BAB II KAJIAN TEORETIS
2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang pembelajaran menulis teks berita pada siswa sudah pernah dilaksanakan.Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut ini. 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Karim (2008) yang berjudul “Penerapan Metode Ekspositoris untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita pada peserta didik kelas VIIIa MTs. Negeri Batudaa. Permasalahan dalam penelitian tersebut adalah “apakah metode ekspositoris dapat meningkatkan kemampuan menulis teks berita pada peserta didik kelas VIIIa MTs. Negeri Batudaa?” Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I peserta didik belum dapat menyelesaikan pembelajaran dengan baik, terbukti bahwa hanya 5 orang atau 21% dari 24 orang peserta didik yang mendapat nilai di atas ketuntasan. Adapun penyebab kurangnya kemampuan menulis teks berita secara singkat melalui metode ekspositoris karena kurangnya interaksi antarpeserta didik dengan guru. Selain itu, ada beberapa aspek yang belum dilaksanakan secara optimal oleh peneliti sehingga setelah diadakan refleksi dan perbaikan maka pada siklus II hasil belajar peserta didik meningkat menjadi 20 orang atau 83% dari 24 orang yang sudah mampu melewati nilai ketuntasan minimal.
2.
Penelitian oleh Syahrin Ja‟far Nurkamiden dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Secara Singkat Melalui Metode Latihan Pada Pesrta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara”. Permasalahan dalam penelitian tersebut adalah “apakah metode latihan dapat meningkatkan kemampuan
menulis teks berita secara singkat pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara?”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan dalam materi menulis berita secara singkat pada siklus I belum optimal karena masih terdapat beberapa kekurangan yang dibuat pada proses pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran siklus I peserta didik yang mendapat nilai ketuntasan baru mencapai 41,7%. Pada siklus II hasil belajar peserta didik sudah meningkat menjadi 87,5% sudah diatas standar ketuntasan minimal. Metode latihan yang diterapkan pada penyajian materi menulis teks berita secara singkat dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil ini dibuktikan oleh peningkatan hasil yang dikenai tindakan sebanyak 24 orang dan 21 orang atau 87,5% sudah dinyatakan tuntas belajar. Kedua hasil penelitian tersebut diatas, ternyata berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaannya terletak pada : (a) judul penelitian, (b) objek penelitian, (c) rumusan masalah.
2.2 Hakikat Menulis Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa.Kemampuan menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif (Iskandarwassid dan Sunendar, 2009: 248).Hal ini mengisyaratkan bahwa keterampilan menulis adalah usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam diri sendiri dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyampaian utamanya.Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang bersifat produktif karena kegiatan tersebut menghasilkan suatu karya atau gagasan dalam
bentuk tulisan yang baik.Misalnya tulisan berita yang disusun oleh penyusun berita untuk disampaikan kepada publik.Berita tersebut dimuat dalam media masa, maka kegiatan menulisnya dapat dikatakan produktif. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis antara lain dengan menulis kita dapat menggali kemampuan dan potensi dalam menyusun kata perkata sehingga menjadi paragraf dan menjadi satu bentuk tulisan yang utuh.Selain itu, melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan.Kegiatan menulis dapat memotivasi untuk banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Hal ini dapat membantu untuk memperluas wawasan baik secara teoretis maupun tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan apa yang akan ditulis. Dengan demikian, menulis dapat berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat dengan cara menjelaskan permasalahan yang semula masih terasa samar belum ada kejelasan. Melalui tulisan kita dapat meninjau serta menilai gagasan sendiri secara lebih objektif. Dengan menuliskan permasalahan yang akan dipecahkan di atas kertas akan lebih terasa mudah karena dengan menganalisisnya secara tersurat dengan konteks yang lebih konkret. Dengan menulis tentang suatu topik akan mendorong kita belajar secara aktif. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan berpikir serta berbahasa secara tertib. Menurut Hedge (dalam Ghazali, 2010:293) kegiatan menulis harus memenuhi beberapa syarat yaitu pengorganisasian yang ketat pada pengembangan ide dan informasi, tingkat akurasi yang tinggi agar tidak ada keraguan makna, penggunaan sarana tatabahasa yang kompleks agar bisa membuat pembaca terfokus pada penekanan-penekanan yang diberikan penulis, dan pemilihan kosa kata, pola tata bahasa, dan struktur kalimat secara seksama, agar bisa menciptakan gaya yang sesuai dengan tema dan bagi pembacanya nanti.
Menulis dapat dikatakan sebagai suatu cara berkomunikasi. Dengan kegiatan menulis kita dapat melakukan komunikasi secara tidak langsung, hanya dengan tulisan kita tidak perlu lagi bertatap muka dengan orang lain. Tulisan yang ditulis harus bisa menyampaikan isi pesan yang hendak disampaikan kepada pembaca. Tulisan yang baik akan membuat pembaca tertarik untuk membacanya, selain itu, akan memudahkan pembaca untuk mengetahui maksud yang ditulis. Pesan yang diungkapkan dapat dipilih secara cermat dan disusun secara sistematis agar bila diungkapkan secara tertulis, maka tulisan tersebut mudah dipahami dengan tepat ( Iskandar Wassid dan Sunendar 2009: 249). Menurut Tarigan (1994:21) menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang.Gambar atau lukisan dapat mewakili makna-makna, tapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Tulisan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran, karena tidak jarang kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan yang dapat dituangkan dalam bentuk tulisan.
2.3 Pengertian Berita Jika ditinjau secara etimologis, kata “berita” dalam bahasa Indonesia sepadan dengan kata news dalam bahasa Inggris. Menurut Suryati (2011:67) kata “berita” berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Vrit yang artinya „ada‟ atau „terjadi‟. Sebagian ada yang menyebutkan dengan vritta artinya “kejadian” atau “peristiwa yang telah terjadi”.Vritta dalam bahasa Indonesia berarti “berita atau warta”. Berita merupakan informasi yang layak disajikan kepada publik.Berita yang tergolong layak adalah informasi yang sifatnya aktual, faktual, akurat, objektif, penting, dan tentu saja menarik perhatian publik.Pandangan teoretis tentang berita telah banyak dikemukakan
oleh para pakar komunikasi dan jurnalistik.Beberapa pandangan pakar tersebut seperti dikemukakan berikut ini. Menurut Basuni (2003:13) berita adalah laporan tercatat mengenai informasi berbentuk fakta atau opini yang dianggap penting dan menarik serta telah diteliti secara cermat sehingga berguna bagi banyak orang. Pendapat yang sama seperti dikemukakan oleh Kusumaningrat dan kusumaningrat (2009: 4) bahwa berita adalah informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang. Hal ini berarti informasi yang dimuat dalam bentuk tulisan yang berisikan tentang peristiwa yang baru saja terjadi sesuai fakta yang ada dan dapat menarik perhatian dari orang lain dapat dikatakan berita.Berita identik dengan peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Kejadian-kejadian yang terjadi dalam masyarakat yang nantinya akan menjadi sebuah berita akan juga menjadi konsumsi dari masyarakat itu sendiri. Menurut Suryati (2011:67) berita merupakan informasi yang layak disajikan kepada publik.Berita yang tergolong layak adalah informasi yang sifatnya faktual, aktual, akurat, objektif, penting, dan tentu saja menarik perhatian publik.Jadi, suatu informasi yang layak untuk dikatakan berita harus bersifat nyata yakni peristiwa yang benar-benar terjadi dan baru saja terjadi, dapat mengundang perhatian publik dan berkaitan dengan kepentingan dari publik sebagai penikmat berita. Dari beberapa pendapat mengenai pengertian berita yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah informasi yang disampaikan kepada publik atau masyarakat yang sesuai dengan fakta.Informasi yang disusun dalam bentuk berita harus layak untuk disajikan kepada masyarakat dengan memperhatikan keaktualan berita.
2.4 Jenis-jenis Berita
Berita dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori.Jenis-jenis berita menurut Suryati (2011:70) dibagi atas tiga yakni berita berat, berita ringkas, dan berita mendalam. Ketiga jenis itu akan diuraikan dibawah ini. 1.
Berita berat (hard news) Berita berat (hard news) adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi.Hardward tergolong berita langsung sama halnya dengan straightnews dan spotnews. Aktualitas merupakan unsur penting dari berita langsung.Pada berita jenis ini data masih mudah untuk diperoleh, karena semuanya masih bisa transparan walaupun dalam beberapa kasus juga dialami para reporter untuk menggali data yang sebenarnya.
2.
Berita ringkas (soft news) Softnews sering kali disebut juga berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya.Berita seperti ini lebih menitikberatkan pada hal-hal yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsa.Berita ini langsung menyentuh emosi pembaca misalnya keterharuan, kegembiraan, kasihan, kegeraman, kelucuan, kemarahan, dan lain-lain.Berita ini cocok untuk majalah karena tidak terikat aktualitas.
3.
Berita mendalam Berita mendalam (Indepth news) adalah berita yang memfokuskan pada peristiwa/fakta dan pendapat yang mengandung nilai berita.Berita mendalam menempatkan fakta atau pendapat pada satu mata rantai laporan berita dan merefleksikan masalah dalam konteks yang lebih luas. Dalam penelitian ini jenis berita yang diteliti yakni jenis berita ringan yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan.
2.5 Unsur-unsur Berita Dalam menulis berita hal yang harus diperhatikan adalah unsur-unsur yang harus ada dalam berita yang biasanya dirumuskan dengan 5W+1H (Romli,2001:7; dan Basuni,2003:23). Rumusan umun yang dimaksud dengan 5W+1H, kependekan dari 1.
What = apa yang terjadi Unsur ini memuat hal-hal utama dari sebuah berita dengan menggunakan kata apa sebagai media utama dalam mengungkapkan peristiwa yang terjadi.
2.
Where = di mana peristiwa itu terjadi Unsur ini menjelaskan tentang tempat kejadian peristiwa yang akan ditulis dalam bentuk berita.
3.
When = kapan peristiwa itu terjadi Pada unsur ini menggambarkan komponen waktu kejadian dari peristiwa yang diberitakan.
4.
Who = siapa yang terlibat dalam kejadian itu Dalam unsur ini menginformasikan tentang orang-orang yang terlibat dalam peristiwa yang terjadi.
5.
Why = kenapa peristiwa itu terjadi Unsur ini menerangkan tentang penyebab dari peristiwa yang terjadi.
6.
How = bagaimana peristiwa itu terjadi Dalam unsur ini adalah wadah untuk menggambarkan alur cerita suatu peristiwa.
2.6 Syarat-syarat Berita Romli (2001: 3-4) menyatakan terdapat empat syarat dalam penulisan berita yakni;
1.
Cepat yakni aktual atau ketepatan waktu. Dalam unsur ini terkandung makna harfiah berita yakni sesuatu yang baru.
2.
Nyata yakni informasi tentang sebuah fakta, bukan fiksi atau karangan. Fakta dalam dunia jurnalistik terdiri dari kejadian nyata, pendapat, dan pernyataan sumber berita.
3.
Penting yakni menyangkut kepentingan orang banyak. Misalnya peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara luas, atau dinilai perlu diketahui dan diinformasikan kepada orang banyak seperti kebijakan baru pemerintah, kenaikan harga, dan sebagainya.
4.
Menarik yakni mengundang orang untuk membaca berita yang ditulis. Berita yang biasanya menarik perhatian pembaca, disamping yang aktual dan faktual serta menyangkut kepentingan orang banyak, juga berita yang bersifat menghibur, mengandung keganjilan atau keanehan, atau berita yang menyentuh emosi pembaca. Selain empat syarat tadi Basuni (2003:13-14) menambahkan dua syarat selain syarat yang telah diuraikan sebelumnya yakni:
1.
Lengkap yakni kelengkapan bahan dari apa yang diberitakannya perlu dalam menyusun suatu berita, agar beritanya lengkap dan pembacanya pun bisa mengetahui secara lengkap.
2.
Tersusun baik yakni berita itu hendaknya tersusun dengan baik, sehingga menarik perhatian pembaca dan memudahkan mereka untuk memahaminya secara benar. Kalimatnya tidak bertele-tele.
2.7 Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan dalam Menulis Teks Berita Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam penulisan berita, sebagaimana yang tertera dalam kode etik jurnalistik antara lain:
1.
Berita diperoleh dengan cara yang jujur.
2.
Meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum menyiarkan.
3.
Dapat membedakan antara kejadian dan pendapat.
4.
Menghargai dan melindungi kedudukan sumber berita yang tidak mau disebut namanya
5.
Tidak memberitakan keterangan yang diberikan secara of the record.
6.
Dengan jujur menyebut sumbernya dalam mengutip berita atau tulisan dari suatu surat kabar atau penerbitan untuk kesetiakawanan profesi ( Romli, 2001: 7).
2.8 Komponen-komponen yang Harus Diperhatikan dalam Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita Dalam proses pembelajaran pada aspek menulis teks berita terdapat beberapa komponen penting yang perlu diperhatikan antara lain: a. Guru Guru merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Mendidik, mengajar, dan melatih siswa adalah tugas guru sebagai suatu profesi.Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada siswa.Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada siswa. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan untuk masa depan siswa. Keberadaan guru di kelas sebagai pemandu jalannya kegiatan pembelajaran.Oleh karena itu, dituntut kemampuan guru dalam mengajar dan mempersiapkan perangkat pembelajaran.Menurut Darmadi (2009: 45) kemampuan mengajar guru tidak terlepas dari kemampuan akademis dan kemampuan nonakademis. Kemampuan akademik diantaranya guru harus menguasai materi yang akan diajarkan dalam pembelajaran dan harus menyesuaikannnya dengan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum, dan kemampuan guru menyusun program pengajaran atau membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam kemampuan nonakademis diantaranya guru harus memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi dan juga guru dapat berkomunikasi dengan baik di dalam kelas.Selain kemampuan tersebut guru juga harus menguasai keterampilan dasar mengajar, salah satunya kemampuan mengelola kelas. Kemampuan mengelola kelas dalam proses belajar mengajar sangat penting bagi seorang guru. Menurut Djamarah (2000: 173) pengelolaan kelas adalah suatu upaya memberdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi agar mencapai tujuan pembelajaran. Guru sebagai pengelola kelas, hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas sebagai tempat berkumpul siswa dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya pembelajaran. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pembelajaran. Dalam mengelola kelas guru menciptakan suasana kelas yng menyenangkan sehingga siswa betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.Hal ini sesuai dengan tujuan
pengelolaan kelas yakni agar setiap siswa dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien (Arikunto, 1988: 68). b. Siswa Siswa sebagai anggota masyarakat yang ada di sekolah dan termasuk juga dalam komponen penting dalam suatu pembelajaran.Menurut Djamarah (2000: 51) siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Siswa memiliki hak dan kewajiban yang sama saat berada di dalam kelas. Walaupun demikian setiap siswa memiliki karakter yang berbeda.Perbedaan tersebut terlihat dari sikap siswa di saat belajar dan tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan guru. Perbedaan inteligensi merupakan salah satu aspek yang selalu dibicarakan dalam dunia pendidikan.hal ini dikarenakan inteligensi merupakan unsur yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Begitu juga dengan sikap siswa yang berkaitan dengan aspek psikologis.Dalam pengelolaan pengajaran, faktor psikologis menjadi persoalan terutama menyangkut masalah minat dan perhatian siswa terhadap materi yang sedang diajarkan.Sikap siswa dalam kelas sulit untuk ditebak karena sering berubah-ubah. Masalah ini dapat dikatakan kompleks karena menyangkut apa yang ada di dalam jiwa siswa. Untuk memahami hal tersebut, guru dapat melakukan pendekatan kepada siswa dengan cara memberikan bimbingan dan motivasi agar siswa lebih giat belajar baik di sekolah maupun di rumah. c. Metode Menurut
Darmadi (2009: 42) menjelaskan tentang pengertian metode
pembelajaran yakni segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam
rangka kemestian-kemestian matapelajaran yang diajarkan , ciri-ciri perkembangan siswa, dan untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku siswa. Sesuai dengan pendapat tersebut maka pemilihan metode dalam proses pembelajaran sangat membantu guru dalam hal memberikan materi pelajaran dan siswa dalam menerima materi dari guru. Dengan metode yang tepat maka akan terjadi proses stimulus dan respon yang baik di antara guru dan siswa sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran. Dalam memilih metode mengajar tidak bisa sembarangan, guru harus memperhatikan materi yang akan diajarkan dan tujuan pembelajaran. Metode yang digunakan tidak boleh bertentangan dengan tujuan yang telah dirumuskan sesuai dengan materi dan kompetensi dasar yang diajarkan.Setiap metode mempunyai kelemahan dan kekurangan masing-masing. Metode yang tepat untuk pengajaran antara lain bergantung pada kecermatan guru dalam memvariasikannya. Penggabungan metode tidak luput dari pertimbangan berdasarkan kelebihan dan kekurangan setiap metode.Pemilihan yang terbaik adalah memahami titik kelemahan suatu metode kemudian dicarikan metode yang dapat menutupi kelemahan dari metode tersebut. d. Media Penggunaan
metode
erat
kaitannya
dengan
penggunaan
media
dalam
pembelajaran.Dengan adanya media dapat membantu penerapan metode pembelajaran yang dipilih guru. Sadiman, dkk (2008:7) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat, siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi. Sementara Musfiqon (2012:28)
menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal. Ada beberapa manfaat penggunaan media dalam pembelajaran menurut Subana (2009: 288) yakni dilihat dari unsur waktu dengan menggunakan media banyak ide yang bisa disebarkan dengan cepat begitu pula halnya dengan penjelasan materi yang tidak memakan waktu banyak karena sebagian besar materi sudah terlihat dengan jelas disaat menggunakan media sebagai alat bantu pembelajaran.