10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR KELELAHAN 1. Metabolisme Pembentukan Energi Metabolisme energi adalah inti dari semua proses untuk mensintesiskan molekul ATP. Adenosin Three Phosphate (ATP) adalah suatu molekul yang memiliki ikatan yang berenergi tinggi yang merupakan bentuk penyimpanan energi dalam sel atau lebih dikenal dengan mata uang energi. Sel akan senantiasa membentuk ATP untuk menyediakan energi untuk kebutuhannya, antara lain untuk berkontraksinya sel-sel otot.Seperti yang di jelaskan oleh McArdle et al. (1994 :36) bahwa:
“The energy liberated during ATP breakdown is directly transferred to other energy-requiring molecules. In muscle, for example, this energy activates specific site on the contractile elements causing the muscle fiber to shorten. Because energy from ATP is harnessed to power all forms of biologic work. ATP is considered the cell‟s “energy currency”. The splitting of an ATP molecule takes place whether oxygen is available or not. This reaction is immediate, anaerobic, and energy liberating. The cell‟s capacity for ATP breakdown enables it to generate energy for immediate use: this would not occur. However, if oxygen were required at all times for energy metabolism. For this reason, all types off exercise can be performed immediately without consuming oxygen, such as sprinting for a bus, driving a golf ball, or lifting a heavy barbell. The well known practice of holding one‟s breath during a sprint swim provides a clear example of ATP splitting without reliance on atmospheric oxygen. This same air withholding maneuver, although not advisable, can be done during a 100 yard sprint on the track, lifting a barbell, or a dash up several flights of stairs. In each case, energy metabolism proceeds Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
11
uninterrupted as the energy for muscular contraction is supplied predominantly from anaerobic sources.” Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa energy dibebaskan selama kerusakan ATP langsung ditransfer ke molekul lain yang membutuhkan energy. Dalam otot, misalnya, energi ini mengaktifkan situs tertentu pada elemen kontraktil menyebabkan serat otot untuk memendek. Karena energi dari ATP dimanfaatkan sebagai sumber semua bentuk kerja biologis. ATP dianggap “mata uang energy”. Pemisahan molekul ATP
ada yang dilakukan dengan
menggunakan oksigen dan tidak. Latihan yang terkenal dengan menahan nafas yaitu berlari dan renang memberikan contoh bahwa pemecahan ATP bisa tidak tergantung pada oksigen. Dalam metabolisme energy untuk kontraksi otot suplay energy biasanya berasal dari proses anaerobic.
synthesis
ATP Hydrolisis ATP “energy currency”
Gerak, Dll
Gambar 2.1. ATP sebagai Mata Uang Energy
ATP merupakan bahan dasar energy yang dipakai untuk melakukan aktivitas fisik melalui proses olahdaya (metabolisme). Menurut Janssen (1987) yang dikutip oleh Dinangsit (2009) mengemukakan bahwa “zat ini merupakan suatu senyawa yang selama aktivitas otot diubah menjadi adenosine difosfat atau ADP, sambil menghasilkan energi siap pakai untuk otot”. Proses ATP menjadi Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
12
energi dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut : ATP ADP + Energi. Terdapat dua jalur penyediaan energi yang dapat kita gunakan untuk melakukan aktivitas fisik yaitu jalur anaerobik dan aerobik.
2. Aerobik dan Anerobik Sumber penghasil energy untuk menghasilkan ATP dengan cepat adalah dari molekul berenergi tinggi yaitu Creatine Phosphate (CP). Creatine Posphate terdapat dalam sel dalam jumlah lebih dari cadangan ATP , phosphate yang terdapat pada Creatine Phosphate dapat di transfer ke ADP dan membentuk ATP. Proses ini tidak memerlukan oksigen yang bisa disebut juga proses anaerobik. Metabolisme anaerobik adalah system pembentukan ATP sebagai bahan dasar energi tanpa bantuan oksigen. Energi yang dihasilkan oleh metabolisme anaerobik hanya cukup digunakan untuk olahraga dengan intensitas tinggi dan berat dalam waktu yang singkat. Seperti yang dikemukakan oleh Giriwijoyo (2010 : 125) bahwa: “adanya olahdaya anaerobic memungkinkan manusia mengerahkan daya (energy) dalam jumlah besar dan dalam waktu yang singkat (melakukan gerakangerakan explosive) baik yang bersifat maximal maupun yang submaximal”. ATP pada proses anaerobik disintesis di glikolisis, pada proses glikolisis inilah muncul asam laktat yang dapat menimbulkan kelelahan. Seperti yang dijelaskan oleh McArdle et al. (1994 :61): ”The high energy phosphates must continually be resynthesized at rapid rate for strenuous exercise to continue beyond a brief period. In such intense exercise , the energy to phosphorylate ADP come mainly from glucose and stored glycogen during the anaerobic process of glicolisis with the resulting formation of lactic acic. In a way , this mechanism of Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
13
lactic acid formation “buys time” to allow for the rapid formation of ATP by substrate-level phosphorilation. This occurs when the oxygen supply is inadequate or the energy demands outstrip celluler capacity for the aerobic resynthesis of ATP. The anaerobic energy from glycolysis for ATP resynthesis can be thougt off as reserve fuel that is brought into use by the athlete “kicking” the last phase a mile run. It is also of critical importance during 440-yard run or 100-yard swim or multiple sprint sports such as ice hockey, field hockey, and soccer that energy be provided rapidly in excess of the supplied by the stored phosphagen. If the intensity of “all-out” exercise is decreased (there by extending the period of exercise), there is a corresponding decrease in the rate of buildup of lactic acid and its finaly concentration in both the blood and muscle.”
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam latihan yang intens, energy untuk fosforilasi ADP datang terutama dari glukosan dan glikogen yang tersimpan selama proses anaerobic glikolisis yang menghasilkan asam laktat. Hal ini terjadi ketika suplay oksigen tidak mencukupi atau kebutuhan energy sudah melebihi batas kapasitas sel untuk resistesis aerobic ATP. Energy anaerobic dari glikolisis untuk resistesis ATP dapat dianggap sebagai bahan bakar cadangan. Hal ini sangat bermanfaat untuk melakukan renang 440 meter, lari 100 meter atau beberapa olahraga seperti hockey dan sepak bola. Jika intensitas latihan menurun ada penurunan yang sesuai dalam tingkat penumpukan asam laktat baik dalam darah ataupun otot.
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
14
Glukosa Darah
Cadangan Glikogen
Glukosa
Asam Piruvat
ASAM LAKTAT
glikolisis
ATP
Gambar 2.2. Proses Glikolisis Menghasilkan Asam laktat
McArdle et al. (1994 :63) menjelaskan bahwa : ”Lactate-Producing Capacity. The ability to generate a high lactic acid level in all-out exercise is increased with specific "anaerobic training" and subsequently reduced with detraining. Well-trained "anaerobic" athletes performing maximal short-term exercise can generate blood lactate levels that are 20 to 30% higher than in untrained subjects under similar circumstances. The mechanism for this response is unknown, but it may be caused by large differences in motivation levels accompanying the trained state as well as about a 20% increase in enzymes involved in glycolysis, specifically phosphofructokinase, observed as a result of anaerobic-type training. It is also likely that the increased intramuscular glycogen stores that accompany the trained state allow for a greater contribution of energy via anaerobic glycolysis. Although increases in enzymes of the anaerobic pathway take place with sprint-type training, these changes are not as impressive as the 2 to 3-fold increase in aerobic enzymes with endurance training”. Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
15
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan memhasilkan kadar asam laktat yang tinggi meningkat dengan spesifik pada latihan anerobik dan bisa dikurangi dengan detraining. Atlet yang sudah terlatih melakukan olahraga anarobik dengan maksimal dapat menghasilkan asam laktat di darah 2030 % lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih pada kondisi yang sama. Contohnya olahraga yang dilakukan dalam waktu singkat dan dapat menguras stamina merupakan latihan olahraga yang dilakukan oleh para atlet olahraga untuk meningkatkan masa otot dan non-endurance , seperti angkat beban dalam meningkatkan masa otot. Manfaat utama dari olahraga anaerobik adalah kemampuannya untuk membangun otot yang lebih kuat. Ketika melakukan latihan anaerobik, energi yang tersimpan dalam otot akan digunakan sebagai sumber energi. Proses pembentukan energi yang lainnya adalah proses aerobik. Proses aerobik adalah system pembentukan ATP sebagai bahan dasar energi dengan bantuan oksigen. Menurut Guyton dan Hall (1996 : 1131) yang dikutip oleh Dinangsit (2009) mengemukakan bahwa : “ energi aerobik berarti energi yang dapat dihasilkan dari makanan hanya dengan metabolisme oksidatif”. Olahraga yang menggunakan metabolisme aerobik dapat dilakukan secara terus-menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh.
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
16
3. Kelelahan Kelelahan adalah menurunnya kualitas dan kuantitas kerja atau olahraga yang disebabkan karena melakukan kerja atau olahraga tertentu. Penurunan kualitas kerja atau olahraga ini disebabkan oleh karena intensitas dan durasi kerja atau olahraga itu telah menyebabkan terjadinya gangguan homeostatis. Kondisi ini secara subjektif dirasakan sebagai kelelahan (Giriwijoyo, 2010 : 268). Kelelahan merupakan suatu proses alami yang terjadi apabila seseorang sudah melakukan olahraga, penyebab kelelahan bisa disebabkan oleh banyak faktor diantaranya kekurangan sumber energy untuk melakukan kontraksi otot dan penumpukan hasil metabolisme berupa asam laktat. McArdle et al. (1994 : 292) juga menjelaskan bahwa kelelahan otot bisa dihasilkan dari beberapa factor, ada empat komponen utama yang terlibat dalam kontraksi otot yaitu: a. System saraf pusat b. Saraf tepi c. Neuromuscular junction d. Muscle fiber Kelelahan terjadi jika terjadinya peristiwa yang mengganggu antara system saraf pusat dan serat otot, alasanya adalah: a. Sebuah penurunan yang signifikan dalam glikogen otot berhubungan dengan kelelahan yang berkepanjangan selama latihan submaksimal,
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
17
b. otot lelah dalam jangka waktu latihan yang pendek dikaitkan dengan kekurangan oksigen, tingkat peningkatan jumlah asam laktat dan peningkatan secara dramatis konsentrasi H+ dalam otot yang aktif. Kelelahan merupakan suatu proses alami yang terjadi apabila seseorang sudah melakukan olahraga, penyebab kelelahan bisa disebabkan oleh banyak faktor diantaranya kekurangan sumber energy untuk melakukan kontraksi otot dan penumpukan hasil metabolisme berupa asam laktat. Asam laktat merupakan suatu produk yang dihasilkan dari piruvat pada suasana aerob pada proses glikolisis. Jumlah maksimal yang dapat ditoleransi oleh tubuh adalah sekitar 200mg% dan jika terjadi akumulasi lebih dari jumlah ini, maka timbul kelelahan yang tidak dapat ditolerir oleh seseorang dan menyebabkan ia harus menghentikan aktivitasnya. Proses kelelahan dimulai pada saat kapasitas anaerobik telah habis terpakai untuk memenuhi kebutuhan energi dalam melakukan suatu
aktivitas fisik.
Giriwiijoyo (2010 : 226) menyatakan bahwa : “Kapasitas anaerobic merupakan BKM primer oleh karena factor inilah yang menentukan terhentinya olahraga. Artinya apabila kapasitas anaerobik telah habis terpakai, maka olahraga tidak mungkin dapat dilanjutkan lagi dan orang akan berada dalam keadaan „kehabisan tenaga‟ (lelah berat = exhausted)”.
Apabila dalam darah kandungan laktat sudah mencapai diatas 6-8 mM, maka latihan tidak dilanjutkan lagi karena akan mengganggu koordinasi dan bisa menyebabkan meningkatnya resiko cedera karena asidosisnintrasel otot akan menyebabkan timbulnya lubang-lubang kecil pada jaringan otot.
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
18
Asam laktat yang dihasilkan dari proses glikolisis anaerob merupakan yang dihasilkan jika olahraga anaerob dilakukan kurang dari 140 detik. Kelelahan yang diakibatkan oleh penumpukan jumlah asam laktat dari proses glikolisis ini dapat mempengaruhi performa atlet, untuk menanggulangi itu atlet membutuhkan cara-cara untuk mempercepat pemulihan kembali dari rasa lelah.
4. Pemulihan (Recovery) Proses pemulihan yang baik ialah apabila seseorang yang sudah melakukan proses pemulihan tersebut tidak merasa lelah lagi akibat aktifitas fisik yang dilakukan sebelumnya dan bisa melanjutkan aktivitas selanjutnya. Proses pemulihan difungsikan untuk mengeliminasi asam laktat yang merupakan sampah metabolisme pada otot. Seperti yang diungkapkan oleh Giriwidjoyo (2010 : 275) bahwa: “…asam laktat didalam sel otot bukan merupakan sampah akhir. Namun bila jumlahnya berlebih dapat menganggu kinerja sel, oleh karena itu harus segera diangkut ke luar dari otot oleh system sirkulasi untuk didaur ulang kembali menjadi glikogen di hati dan jaringan otot lain yang tidak aktif”. Kemampuan seseorang dalam melakukan pemulihan setelah beraktivitas berbeda-beda, semakin cepat seseorang dapat melakukan pemulihan semakin cepat pula terhindar dari kelelahan. Seorang atlet memiliki aktivitas fisik yang tinggi , ia harus selalu bisa menampilkan penampilan terbaiknya dalam setiap pertandingan maka dari itu di butuhkan pengetahuan lebih mengenai teknik-teknik pemulihan yang efektif. Pemulihan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pasaif atau aktif. Seperti yang dijelaskan oleh McArdle et al. (1994 : 73) bahwa: Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
19
“Procedures for speeding recovery from exercise can generally be categorized as either active or passive. In active recovery (often called "cooling-down" or "tapering-off-), submaximal aerobic exercise is performed immcdiately after the exercise in the belief that this continued movement in some way prevents muscle cramps, stiffness, and facilitates the recovery process. In contrast, a person usually lies down in passive recovery with the hope that complete inactivity may reduce the resting energy requirements and thus "free" oxygen for the recovery process. Modifications of active and passive recovery have included the use of cold showers, massages, specific body positions, ice application, and ingesting cold fluids”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur untuk mempercepat pemulihan dari latihan secara umum dapat dikategorikan sebagai pemulihan aktif dan fasif. Dalam pemulihan aktif lebih dikenal dengan pendinginan dengan olahraga ringan untuk mencegah kram
otot, kekakuan dan
memfasilitasi proses pemulihan. Sebaliknya, seseorang biasanya berbaring dalam pemulihan pasif. Modifikasi pemulihan aktif dan pasif mencakup diantaranya mandi air ingin, pijat, posisi tubuh tertentu, aplikasi dengan menggunakan es, dan meminum cairan dingin. Oleh karena itu, dalam kasus kelelahan olahraga pemulihan yang dilakukan bisa secara aktif ataupun secara pasif. Pemulihan aktif bisa dilakukan melalui olahraga dengan intensitas rendah, sedangkan pemulihan secara pasif bisa dilakukan dengan bantuan rangsangan dari lingkungan luar. Contoh rangsangan dari luar seperti melakukan terapi massage manual dan terapi air (hydrotherapy).
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
20
B. MASSAGE 1. Definisi Massage Massage merupakan suatu cara atau upaya untuk menyembuhkan dalam berbagai bentuk pegangan terhadap bagian tubuh. Seperti yang dikemukakan oleh Basiran (2008 : 8) bahwa “massage adalah suatu cara pemeliharaan atau penyembuhan dengan menggunakan gerakan tangan atau alat pada jaringan tubuh yang lunak (otot)”. Sedangkan menurut Giriwijoyo (2006 : 272) bahwa “Massage adalah rekayasa aktivasi mekanisme pompa vena dan pompa limfe (getah bening) secara artificial untuk mempercepat pemulihan melalui percepatan sirkulasi dalam kondisi istirahat total (berbaring dengan relax)”. 2. Sejarah Massage Massage telah dikenal sejak zaman prasejarah oleh berbagai bangsa didunia sebagai upaya untuk pengobatan fisik. Seperti yang diungkapkan Waluyo (2004 : 12-14), menguraikan sejarah massage secara umum sebagai berikut : Data sejarah menunjukan bahwa pijat merupakan upaya tertua yang diketahui manusia untuk pengobatan fisik. Di Negara-negara barat dikenal kata massage untuk pengertian pijat. Kemungkinan kata tersebut bersal dari kata dalam bahasa Arab mash yang artinya „menekan perlahan‟ (to press softly). Teori lainnya, kata itu bersal dari bahasa yunani massein yang berarti „meremas‟ (to kneed). Kemungkinan lain berasal darinahasa Prancis masser yang artinya „keramas‟ (to shampoo). Di Cina, data pengobatan yang tertua berasal dari buku „Nei Ching‟ yang ditulis oleh Kaisar Kuning. Di dalamnya ada bab tentang penggunaan pijat untuk tujuan penyembuhan, yang kini dikenal sebagai akupresur. Pijat juga dikenal di Mesir, terbukti dari gambar-gambar di dinding dalam kuburan seorang ahli pengobatan tentang penggunaan kaki dan tangan untuk memijat. Data mesir tersebut berasal dari sebuah tempat bernama Saqqara bertahun 2330 sebelum Masehi. Pengobatan bangsa India, Ayurveda, bertahun 1800 sebelum Masehi, juga menunjuk penggunaan pijat. Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
21
Ada banyak bukti sejarah bahwa pijat telah digunakan oleh para pengobat bangsa Yunani dan Romawi. Filosof-filosof Socrates, Plato dan Herodotus diketahui memuji manfaat pijat. Bangsa Yunani dan Romawi menguasai pengetahuan anatomi dan fisiologi tubuh manusia, sehingga istilah-istilah Anatomi sebagian besar berasal dari bahasa Yunani dan Romawi. Pada tahun 5 sebelum Masehi, seorang pengobat Yunani yang terkenal sebagai “the father of medicine”, Hippocrates, menulis “memijat mampu menata kembali sendi yang terlalu longgar dan mampu melemaskan sendi yang terlalu tegang…” (rubbing can bind a joint that is too loose and loosen a joint that is to rigid…”). Pengobatan yunani, Asclepiades, menggabung pijat dengan latihan fisik Galen, pengobat Kaisar Romawi, menggunakan pijat untuk mengobati para gladiator yang cedera dan persiapan perang para prajurit. Kaisar Julius Caesar yang menderita neuralgia menjalani pijat setiap hari untuk sakit kepalanya. Pada awal abad ke-19, seorang mahaguru bangsa swedia, Per Henrik Ling (1776-1877) mengembangkan teknik pijat yang kemudian disebut “Pijat Swedia” (Swedish Massage). Ia mendirikan institute di Stockholm tempat belajar pijat dan senam pengobatan. Pada tahun1877 “pijat swedia” diperkenalkan di Amerika oleh Dr. Mitchell. Pada tahun 1894 mulai dikenal di inggris dengan didirikan Society of Traned Masseeuses.
Massage di Indonesia pun sudah dikenal dari zaman dahulu. Kata massage di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan pijat. Perkembangan massage di Indonesia cukup pesat terutama di bidang olahraga. Seperti yang dijelaskan oleh Basiran (2008 : 5) tentang perkembangan massage di Indonesia adalah sebagai berikut : Di Indonesia massage telah di kenal sejak zaman dahulu, massage di Indonesia dikenal dengan nama pijat, urut atau lulut. Di Indonesia sejak zaman dulu telah dikenal ada tukang pijat, dukun bayi, dukun urut. Mereka dipercaya dan dikenal sebagai orang ahli dalam hal pijatmemijat. Massage di Indonesia dipengaruhi atau diperkaya dengan masuknya serdadu-serdadu belanda saat itu, sehingga tidak sedikit bangsa kita yang belajar massage pada serdadu Belanda. Pada zaman merdeka, terdorong oleh penyelenggaraan Asian Games yang membutuhkan banyak tenaga ahli massage, sehingga kala itu diselenggarakan pendidikan khusus ahli massage di Surakarta, Bandung dan Semarang. Dewasa ini massage semakin banyak dipelajari baik di masyarakat umum maupun di lembaga-lembaga Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
22
pendidikan, bahkan di FPOK massage telah masuk ke dalam kurikulum sehingga wajib bagi mahasiswa untuk mempelajari massage.
Dengan semakin berkembangnya massage di Indonesia karena telah terbukti manfaatnya dan mampu memperbaiki kondisi tubuh . Oleh karena itu hampir di setiap cabang olahraga memiliki masseur (pemijat) untuk membantu mempersiapkan fisik olahragawan dan untuk melawan kelelahan setelah mengadakan latihan fisik yang berat. Massage di berikan setelah dan sebelum olahraga.
3. Jenis-Jenis Gerakan Massage Dan Manfaatnya. Ada beberapa jenis gerakan massage yang sudah di kenal di masnyarakat umum seperti yang dijelaskan oleh Basiran (2008 : 21-28) sebagai berikut : 3.1. Effleurage Effleurage atau bisa disebut juga dengan stroking (elusan) biasanya digunakan untuk memulai dan mengakhiri satu sesi terapi. Gerakannya seperti menggosok dengan lembut pada permukaan daerah yang akan di massage, dengan tujuan untuk mempersiapkan daerah tersebut, menenangkan pasien dan mendeteksi ada tidaknya area yang tegang. Berdasarkan tekanan stroking dibagi menjadi tiga macam , yaitu : superficial stroking, medium stroking dan deep stroking. Berdasarkan bentuk pegangannya stroking juga dibagi menjadi tiga macam, yaitu : Palmar (dengan telapak tangan), Digital (dengan ujung jari tangan), knucle (dengan kepalan).
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
23
3.2. Compression Dengan manipulasi perasaan ini, pengaruh stroking diperhebat, sirkulasi diperlancar. Macam compression yaitu : a. Kneading/ petrisage (mengadoni atau memijat). Kneading atau petrisage dilakukan dengan palmar yaitu dengan memegang otot sebanyak-banyaknya kemudian memeras atau menekan tanpa menggeser. b. Wringing (memeras) Pegangan ini seperti memeras kain cucian, tangan bergerak bertentangan yang satu mendorong dan yang lain menarik dan gerakan mengarah ke jantung. c. Rolling (menggeser) Pegangan ini dimulai dengan sikap memegang otot seperti pada petrisage, yang dilakukan oleh tangan yang terjauh sedang tangan yang lain memegang dan mengangkat otot di bagian yang lebih dekat ke pusat. Gerakan meremas dilakukan oleh tangan yang terjauh dengan merapatkan telunjuk ke ibu jari. Kemudian tangan yang lain bergeser ke arah pusat sambil mengangkat otot disusul gerak perasan berikutnya. d. Walken Pegangan ini dikerjakan dengan dua tangan. Misalnya tangan kiri berada pada bagian proksimal, memegang otot dengan ibu jari dan jari-jari yang lain terpisah.
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
24
3.3. Friction / rubbing (menggosok) Friction yang berarti menggosok atau menggerus, dapat dilakukan baik dengan
jari
maupun
telapak
tangan.
Friction
digunakan
untuk
menggerakanlemak di bawah kulit, memperbaiki penyerapan, melonggarkan ikatan sendi yang kaku dan menghilangkan pengerasan atau penebalan. Variasi pegangan pada friction adalah : a. Spiral Yaitu gerakan menggosok dengan jari atau telapaktanganmengikuti garis melingkar-lingar berbentuk spiral. b. Circulary Yaitu menggosok dengan jari atau telapak tangan membuat lingkaranlingkaran tertutup sehingga seluruh permukaan kulit tergosok. c. Rotary Gerakan menggosok membuat lingkaran yang luas seperti pada punggung dan panggul. Dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan atau dapat menggunakan hasta untuk mengeraskan gosokan.. namun friction dengan ujung jari lebih efektif karena rabaanya lebih peka dan dapat menelusuri bagian atau lekuk yang sempit. 3.4. Tapotement / percussion (pukulan). Manipulasi ini terdiri dari serangkaian tamparan atau pukulan yang lunak pada tubuh. Tangan-tangan biasanya bekerja secara bergilir dan pergelangan tangan diusahakan agar tetap fleksibel sehingga gerakan dapat ringan, ngeper dan merangsang. Tapotemen berguna untuk meningkatkan aliran darah serta Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
25
menstimulasi ujung saraf tepi. Tapotemen yang sangat lama dan kuat dapat melelahkan pasien, sebaiknya manupilasi ini dilakukan secara berirama dan kontinyu. Macam-macam variasi pada tapotemen diantaranya adalah : a. Heching Mencingcang dengan pinggir luar telapak tangan atau jari-jari yang terbuka. b. Beating Memukul dengan kepalan bagian bawah. c. Clapping Memukul dengan telapak jari-jari d. Cupping Menepuk
dengan
telapak
tangan
yang
dicekungkan
sehingga
menimbulkan bunyi pok-pok. e. Typing Seperti mengetik dengan kelima jari-jari tangan kanan dan kiri bergantian. f. Spatting Menciprat dengan jari-jari. g. Chucking Menjepit dan melepas bergantian.
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
26
3.5. Shaking Manipulasi ini yaitu mengguncangkan anggota badan lengan dan tungkai. Syaratnya keadaan otot harus kendur. Tujuan guncangan untuk memperbaiku sirkulasi, memperbaiki fungsi saraf dan menurunkan tonus otot.
Dari uraian di atas dapat kita ketahui macam-macam gerakan massage dan manfaatnya. Namun pada praktek penggunaanya seorang masseur tidak menggunakan semua teknik gerakan massage, penggunaan gerakan massage di sesuaikan dengan kebutuhan, jenis otot dan tujuan yang akan di capai, seorang masseur biasanya menggabungkan beberapa macam gerakan supaya pasien tidak merasa bosan.
4. Pelaksanaan Massage Pada pelaksanaannya massage biasanya dapat lilakukan kapan saja, belum ada patokan khusus waktu untuk massage. Umumnya seorang masseur lah yang biasanya menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pasien. Majawisasta (1994 : 23) mengungkapkan “ massage local biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit”. Massage local ataupartial merupakan massage yang dilakukan pada bagian tubuh tertentu saja. Dalam penggunaannya, massage terbagi menjadi beberapa pelaksanaan. Basiran (2008 : 29-32) menguraikan beberapa pelaksanaan massage, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Massage pada saat latihan. Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
27
2. Massage sebelum pertandingan 3. Massage dalam pertandingan 4. Massage setelah pertandingan.
C. HYDROTHERAPY 1. Pengertian Hydrotherapy Sudah sejak zaman dahulu kala air merupakan sumber dari kehidupan makhluk hidup di dunia ini, demikian pula dengan perawatan yang menggunakan air sebagai medianya tidak lepas dari kehidupan dan tradisi masyarakat. Hidroterapi adalah perawatan yang menggunakan air untuk tujuan kesehatan (Arovah, 2010 : 16). Menurut Sidmar (2005) dalam Junjun (200 : 9) menyatakan bahwa “penggunaan air baik dalam wujud cair, larutan, dan uap dalam terapi melawan penyakit, trauma, dan massage (pijatan) dinamakan Hydromassage. Istilah Hydromassage juga dikenal dengan nama hydrotherapy / aquamassage”. 2. Jenis-jenis Hydrotherapy Hydrotherapy memiliki berbagai macam jenis, berikut ini adalah jenisjenis Hydrotherapy menurut Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2010, yaitu : a. Rendaman Air Rendaman air adalah terapi dengan cara berendam di dalam bak atau kolam berendam yang diisi air secukupnya yang suhunya sudah disesuaikan.
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
28
b. Under Water Massage Terapi air dengan cara berendam didalam bak berendam (bathtub) yang dirancang dengan berbagai jet atau nozzle dengan tekanan dan dan suhu yang bisa diatur atau dikontrol serta dilengkapi jet shower yang bisa diarahkan sesuai kebutuhan pelanggan. c. Whirpool Terapi air dengan menggunakan berbagai jet atau nozzle yang dirancang khusus dengan tekanan dan suhu yang bisa diatur sesuai ukuran dan kebutuhan tertentu. d. Kolam Terapi (aquamedic) Kolam terapi yang didesain dengan modifikasi jet shower dengan tekanan tertentu pada bagian-bagian tubuh tertentu yang sering mendapatkan keluhan secara fisiologi dan anatomi. Tekanan dan suhu bisa diatur sesuai dengan kebutuhan terapi serta dipadukan dengan latihan untuk aktivitas tubuh dari mulai peregangan,latihan inti dan rileksasi. e. Pancuran Air (vichy shower) Terapi dengan pancuran air dengan tekanan dan suhu tertentu yang bisa diatur sesuai kebutuhan. f. Terapi air panas dan dingin (contrast bath) Terapi yang menggunakan dua jenis temperature, hangat dan dingin.
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
29
3. Efek Fisiologis Hydrotherapy Hydrotherapy memberikan efek fisiologis terhadap beberapa bagian organ tubuh manusia, seperti yang dijelaskan oleh Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2010 yaitu: a. Jantung Ketika berendam dalam air, tekanan hidrostatik air terhadap tubuh mendorong aliran darah dari lengan dan kaki menuju ke rongga dada dan dalam beberapa menit saja darah berakumulasi di pembuluh darah besar jantung. Efek ini berlangsung lebih cepat dalam air dingin berhubung sirkulasi darah kulit berkurang. Sebaliknya air panas mendorong pembesaran pembuluh darah kulit dan meningkatkan denyut jantung. b. Jaringan lemak Air hangat mengendurkan otot sekaligus memiliki efek analgesic. Tubuh yang penat akan menjadi segar kembali dan hilang rasa penatnya jika berendam dalam air hangat.nair hangat juga meningkatkan sirkulasi darah tubuh. c. Ginjal Tekanan hidrostatik air dipermukaan tubuh mendorong aliran darah dari bagian tubuh sebelah bawah ke rongga dada dan jantung. Beberapa peneliti menyatakan
terjadi
pergeseran
ruangan
antar
jaringan,
sehingga
meningkatkan volume plasma. Hal ini akan merangsang ginjal memproduksi air seni dan terjadi lebih banyak pembuangan zat sampah dan racun keluar tubuh. Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
30
d. Pernafasan Tekanan hidrostatik air di dinding rongga dada dan masuknya darah dalam rongga dada mempengaruhi mekanisme pernafasan dan bekerjanya paru-paru. Terjadi pengurangan volume udara yang dapat dihembuskan keluar setelah penghirupan udara dalam-dalam, yang menimbulkan peningkatan kapasitas penghirupan udara sebagai kompensasinya. e. Endokrin Berendam dalam air menimbulkan pelepasan dan peningkatan temporer hormon pertumbuhan tubuh. Tingkat sirkulasi hormon kortisol meningkat, baik di dalam air panas maupun didalam air dingin, dan hal ini menimbulkan rasa “euphoria” atau “kegembiraan” bagi yang bersangkutan. Kelenjar tiroid mengeluarkan lebih banyak hormon tiroksin yang meningkatkan kecepatan metabolism tubuh. f. Kekebalan Berendam dalam air panas atau air suhu tubuh merangsang system kekebalan tubuh. Pengaruhnya makin besar tatkala berendam dengan air dingin. Hal ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan T-sel atau sel darah putih dalam dalam getah bening, sehingga meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu air dingin memiliki efek anti peradangan pada kulit. g. Persyarafan Berendam dengan air sangat baik untuk menghilangkan stress. Suhu air lebih rendah dari suhu badan kolam rendam semula bersifat merangsang. Tetapi jika berendam lebih lama dari 2menit justru menimbulkan relaksasi. Oleh Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
31
karena itu penggunaan kolam air sangat baik untuk menanggulangi gangguan depresi.
4. Sifat Umum Hydrotherapy Pada dasarnya Hydrotherapy mendasarkan diri kepada sifat umum air,seperti yang dijelaskan oleh Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2010 : a. Daya Apung (buoyancy) Memudahkan gerakan otot karena daya apung (hydrostatic dan hydrodynamic effect) b. Daya Mekanik (mechanical effect) Pancuran, semburan, gerakan air menimbulkan efek mekanik yang akhirnya merangsang pelebaran pembuluh darah, hal ini akan mengakibatkan melancarkan peredaran darah, pengiriman oksigen, mineral dan sari makanan yang dibutuhkan tubuh akan lancer sehingga mengakibatkan efek relaksasi. c. Daya Menghangatkan (thermal effect) Berperan dalam proses pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang menyebabkan efek relaksasi dan efek analgesic (mengurangi rasa sakit). d. Daya Kimia (chemical effect) Mineral kimia yang dikandung air akan mempengaruhi perbaikan dari metabolism tubuh saat berendam atau latihan di dalam air. Efek ini tergantung kandungan mineral yang dikandung oleh airnya.
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
32
5. Pedoman Suhu Air Untuk Hydrotherapy Suhu air yang harus di perhatikan saat melaksanakan hydrotherapy Tabel 2.1. pedoman suhu air untuk hydrotherapy NO
SUHU
KETERANGAN Terlalu panas tidak aman untuk penggunaan di rumah
1
Diatas 43,3ºC
atau perawatan spa, kecuali untuk rendam sebagian tubuh : lengan, kaki, balutan, kompres local, tidak direkomendasikan Sangat panas, hanya untuk waktu yang pendek 5-15
2
40 – 43,5ºC
menit,
perhatikan
adanya
hyperthermia.
Tidak
direkomendasikan untuk mereka dengan kondisi gangguan kardiovascular.
3
4
37,7 –
Panas, umumnya dapat ditoleransi untuk kebanyakan
<40,5º C
terapi rendam : lama rendam 10-20 menit.
36,6 – 37,7º C
Hangat, sedikit diatas suhu tubuh ideal untuk absorbs rendam herbal : lama rendam 15-30 menit. Netral, rendam nyaman yang menghasilkan refleks
5
32,2 – 36,6º C
pemanasan , adalah rentang normal suhu permukaan kulit, lama rendam 5-10 menit. Rendam sedikit dingin (cool), pendingin yang dapat
6
26,6 – 32,2º C
ditoleransi : dipergunakan untuk rendam jangka pendek kurang dari 5menit, hal ini untuk pemberian reflex pemanasan. Rendam dingin, rendam atau celupan sangat singkat,
7
18,3 – 26,6º C
untuk mendapatkan reflek pemanasan lebih yang dramatic, tidak direkomendasikan lebih dari 30detik : perhatikan hypothermia. Sangat
8
< 18,3º C
dingin,
tidak
direkomendasikan
untuk
penggunaan rumah, kecuali rendam sebagian atau aplikasi local, kompres dingin dengan es.
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
33
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode hydrotheraphy massage berpengaruh secara signifikan dalam menurunkan kadar asam laktat akibat kelelahan pasca olahraga anaerobic lactacid. 2. Metode
massage
manual
berpengaruh
secara
signifikan
dalam
menurunkan kadar asam laktat akibat kelelahan pasca olahraga anaerobic lactacid. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara metode hydrotheraphy massage dengan metode massage manual.
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu