11
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Pengertian Pengaruh Lingkungan Keluarga a. Pengertian Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan dan perbuatan seseorang.1 Pengaruh dalam penelitian ini adalah pengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa. b. Lingkungan Keluarga Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan siswa. Lingkungan merupakan tempat siswa hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan, saling membutuhkan serta saling berkaitan satu sama lainnya. Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap perkembangan anak. Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, Rasulullah SAW. Bersabda: “Tiap bayi lahir dalam keadaan fitrah (suci). Orang tuanyalah yang membuat ia menjadi Yahudi (jika mereka Yahudi), Nasrani (jika mereka Nasrani), atau Majusi (jika mereka Majusi). Seperti binatang yang lahir sempurna, adakah engkau melihat mereka terluka pada saat lahir” Lingkungan yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari luar siswa atau faktor eksternal. Lingkungan sekitar baik teman sekolah,
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm.,849
12
tetangga, teman sepermainan dan yang paling penting keluarga khususnya orang tua.2 Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama kehidupan dimulai
dan
sangat
berpengaruh
terhadap
keberhasilan
siswa.3
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberikan dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.4 Pentingnya pendidikan siswa dilingkungan keluarga menjadikan keluarga mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan siswa. Cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan siswa, adalah: (a) keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi siswa, (b) keluarga merupakan lingkungan pertama menjadi pusat identifikasi siswa, (c) orang tua dan keluarga lainnya merupakan “significant people” bagi perkembangan kepribadian siswa, (d) keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani, baik yang bersifat fisikbiologis, maupun psikologis dan (e) siswa banyak mengahabiskan waktunya di lingkungan keluarga.5
2
Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm.,130 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.,99 4 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 2010), hlm.,135 5 Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hlm., 23-24 3
13
Berdasarkan penjabaran di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling pertama menentukan siswa dapat berhasil atau tidak dalam pembelajaran. Keberhasilan orang tua mendidik dan memberikan pengarahan dalam belajar dirumah akan memberikan kebaikan serta memberikan motivasi siswa dalam belajar disekolah. Siswa yang cenderung memiliki keluarga yang harmonis akan memberikan kebaikan dalam diri siswa. sehingga dalam mengikuti pembelajaran disekolah siswa akan cenderung lebih baik dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Lingkungan
keluarga
memiliki
keterkaitan
erat
dengan
perkembangan siswa, terutama keadaan ekonomi rumah tangga, serta tingkat kemampuan orang tua merawat siswa, pendidikan orang tua juga memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan kepribadian dan kemajuan pendidikan siswa. Siswa yang besar di lingkungan keluarga yang berada umumnya akan menghasilkan anak yang sehat dan cepat pertumbuhan badanya dibandingkan anak dari keluarga berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula. c. Pengaruh Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga memberikan peranan pembelajaran yang paling pertama dan akan memberikan pengaruh terhadap siswa, siswa belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
14
1)
Cara Orang Tua Mendidik Cara orang tua mendidik besar pengaruhnya terhadap belajar siswa. Hal ini dipertegas Sutjipto Wirowidjojo dalam buku Slameto bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama, keluarga yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Melihat pernyataan diatas, dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan siswa. Orang tua yang kurang/ tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anakanya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/ melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tau bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, akhirnya kesukarankesukaran menumpuk sehingga mengalami ketinggalan dalam belajarnya dan akhirnya siswa malas belajar serta tidak berhasil dalam belajarnya. Orang tua yang mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara yang mendidik yang tidak baik. Orang tua yang terlalu kasihan terhadap anaknya tak sampa hati untuk memaksa anaknya belajar, bahkan membiarkan saja jika anaknya tidak belajar dengan alasan
15
segan, hal ini adalah yang tidak benar karena kalau dibiarkan berlarut larut maka anak akan menjadi nakal, berbuat seenaknya dan belajarnya menjadi kacau. Mendidik anaknya dengan cara memperlakukannya dengan keras, memaksa dan mengejar-ngejar anaknya untuk belajar adalah cara mendidik yang juga salah. Dengan demikian anak akan diliputi ketakutan pada akhirnya anak akan benci terhadap belajar, bahkan jika ketakutan itu semakin seirus anak mengalami gangguan kejiwaan akibat dari tekanantekanan tersebut. 2)
Relasi Antar Anggota Keluarga Relasi antar anggota keluarga yang paling terpenting adalah relasi anatara orang tua dan siswa. Selain itu relasi siswa dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar siswa. Relasi antaranggota keluarga erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. Relasi antara siswa dengan lingkungan keluarga yang tidak baik akan meyebabakan perkembangan anak terhambat, belajarnya terganggu dan bahkan dapat menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
3)
Suasana Rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana siswa berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan fakor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh
16
atau ramai tidak akan memberikan ketenangan kepada siswa untuk belajar di rumah. 4)
Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi erat hubungannya dengan belajar siswa. Siswa yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya. Fasilitas belajar yang dapat terpenuhi dengan komplit hanya akan di dapatkan oleh siswa yang berasal dari keluarga berada. Akan tetapi masih ada juga keluarga yang berpengahasilan rendah tetap memenuhi fasilitas belajar anaknya.
5)
Pengertian Orang Tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Apabila siswa sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang siswa mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya membantu sedapat mungkin kesulitan yang di alami anak di sekolah.
6)
Latar Belakang Kebudayaan Tingkat
pendidikan
atau
kebiasaan
di
dalam
keluarga
mempengaruhi sikap siswa dalam belajar.6 Peneliti dapat menyimpulkan cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan
sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam pembelajaran di sekolah. Semua itu di mulai 6
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm.,60-64
17
dari cara orang tua mendidik, dari cara orang tua mendidik akan mempengaruhi dari lima faktor lainnya di atas, karena ke enam faktor tersebut saling berkaitan. Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam belajar. Oleh karena itu orang tua khususnya serta anggota keluarga dapat mengusahakan untuk memberikan pengaruh yang positif serta senantiasa memberikan dukungandukungan kepada siswa untuk lebih menunjang keberhasilan guru dalam mengajar serta siswa mendapatkan hasil belajar yang baik. Hasil belajar siswa yang baik akan menunjang segala hal yaitu dapat meningkatkan mutu sekolah ataupun mutu pengetahuan siswa sendiri. 2. Hasil Belajar a. Pengetian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Kegiatan belajar yang terprogram dan terkrontrol, anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuantujuan instruksional.7 Menurut Gagne dalam buku Dimyati dan Mudjiono belajar adalah kegiatan yang kompleks, seperangkat proses
7
Mulyono abdurrahaman, Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2003), hlm.,37-38
18
kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapitalisasi baru.8 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar juga dapat diartikan terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek sebagai berikut; 1) pengetahuan, 2) pengertian, 3) kebiasaan, 4) keterampilan, 5) apresiasi, 6) emosional, 7) hubungan sosial, 8) budi pekerti dan 9) sikap.9 Horward Kingsley dalam buku Nana Sudjana membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan menurut Gagne dalam buku Nana Sudjana membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual. (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.10 Kesimpulannya bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemampuan-kemampuan siswa yang didapat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara sadar yaitu kegiatan belajar mengajar. Sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi
8
Dimyati dan mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka cipta, 2009), hlm.,
10-11 9
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm.,30 Nana Sudjana, Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001) hlm., 22 10
19
hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi menjadi tiga ranah yaitu : 1) Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengatahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut dengan kognitif tingkat rendah, sedangkan yang empat disebut dengan kognitif tingkat tinggi. 2) Ranah efektif berkenan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah psikomotoris berkenan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Enam aspek ranah psikomotoris yakni, gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.11 Ketiga ranah tersebut menjadi objek sasaran penilaian. Hal ini adalah karena isi rumusan tujuan instruksional menggambarkan hasil belajar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyeleseikan pengalaman belajar.12 Penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa tidak hanya dinilai dari segi kognitif siswa saja, karena ketiga ranah tersebut di atas saling berketerkaitan satu sama lain. Hasil belajar ekonomi dalam penelitian ini diambil dari skor semester ganjil ekonomi yang diperoleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan yaitu melalui evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan akhir proses pembelajaran yang telah diikuti oleh siswa pada rentang waktu yang telah ditentukan. Menurut Edwind Wandt and Gerald W. Brown dalam buku Anas Sudjiono evaluasi 11 12
Ibid, hlm., 22. Op.,Cit., hlm., 34
20
adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.13 Penulis
dapat
menyimpulkan
Penilaian
dalam
proses
pembelajaran itu sangat penting dilakukan, sebab dengan adanya penilaian dalam proses pembelajaran siswa akan dapat mengatahui kemampuan dirinya yang dia miliki, siswa akan mengatahui tinggi rendahnya nilai yang didapatkannya, bagi siswa yang mendapatkan nilai rendah maka siswa tersebut akan berusaha meningkatkan cara belajarnya, sedangkan bagi siswa yang mendapatkan nilai yang tinggi atau berhasil dalam pembelajaran maka siswa tersebut tentu akan semangat dalam belajar. b. Indikator Hasil Belajar Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria yang tertentu.14 Menurut Saipul Bahri Djamarah memberikan tolok ukur dalam penentuan tingkat keberhasilan pembelajaran yaitu: Istimewa atau maksimal yaitu apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 1) Baik sekali atau optimal yaitu apabila sebagian besar (76% sd 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 2) Baik atau minimal yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya (60% sd 75%) saja yang dikuasai oleh siswa.
13
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta,Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.,1 14 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm.,197
21
3) Kurang yaitu apabila bahan pelajaranyang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.15 Jadi baik atau buruknya nilai siswa di sekolah tidak hanya dipengaruhi cara guru memberikan pelajaran di sekolah, akan tetapi disisi lain lingkungan keluarga siswa juga mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah. Hal ini diperkuat oleh teori yaitu: “Situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, kakak, serta famili) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga. pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan orang tua, perkataan dan bimbingan orang tua, mempengaruhi pencapaian hasil belar anak”. c. Pengertian Belajar Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami.16 Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Jadi di sisi lain belajar dapat diartikan suatu proses perubahan
tingkah
laku
individu
melalui
interaksi
dengan
lingkungan.17 Piaget dalam buku Dimyati dan Mudjiono Piaget berpendapat bahwa belajar adalah individu melakukan interaksi secara terusmenerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami
15 Saiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar,( Jakarta: Rineka Cipta , 2010), hlm.,107 16 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm.,27 17 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm.,37
22
perubahan dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi efek intelek semakin berkembang.18 Peneliti dapat mengatakan belajar adalah merupakan suatu proses yang di alami oleh setiap individu secara langsung yaitu dengan cara berinteraksi dilingkungganya. Di dalam interaksi ini maka akan terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar yang akan di alami oleh siswa dalam mendapatkan pengetahuan. d. Tujuan Belajar Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa.19 Secara umum tujuan belajar terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak bisa dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. 2) Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani dan rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati. Keterampilan rohani adalah keterampilan yang berhubungan dengan berpikir kreativitas untuk menyeleseikan dan merumuskan suatu masalah. 3) Pembentukan sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati hati dalam 18
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009),
19
Op.,Cit., hlm., 73
hlm.,13
23
pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.20
B. Penelitian Relevan Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu dilakukan oleh saudari Pindra Elma (2006) dengan judul” Pengaruh penggunaan lembaran kerja siswa(LKS) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran al-quran hadis di Madarasah Sanawaiyah Negeri Model kuok Kecamatan Bangkinang Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan LKS terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran al-quran hadis di Madrasah Sanawiyah Negeri Model
Kuok Kecamatan
Bangkinang Barat. Hal ini berdasarkan analisis statistikdari perhitungan korelasi serial yang mana diketahui rxy= 0,025 lebih kecil dari r tabel pada taraf segnifikasi 5% dan 1%. Dengan demikian
diperoleh
jumlah
perbandingan sebagai berikut : 0,343>0,022<0,449 5%
1%
Mizan Ibnu Khazar (2009)
dengan judul “ Pengaruh lingkungan
keluarga terhadap Motivasi belajar siswa kelas X program keahlian tekhnik eletronika SMKN 2 Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siwa. Hal ini berdasarkan analisis statistik dari perhitungan korelasi prouct moment yang 20
hlm.,26-28
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
24
mana diketahu rxy= 0,369, kooefisien determinasi (r2) 0,136. Maka Rhitung hitung lebih besar dari Rtabel (0,369>0,19)
C. Konsep Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian ini diperlukan adanya konsep operasional. Konsep operasional merupakan penjabaran dari teoritis sebagaimana telah diuraikan pada halaman sebelumnya. 1.
Lingkungan Keluarga a. Cara Orang Tua Mendidik 1) Orang tua membelikan buku paket untuk pembelajaran 2) Orang tua menyuruh untuk membuat pekerjan rumah 3) Orang tua menyuruh untuk beristirahat ketika pulang sekolah 4) Orang tua menyuruh melaksanakan sholat 5) Orang tua tidak memberikan uang saku apabila melakukan kesalahan b. Relasi Antaranggota Keluarga 1) Orang tua memberikan nasehat dengan kasih sayang 2) Orang tua memberikan kesempatan anak untuk bertanya 3) Orang tua memberikan kebebasan dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler 4) Saudara (abang dan kakak) ikut membantu apabila ada kesulitan mengerjakan pekerjaan rumah
25
c. Suasana Rumah 1) Rumah digunakan untuk keperluan-keperluan keluarga 2) Perselisihan antara ayah dan ibu 3) Rumah pada waktu belajar tidak ada suara tv atau radio menggangu 4) Suasana rumah bersih d. Keadaan Ekonomi Keluarga 1) Orang tua membelikan tas baru dan sepatu baru 2) Orang tua membawa anak sakit kedokter 3) Orang tua membayar SPP tepat waktu 4) Orang tua menyediakan peralatan belajar di rumah ( meja belajar, kursi dan lampu penerangan) e. Pengertian Orang tua 1) Orang tua memberikan waktu untuk belajar 2) Orang tua tidak menyuruh mengerjakan kerjaan dalam rumah saat belajar 3) Orang tua menghubungi guru untuk mengetahui perkembangan di sekolah 4) Orang tua memberikan nasehat agar anak giat belajar f. Latar Belakang Budaya 1) Orang tua memberikan dan mendukung pendidikan kejenjang yang lebih tinggi 2) Orang tua memberikan nasehat bahwa pendidikan sangat penting
26
3) Orang tua mengajarkan untuk bersikap ramah 4) Orang tua mengajarkan untuk sopan santun dan mengahormati guru 2.
Hasil Belajar Hasil belajar ekonomi sebagai variabel terikat(dependen) hasil belajar ekonomi adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Untuk mengetahui hasil mata pelajaran ekonomi dapat dilihat dari hasil ujian semester ganjil ekonomi yang dilaksanakan oleh guru ekonomi di SMA Al-Huda Pekanbaru.
D. Asumsi Dasar dan Hipotesis 1.
Asumsi Dasar Lingkungan keluarga dapat mempengaruhi hasil belajar ekonomi siswa kelas pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Al-Huda Pekanbaru.
2.
Hipotesis Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluaraga terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Al-Huda Pekanbaru. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Al-Huda Pekanbaru.