BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Pasar Modal Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang atau long-term financial asset. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Pasar modal memungkinkan terpenuhinya kebutuhan dana jangka panjang untuk investasi jangka panjang dalam bentuk bangunan, peralatan dan sarana produksi lainnya (Sartono,2010:21). Menurut Husnan (1998) mengartikan pasar modal sebagai pasar dengan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) dalam jangka panjang yang dapat diperjualbelikan di bursa, baik dalam bentuk utang ataupun dalam bentuk modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, publik, maupun perusahaan swasta. Pasar modal mempunyai beberapa daya tarik, diantaranya adalah pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai alternatif pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi
risiko
mereka.
Sedangkan
bagi
perusahaan
yang
membutuhkan dana, pasar modal dapat menjadi alternatif pilihan pendanaan ekstern dengan biaya yang relatif rendah dari sistem perbankan.
8
9
Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tertanggal 10 November 1995 tentang pasar modal, yang dimaksud dengan pasar modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Bursa mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang dalam bentuk efek, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995. Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjual belikan atau memperdagangkan sekuritas yang pada umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi Darmaji dan Fakhruddin (2006). Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai
sarana
pembentukan
modal
dan
akumulasi
dana
bagi
pembiayaan suatu perusahaan / emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumbersumber yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri.
10
Menurut Pandji dan Piji (2008) Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani hubungan antara pemilik modal dala hal ini disebut sebagai investor dengan pinjaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public).
2.1.2 Lembaga Keuangan Lembaga keuangan (financial institution) dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang aset utamanya berbentuk aset keuangan (financial assets) maupun tagihan-tagihan (claims) yang dapat berupa saham (stocks), obligasi (bonds) dan pinjaman (loans), dari pada berupa aktiva riil misalnya bangunan, perlengkapan (equipment) dan bahan baku. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak dibidang keuangan atau sering kita sebut dengan lembaga keuangan. Kegiatan utama lembaga keuangan adalah membiayai permodalan suatu bidang usaha di samping usaha lain seperti menampung uang yang sementara waktu belum digunakan oleh pemiliknya. Selain itu, kegiatan lainnya lembaga keuangan tidak terlepas dari jasa keuangan. Menurut Kasmir (2008:4) Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan menghimpun dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya. Artinya kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan,
11
apakah kegiatan hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana. Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang PokokPokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatan dibidang keuangan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. Lembaga
keuangan
menyalurkan
kredit
kepada
nasabah
atau
menginvestasikan dananya dalam surat berharga di pasar keuangan. Lembaga keuangan juga menawarkan bermacam – macam jasa keuangan mulai dan perlindungan asuransi, menjual program pensiun sampai dengan penyimpanan barang-barang berharga dan penyediaan suatu mekanisme untuk pembayaran dana dan transfer dana. Lembaga keuangan adalah badan usaha yang mengumpulkan asset dalam bentuk dana dari masyarakat dan disalurkan untuk pendanaan proyek pembangunan serta kegiatan ekonomi dengan memperoleh hasil dalam bentuk bunga sebesar prosentase tertentu dari besarnya dana yang disalurkan. Sekalipun perbankan kovensional telah menjadi bagian utama dalam menjalankan roda ekonomi namun masih banyak kalangan ulama menyatakan bahwa bunga yang diperoleh dari aktivitas perbankan tidak sesuai dengan ajaran islam. Sejalan dengan itu terakhir muncul lembaga keuangan dalam konsep ekonomi islam yang dikenal dengan perbankan syari’ah, namun faktanya pemakai jasanya perbankan syari’ah juga banyak dari kalangan non-islam. Lembaga
12
keuangan merupakan bagian utama dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang
melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan.
Lembaga keuangan utama adalah Bank. Dengan bantuan lembaga keuangan para pelaku usaha dapat melakukan transaksi keuangan dalam jumlah besar yang tidak mungkin dilakukan secara tunai. Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk perbankan, building society (sejenis koperasi di Inggris) , Credit Union, pialang saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun, dan bisnis serupa lainnya. Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank (asuransi, pegadaian, dana pensiun, reksa dana, dan bursa efek).
2.1.3 Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran
13
dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir (2008:23) pengertian bank dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Di samping bunga simpanan pengaruh besar kecil bunga pinjaman juga dipengaruhi
oleh
keuntungan
yang
diambil,
biaya
operasi
yang
dikeluarkan, cadangan resiko kredit macet, pajak serta pengaruh lainnya.
14
Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) ini merupakan kegiatan utama perbankan. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat, menerima simpanan baik dalam bentuk giro, tabungan dan deposito serta sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Bank menurut kepemilikannya dibagi menjadi : 1. Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah. 2. Bank Pemerintah Daerah adalah Bank-bank pembangunan daerah yang pendiriannya didasarkan pada Undang-Undang No.13 Tahun 1962 yang sekarang diubah menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.
Bank
pemerintah
daerah
tersebut
harus
memilih
dan
menetapkan badan hukumnya apakah menjadi Perseroan Terbatas, Koperasi atau Perusahaan daerah. 3. Bank swasta nasional adalah bank yang berbadan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. 4. Bank asing adalah merupakan kantor cabang dari suatu bank diluar Indonesia yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta dan membuka kantor cabang pembantu dibeberapa Ibukota Provinsi
15
selain Jakarta, yaitu Semarang. Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang, Medan, Batam dan lain-lain. Secara umum, fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank sebagai : 1. Agent of Trust Kepercayaan merupakan suatu dasar utama kegiatan perbankan baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyetor dana. Dalam hal ini masyarakat akan menitipkan dananya di bank apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank juga akan menempatkan dan menyalurkan dananya kepada debitur atau masyarakat, jika dilandasi dengan unsur kepercayaan. 2. Agent of Development Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan ekonomi disektor riil, kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Dimana
kegiatan
tersebut
perekonomian masyarakat. 3. Agent of Service
merupakan
kegiatan
pembangunan
16
Disamping kegiatan penghimpun dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran-penawaran atas jasa-jasa perbankan yang lain pada masyarakat. Jasa-jasa yang diberikan bank erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank diantaranya adalah jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian penagihan. Dalam UU Perbankan No. 7 tahun 1992, hanya ada dua jenis bank, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Adapun fungsi bank umum antara lain : 1. Mengumpulkan dana yang sementara menganggur untuk dipinjamkan pada pihak lain, atau membeli surat-surat berharga (financial investmen). 2. Mempermudah lalu lintas pembayaran uang. 3. Menjamin keamanan uang masyarakat yang sementara belum digunakan, misalnya menghindari risiko hilang, kebakaran dan lainlain.
17
4. Menciptakan kredit (created money deposit), yaitu dengan cara meciptakan demand deposit (deposito yang sewaktu-waktu dapat diuangkan) dari kelebihan cadangannya (excess reserves).
2.1.4 Penilaian Kesehatan Bank Menurut Kasmir (2008) Sebagaimana layaknya manusia, dimana kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan kemampuan kerja dan kemampuan lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya. Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya dipertahankan terus kesehatannya. Akan tetapi bagi bank terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapat pengarahan atau sangsi dari Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank-bank. Bank Indonesia
18
dapat saja menyarankan untuk melakukan perubahan manajemen, merger, konsolidasi, akuisisi atau malah dilikuidir keberadaanya jika memang sudah parah kondisi bank tersebut. Menurut Kasmir (2008) Penilaian yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan melihat aspek likuiditas adalah suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Yang dianalisis dalam rasio ini adalah : a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva. b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro, tabungan, deposito dan lain-lain.
2.1.5 Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya. Rasio likuiditas meliputi rasio lancar, quick test ratio, net working capital, defensive interval ratio (Darsono dan Ashari, 2005 : 52-53). Rasio likuiditas yang menjadi fokus penelitian ini adalah current ratio (rasio lancar).
19
Menurut Sartono (2010 : 116) Likuiditas perusahaan, menunjukan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya Likuiditas ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Menurut Husnan (1998:562) rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi. Menurut Hennie Van Greuning dan Sonja Brajovic Bratanovic (2011:163)
Likuiditas
adalah
kemampuan
bank
untuk
mendanai
peningkatan asset dan memenuhi kewajiban yang muncul, tanpa mengakibatan kerugian besar. Likuiditas mempunyai dua dimensi, yaitu (1) waktu yang diperlukan untuk berubah menjadi kas, dan (2) tingkat kepastian yang menyangkut dengan rasio perubahan, atau harga, aktiva tersebut (Husnan, 1998:436) Likuiditas adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi. Kewajiban yang harus dipenuhi adalah hutang jangka pendeknya, sehingga rasio ini yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini harus segera dibayar. Suatu aktiva dinyatakan likuid jika aktiva tersebut dapat segera diubah menjadi
20
kas, sedangkan suatu kewajiban dinyatakan likuid jika kewajiban tersebut harus segera dibayarkan dalam waktu kurang dari satu tahun. Likuiditas dibagi menjadi dua jenis, yaitu : a.
Current Ratio : adalah membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities). Current Assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau siklus operasi usaha yang normal yang lebih besar. Current Liabilities merupakan kewajiban pembayaran dalam satu (1) tahun atau siklus operasi yang normal dalam usaha. Tersedianya sumber kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau konversi kas dari aktiva lancar.
b.
Quick Ratio: adalah membandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Persediaan terdiri dari alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang minimum. Suatu perusahaan yang mempunyai rasio cepat kurang dari 1:1 atau 100% dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
2.1.6 Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan kewajiban lancar. Perusahaan yang memiliki likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%. Ukuran likuiditas perusahaan yang
21
lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan dengan rasio kas (kas terhadap kewajiban lancar).Contoh: Membayar listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan, dsb. Menurut Houston (2007 : 134-135) rasio lancar (current ratio) yang dihitung dengan membagi asset lancar dengan kewajiban lancar. Asset lancar meliputi kas, efek yang dapat diperdagangkan, piutang usaha, dan persediaan. Kewajiban lancar terdiri atas utang usaha, wesel tagih jangka pendek, utang lancar jangka panjang, pajak dan gaji yang masih harus dibayar. Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan mulai lambat membayar tagihan (utang usaha), pinjaman bank, dan kewajiban lainnya yang akan meningkatkan kewajiban lancar. Jika kewajiban lancar naik lebih cepat daripada asset lancar, rasio lancar akan turun, dan mungkin ini pertanda adanya masalah. Menurut Husnan (1998:562) current ratio: rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Menurut Syamsuddin (2007;68) Current ratio merupakan ukuran yang digunakan untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia.
=
ℎ
× 100%
22
Current ratio membandingkan aktiva lancar yang akan berubah menjadi kas dan kewajiban yang harus dibayar dalam waktu satu tahun. Perusahaan dengan current ratio yang rendah berarti tidak dapat mengurangi investasi dalam aktiva lancar untuk menyediakan kas guna membayar kewajiban yang jatuh tempo. Tidak terdapat ketentuan yang pasti mengenai berapa tingkat current ratio yang sehat yang harus dipertahankan oleh perusahaan. Besarnya current ratio yang sehat tergantung kepada jenis manajemen dari masing-masing perusahaan.
2.1.7 Saham Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seorang
atau
badan
dalam suatu
perusahaan
atau
perusahaan terbatas. Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan
siapa
pemiliknya.
Dengan
memiliki
saham
suatu
perusahaan, maka investor akan mempunyai hak pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal. Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2008:58) saham biasa (common stock) merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan dipasar modal. Bahkan saat ini dengan semakin banyaknya
emiten
yang
mencatatkan
sahamnya
di
bursa
efek,
perdagangan saham semakin marak dan menarik para investor untuk terjun dalam jual beli saham. Saham dapat didefinisikan sebagai surat
23
berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut. Saham merupakan bukti kepemilikan. Seseorang yang mempunyai saham suatu perusahaan berarti dia memiliki perusahaan tersebut. Pemegang saham berhak atas dividen, jika dividen tersebut dibayarkan. Sama seperti pada penilaian obligasi penilaian saham juga didasarkan present value aliran kas yang akan diterima oleh pemegang saham dimasa mendatang. Karena pemegang saham akan menerima dividen dan capital gain (loss.
Menurut Rusdin (2006:69) saham dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.
Saham atas unjuk (bearer stocks), adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lain.
b.
Saham atas nama (registered stocks), saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya. Dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus membuat daftar nama pemegang saham. Apabila terjadi kehilangan, pemegang saham tersebut dengan mudah mendapat pengantiannya.
24
Berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham dibedakan menjadi :
a.
Saham
biasa
(common
stocks),
saham
yang
menempatkan
pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hakhak istimewa), serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. b.
Saham preferen (preferred stocks), saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa.
2.1.8 Harga Saham Harga saham adalah harga saham di bursa saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Harga saham merupakan indikator keberhasilan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Menurut Widoatmojo (1996:43), nilai saham adalah nilai penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Sedangkan harga saham adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan
25
berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti tergantung kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri. Semakin banyak orang yang membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual saham maka harga saham akan cenderung bergerak turun. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham Menurut Houston (2001) adalah : 1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS) Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. 2. Tingkat Bunga Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara : a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan.
26
b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan. 3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu factor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik. 4. Jumlah laba yang didapat perusahaan Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. 5. Tingkat Resiko dan Pengembalian Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.
27
2.2
Hubungan Rasio Lancar (Current ratio) terhadap Harga Saham Current Ratio (CR) merupakan rasio likuiditas yang paling umum
digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, maka perusahaan dianggap semakin mampu untuk melunasi kewajiban
jangka pendeknya.
Hal tersebut
akan
menjadi
bahan
pertimbangan yang penting bagi investor. Contoh : Current Ratio (CR) suatu perusahaan rendah, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melunasi jangka pendeknya. Jika untuk melunasi kewajiban jangka pendek saja perusahaan tidak mampu maka bagaimana kemampuan menghasilkan laba. Sedangkan memperoleh keuntungan adalah harapan setiap investor. Hal ini akan menyebabkan permintaan atas saham perusahaan tersebut menurun kemudian akan menyebabkan harga saham juga menurun.
2.3
Peneliti Terdahulu Dipo Satria (2007) meneliti pengaruh rasio keuangan (likuiditas,
solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, dan pasar) terhadap harga saham industri manufaktur di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan rasio likuiditas (Current Ratio), solvabilitas (Total Debt to Total Assets Ratio), aktifitas (Total Assets Turnover, Inventory Turnover), profitabilitas (Net Profit Margin, Return On Equity), dan rasio pasar (Price Earning Ratio) mempengaruhi harga saham. Secara parsial, rasio likuiditas dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
28
Penelitian yang dilakukan oleh Yulifati (2009) membuktikan bahwa terdapat pengaruh likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas, pertumbuhan
earning per share, dan pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham emiten property dan real estate di bursa efek Indonesia. Obyek yang diambil sebagai sampel berjumlah 38 emiten property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari 45 emiten dengan periode penelitian antara tahun 2004 sampai tahun 2007. Sampel diambil dengan metode purposive dengan kriteria perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan secara terus menerus. Metode analisis yang digunakan adalah metode regregi linear berganda (Multiple Liniear regression). Hasil analisis menunjukan bahwa likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, pertumbuhan
Earning
Per
Share,
dan
pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh terhadap harga saham secara simultan. Secara parsial menunjukan variabel likuiditas dengan proksi current ratio (X1) dan pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan TATO (Total Asset Turn Over) dengan variasi yang terjelaskan dan dinyatakan dengan Adjuster R2 sebesar 29,9% dan sisanya sebesar 70,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Agung (2011) meneliti Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa secara uji simultan current ratio (CR), debt to asset ratio (DAR), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), return
29
on equity (ROE), dan earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Secara parsial debt to equity ratio (DER) dan earnings per share (EPS) yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Current ratio (CR), debt to asset ratio (DAR), return on asset (ROA), dan return on equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.
2.4
Kerangka Pikir Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dijelaskan pada skema
sebagai berikut :
Laporan Keuangan
Aktiva Lancar
Kewajiban
Current Ratio
Peneliti Terdahulu Agung (2011) membuktikan terdapat pengaruh Likuiditas (current ratio), Leverage dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Harga Saham
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Analisis
30
2.5
Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011). Berdasarkan kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis sementara yaitu diduga Likuiditas (current ratio) berpengaruh terhadap harga saham.