BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Penelitian tentang pengajaran puisi sudah banyak dilakukan. Adapun penelitian tentang hal tersebut adalah sebagai berikut. 1) Penelitian yang dilakukan oleh Johana Wartabone tahun 2008 dengan judul penelitiannya
"Meningkatkan
Kemampuan
Menulis
Puisi
Berdasarkan
Pengalaman Pribadi melalui Strategi Critical Incident pada Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Suwawa”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah bagaimana meningkatkan kemampuan menulis puisi berdasarkan pengalaman pribadi melalui strategi critical incident pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Suwawa. Hasil analisis kemampuan menulis puisi berdasarkan pengalaman pribadi melalui strategi critical incident adalah 4 orang siswa atau (15,38%) memperoleh nilai terendah dalam kriteria cukup dan 22 orang siswa atau (84,62%) memperoleh nilai tertinggi dalam kriteria baik dan sangat baik. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII A SMP N 1 Suwawa sudah mampu menulis puisi berdasarkan pengalaman pribadi. Kriteria kemampuan menulis puisi berdasarkan pengalaman pribadi yang baik dapat dilihat pada aspek-aspek sebagai berikut: (a) tema, (b) judul, (c) diksi dan (d) imaji. Aspek-aspek ini merupakan indikator penilaian hasil kegiatan menulis puisi.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Maimun tahun 2008 dengan judul penelitiannya “Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam melalui Metode Karya Wisata Kelas VII SMP N 8 Gorontalo”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah kurangnya kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VII 2 SMP N 8 Gorontalo. Hasil analisis kemampuan menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam melalui metode karya wisata adalah 6 orang siswa atau (20%) memperoleh nilai tertinggi dalam kriteria sangat baik atau tuntas, 21 siswa atau (70%) memperoleh nilai tertinggi dalam kriteria baik atau tuntas, sedangkan 3 siswa atau (10%) memperoleh nilai terendah dalam kriteria tidak baik atau tidak tuntas. Hal itu menunjukkan bahwa nilai tertinggi (90%) telah mencapai indikator yang telah ditetapkan. 3) Penelitian yang dilakukan oleh Isneni Yuni Nur (2012) dengan judul penelitiannya “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Media Permainan Kata pada Siswa Kelas VIIIc SMP Negeri 2 Kesesi Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah kurangnya kemampuan siswa kelas VIIIc SMP Negeri 2 Kesesi dalam menulis puisi. Hasil analisis kemampuan menulis puisi menggunakan media permainan kata adalah skor rata-rata pada pratindakan sebesar 21,1 atau 60,4%. Skor rata-rata meningkat sebesar 3,9 atau 11,1% pada siklus I menjadi 25 atau 71,2%. Skor rata-rata setelah dikenai tindakan pada siklus II meningkat menjadi 27,5 atau 78,5%, terjadi peningkatan sebesar 2,5 atau 7,1%. Berdasarkan hasil tes siswa dari pretes
dengan nilai rata-rata hitung sebesar 60,4 meningkat di siklus I menjadi 71,2 dan pada siklus II nilai rata-rata hitung kembali meningkat menjadi 78,5. Jadi, kemampuan menulis puisi siswa dari pretes sampai akhir siklus II mengalami peningkatan sebesar 18,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan media permainan kata dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Sumber: http://eprints.uny.ac.id/8504/4/BAB%205-07201244048.pdf. Bertolak dari perbedaan tersebut, maka penelitian ini layak dilaksanakan karena lebih memfokuskan pada peningkatan kemampuan dalam menulis puisi melalui metode pengajaran langsung pada siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Tapa. Selain itu, berdasarkan pengamatan baik yang ada di perpustakaan pusat maupun perpustakaan jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta melalui internet, penelitian tentang menulis puisi dengan menggunakan metode pengajaran langsung belum pernah diteliti. 2.2 Menulis Puisi 2.2.1 Hakikat Puisi Puisi adalah ungkapan perasaan atau pikiran yang dirangkai menjadi sebuah tulisan dalam bentuk bait dan baris yang mengandung makna. Selain itu puisi juga merupakan suatu hasil karya sastra yang imajinatif, memiliki nilai estetika yang tinggi dan mempunyai arti yang luas.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi disebabkan pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian Kosasih, (2012:97). Edgar Allan Poe (Malabar 2012:3), puisi sebagai kreasi keindahan yang berirama (The Rihythmical Creation of Beauty). Yang menjadi norma ialah rasa. Melalui intelek (pikiran) ataupun melalui kesadaran, puisi itu hanyalah memiliki hubungan sekunder saja. Hubungan puisi dengan kewajiban maupun kebenaran, hanyalah bersifat insidental. Poe dengan batasan itu menitikberatkan pada keselarasan atau keharmonisan sebagai unsur utama puisi. Puisi dapat memberi kehangatan, ketentraman, tawa, dan dapat menenangkan, membangkitkan serta menghibur. Puisi dapat memberi penekanan arti terhadap pengalaman sehari-hari (Sarumpaet 2004:1). Pradopo (2009:7) puisi adalah mengekspresikan pikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.
2.2.2 Unsur-Unsur Puisi Secara garis besar, unsur-unsur puisi terbagi ke dalam dua bagian yakni unsur fisik dan unsur batin. Berikut ini adalah uraian tentang unsur-unsur puisi tersebut. a. Unsur fisik (diksi, pengimajian, majas, tipografi) 1) Diksi adalah bentuk serapan dari kata diction yang oleh Hornby diartikan sebagai choise and use of words. Diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menentukan bentuk yang sesuai dengan situasi. Keraf (dalam Jabrohim 2003:35). 2) Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkongkrit apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil). Imaji visual menampilkan kata atau kata-kata yang menyebabkan apa yang digambarkan penyair lebih jelas seperti dapat dilihat oleh pembaca, imaji auditif (pendengaran) adalah penciptaan ungkapan oleh penyair, sehingga pembaca seolah-olah mendengar suara seperti yang digambarkan oleh penyair sedangkan imaji taktil (perasaan) adalah penciptaan ungkapan oleh penyair yang mampu mempengaruhi perasaan sehingga pembaca ikut terpengaruh perasaannya Waluyo (2002:10). 3) Majas adalah bahasa kias atau gaya bahasa, penyair berusaha memperjelas maksud serta menjelmakan imajinasi. Nadeak (1985:28).
4) Tipografi berkaitan dengan bentuk. Peranan tipografi dalam puisi selain untuk menyampaikan aspek artistik visual, juga untuk menciptakan nuansa makna dan suasana tertentu. Selain itu, tipografi juga berperanan dalam menunjukkan adanya loncatan gagasan serta memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan penyair (Aminnudin 2002:146). Syaratsyaratnya menyangkut: -
Banyaknya baris tiap bait
-
Banyaknya suku kata pada setiap baris
-
Persamaan bunyi atau persajakan
Dengan adanya persyaratan itu, maka bentuk puisi menjadi sangat terikat. b. Unsur batin (tema, amanat, nada, perasaan) 1) Tema adalah gagasan pokok (subjec-matter) yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. 2) Amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. 3) Nada adalah tingggi rendahnya bunyi yang diekspresikan pada saat pembacaan puisi. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. 4) Perasaan, nada dan perasaan penyair akan dapat ditangkap jika puisi itu dibaca keras dalam deklamasi. 2.2.3 Hakikat Menulis Puisi Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh siswa. Iskandarwassid (2008:248). Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai
oleh siswa. Banyak orang menganggap bahwa menulis puisi merupakan suatu bakat, sehingga orang yang tidak mempunyai bakat tidak akan bisa menulis puisi. Anggapan seperti ini tidak sepenuhnya benar. Seseorang bisa saja terampil menulis puisi karena giat belajar dan berlatih karena sesungguhnya menulis puisi merupakan sebuah keterampilan. (Kelasmayaku. 2011. Menulis puisi.(online).http://wordpress.com.html. Secara
singkat
belajar
menulis
adalah
belajar
berpikir
dalam/dengan
cara tertentu. Tarigan (2008:13). 1.2.4
Langkah-Langkah Menulis Puisi Sebelum menulis puisi, seorang penulis puisi harus mengetahui langkah-
langkah penulisannya. Wiyanto, (2005:48) menjelaskan ada beberapa langkah di dalam menulis puisi yaitu: 1) Menentukan Tema Penentuan/pencarian ide untuk menulis sebuah puisi merupakan tahap persiapan dan usaha. Ketika hati seseorang tergerak untuk menulis puisi maka ia harus berusaha mencari ide yang akan dituangkan dalam puisinya. Yang namanya ide selalu datang dengan tiba-tiba. Ide ini dapat berkaitan dengan masalah sosial, keagamaan, kesedihan, dan lain-lain. Bagi orang yang sudah terbiasa menulis puisi, ide yang akan ditulis dalam puisi biasanya muncul secara tiba-tiba ketika melihat atau mengamati lingkungan sekitarnya. Ide puisi dapat juga dicari secara sengaja dari lingkungan sekitar kita, terutama bagi mereka yang baru berlatih. Informasi dan pengalaman pun harus dikumpulkan untuk menguatkan ide yang ditemukan.
2) Mengendapkan Ide Setelah ide diperoleh, penulis harus berjuang untuk mewujudkannya dalam bentuk puisi. Pada tahap ini, penulis memerlukan perenungan untuk mengolah dan memperkaya ide yang didapat dengan pengalaman batin. Misalnya, untuk menulis puisi anak penjual koran, kita dapat merenung bagaimana jika kita yang menjadi penjual koran itu. 3) Mewujudkan Ide menjadi Puisi Untuk mewujudkan ide menjadi sebuah puisi dibutuhkan keterampilan berbahasa karena bahasalah yang akan digunakan sebagai media ekspresi. Selain itu dalam menulis puisi kita harus bergelut dan bergulat dengan kata-kata. Kreativitas untuk memilih diksi dan majas ditantang pada tahap ini. Penulis harus mampu menemukan kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan puisi. Keindahan puisi dapat terlihat dari tepat tidaknya kita memilih, menjalin, dan menggunakan kata-kata pada tempatnya yang wajar. Semakin sering menulis puisi, maka akan semakin terampil mengekspresikan puisi dalam bahasa yang indah (estetis). Contoh pilihan kata dan majas: a) Pita Hitam (belasungkawa) b) Dewi Malam (bulan) c) Aku ini Binatang Jalang (orang yang bebas, tidak mau terikat) d) Mau Hidup Seribu Tahun Lagi (tak ingin mati)
4) Mengevaluasi Hasil Tulisan Setelah selesai menulis puisi, penulis dapat melakukan penilaian secara kritis terhadap puisi yang telah dibuat. Bila perlu, puisi tersebut dapat dimodifikasi, direvisi, ditambah, atau dihilangkan bagian-bagian yang tidak sesuai. Evaluasi juga dapat dilakukan dengan membandingkan puisi kita dengan puisi orang lain. Selain itu, mendiskusikan puisi yang telah ditulis itu dengan orang lain untuk mendapatkan masukan bagi penyempurnaan karya tersebut. 2.3 Metode Pengajaran Langsung 2.3.1
Hakikat Pengajaran Langsung Metode pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Trianto 2007:29). Metode ini didasari pada anggapan bahwa umumnya pengetahuan dibagi dua, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Deklaratif berarti pengetahuan tentang sesuatu misalnya pada saat pembelajaran menulis puisi siswa dibimbing untuk berpikir mengenai sesuatu seperti objek yang dapat dihubungkan dengan media yang telah dipilih. Sedangkan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, misalnya dalam pembelajaran menulis puisi tersebut
siswa dibimbing untuk merangkai kata-kata yang indah sesuai dengan objek yang telah ditentukan. Pengajaran langsung menurut Kardi (dalam Trianto 2007:30) dapat berupa ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Langkah-langkah metode pengajaran langsung menurut Suyatno (2002:9) dapat dilihat pada tabel berikut. Fase Peran Guru Guru menjelaskan TPK, informasi latar Fase 1 Menyampaikan tujuan dan belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa mempersiapkan siswa untuk belajar Guru mendemonstrasikan keterampilan Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan dan dengan benar, atau menyajikan informasi keterampilan tahap demi tahap. Tahap-tahap tersebut yakni; tahap (1) membimbing siswa menentukan media yang akan menjadi tema; tahap (2) membimbing siswa menentukan objek yang akan dijadikan judul; tahap (3) membimbing siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. 1) Apa yang anda lakukan terhadap media yang akan dijadikan tema? 2) Bagaimana cara anda menentukan objek sesuai judul puisi anda? 3) Bagaimana hasil pencarian anda terhadap objek tersebut? 4) Apa tindakan anda selanjutnya? Guru merencanakan dan memberi Fase 3 Membimbing pelatihan bimbingan pelatihan awal Mengecek apakah siswa telah berhasil Fase 4 Mengecek pemahaman dan melakukan tugas dengan baik, member memberikan umpan balik umpan balik.
Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih komleks dan kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri metode pengajaran langsung Kardi dan Nur (dalam Trianto 2007: 29) adalah sebagai berikut: 1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh metode pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar; 2) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran; 3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar metode yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil. 2.3.2
Prosedur Metode Pengajaran Langsung
1) Pelaksanaan Pengajaran Langsung Sebagaimana halnya setiap mengajar, pelaksanaan yang baik metode pengajaran langsung memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang jelas dari guru selama berlangsungnya perencanaan, dan waktu menilai hasilnya. Ciri utama yang terlihat dalam melaksanakan suatu pengajaran langsung adalah sebagai berikut. a. Merumuskan Tujuan Untuk merumuskan tujuan pembelajaran dapat digunakan model Mager Tujuan yang ditulis dalam format Mager dikenal sebagai tujuan perilaku dan terdiri atas tiga bagian yakni: 1) Perilaku siswa, apa yang akan dilakukan siswa/jenis-jenis perilaku siswa yang diharapkan guru untuk dilakukan sebagai bukti bahwa tujuan itu telah dicapai. 2) Situasi pengetesan, di bawah kondisi tertentu perilaku itu akan teramati atau diharapkan terjadi.
3) Kriteria kinerja, ditetapkan standar atau tingkat kinerja sebagai standar atau tingkat kinerja yang dapat diamati. Singkatnya, menurut Mager tujuan yang baik perlu berorientasi pada siswa dan spesifik mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian (kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan Bagi mereka yang masih proses menguasai sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih meteri ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu Kardi dan Nur (dalam Trianto 2007: 34-35). c. Melakukan Analisis Tugas Analisis tugas ialah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan oleh guru. Ide yang melatarbelakangi analisis tugas ialah bahwa informasi dan keterampilan yang kompleks tidak dapat dipelajari semuanya dalam kurun waktu tertentu. Untuk mengembangkan pemahaman yang mudah sehingga pada akhirnya penguasaan keterampilan dan pada akhirnya kompleks itu lebih dulu harus dibagi menjadi komponen bagian, sehingga dapat diajarkan berurutan dengan logis dan dengan tahap demi tahap, Kardi dan Nur (dalam Trianto:2007:35). d. Merencanakan Waktu dan Ruang Pada waktu pengajaran langsung, merencanakan dan mengelola waktu merupakan kegiatan yang sangat penting. Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh guru: (1) memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan bakat dan
kemampuan siswa, (2) memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugastugasnya dengan perhatian yang optimal. Mengenal dengan baik siswa-siswa yang akan diajar, sangat bermanfaat untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran. 2) Langkah-Langkah Metode Pengajaran Langsung Langkah-langkah metode pengajaran langsung pada dasarnya mengikuti polapola pembelajaran secara umum. Langkah-langkah pengajaran langsung meliputi tahapan sebagai berikut. a) Menyampaikan Tujuan Siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu. Penyampaian tujuan kepada siswa dapat dilakukan guru melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis yang berisi tahap-tahap dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap. b) Menyiapkan Siswa Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari. c) Presentasi dan Demonstrasi Fase kedua pengajaran langsung adalah melakukan presentasi atau demonstrasi
pengetahuan
dan
keterampilan.
Kunci
untuk
berhasil
ialah
mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif. d) Mencapai Kejelasan Hasil-hasil penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa mempunyai dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. e) Melakukan Demonstrasi Pengajaran langsung berpegang teguh pada asumsi bahwa sebagian besar yang dipelajari (hasil belajar) berasal dari mengamati orang lain. Belajar dengan meniru tingkah laku orang lain dapat menghemat waktu. f) Mencapai Pemahaman dan Penguasaan Untuk menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, guru perlu benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi. Ini berarti bahwa jika guru menghendaki agar siswa-siswanya dapat melakukan sesuatu yang benar, guru perlu berupaya agar segala sesuatu yang didemonstrasikan juga benar.
g) Berlatih
Agar dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar diperlukkan latihan yang intensif, memperhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau konsep yang didemonstrasikan. h) Memberikan Latihan Terbimbing Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung ialah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbingg”. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung
dengan
lancar,
dan
memungkinkan
siswa
menerapkan
konsep/keterampilan pada situasi yang baru. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan adalah sebagai berikut. a) Menugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna; b) Memberikan pelatihan pada siswa sampai benar-benar menguasai konsep/keterampilan yang dipelajari; c) Hati-hati terhadap latihan yang berkelanjutan, pelatihan yang dilakukan terus menerus dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa; d) Memperhatikan tahap-tahap awal pelatihan, yang mungkin saja siswa melakukan keterampilan yang kurang benar atau bahkan salah tanpa disadari. i) Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik. Tahap ini kadang-kadang disebut juga dengan tahap resitasi, yaitu guru memberikan beberapa pertanyaan lisan atau tertulis kepada siswa dan guru memberi respon terhadap jawaban siswa. Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam pengajaran langsung, karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan tidak banyak manfaatnya bagi siswa. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik, misalnya umpan balik secara lisan, tes, dan komentar tertulis. Tanpa umpan balik yang spesifik, siswa tidak mungkin dapat memperbaiki kekurangannya,
dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan keterampilan yang sesuai dengan standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. 2.3.3 Kelemahan dan Kelebihan Metode Pengajaran Langsung Sudrajat (2011), berpendapat bahwa metode pengajaran langsung memiliki kelemahan dan kelebihan sebagai berikut. a.
Kelemahan Metode Pengajaran Langsung 1) Metode pengajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati dan mencatat karena tidak semua siswa memiliki kemampuan dalam halhal tersebut. Guru harus mengajarkannya kepada siswa. 2) Dalam metode pengajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa. 3) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka. 4) Karena guru memainkan peran pusat dalam metode ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
5) Metode pengajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan metode pengajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif. 6) Jika metode pengajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan. 7) Jika terlalu sering digunakan, metode pengajaran langsung membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri. 8) Karena metode pengajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham. 8) Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru. b. Kelebihan Metode Pengajaran Langsung 1) Dengan metode pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi
yang
diterima
oleh
siswa
sehingga
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
dapat
2) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil. 3) Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitankesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan. 4) Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur. 5) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah. 6) Metode pengajaran langsung dapat digunakan untuk membangun metode pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan. 7) Metode pengajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini. 8) Metode pengajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat). 9)
Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila metode pengajaran langsung digunakan secara efektif.
10) Metode pengajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya. Sumber: Sudrajat, 2011. Model Pengajaran Langsung. (online). Html 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika metode pengajaran langsung ini diterapkan dalam pembelajaran maka kemampuaan menulis puisi pada siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Tapa dapat ditingkatkan.