BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Mata Kuliah Kriya Tekstil dan Batik III Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya Tekstil dan Batik II. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III termasuk salah satu kelompok Mata Kuliah Perluasan Pendalaman (MKPP) yang memiliki kode RK 4773 dengan bobot 4 SKS diselenggarakan pada semester 7 jenjang S1 Kependidikan di Pendidikan Seni Rupa JPSR FPBS UPI. Pelaksanaan pembelajaran mata kuliah kriya tekstil dan batik III terdiri dari 20% teori dan 80% praktek. Mata kuliah teori mencakup konsep dasar kriya batik, motif batik, pengetahuan alat dan bahan untuk membatik, teknik membatik tulis, dan produk kriya batik. Mata kuliah praktek mencakup praktek mendesain motif batik, pengolahan teknik membatik, dan pembuatan produk kriya batik. 1. Tujuan Mata Kuliah Kriya Tekstil dan Batik III Tujuan mempunyai suatu peranan yang penting dalam suatu kegiatan karena dapat menentukan arah yang akan dicapai. Tujuan merupakan komponen pertama yang harus diterapkan di dalam pembelajaran yang dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan dalam belajar. Adapun tujuan mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III sebagaimana tercantum dalam silabus perkuliahan Kriya Tekstil dan Batik III (2010:1), yaitu: Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa mampu berkarya tekstil dan batik dengan baik. Mahasiswa bisa bereksperimen membuat kain atau bahan tekstil dengan olahan baru berdasarkan desain yang diinginkannya. Pengolahan surface design yang unik dan inovatif dapat menghasilkan sebuah karya kriya yang baik. Tujuan di atas memberikan indikasi bahwa mahasiswa dituntut untuk dapat mengeksplorasi keterampilannya dalam membuat desain motif batik yang inovatif sesuai dengan produk kriya tekstil yang akan dibuatnya seperti: busana, produk interior, aksesoris dan milineris sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu produk kriya batik. Tujuan di atas, dapat dicapai apabila mahasiswa dapat memahami dan menguasai materi mata kuliah
Kriya Tekstil dan Batik III. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III diajarkan dengan harapan agar mahasiswa dapat memperluas wawasan dan memperluas pengetahuan dalam bidang kriya batik, sehingga mahasiswa dapat memperoleh bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk dijadikan bekal dalam memasuki dunia usaha. 2. Materi Mata Kuliah Kriya Tekstil dan Batik III Materi perkuliahan adalah isi atau pokok perkuliahan yang akan diberikan pada mahasiswa untuk mencapai tujuan perkuliahan. Materi mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III yaitu konsep dasar kriya batik, motif batik, pengetahuan alat dan bahan untuk membatik, teknik membatik tulis, dan produk kriya batik. a. Konsep Dasar Kriya Batik Kriya atau craft
adalah suatu kegiatan kreatif dalam menciptakan berbagai karya
kerajinan yang memiliki nilai estetis atau nilai fungsi seperti yang diungkapkan Mila dan Marlina (2011:9): Kriya atau craft adalah suatu kegiatan kreatif dalam menciptakan berbagai karya kerajinan yang memiliki nilai estetis (benda hias), nilai fungsi/kegunaan (benda pakai), ataupun memiliki nilai keduanya yaitu memiliki nilai estetis dan memiliki nilai fungsi.
Batik bisa disebut sebagai kain bercorak. Pengertian batik dapat dibedakan berdasarkan; segi pengerjaannya, pengertian kata benda dan penggunaannya. Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa yaitu amba yang bermakna menulis dan tik atau "titik" yang bermakna titik. Secara etimologis, batik berarti menitikkan malam dengan canting sehingga membentuk corak yang terdiri atas susunan titikan dan garisan. Dari segi kata benda, batik merupakan hasil penggambaran corak di atas kain dengan menggunakan canting sebagai alat gambar dan malam sebagai zat perintang, yang berarti bahwa teknik batik merupakan penerapan corak di atas kain melalui proses celup rintang warna dengan malam sebagai medium perintangnya.
Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kriya batik adalah salah satu kerajinan tangan yang menggunakan teknik batik atau kain batik sebagai bahan utamanya yang memiliki nilai estetis atau nilai fungsi. Kriya batik yang dimaksudkan penulis dalam pembahasan ini adalah kriya batik yang menggunakan bahan batik sebagai bahan utama pembuatan kriya batik melalui proses membatik tulis, dalam artian kain batik yang digunakan bukan kain batik tulis, bati cap, batik kombinasi tulis dan cap, maupun batik printing yang dibeli di pasaran, melainkan kain batik tulis yang dibuat sendiri dengan menggunakan konsep dan tema. b. Motif Batik 1) Pengetahuan Motif Batik Motif batik adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif batik disebut juga corak batik atau pola batik. Motif batik dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu: Ornamen motif batik dan Isen motif batik. Ornamen motif batik dibedakan menjadi ornamen utama dan ornamen pengisi bidang atau ornamen tambahan. Ornamen utama adalah suatu ragam hias yang menentukan dari motif batik dan memiliki arti filosofis. Ornamen tambahan tidak memiliki arti dalam pembentukan motif dan berfungsi sebagai pengisi bidang. Isen motif adalah berupa titik-titik, garis-garis, gabungan titik dan garis, yang berfungsi untuk mengisi ornamen atau mengisi bidang diantara ornamen-ornamen. Biasanya ornamen atau ragam hias batik diulang-ulang untuk memenuhi seluruh bidang kain. Ragam hias batik umumnya dipengaruhi: a) Letak geografis daerah pembuat batik, b) Sifat dan data penghidupan daerah yang bersangkutan, c) Kepercayaan dan adat istiadat setempat, d) Keadaan alam, flora dan fauna, e) Akulturasi dengan daerah-daerah pembatik lain.
Motif batik dibedakan berdasarkan objek kajiannya, seperti pembagian batik berdasarkan daerah, nama, warna, bentuk atau penciptanya. Pembagian batik berdasarkan daerah yaitu; Vorstenladen (daerah keraton) dan daerah pesisir (diluar daerah keraton). Pembagian batik berdasarkan
nama yaitu; lereng, semen, parang, truntum, kawung,
gringsing, ceplok, nitik, motif pinggiran, dan terang bulan. Pembagian batik berdasarkan warna Batik yaitu; bambangan (merah), bangjo (merah-hijau), dan kelengan (ungu). Pembagian batik berdasarkan bentuknya yaitu; geometris dan non geometris. Secara umum motif batik terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu; motif figuratif, semi figuratif, dan non figuratif. (1) Motif Figuratif Motif figuratif adalah motif yang menggambarkan wujud benda aslinya misalnya flora, fauna, manusia, bangunan dan sebagainya. Penyusunan motif ini pada umumnya juga masih mempertimbangkan ruang atau jauh dekat, warna, bentuk yang mirip aslinya.
Gambar 2.1 Motif Figuratif Sumber: www.batik jambi.com (2) Motif Semi Figuratif Motif semi figuratif adalah motif pengayaan yang menyerupai bentuk motif yang digambarkan dengan cara stilasi atau deformasi. Penggambaran motif semi figuratif dapat secara geometris berarti menggunakan bentuk-bentuk ilmu ukur, misalnya segi tiga, segi empat, lingkaran dan sebagainya. Sedangkan penggambaran secara non geometris masih menggikuti garis-garis objek gambarnya.
Gambar 2.2 Motif Semi Figuratif Sumber: www.tikinkatura.blogspot.com (3) Motif Non Figuratif Motif non figuratif disebut juga abstrak. Motif abstrak yaitu motif yang tidak memiliki makna, tidak beraturan dan tidak dapat dikenali lagi ciri-cirinya. Motif dapat berupa garis, massa, spot, isian-isian batik, bidang atau warna yang serasi antar bagian dan keseluruhan maupun bagian dengan bagian lainnya.
Gambar 2.3 Motif Nonfiguratif Sumber: http://griyoblonjo.blogspot.com 2) Mendesain Motif Batik Tahapan yang harus dilalui ketika akan membuat desain motif batik yaitu; a) Merencanakan desain motif batik Memahami maksud dan tujuan menggambar suatu desain motif adalah hal yang harus dipastikan oleh seseorang yang akan menggambar suatu desain motif batik. Hal-hal yang harus dipahami yaitu langkah-langkahnya, akan membuat apa, untuk apa, dan akan diaplikasikan pada benda apa. b) Menentukan sumber ide Sumber ide harus disesuaikan dengan produk kriya batik yang akan dibuat. Sumber ide yang dipilih dapat diadopsi, adaptasi ataupun adeptasi dari flora, fauna, alam, manusia, bangunan, atau motif batik yang telah ada.
c) Mencipta motif batik Motif yang diciptakan merupakan hasil menyusun dan memadukan bentuk-bentuk ragam hias, seperti ragam hias utama, ragam hias pengisi (isen-isen), dan ragam hias pinggiran. Ragam hias tersebut dipadukan sedemikan rupa sehingga tercipta suatu kesatuan dalam rancangan desain motif batik.
Motif Utama
Motif Pinggiran Motif Gabungan Gambar 2.4 Mencipta Motif Batik Sumber: Desain Prayitno. 2011. Hal yang harus diperhatikan dalam membuat rancangan motif batik adalah sambungan sisi-sisi motif (sanggit), supaya motif yang tercipta terlihat sebagai suatu kesatuan dan tidak terlihat terpisah-pisah, seperti sisi bawah ada hubungnnya dengan sisi atas, sisi kiri ada hubungannya dengan sisi kanan (sanggit tumpuk) atau setengah sisi bagian kiri ada hubungannya dengan setengah sisi bagian kanan (sanggit bata) adapula yang berputar (kitiran).