9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya Penulis telah mencoba mencari beberapa tulisan yang berkenaan dengan penelitian ini.Adapun penelitian yang berkaitan dengan judul ini, penulis menemukan beberapa skripsi yang meneliti tentang pesan-pesan dakwah. Beberapa penelitian tersebut antara lain : 1. “Pesan-Pesan Dakwah pada Rubrik Konsultasi Agama di Majalah alKisah
Edisi Oktober-Desember 2008”. oleh Tati Yulyanti (2009). Penulis ingin mengetahui isi pesan dakwah yang disampaikan oleh Habib Ali Yahya dengan memfokuskan penelitiannya pada rubrik konsultasi agama. Penulis menggunakan metode kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan pesan dakwah yang disampaikan di rubrik Konsultasi Agama berisi materi syaria’ah dan akhlak.11 2. “Pesan Dakwah Melalui Majalah Darul Falah (Analisis Isi Rubrik Sakinah Edisi 2 Oktober 2008-5 Januari 2009)”. Ditulis oleh Elly Wijiastutik (2009). Penulis memfokuskan penelitian pada rubrik Sakinah. 12 3. “Representasi Nilai-nilai Dakwah di Media Cetak (Analisis Isi Rubrik Kajia di Majalah Suara Hidayatullah Edisi Mei 2011-April 2012). Ditulis oleh 11
Tati Yulyanti,”Pesan-pesan dakwah rubrik Konsultasi Agama di majalah alKisah edisi oktober-desember 2008”Skripsi Sarjana,Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009, h. 40. 12
http://digilib.sunan-ampel.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptiain-ellywijias-7876online,15-02-1-2013.
9
10
Syirly Marlina ( 2013). Penulis memfokuskan pada rubrik kajian. Penelitian ini menggunakan analisis isi. Dari hasil penelitian, penulis menyimpulkan nilai-nilai dakwah majalah Suara Hidayatullah pada rubrik kajian disampaikan secara seimbang. 13
Dari hasil penelitian sebelumnya memberikan gambaran kepada penulis bahwa penelitian sebelumnya pernah dilakukan tentang pesan-pesan dakwah pada rubrik di majalah, Sedangkan dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang berbeda dari sebelumnya, yakni penelitian tentang pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam rubrik “sentuhan qalbu” di majalah alKisah edisi September-Desember 2012.Adapun metode yang digunakan adalah analisis isi dengan pendekatan kuantitatif.
B. Deskripsi Teoritik 1. Pesan Dakwah a. Pengertian Pesan Menurut bahasa,
Pesan adalah amanat, perintah, nasihat,
permintaan yang disampaikan lewatoranglain.Pesan merupakan seperangkat
13
Syirly Marlina, “Representasi Nilai-nilai Dakwah di Media Cetak (Analisis Isi Rubrik Kajia di Majalah Suara Hidayatullah Edisi Mei 2011-April 2012), Skripsi, P. Raya: STAIN, 2013.
11
lambang
bermakna
yang
disampaikan
oleh
komunikator
kepada
komunikan.14 Menurut Onong Uchjana Effendi bahwa massage yaitu pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang dilambangkan oleh komunikator. Pesan-pesan komunikator disampaikan melalui simbol-simbol yang bermakna kepada penerima pesan.pesan juga merupakan sekumpulan lambang komunikasi yang memiliki makna dan kegunaan dalam menyampaikan suatu ide gagasan kepada manusia lain. 15 Pesan dalam komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.Pesan dapat disampaikan dengan tatap muka melalui media komunikasi.Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, informasi, nasihat atau propaganda.16 Dari pengertian tersebut, peneliti berpendapat bahwa pesan merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh seseorang untuk menyampaikan sesuatu kepada lawan bicara atau orang lain, baik secara kelompok maupun individu, baik melalui suara (berbicara), huruf (tulisan) maupun isyarat.Selain itu, pesan yang baik adalah pesan yang dapat dimengerti oleh komunikan (lawan bicara) dan kemudian mendapat respon balik dari lawan bicara. 14
Ananda Santoso, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Surabaya: Dara Publika, t.th.,
h. 391. 15
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: PT Roesdakarya, 2001, h.6. 16
2012, h. 9.
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
12
b. Macam-macam pesan Pesan memiliki beberapa macam dari cara penyampaiannya, antara lain: 1) Pesan verbal adalah pesan yang menggunakan bahasa, ucapan (katakata). Pesan verbal dalam penggunaannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti.17 2) Pesan non-verbal didefinisikan sebagai semua tanda atau isyarat yang tidak berbentuk kata-kata. Samovar dan Proter secara lebih spesifik mendefinisikan sebagai “semua ransangan (kecuali ransangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima”. 18 Menurut penulis, pesan verbal dan nonverbal memiliki tujuan sama, yakni agar pesan yang disampaikan mendapat respon atau umpan balik sesuai dengan tujuan pesan itu sendiri, hanya saja cara dan media berbeda. c. Pengertian Dakwah Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a.19 Dalam ilmu bahasa arab, kata dakwah berbentuk sebagai “isim mashdar” kata ini berasal dari fi’il (kata kerja) ”da’a-yad’u”
17
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, 2007, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h.99. 18
19
Ibid, h. 100.
Muhammad Munir, Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, Cet.I, Jakarta: Kencana, 2006, h.17.
13
yang
diartikan
sebagai
mengajak/menyeru,
memanggil,
seruan,
permohonan dan permintaan.20 Menurut pendapat ulama Bashrah, dasar pengambilan kata dakwah itu adalah dari kata mashdar yaknida’watan yang artinya panggilan. Sedangkan menurut ulama Kuffah perkataan dakwah itu diambil dari akar kata da’aa yang artinya telah memanggil. 21 Adapun definisi Dakwah secara istilah menurut para ahli, antara lain: 1) Menurut Syekh Ali Mahfudz “Dakwah adalah mendorong manusia kepada kebaikan dan petunjuk, memerintahkan perbuatan yang diketahui kebenarannya, melarang perbuatan yang merusak individu dan orang banyak agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.22 2) Menurut Muhammad Kidr Husain dalam bukunya Dakwah Ila Ishlah “Dakwah adalah upaya memotivasi seseorang agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.23 3) Menurut Muhammad Al Ghazali dalam bukunya Ma’allah:”Bahwa dakwah adalah program pelengkap yang meliputi semua pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk memberikan penjelasan tentang tujuan hidup.”24
20
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: RinekaCipta,1996, h.17. 21
Alwisral Imam Zaidillah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan Khatib Professional, Cet. I, Jakarta: Kalam Mulia,2002, h. 2. 22
Siti Zainab, Harmonisasi dakwah dan Komunikasi, Cet.I, Banjarmasin: Antasari Press, 2009,h. 32. 23
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Cet. I, Jakarta: Prenada Media, 2004, h.1.
24
Ibid, h. 2.
14
Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa dakwah adalah segala usaha yang bersifat
menyeru, mengajak,
memanggil, membimbing manusia baik secara perorangan, maupun kelompok dalam mengaktualisasaikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Islam untuk tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat, dengan menggunakan berbagai media maupun cara yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama dan kondisi mad’u atau sasaran dakwah.25 Dengan begitu, maka dapat diambil benang merahnya bahwa yang dimaksud pesan-pesan dakwah adalah adalah pernyataan-pernyataan yang terdapat dan bersumber dari Alquran dan as-sunnah atau sumber lain yang merupakan interpretasi dari kedua sumber tersebut yang berupa ajaran Islam. Karena Alquran dan as-sunnah itu sudah diyakini sebagai all encompassing the way of life bagi setiap kehidupan muslim, maka pesanpesan dakwah juga meliputi hampir semua bidang kehidupan itu sendiri. 26 2. Dasar Hukum dan Tujuan Dakwah Dasar hukum perintah berdakwah termaktub dalam Alquran Surah An -Nahl ayat 125:
25
26
Ibid, h.3.
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Cet.I, Jakarta :CV Gaya Media Pratama, 1987, h.43.
15
Artinya: “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”( Q.S. An-Nahl [16] : 125)27 Berdasarkan Q.S An-Nahl ayat 125 dakwah diperintahkan oleh Allah kepada umat
Islam tentu dengan tujuan tertentu. Tujuan utama dakwah
menurut Rasyad Shaleh adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai dan diperoleh oleh keseluruhan tindakan dakwah yaitu Kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di duniaakhirat yang diridhai oleh Allah Swt. Tujuan dakwah secara umum menurut Munir adalah mengubah perilaku sasaran agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, keluarga maupun sosial kemasyarakatnya, agar mendapatkan keberkahan dari Allah Swt. Sedangkan tujuan dakwah secara khusus dakwah merupakan perumusan tujuan umum sebagai perincian daripada tujuan dakwah. 28
27
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanny, h.421.
28
Munir, Metode Dakwa, h. 29.
16
3. Majalah a. Pengertian Majalah Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, majalah merupakan terbitan yang berisi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual pembaca, penerbitannya dibedakan atas bulanan, tengah bulanan, mingguan, dan sebagainya. Dan menurut isinya, dibedakan atas berita wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya. 29 Majalah yaitu media komunikasi yang menyajikan informasi (fakta dan peristiwa) secara mendalam dan memiliki nilai aktualitas yang lebih lama. 30 Menurut hemat penulis, majalah merupakan salah satu terbitan yang berisi liputan jurnalistik yang menyajikan informasi kepada pembaca terkait fakta dan peristiwa secara mendalam.Majalah dapat diterbitkan secara mingguan, dwimingguan, dan bulanan. Majalah biasanya berisi berbagai macam tulisan yang sesuai dengan tujuan dari majalah yang bersangkutan. Misalnya bukan hanya terdapat tulisan, di dalam majalah juga ada gambar-gambar yang bertujuan sebagai ilustrasi dari tulisan dan juga bertujuan untuk membuat isi majalah 29
Tim Penyusun Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, h. 899. 30
29.
Syarifuddin Yunus, Jurnalistik Terapan, Cet.I, Bogor: Ghalia Indonesia,2010, h.
17
menjadi cantik dan menarik.Selain itu, hal penting yang harus ada dalam sebuah majalah agar lebih menarik adalah rubrik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rubrik adalah karangan yang bertopik tertentu di surat kabar, majalah, dan sebagainya. 31Rubrik adalah ruang atau kolom yang terdapat dalam surat kabar atau majalah. Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam media cetak baik surat kabar maupun majalah. Rubrik dalam surat kabar misalnya tajuk rencana, surat pembaca, atau dongeng anak. Selain dalam surat kabar, rubrik juga dimuat dalam majalah. Misalnya rubrik pengetahuan, arena kecil, atau apa kabar kawan.32 Rubrik adalah suatu ruangan yang menyajikan dan membahas suatu masalah secara khusus dan biasanya disajikan secara tetap, pemunculannya teratur dan biasanya ditempatkan dihalaman yang sama pada setiap penerbitannya. Selain itu ada misi yang dibawa oleh setiap penyajian rubrik. Isi yang disajikan rubrik membahas suatu masalah secara khusus, dengan demikian, isi permasalahan harus jelas dan mengandung nilai dalam kehidupan sosial. Untuk menarik minat baca para pembaca, setiap rubrik harus dapat hadir dengan membawa kekhususan 31
Tim Penyusun Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, h. 1080. 32
Tati Yulyanti, Pesan-pesan dakwah rubrik sentuhan qalbu di majalah alKisah edisi oktober-desember 2008, Universitas Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009,Skripsi h. 15.
18
masing-masing
dan
memberikan
informasi
yang
sesuai
dengan
karakteristik pembacanya. Dalam menciptakan suatu rubrik, pengemasan informasi atau pesan sangatlah penting, agar pembaca tertarik membacanya. Selain itu, Penyajian suatu rubrik perlu diperhatikan dengan cermat untuk menghindarkan kebosanan atau kejenuhan pembaca, meskipun isi rubrik sama dengan kemasan dan penyajian yang berbeda, orang cenderung menerimanya sebagai sesuatu yang baru dan lebih menarik. Dalam penyajian suatu rubrik, isi atau subtansi yang terdapat pada rubrik tersebut merupakan hal yang paling penting karena isi rubrik tersebut harus dapat diterima pembaca. b. Sejarah Singkat Majalah Sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai menjelang dan pada awal kemerdekaan Indonesia. Adapan sejarah singkat majalahdi Indonesia antara lain: 1) Awal kemerdekaan Soemanag yang menerbitkan majalah Revue Indonesia, dalam salah satu edisinya pernah mengemukakan gagasan perlunya koordinasi penerbitan surat kabar yang jumlahnya sudah mencapai ratusan. Semuanya terbit dengan satu tujuan, yakni menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Belanda, mengobarkan semangat perlawanan
19
rakyat terhadap bahaya penjajahan, menerpa persatuan nasional untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakkan kedaulatan rakyat. 1) Zaman Orde Lama Seperti halnya nasib surat kabar pada orde lama, nasib majalahpun tidak kalah tragisnya di saat Peperti (Penguasa Perang Tertinggi) mengeluarkan pedoman resmi untuk penerbit surat kabar dan majalah di seluruh Indonesia. Pedoman itu intinya adalah surat kabar dan majalah wajib menjadi pendukung, pembela dan alat penyebar “manifesto politik” yang pada saat itu menjadi haluan negara dan program pemerintah. Namun pada masa ini perkembagan majalah tidak begitu baik, karena relative sedikit majalah yang terbit. 2) Zaman Orde Baru Awal orde baru 1966 banyak majalah yang terbit dan cukup beragam jenisnya, diantaranya adalah majalah selecta pimpinan Sjamsudin Lubis, majalah Sastra Horison pimpinan Muchtar Lubis, panji Masyarakat dan majalah Kiblat, keduanya majalah Islam yang semuanya terbit di Jakarta. Selanjutnya antara kurun waktu tahun 1971 sampai 1981 majalah tumbuh seperti jamur di musim hujan.Hal ini sejalan dengan kondisi perekonomian bangsa Indonesia yang makin baik,serta tingkat pendidikan masyarakat yang makin maju. 3) Zaman Reformasi
20
Tidak diperlukannya lagi Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) di zaman reformasi, membuat berbagai pihak menerbitkan majalah baru yang sesuai dengan tuntutan pasar. Disamping jumlah yag banyak juga muatan yang semakin berani. Majalah-majalah Franchise dari luar negeri seperti Cosmopolitan, FHM,Maxim, Eve, Cleo, Herworld,Harper’s bazaar, good Housekeeping, playboy, penampilan kover dan artikel-artikelnya cukup berani untuk ukuran pembaca Indonesia sehingga membuat majalah pria dewasa ini sempat ditolak keberadaannya di Indonesia melalui aksi dan demo yang brutal oleh beberapa ormas agama. c. Fungsi Majalah Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media berbeda satu dengan lainnya. Fungsi media massa pada dasarnya merupakan dasar kehadirannya. Semua sistem komunikasi pada dasarnya memiliki fungsi mendidik, fungsi menghibur dan fungsi informasi. 33Adapun majalah berita berfungsi sebagai media informasi tentang berbagai peristiwa di dalam dan luar negeri.Dan terdapat pula majalh yang fungsinya sebagai hiburan, seperti majalah dewasa femina, meskipun
isinya
relatif
menyangkut
informasi
dan
tipsmasalah
kewanitaan, lebih bersifat menghibur.Fungsi informasi dan pendidikan
33
Andi Abdul Muis, Komunikasi Islam,Cet. 1, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, h. 5- 8.
21
adalah prioritas berikutnya. Contohnya majalah Trubus, fungsi utamanya adalah memberi pendidikan mengenai cara bercocok tanam,sedangkan fungsi berikutnya adalah informasi. d. Karakteristik Majalah Majalah merupakan media yang paling simple organisasinya dan relatif mudah mengelolanya.Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dapat menentukan bentuk, jenis dan sasaran khalayaknya dengan leluasa. Meskipun demikian, majalah tetap memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan media cetak lainnya, antra lain: 1) Penyajian lebih dalam Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, selebihnya dwimingguan, bahkan bulanan.Majalah berita biasanya terbit mingguan, sehingga para reporternya mempunyai waktu yang lebih lama untuk memahami dan mempelajari suatu berita.Mereka juga mempunyai waktu yang leluasa untuk melakukan analisis terhadap
peristiwa
tersebut,
sehingga
penyajian
berita
dan
informasinya dapat dibahas secara lebih dalam.Analisis beritanya dapat dipercaya dan didasarkan pada buku referensi yang relevan dengan peristiwa.
22
2) Nilai aktualitas lebih lama Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bias satu minggu. Sebagai contoh, kita kana menganggap usang surat kabar kemarin atau dua hari yang lalu bila kita baca saat ini. Akan tetapi kita tidak pernah menganggap usang majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu. 34 3) Gambar/foto lebih banyak Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya
yang
mendalam,
majalah
juga dapat
menampilkan
gambar/foto yang lengkap, dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakannya pun lebih baik.Fotofoto yang ditampilkan di majalah memilki daya tarik tersendiri, apalagi apabila foto tersebut bersifat eksklusif. Misalnya pada majalah mode dan hiburan, majalah tersebut akan menampilkan foto-foto selebriti yang menjadi topik pembicaraan majalah tersebut. Jadi, daya tarik foto sangat besar bagi pembaca, karena itu promosi majalah edisi terbaru seringkali menonjolkan foto. 4) Kover sebagai daya tarik Disamping foto, kover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik tersendiri.Kover adalah ibarat pakaian dan aksesorinya pada 34
William L. Rivers,Jay W. Jensen, Theodore Peterson, Media Massa dan Masyarakat Modern, Cet.1, Jakarta: Kencana, 2003 h.233-240.
23
manusia.Kover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik.Manarik tidaknya kover suatu majalah sangat bergantung pada tipe majalahnya, serta konsistensi majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya.Pada intinya, dapat dikemukakan bahwa kover merupakan salah satu faktor daya tarik suatu majalah yang menunjukkan ciri khas suatu majalah, sehingga secara sepintas pembaca dapat mengidentifikasi majalah tersebut.35 Sampul (cover) pada majalah dibuat lebih menarik dan aktaktif.Sampul dalam majalah bagaikan pakaian, yang dapat mengundang perhatian para calon pembacanya.Sampul pada majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus disertai gambar yang menarik, menyolok dan berkualitas. 36 4. Majalah Sebagai Media Dakwah Dakwah melalui media massa dimulai sejalan dengan perkembangan teknologi mulai berkembang yakni sejak abad ke-21. Dahulu kala dakwah dilakukan
dengan
tatap
muka
langsung
secara
personal
ataupun
35
Elvinaro Ardianti, Lukiati Kumala, Siti Karlitas, Komunikasi Suatu Pengantar Edisi Revisi, Cet.2, Bandung: Simbiosa Rekatama Pratama, 2009, h. 122-123. 36
Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Cet. I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, h. 16.
24
berkelompok.Sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi, dunia dakwah menjadi berubah dengan menggunakan teknologi informasi. 37 Melalui media cetak, komunikator dakwah akan dapat menyampaikan pemahaman agama secara lebih baik. Kini dakwah bisa dinikmati tidak hanya pada satu tempat atau oleh satu kelompok saja namun bisa dinikmati oleh seluruh dunia dan kalangan. Media-media massa muslim telah berkiprah secara maksimal dalam melayani kebutuhan informasi kamu muslim maka kaum muslim perlu memberikan apresiasi kebutuhan informasi yang positif. Dalam upaya memperoleh sambutan positif dari masyarakat massa muslim juga telah memberikan layanan dan kualitas yang bias diandalkan. 38 Nilai-nilai Islam yang disampaikan melalui dakwah yang disertai dengan bahan-bahan cetakan akan dapat memperdalam pemahamannya 37
Koran adalah surat kabar harian, yang berisiskan informasi actual dari berbagai aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, kriminal, seni, olahraga, luar negeri, dalamnegeri, dan sebagainya. Koran atau surat kabar lebih menitikberatkan pada penyebaran informasi (fakta maupun peristiwa) agar diketahui publik. Pada umumnya terbit harian, sekalipun ada juga surat kabar mingguan. Tabloid adalah media komunikasi yang berisikan informasi aktual maupun penunjang bagi bidang profesi atau gaya hidup tertentu. Tabloid biasanya memiliki kedalaman informasi dan ketajaman analisis dalam penyajian beritanya. Tabloid pada umumnya terbit mingguan, format tabloid pun berbeda dari surat kabar dan majalah. Tabloid yang kini beredar lebih banyak mengacu pada penyajian informasi yang bersifat segmented, berorientasi pada bidang profesi atau gaya hidup tertentu, seperti ekonomi, keuangan, tenaga kerja, peluang usaha, kesehatan, ibu dan anak, dan sebagainya.Jurnal Adalah terbitan berkala yang berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan. Leaflet adalah Lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.. 38
Bambang Saiful Ma’arif, Komunikasi Dakwah: Paradigma Untuk Aksi, Cet.1,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, h.162.
25
karena bisa dikaji ulang secara seksama. Media cetak dapat membuka jaringan sosial yang lebih luas, dan bias disimpan dalam waktu yang sangat lama. Bila media tersebut telah diapresiasi dan disambut baik oleh masyarakat luas, akan terjamin hubungan yang kental antara jamaah. Pemahaman mereka dibentuk secara sama, dan dibakukan dalam format kognisi yang melandasi gerakan. Aktivitas dakwah mengambil dua bentuk, yaitu dakwah bil lisan dan dakwah bil hal.dakwahbil lisan ( komunikasi verbal) mengetengahkan ajaran Islam dengan bahasa lisan(vokal, suara dan nonvokal seperti tulisan,simbolsimbol dan gambar ).39 Dakwah secara verbal sama halnya juga dengan dakwah secara face to face. Pembaca yang membaca ceramahnya seolah berkomunikasi langsung dengan penceramahnya.Secara keilmuan, dakwah melalui tulisan disebut dengan dakwah bil-Qolam.
Terdapat karakteristik dakwah melalui media
komunikasi massa antara lain:
a. Arus informasi dakwah melalui media massa tidak dipengaruhi oleh reaksi khalayak mad’u tetapi terkendali oleh da’i. Oleh karena itu, seorang programmer dakwah media massa dituntut bisa membaca kecenderungan umum di masyarakat yang dapat dipertimbangkan dalam menyajikan menu siaran sehingga siaran dakwah banyak disukai.
39
Ibid, h.185.
26
b. Dalam dakwah melalui media massa reaksi mad’u terbatas melalui beberapa hal saja seperti surat pembaca, telepon dari pendengar radio/tv, berbeda dengan dakwah melalui tatap muka yang diterima secara langsung.
Sedangkan dakwah bil hal merupakan langkah nyata dalam merealisasikan ajaran Islam di dalam kancah kehidupan melalui berbagai sisinya. Perkembangan ajaran Islam dan pemeluknya sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari peranan media.Meski peranannya dalam dakwah Islam bukan yang hakiki, peran media dalam kehidupan masyarakat sebagai komplementer agenda dakwah bil hal. Kehadiran masyarakat yang riil bias menjawab berbagai kebutuhan umat dan melangsungkn aksi-aksinya. 5. Dakwah Melalui Kisah/Cerita a. Pengertian Kisah Secara epistemologis lafadz qas}as}yang berarti kisah merupakan jamak dari kata qis}as}.40 Lafadzini merupakan bentuk mashdar dari kata qas}as}yaqus}su}artinya kisah, cerita atau hikayat.41
40
Lafazh
qashash
dapat
diklasifikasikan
ke dalam
dua
makna,yakni:
1.
Qas}as}berarti menceritakan, 2. Lafazh qas}as} mengandung arti menelusuri/mengikuti jejak. Lihat Ali Mir Khalaf Zadeh, Kisah-kisah Hikmah, Cet. III, Jakarta: PENERBIT Qorina, 2004, h. 3. 41
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir : Kamus Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h. 1126.
27
Adapun secara terminologis qashash merupakan kisah dalam Alquran yang menceritakan ihwal umat-umat terdahulu dan nabi-nabi mereka serta serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau dan yang akan datang.42 b. Peranan Kisah Peranan kisah sangat penting karena merupakan salah satu metode dakwah yang dipraktekkan langsung oleh Rasulullah pada zaman dahulu dan pada dasarnya memang terdapat dalam Alquran. Adapun beberapa fungsi dan peranan kisah antara lain: 1) Memberikan pelajaran untuk dijadikan teladan yang baik. Implementasi dari kisah-kisah dalam Alquran termasuk kisah-kisah hikmah saat ini adalah pelajaran untuk umat manusia. Halini sesuai dengan firman Allah dalam surah Yusuf ayat 111 .Allah banyak memberikan gambaran tentang berbagai macam kisah-kisah nabi/rasul yang dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. 2) Menggugah hati untukmemahami hal-hal yang bersifat maknawi dan pengaruhnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendeskripsikan kepada mad’u sifat-sifat yang terpuji dan pengaruhnya dalam kehidupan, seperti
42
Munir, Metode Dakwah, h. 300.
28
mendeskripsikan sifat-sifat orang mukmin dan keuntungan mengikuti sifat-sifat mereka. 3) Merupakan bagian dari kesenangan manusia. Cerita/kisah adalah kesenangan yang akan dapat langsung menembus relung hati. Sayyid Qutub mengatakan: ”Tidak dapat dipungkiri bahwa kisah adalah salah satu metode untuk menyampaikan hakikat kebenaran ke dalam hati. Tampilan hidup dan menyelinap masuk ke dalam hati yang dalam, karena isi cerita adalah suatu yang pernah terjadi dalam sejarah perjalanan umat manusa.” 4) Menanamkan pendidikan ahlakul karimah karena dari keterangan kisah-kisah yang baik itu dapat meresap ke dalam hati nurani dengan mudah dan baik serta mendidik dalam meneladani perbuatan baik dan menghindari perbuatan baik. 5) Adapun
kisah
yang
terdapat
dalam
alquran
adalah
untuk
memperlihatkan kemukjizatan alquran dan kebenaran Rasulullah dalam dakwahdan pemberitaannya mengenai umat-umat terdahulu atau keterangan beliau yang lain serta lebih meresapkan pendengaran dan memantapkan keyakinan dalam jiwa pendengarnya karena kisah-kisah itu merupakan salah satu dari bentuk peradaban. 43
43
Ibid, h. 301-303.
29
c. Kisah yang mengandung hikmah Bercerita tentang kisah-kisah yang mengandung hikmah sangat efektif untuk menarik perhatian para mad’u.44 Hal demikian juga dapat membuat imajinasi atas peristiwa masa lampau maupun akan datang, bahkan hal ini merupakan pola yang baik untuk dilakukan para da’i, dan akan dengan mudah merasuk ke dalam jiwa para komunikan. Di dalam alquran terdapat berbagai metode untuk mengajak manusia ke jalan yang benar, antara lain adalah dengan kisah atau cerita. Alquran dan hadis banyak memuat kisah-kisah sejarah umat terdahulu yang dapat dijadikan sebagai bahan yang dapat menjadikan perbandingan untuk menjalankan aktivitas dalam berdakwah. Hal ini senada dengan firman Allah:
… Artinya: "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal”.(Q.S Yusuf: 111)45 Dari ayat tersebut jelaslah bahwa kisah-kisah yang termuat banyak terdapat nilai-nilai penting yang bias diambil untuk pelajaran bagi manusia, khususnya buat da’i dalam berdakwah ke jalan yang benar, 44
Sebuah kisah tentu akan lebih menarik jika disuguhkan secarabersahaja, dengan ungkapan bahasa sehari-hari tetapimenyimpan makna yang mendalam. Sebuah kisah dapat dijadikan sebagai hiburan, tapi juga sebagai renungan dan pelajaran. Lihat Ali Mir Khalaf Zadeh, Kisah-kisah Hikmah, Cet. III, Jakarta: PENERBIT Qorina, 2004, h.1. 45
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 366.
30
dengan menggunakan cerita atau kisah-kisah tersebut akan dapat menyentuh hati mad’u yang palig dalam. d. Kisah dalam Alquran dan Hadits dalam Kaitannya dengan Dakwah Ketika Nabi Muhammad dalam meluaskan misinya,
banyak
mengalami dinamika dan romantika dalam menyebarkan ajaran agama yang dibawanya. Berbagai macam cobaan yang datang dari kaumnya, penentangan dan lawan-lawannya diberikan kepada mereka untuk menguji kesabaran utusan-utusan Allah SWT. Dari kisah-kisah yang terdapat dalam alquran dan hadis bagaimana seorang nabi dalam menyampaikan “pesan-pesan ilahi” para nabi sampai mengorbankan diri, yang ajakannya tersebut terkadang justru tidak mendapat dukungan dari umatnya.