BAB II KAJIAN TEORI
A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.1 Menurut Gerlach & Ely menjelaskan bahwa media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual.2 Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai “upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan”.3 Sedangkan pembelajaran yaitu suatu proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mempunyai keinginan untuk belajar. 4 Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.5
1
Arif S. Sadiman, dkk, Op.Cit, hlm.6. Sri Anitah, Media Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka UNS, 2010), hlm.5. 3 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran “Pendidikan Agama Islam”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet.Pertama, hlm.270. 4 Hamzah, dan Mohammad Nurdin, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet.ke-3, hlm.142. 5 Abdul Majid, Op.Cit, hlm.109. 2
19
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai pembelajaran secara efektif.6 Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan akan membantu mengatasi hambatan psikologis, fisik, kulturan dan lingkungan. Media pembelajaran juga dapat membantu perbedaan gaya belajar, cacat tubuh, atau hambatan jarak geografis, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, jarak waktu, dan hal-hal lain, seperti pesan yang bersifat verbalitas.7 Dari pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat atau sumber belajar yang dapat menyampaikan pesan di dalam kegiatan pembelajaran antara seorang guru dengan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah rencanakan. 2. Manfaat Media Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar, ada dua unsur yang amat penting adalah metode pengajaran dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tentunya akan berpengaruh pada jenis media yang digunakan agar tercipta suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. 6
Sukiman, Op.Cit, hlm.29. Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam ”Pengembangan Pendidikan Interaktif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat”, (Yogyakarta: PT.LkiS Printing Cemerlang, 2011), hlm.70-71. 7
20
Suasana belajar yang aktif dan menyenangkan tidaklah cukup, jika proses belajar tidak efektif, yaitu menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh siswa, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tersebut hendaknya pembelajaran didukung oleh media yang dapat membantu siswa di dalam proses pembelajaran. Menurut Hamalik, sebagaimana dikutip oleh Ashar Arsyad mengemukakan bahwa Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan keinginan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.8 Sedangkan menurut Sudjana dan Rifai, sebagaimana dikutip oleh Sukiman mengemukakan kegunaan atau manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu: a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehinga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. d) Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.9 Dari pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran sangat membantu di dalam proses kegiatan belajar mengajar
8 9
Azhar Arsyad, Op.Cit, hlm.15. Sukiman, Op.Cit, hlm.43-44.
21
karena dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. 3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam menyampaikan informasi dan pesan-pesan pembelajaran. Hal ini diungkapkan oleh beberapa ahli tentang jenis-jenis media pembelajaran. diantaranya menurut Leshin, Pollock & Reigeluth mengklasifikasikan media ke dalam lima kelompok, yaitu: a. Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, field-trip). b. Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan (workbook), alat bantu kerja, dan lemparan lepas. c. Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparasi, slide). d. Media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, televisi) e. Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video, hypertext).10 Sedangkan menurut Kemp & Dayton mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu (1) media cetakan, (2) media pajang, (3) overhead transparacies, (4) rekaman audiotape, (5) seri slide dan filmstrips, (6) penyajian multi-image, (7) rekaman video dan film hidup, dan (8) komputer.11
10
Azhar Arsyad, Op.Cit, hlm.36.
11
Ibid, hlm.37.
22
Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi menjadi 3 yaitu: a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara. b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengundang unsure suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparasi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. c. Media audio-visual, yaitu jenis media yang mengandung unsur suara serta unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik.12 Dari beberapa pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada banyak jenis media pembelajaran yang pada intinya media tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dari berbagai jenis media pembelajaran tersebut maka, bisa dijadikan sebagai pedoman oleh guru di dalam memilih media yang tepat untuk pembelajaran tertentu.
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran “Berpotensi Standar Proses Pendidikan”, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-4, hlm. 172.
23
B. Media Video 1. Pengertian Media Video Menurut AECT ( Association of Education and Communication Tecnology), sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad, memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.13 Sedangkan menurut National Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan menyampaikan pesan dan informasi.14 Menurut K. Prent dkk dalam Kamus Latin-Indonesia, sebagaimana dikutip oleh Sukiman mengemukakan bahwa video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat.15 Video adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menyampaikan gambar sekaligus suara dalam waktu yang bersamaan.16 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media video adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan berupa gambar sekaligus suara dalam waktu yang bersamaan.
13
Azhar Arsyad, Op.Cit, hlm.3. Sukiman, Op.Cit, hlm.28. 15 Ibid, hlm.187. 16 Ibid, hlm.187-188. 14
24
2. Karakteristik Media Video Sejalan
dengan
perkembangan
teknologi,
maka
media
pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Salah satunya yaitu media video, adapun karakteristik media video antara lain sebagai berikut: a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu b. Video bisa diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan c. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa e. Mengembangkan imajinasi peserta didik f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik g. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang h. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan, mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan siswa i. Semua peserta didik bisa belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai j. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar k. Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi.17
17
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran “Sebuah Pendekatan Baru”, (Jakarta: Referensi “Gaung Persada Press Group”, 2013), Cet. Pertama, hlm.127.
25
Penggunaan unsur gerak bunyi, warna dan cahaya pada video secara langsung dapat menarik minat perhatian pelajar. Unsur ini penting dalam
proses
pengajaran
dan
pembelajaran
karena
dapat
mempertingkatkan kefahaman dan menghindari kesalah anggapan dan penafsiran.18 Menurut Bough dalam Achsin, sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad, kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya. Sementara itu, Dale memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.19 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi maka akan semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat disimpan dalam ingatan. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan. Sedangkan menurut J.E Kemp, sebagaimana dikutip oleh Sukiman mengatakan bahwa video dapat menyajikan informasi, menggambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan, menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat mempengaruhi sikap. Hal ini dipengaruhi oleh ketertarikan minat, di mana tayangan yang ditampilkan oleh media video dapat menarik gairah rangsangan (stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam.20 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media video mempunyai karakteristik diantaranya dapat menyajikan informasi,
18
Isjoni dan Arif Mohd. Ismail, Pembelajaran virtual (Panduan Indonesia-Malaysia), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet.Pertama, hlm.174. 19 Azhar Arsyad, Op.Cit, hlm.10. 20 Sukiman, Op.Cit, hlm.188.
26
menggambarkan suatu proses, serta dapat menarik minat siswa untuk menyimak isi yang terkandung dalam video tersebut. Sehingga anak akan lebih senang menerima pelajaran melalui penayangan video daripada mendengarkan ceramah dari guru. 3. Kelebihan dan Kekurangan Media Video Kelebihan dan kekurangan media video antara lain sebagai berikut: a. Kelebihan Media Video antara lain sebagai berikut: 1) Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain. 2) Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. 3) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, video menanamkan sikap dan segi-segi efektif lainnya. 4) Video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan video seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas. 5) Video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas. 6) Video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan.21
21
Arsyad, Azhar, Op.Cit, hlm.49-50.
27
b. Kekurangan Media Video antara lain sebagai berikut: 1) Pengadaan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak. 2) Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.22 Dari kelebihan dan kekurangan media video tersebut alangkah baiknya jika guru akan menggunakan media video untuk pembelajaran maka guru sebaiknya melihat isi video tersebut apakah sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran apa belum. C. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW. ke Yastrib 1. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Pembelajaran yaitu suatu proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mempunyai keinginan untuk belajar.23 Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.24 Sejarah dalam bahasa Arab, tarikh atau history (Inggris), adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai
22
Ibid, hlm.50. Hamzah dan Mohamad Nurdin, Op.Cit, hlm.142. 24 Abdul Majid, Op.Cit, hlm.109. 23
28
peristiwa.25 Sedangkan menurut Gottschalk, pengertian sejarah tidak lebih dari sebuah rekaman peristiwa masa lampau manusia dengan segala isinya.26 Dalam buku The World University Encyclopedia menjelaskan bahwa kebudayaan adalah pandangan hidup sebuah masyarakat, ia adalah totalitas spiritual, intelektual, dan sikap artistik yang dibentuk oleh masyarakat, termasuk tradisi, kebiasaan, adat, moral, hukum, dan hubungan sosial.27 Menurut
pendapat
Soemardjan
dan
Soelaiman
Soemardi,
menjelaskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan (material cultural) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat.28 Sedangkan menurut Koentjaradiningrat mempunyai pandangan yang serupa dengan Verkuyl, bahwa kebudayaan itu adalah berasal dari bahasa Sanskerta budhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian , kebudayaan dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal”.29
25
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), Cet.ke-10,
hlm.13. 26
Ibid, hlm.14. Ibid, hlm.16. 28 Attang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-5, hlm.28-29. 29 Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam “Studi Kritis dan Refleksi Historis”, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1998), Cet. Pertama, hlm.24. 27
29
Menurut Koentjaradiningrat, kebudayaan mempunyai tiga wujud, (1) wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, (2) wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.30 Secara etimologis, “Islam” berasal dari bahasa arab, didefinisikan dari “Salima” yang berarti selamat sentosa, dari kata ini dibentuk “aslama” yang berarti “memelihara diri, tunduk, patuh dan taat”.31 Sejarah Islam adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang benarbenar terjadi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dalam berbagai bidang seperti dalam bidang pengetahuan agama dan umum, kebudayaan, arsitektur, politik, pemerintahan, peperangan, pendidikan,ekonomi dan lain sebagainya.32 Sejarah Kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia Muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupannya dilandasi oleh aqidah.33
30
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam “Dirasah Islamiyah II”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. Ke-24, hlm.1. 31 Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang: Pustaka Nuun, 2010), hlm.29. 32 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-6, hlm.315. 33 M. Hanafi, Op.Cit, hlm.86.
30
Jadi Sejarah Kebudayaan Islam merupakan kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan peserta didik untuk mempelajari kejadian atau peristiwa masa lampau dalam bentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam. 2. Tujuan Pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
31
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.34 Dengan tujuan demikian, tidak hanya kemampuan kognitif (pengetahuan) saja yang harus dipenuhi, tetapi lebih ditekankan lagi bagaimana konten mata pelajaran ini menjadi dasar karakter (akhlak) mulia bagi siswa (aspek afektif), bahkan selalu dipraktikkan dan menjadi pembiasaan (aspek psikomotor). Dengan terpenuhinya ketiga aspek belajar itulah, maka pembelajaran SKI dapat tercapai sesuai tujuannya. 3. Materi Pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah Ruang lingkup materi pembelajaran Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi
34
Ibid, hlm.86-87.
32
Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW. d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin. e. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.
35
Dari uraian materi di atas penulis mengambil materi “Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib”, yang diajarkan di kelas V pada Semester I. 4. Materi Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yastrib (Madinah) Materi hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yastrib merupakan materi yang diajarkan di kelas V di tingkat SD/ MI pada Semester I. Isi dari materi tersebut yaitu sebagai berikut: Melihat kaum muslimin melakukan hijrah ke Madinah, kaum kafir Quraisy menjadi gusar. Mereka menganggap bahwa kaum muslimin akan memiliki kekuatan yang besar jika pergi ke Madinah. Oleh karena itu, mereka mencari cara untuk melenyapkan Nabi Muhammad SAW. Akhirnya mereka memutuskan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. pada malam hari sebelum berangkat ke Madinah. Akan tetapi, beliau telah diberi tahu oleh Malaikat Jibril mengenai hal itu. Pada malam itu , Nabi
35
Ibid. hlm.87.
33
Muhammad SAW. berjaga-jaga dan bersiap-siap pergi ke Madinah. Nabi Muhammad SAW. kemudian menyuruh Ali bin Abi Tholib menempati tempat tidurnya. Ketika orang-orang Quraisy menyerbu rumah Rosulullah, mereka terkejut ketika menjumpai bahwa yang di rumah adalah Ali Bin Abi Tholib. Dengan kesal, orang-orang Quraisy segera menyebarkan algojonya untuk melacak jejak Nabi Muhammad SAW. Mereka menjanjikan hadiah seratus ekor unta bagi siapa yang pun yang dapat menangkap Nabi Muhammad SAW. Setelah keluar dari rumahnya, Nabi Muhammad SAW. pergi menemui Abu Bakar as-Sidiq untuk pergi ke Madinah. Selanjutnya mereka bersembunyi di gua Tsur selama tiga hari tiga malam. Pada malam keempat, mereka keluar dari gua dan menyewa seorang kafir yang sangat dipercaya, yaitu Abdullah bin Uraiqit. Akhirnya Nabi Muhammad SAW. tiba di Quba (dekat Madinah) pada hari senin, 20 September 622 M setelah berjalan selama tujuh hari dan menetap selama empat hari. Beliau juga membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Quba. Tabel.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran SKI Semester I36 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1.2. Menceritakan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. ke Yastrib
1. Mengenal peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. ke Yastrib
36
Ibid. 89.
34
D. Perbandingan Hasil Belajar SKI Antara Kelas yang Sudah Menggunakan Media Video dan Kelas yang Tidak Menggunakan Media Video Perbandingan menurut KBBI adalah pertimbangan; perbedaan (selisih) kesamaan.37 Belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku baik yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor dan terjadi karena proses pengalaman dapat dikategorikan sebagai perilaku belajar.38 Sedangkan menurut Ibnu Kaldun yang dikutip oleh Abdul Majid, mengartikan belajar merupakan suatu proses mentransformasikan nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk dapat mempertahankan eksistensi manusia dalam peradaban masyarakat.39 Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.40 Sejarah Kebudayaan Islam merupakan kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam. Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan cara membandingkan hasil belajar antara kelas yang sudah menggunakan media video dan kelas yang
37
Dendy Sugono, Op.Cit, hlm.129. Abdul Majid, Op.Cit, hlm. 112. 39 Ibid, hlm.107. 40 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. Ke-2, 38
hlm.44.
35
tidak menggunakan media video pada materi peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. ke Yastrib di MI Ya BAKII Kesugihan 01. Maka penelitian dilakukan dengan studi eksperimen yang dilaksanakan dengan tujuan menguji kebenaran/ kepalsuan Hipotesa yang menyatakan bahwa dengan menggunakan media video, hasil belajar SKI lebih baik daripada tidak menggunakan media video pada materi peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. ke Yastrib. Dengan mengambil populasi siswa kelas V yang berjumlah 62 siswa dengan masing-masing rombongan belajar tiap kelasnya berjumlah 31 siswa. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.41 Berkaitan dengan penelitian ini, penulis memberikan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis kerja (
): ”Ada perbedaan hasil belajar SKI yang
signifikan antara kelas yang menggunakan media video dan kelas yang tidak menggunakan media video pada materi peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. ke Yastrib di MI Ya BAKII Kesugihan 01”. Adapun sebagai pembanding diajukan pula hipotesis nihil, sebagai berikut (
):”Tidak ada
perbedaan hasil belajar SKI yang signifikan antara kelas yang menggunakan media video dan kelas yang tidak menggunakan media video pada materi 41
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), hlm.71.
36
peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. ke Yastrib di MI Ya BAKII Kesugihan 01”.
37