BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita–citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat. Menurut Slameto (2010:57) minat adalah “Kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan”. Minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkannya, dalam
hubungannya dengan kegiatan belajar.
“ Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Slameto (2010:2), sedangkan menurut Morgan (dalam Sobur 2010 : 219) merumuskan “Belajar sebagai suatu perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil pengalaman yang lalu. Minat belajar anak didik ditingkatkan agar dapat mengarahkan perhatian terhadap pelajaran. Hal ini menjadi salah satu tugas guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Gulo ( 2002 : 74 ) “ Belajar adalah aktivitas manusia dimana semua potensi dikerahkan”. Kegiatan ini tidak terbatas hanya
10
pada kegiatan mental intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan yang bersifat emosional, bahkan melibatkan kemampuan fisik. Cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada pelajaran IPS dengan menggunakan minat- minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa menaruh pada alam, guru dapat menarik perhatian atau minat siswa dengan menceritakan isi alam denga menggunakan media gambar alam. Adapun cara untuk dapat meningkatakan minat belajar anak yaitu : 1.
Membangkitkan suatu kebutuhan penghargaan atau pujian
2.
Hubungan dengan masa lampau
3.
Memberikan kesempatan untuk mendapatkan yang terbaik
4. Menggunakan berbagai bentuk belajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca dan sebagainya. 2.1.2 Bentuk – Bentuk Minat Minat merupakan salah satu faktor penentu terhadap keberhasilan mencapai sesuatu yang direncanakan. Tinggi rendahnya minat dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan mencapai suatu tujuan. Menurut Gie ( 2004 : 58 ) minat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu : a.
Minat primitif adalah minat yang meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme yang bersifat biologis seperti kebutuhan makan, minum, bebas bergaul dan sebagainya.
11
b.
Minat kultural dapat disebut juga minat sosial yang berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi minat kultural lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif. Selanjutnya Gie (dalam Hurlock 2002 : 117 ) membagi minat menjadi 3 aspek yaitu :
a.
Aspek Kognitif. Minat ini berdasrkan konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang terkait, misalnya aspek kognitif dari minat anak terhadap mata pelajaran. Seorang siswa akan menganggap kelas adalah tempat yang menyenangkan untuk belajar, jika mereka dapat menemukan suasana yang tidak membosankan. Untuk mengetahui minat seorang siswa terhadap sesuatu yang disukai maka seorang siswa harus selalu mencari tahu sesuatu yang terkait dengan minatnya yaitu kebutuhan akan informasi dan rasa ingin tahu.
b.
Aspek Afektif. Minat ini berkembang dari pengalaman pribadi yang berasal dari lingkungan keluarga maupun sekolah. Lingkungan belajar akan lebih berpengaruh kepada suasana belajar di kelas maupun di luar. Pengalaman yang didapat dari orang tua, guru, teman sebaya terhadap kegiatan dengan minat tersebut. Menurut crow dan crow ( dalam Sobur 2003 : 220 ) “ belajar adalah memperoleh kebiasaan – kebiasaan, pengetahuan, sikap. Belajar dalam pandangannya yaitu menunjuk adanya perubahan yang progresif dari tingkah laku. Belajar dapat memuaskan minat individu untuk mencapai tujuan.
12
c.
Aspek Psikomotor. Berjalan lancar tanpa pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat. Menurut Surya ( 2007 : 122 ) Minat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu :
1.
Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa ada pengaruh dari luar Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru
2.
Minat nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara paksa atau dihapuskan. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi dua arah yaitu :
1.
Minat intriksi adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri yang merupakan minat asli dan mendasar
2.
Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan.
2.1.3 Peranan Minat Belajar Minat merupakan salah satu
factor yang mempengaruhi usaha yang
dilakukan seseorang. Minat memegang peranan penting dalam kehidupan dan mempunyai dampak yang besar terhadap prilaku dan sikap, dan merupakan sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Peranan minat dalam proses pembelajaran peserta didik adalah untuk pemusatan pemikiran dan juga untuk
13
menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar. Untuk mengetahui peran minat yang penting bagi kehidupan peserta didik perlu diketahui ciri-ciri minat anak. Menurut Hurlock ( 1985 : 115 ) ciri-ciri minat anak ada adalah : a) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental, b) Minat tergantung pada kesiapan belajar, c) Minat tergantung pada kesempatan belajar, d) Perkembangan minat mungkin terbatas pada ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalam sosial yang terbatas dapat membatasi minat anak. Sedangkan menurut Sadirman (2006 : 95) peranan minat belajar antara lain : 1)
Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar
2)
Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar
3)
Memperkuat ingatan anak tentang pelajaran yang telah diberikan guru
4)
Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif
5)
Memperkecil kebosonan anak terhadap pelajaran.
2.1.4 Fungsi Minat Belajar Menurut Abdul wahid (dalam Hurlock 2002 : 121) minat belajar memiliki fungsi bagi kehidupan anatara lain : a.
Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita – cita. Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita – citanya adalah menjadi olah ragawan yang berprestasi.
b.
Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan 14
intensitas. Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak c.
Prestasi
selalu
dipengaruhi
oleh
jenis
dan
intensitas.
Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. d.
Minat yang terbentuk sejak kecil masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat minat membawa kepuasan. Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil. Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa.
2.1.5 Manfaat Minat Belajar Menurut Rukmini (1998 : 156) bahwa “minat belajar adalah rasa suka atau ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran sehingga mendorong peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan pengalaman, hal tersebut dapat ditunjukkan melalui partisipasi dan keaktifan dalam mencari pengetahuan dan pengalaman tersebut”. Minat memiliki manfaat sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi. Dengan memiliki minat belajar, peserta didik lebih memperkuat ingatan tentang pelajaran yang diberikan oleh pendidik. Dengan ingatan yang kuat peserta didik berhasil memahami materi pelajaran yang diberikan. Selain itu manfaat minat belajar yaitu menciptakan dan menimbulkan kosentrasi dalam belajar. Peserta didik akan memiliki kosentrasi yang baik apabila dalam dirinya terdapat minat untuk mempelajari hal yang ingin mereka ketahui.
15
Minat mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Atas dasar tersebut minat dianggap sebagai respon yang sadar dari diri individu. Yang dimaksud kognisi adalah minat tersebut didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju, kemudian menimbulkan emosi atau perasaan tertentu, dan akan menuju pada konasi atau kehendak untuk mencapaianya, seperti adanya keiniginanan dan kemauan dari diri individu tersebut. 2.1.6 Faktor - Faktor Mempengaruhi Minat Belajar Menurut
Slameto
(2010:54)
faktor-faktor
mempengaruhi
belajar
digolongkan menjadi tiga golongan yaitu faktor intern, faktor ekstern, dan factor masyarakat A.
Faktor Intern (dalam diri individu)
1.
Faktor Jasmaniah terdiri dari
a) Faktor kesehatan. Proses belajar
seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu, agar seseoarang dapat belajar dengan baik haruslah memiliki kesehatan. Sehat berati dalam keadaan baik segenap badan, b) cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat itu dapat berupa buta, tuli, patah kaki atau tangan dan lain – lain. 2.
Faktor Psikologis. Dalam belajar seseorang bukan saja memiliki fisik yang sehat akan tetapi perkembanagn mental juga dibutuhkan, diantaranya mencakup intelegensi, bakat, minat, motif, kematangan dan kesiapan
16
.
3.
Faktor Kelelahan. Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua yaitu lelahan jasmani yang menyangkut lemahnya tubuh, kurang tidur, peredaran darah tidak berjalan lancer karena kurangnya olah raga yang tiadak
teratur.
Kelelahan
rohani
belajar
sambil
bekerja
yang
mengakibatkan kebosanan. B.
Faktor Ekstern (dari luar diri individu )
1.
Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama dan bersifat menentukan. Faktor ini berupa : Cara orang tua mendidik, Relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan
2.
Faktor Sekolah. Sekolah merupakan lembaga yang mengupayakan memberikan pendidkan melalui pengajaran, faktor sekolah
yang
mempengaruhi belajar seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, dan waktu pelajaran, keadaan gedung, metode belajar. 3.
Faktor Masyarakat. Masyarakat juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya dalam masyarakat. a) Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat seperti kegiatan social, keagamaan dan lain-lain dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadi, b) Mass Media. Yang termasuk mass media massa adalah surat kabar, televise, radio, majalah dan lain-lain member pengaruh yang baik terhadap siswa dan terhadap belajarnya, c) teman Bergaul. Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Agar siswa
17
dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan agar memiliki teman bergaul yang baik, d) bentuk kehidupan Masyarakat. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang terpelajar akan berpengaruh terhadap belajar siswa, sebaliknya juga
dengan pengaruh dari masyarakat terdiri dari
orang-orang tidak terpelajar, siswa akan terganngu belajar bahkan kehilangan semangat belajar. `
Sedangkan menurut Sobur
( 2003 : 244 ) terdapat dua faktor yang
mempengaruhi belajar anak yaitu faktor endogen dan faktor eksogen 1.
Faktor endogen ( dari dalam diri individu )
a.
Faktor fisik yaitu berhubungan dengan kesehatan seseorang seperti : cacat tubuh, kurang gizi
b.
Faktor Psikis. Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan pembeljaran, seperti : intelensi atau kemampuan seseorang, perhatian atau minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kepribadian.
2.
Faktor eksogen ( dari luar diri individu )
a)
Faktor keluarga. Keluarga menurut pandanagan sosiologis adalah lembaga sosial terkecil dari masyarakat dan salah satu penentu belajar seperti : kondisi ekonomi keluarga, hubungan emosional orang tua dan anak, serta cara oarang tua mendidik.
b)
Faktor sekolah tentang lingkungan sosial sekolah seperti : para guru, pegawai administrasi dan laian-lain dapat mempengaruhi semangat belajar seseorang seperti : sikap dan kepribadian guru, cara guru mengajarkan pengetahuan, dan disiplin. 18
Menurut Dimyati ( 2009 : 236 ) factor yang mempengaruhi minat pada proses belajar yaitu : 1.
Faktor Intern Belajar Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siswa yang bertindak dan menentukan terjadi atau tidaknya belajar dan siswa pula yang akan menghadapi masalah-masalah
a)
Sikap terhadap Belajar Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu. Adanya penilaian tentang sesuatu mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak atau mengabaikan.
b)
Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat diciptakan suasana belajar yang menggembirakan.
c)
Konsentrasi Belajar Kosentrasi belajar merupakan kemampuanmemusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Mengolah Bahan Belajar Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara perolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.
d. Menyimpan Perolehan Hasil Belajar
19
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan f. Menggali Hasil Belajar Yang Tersimpan Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses pesan yang terterima. Baik dalam hal pesan baru maupun pesan lama. g. Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas belajar dan mentrasfer hasil belajar. h. Rasa Percaya Diri Siswa Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Intelegensi Dan Keberhasilan Belajar Intelegensi merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kebiasaan Belajar Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa belajar pada
20
akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesemapatn belajar dan lain-lain. 2.
Faktor ekstern Belajar Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsic siswa. Disamping itu proses belajar juga
dapat terjadi atau menjadi bertambah kuat, bila
didorong oleh lingkungan siswa. Ditinjau dari segi siswa ditemukan beberapa factor ekstern yang berpengaruh pada aktivitas belajar siswa. Factor ekstern sebagai berikut. 1)
Guru sebagai Pembina Siswa Belajar Guru adalah pengajar yang mendidik. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, Khususnya berkenaan dengan minat belajar siswa.
2)
Prasarana dan Sarana Pembelajaran Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, dan berbagai media pembelajaran. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik.
3)
Kebijakan Penilaian Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengelola pelajaran memiliki kebijakan penilaian
4)
Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah
21
Siswa-siswa di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaualan, yang dikenal sebagai lingkungan social. Dalam lingkungan social tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peranan tertentu yang diakui oleh sesama. Jika seorang siswa terterima maka ia akan dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar 5)
Kurikulum Sekolah Program pembelajaran berdasarkan pada kurikulum berisi tujuan pendidikan. perubahan kurikulum bagi siswa, perlu mempelajari cara-cara belajar, buku pelajaran, dan sumber belajar yang baru. Berdasarkan
beberapa
uraian
pendapat
tentang
factor-faktor
mempengaruhi minar belajar siswa, peneliti menarik kesimpulan pada pendapat Slameto ( 2010 : 54 ) bahwa factor yang mempengaruhi minat belajar siswa yaitu factor intern ( dalam diri individu ) berupa 1) factor jasmaniah yang menyangkut kesehatan siswa, ataupun pengaruh dari cacat tubuh, 2) factor fisiologis menyangkut dengan intelegensi, perhatian dari suatu pembelajaran, minat atau keinginan untuk tetap memperhatikan kegiatan belajar, bakat yang dimiliki yang bisa menunjang proses belajar, motif sebagai pendorong yang harus diperhatikan agar siswa dapat belajar dengan baik, kematangan disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan, kesiapan dalam mengikuti pelajaran yang harus pula disesuaikan dengan kebutuhan siswa, 3) faktor kelelahan berupa lemahnya tubuh, kurang lancarnya peredaran darah yang membuat malas bergerak, waktu istrahat tidak teratur sehingga menimbulkan kebosanan. Faktor Ekstern ( dari luar diri individu ), 1) Faktor keluarga yang erat kaitannya denagn pola asuh orang tua
22
dalam hal mendidik anak, hubungan yang diciptakan dalam keluarga tersebut, memberikan suasana rumah yang aman dan menyenangkan, ekonomi keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan anak dan merupakan bentuk perhatian, 2) factor Sekolah yang menyangkut metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, kurikulum yang disesuaikan dengan petumuhan dan perkembangan siswa, hubungan yang terjadi antara guru dan siswa pada proses pembelajaran maupun diluar pembelajaran, hubungan teman yang bisa menerima kedudukan dan tanggung jawab sebagai siswa, disiplin sekolah yang harus dipatuhi oleh baik siswa maupun guru yang punya peraturan, media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar, waktu yang disesuaikan dalam penggunaanya pada prose pembelajaran agar dapat efekti dan efisien, keadaan gedung disesuaikan dengan jumlah karakteristik siswa, 3) factor masyarakat yang meyangkut kegiatan dalam masyarakat yang dilakukan diluar sekolah, hubungan interaksi dengan masyarakat, penggunaan media membantu untuk mendapatkan bahan siswa dalam hal tugas rumah, teman bergaul setempat untuk bisa berbagi, bermain bersama dan bargaul dalam hal positif.
23