilai eigen sama dengan nol pada bagian realnya. Nilai dari parameter ๏ฌ = ๏ฌ0 yang menyebabkan bagian real dari nilai-nilai eigen ๐ท๐ฅ ๐๏ฌ adalah nol, disebut nilai bifurkasi. (Thomas,[7]) Bifurkasi yang paling sederhana untuk dipelajari adalah bifurkasi dimensi-1 dari ekuilibria dengan parameter berdimensi-1. Pada kasus ini, diasumsikan persamaan normal dipelajari disekitar solusi-solusi ekuibrium dari sistem. Bifurkasi ini dikenal dengan bifurkasi satu parameter dari sistem. Beberapa jenis bifurkasi satu parameter adalah sebagai berikut (Fatimah,[1]): 1. Bifurkasi saddle-nodes, digambarkan dengan ๐ฆฬ = ๏ฌ โ ๐ฆ 2 . Jika ๏ฌ > 0 tidak ada solusi ekuilibrium, pada saat ๏ฌ = 0 terdapat dua solui ekuilibrium, satu stabil dan yang lainnya tak-stabil. Hal ini dapat ditunjukkan oleh gambar berikut (Seydel, [5]):
14
Gambar 2.1: Bifurkasi Saddle Nodes 2. Bifurkasi transkritikal, digambarkan dengan ๐ฆฬ = ๏ฌ๐ฆ โ ๐ฆ 2 . Terdapat dua solusi ekuilibrium yaitu ๐ฆ = 0 dan ๐ฆ = ๏ฌ, keduanya mengalami perubahan kestabilan pada saat ๏ฌ melewati 0. Hal ini dapat ditunjukkan oleh gambar berikut (Seydel, [5]):
Gambar 2.2: Bifurkasi Transkritikal 3. Bifurkasi pitchfork, digambarkan dengan ๐ฆฬ = ๏ฌ๐ฆ โ ๐ฆ 3 . Jika ๏ฌ < 0 tidak ada solusi ekuilibrium, yaitu ๐ฆ = 0 yang merupakan solusi yang stabil. Jika ๏ฌ > 0 ada tiga buah solusi, yaitu solusi tak-stabil ๐ฆ = 0, dan dua buah solusi stabil ๐ฆ = ยฑโ๏ฌ. Hal ini dapat ditunjukkan oleh gambar berikut (Seydel, [5]):
15
Gambar 2.3: Bifurkasi Superkritikal Pitchfork
Gambar 2.4: Bifurkasi Subkritikal Pitchfork 4. Bifurkasi Hopf dapat terjadi jika memiliki nilai eigen berupa pasangan bilangan kompleks ๐๏ฌ ยฑ ๐๐(๏ฌ)yang menjadi bilangan imajiner murni di titik kritis ๏ฌ0 sehingga nilai bilangan realnya ๐(๏ฌ) = 0 dan nilai eigen bagian imajiner ๐๏ฌ = 0. Hal ini dapat ditunjukkan oleh gambar berikut (Seydel, [5]):
16
Gambar 2.5: Bifurkasi Hopf Superkritikal
Gambar 2.6: Bifurkasi Hopf Subkritikal
17