BAB II KAJIAN PUSTAKA
1.1 Perpustakaan Umum Perpustakaan merupakan tempat tersedianya buku ataupun bacaan.Perpustakaan sebagai salah satu pusat penyediaan informasi dan ilmu pengetahuan.Ada beberapa jenis perpustakaan, salah satunya yaitu perpustakaan umum.
1.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaaan umum merupakan salah satu lembaga pendidikan bagi masyarakat.Perpustakaan umum menyediakan koleksi buku, bahan cetakan, serta rekaman. Perpustakaan ini dapat dikunjungi oleh siapa saja mulai dari anak – anak, remaja, dewasa sampai lanjut usia baik laki laki maupun perempuan. Menurut Sutarno (2006:43), “Perpustakaan Umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat”. Berbeda dengan Sjahrial-Pamuntjak (2000:3), menyatakan perpustakaan umum adalah “Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga diadakan untuk dan oleh masyarakat.Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama.
6
Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma – cuma atau dengan membayar iuran sekedar sebagai tanda keanggotaan dari perpustakaan tersebut”. Sedangkan Soetminah (1992:34),menyatakan ”Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang mempunyai tugas melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan”. Berdasarkan uraian beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum untuk menyediakan informasi sebagai sumber belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, dimana setiap warga masyarakat dapat mengunjungi perpustakaan tanpa membedaakan status sosial, karena tugas dari sebuah perpustakaan adalah untuk melayani seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh informasi ataupun ilmu pengetahuan tanpa membedakan tingkat usia, sosial dan pendidikan.
1.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum Setiap perpustakaan memiliki tujuan yang ingin dicapai seperti perpustakaan lainnya, begitu pula dengan perpustakaan umum. Berikut beberapa tujuan perpustakaan menurut para ahli : Menurut Hermawan dan Zulfikar (2006:31), menyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah: 1.
Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesejahteraan.
7
2.
Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari – hari.
3.
Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.
4.
Bertindak sebagai agen kultural, sehingga menjadi pustaka utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar dan
5.
Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat. Menurut Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh Sulistyo,
(1993:46), menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama yaitu : 1.
Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik.
2.
Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
3.
Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.
4.
Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustkaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan
8
informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, dan apresiasi masyarakat terhadap segala. Dari urain tujuan perpustakaan umum diatas dapat disimpulkan tujuan dari perpustakaan umum adalah untuk menyediakan sumber informasi kepada masyarakat secara cepat dan tepat sesuai kebutuhan, dan dapat juga digunakan untuk memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat yang nantinya akan membawa masyarakat ke kehidupan yang lebih baik.
1.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum Untuk mencapai tujuan di atas maka perpustakaan harus menjalankan fungsinya dengan baik.Menurut Yusuf (1995:23), fungsi perpustakaan umum adalah: 1.
Fungsi Informatif, segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum sanggup menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh segenap anggota masyarakat. Sumber informasinya berpotensi memberitahukan atau memberikan informasi kepada segenap anggota masyarakat yang membutuhkannya.
2.
Fungsi Edukatif, segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum dimaksudkan
untuk
mendidik
segenap
anggota
memanfaatkannya, termasuk anggota masyarakat
masyarakat
yang belum
yang sempat
menggunakannya. 3.
Fungsi Rekreatif, koleksi yang disediakan perpustakaan umum banyak yang berisi informasi ringan, artinya tidak mendalam seperti halnya pada perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi, apalagi perpustakaan khusus. Hal
9
ini disebabkan kondisi masyarakat yang dilayani sangat beragam, baik pada tingkat pengetahuan, pendidikan, maupun usianya sehingga sumber informasi yang disediakan pun harus disesuaikan dengan keragaman kondisi masyarakat tersebut. Sedangkan menurut Samosir (2004:8), Perpustakaan umum sebagai perangkat dan bagian yang tidak lepas dari sistem pembelajaran sepanjang hayat berfungsi sebagai : 1. Pusat informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai; 2. Preservasi kebudayaan, menyimpan dan menyediakan tulisan - tulisan tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan di masa yang akan datang; 3. Pendidikan, mengembangkan dan menunjang pendidikan non formal diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian; 4. Rekreasi, dengan bahan - bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi waktu luang. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan fungsi perpustakaan umum adalah sebagai fungsi informatif, edukatif, rekreatif, yang sistem pembelajarannya dapat dilakukakan sepanjang hayat sebagai pusat informasi, preservasi budaya, dan pendidikanan.
10
1.2 Pengembangan Perpustakaan Pengembangan perpustakaan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan segala sesuatu yang sudah dicapai di dalam suatu perpustakaan. berbicara mengenai pengembangan perpustakaan sangat erat kaitannya dengan jaringan kerjasama yang besar dimana didalamnya terdapat
sebuah kumpulan
lembaga perpustakaan dan pustakawan untuk bekerja agar sebuah perpustakaan dapat berkembang.Pengembangan perpustakaan harus dilakukakn secara terus menerus dan berkelanjutan.4 sektor yang perlu dikembangkan dalam sebuah perpustakaan antara lain : 1. koleksi, 2. sumber daya manusia, 3. masyarakat pemakai, dan 4. sistem layanan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 “Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap”. Menurut Seels dan Richey dalam Alim (2012:3),“pengembangan berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fitur fisik. Pengembangan secara khusus berarti proses menghasilkan bahanbahan pembelajaran”.
11
Menurut Iskandar (2011:48), Pada hakikatnya pengembangan yaitu: Upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah yang bertujuan untuk membuat atau memperbaiki dan dapat menghasilkan teknologi baru, sehingga menjadi produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya untuk menciptakan mutu yang lebih baik.
1.3 Kerjasama Perpustakaan Tidak semua perpustakaan mampu menyediakan informasi, fasilitas yang memadai serta dana yang mencukupi, sehingga melakukan kerjsama merupakan hal yang sangat membantu di dalam perpustakaan. Menurut Sulistyo (1996:1-5)“menyatakan bahwa ada istilah yang erat kaitannya dengan istilah kerjasama perpustakaan (Library Cooperation atau Library Network), dan jaringan informasi (information Network).Keduanya memilki segi sejarah yang berbeda. Kerjasama perpustakaan melibatkan kerjasama antara 2 perpustakaan atau
12
lebih tanpa melihat apakah kerjasama tersebut menggunakan bantuan komputer atau fasilitas telekomunikasi atau tidak, sedangkan jaringan informasi selain pelaksanaan kerjasamanya menggunakan perangkat teknologi informasi, juga para anggotanya tidak hanya terbatas pada perpustakaan saja melainkan juga unit informasi lainnya, seperti Pusat Dokumentasi, Pusat Informasi, Pusat Analisa Informasi, serta Pusat Rujukan”. Menurut Siregar (2005:13),“suatu kerjasama dan sistem jaringan dapat didefinisikan sebagai sejumlah organisasi yang secara formal saling terhubung atau berpartisipasi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan memiliki suatu struktur organisasi”. Lain halnya Pengertian kerjasama perpustakaan menurut Miller (1973), adalah “kerjasama yang dilakukan oleh unit unit perpustakaan atau unit yang menangani informasi yang bergabung bersama karena masing-masing memiliki sumberdaya informasi yang sama atau berada pada wilayah yang sama atau didasarkan pada kesamaan lain”. Berdasarkan uraian beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kerjasama perpustakaan
adalahkerjasama yang melibatkan antara 2 perpustakaan dan unit
informasi lainya yang memiliki sumber informasi yang sama, tidak hanya terbatas pada perpustakaan melainkan dapat dilakukan dengan unit infornasi maupun organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
13
1.4 Bentuk Kerjasama Perpustakaan Dalam dunia perpustakaan dikenal berbagai jenis bentuk kerjasama yang masing-masing dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dari pihak-pihak yang berkerja sama. Adapun bentuk kerjasama sebagai berikut: 1. Kerjasama Pengadaan Dalam bentuk ini, berbagai perpustakaan bekerja sama dalam pengadaan buku. Ini merupakan awal bentuk kerjasama.Dalam bentuk ini masing – masing perpustakaan bertanggung jawab atas kebutuhan informasi pemakainya. Maka perpustakaan akan memilih buku berdasarkan dugaan pengetahuan pustakawan atas keperluan bacaan anggotanya. Dorongan kerjasama ini berasal dari bertambah banyaknya buku yang diterbitkan dalam berbagai lapangan ilmu pengetahuan, perluasan jenis terbitan mulai dari buku dan majalah hingga ke laporan tak diterbitkan yang semuanya ini berfungsi sebagai sumber informasi. Sulistyo Basuki (1991:55) 2. Pemusatan Pengadaan dan Penyimpanan Pada pendekatan ini, sebuah perpustakaan ditunjuk untuk menyimpan buku yang kurang digunakan milik perpustakaan lain. Biasanya bentuk kerjasama ini diikuti dengan pengadaan bersama. Sulistyo Basuki (1991:56). 3. Kerjasama Pertukaran dan Redistribusi Tujuan kerjasama ini adalah meningkatkan dan memperluas sumber koleksi yang telah ada dengan biaya sekecil mungkin. Dalam hal spesialisasi subjek, alasan penyimpanan koleksi untuk membentuk koleksi yang komprehensif serta
14
sekaligus menghindari penyiangan salinan (copy) terakhir yang membutuhkan integrasi dengan cara pertukaran bahan pustaka. Sulistyo Basuki (1991:56-57). 4. Kerjasama Pengolahan Dalam bentuk kerjasama ini, perpustakaan bekerjasama untuk mengolah bahan pustaka. Biasanya pada perpustakaan universitas dengan berbagai cabang atau perpustakaan umum dengan cabang – cabangnya, pengolahan bahan pustaka (pengkatalogan, pengklasifikasian, pemberian label buku, kartu buku, katalog buku, kantong buku, dan penyampulan buku dengan lapis plastik) dikerjakan oleh perpustakaan pusat, perpustakaan cabang menerima buku dalam keadaan siap digunakan. Sulistyo Basuki (1991:57). 5. Kerjasama Penyedian Fasilitas Dalam bentuk ini, perpustakaan bersepakat bahwa koleksi mereka terbuka bagi anggota perpustakaan lain. Dalam ketentuannya, perpustakaan universitas A menyatakan bahwa anggota perpustakaan universitas lain (katakanlah universitas B dan C) boleh menggunakan fasilitas perpustakaan universitas A dalam batas ketentuan yang berlaku. Biasanya penyediaan fasilitas berupa kesempatan menggunakan koleksi, menggunakan jasa lain seperti penelusuran, informasi kilat, penggunan mesin fotocopy namun tidak terbuka kesempatan untuk meminjam. Sulistyo Basuki ( 1991:58). 6. Kerjasama Peminjaman Antar Perpustakaan Pada bentuk ini, perpustakaan boleh meminjam dan meminjamkan koleksinya ke perpustakaan lain. Bentuk ini merupakan bentuk kerjasama yang paling dikenal
15
masyarakat. Dalam hal ini, peminjaman dilakukan oleh perpustakaan serta atas nama perpustakaan. Anggota perpustakaan A bila ingin meminjam buku dari perpustakaan B maka anggota tersebut harus melakukannya melalui perpustakaan A. Jadi, anggota tidak boleh berhubungan langsung dengan perpustakaan lain. Sulistyo Basuki (1991:58). 7. Kerjasama Antar Pustakawan Bentuk kerjasama ini dapat berupa penerbitan buku panduan untuk pustakawan, pertemuan antar pustakawan, atau kursus penyegaran untuk pustakawan.Pendeknya bentuk kerjasama ini lebih mengarah ke bentuk kerjasama profesi. Sulistyo Basuki (1991:58). 8. Kerjasama Penyusunan Katalog Induk Katalog induk merupakan katalog dari dua perpustakaan atau lebih karena melibatkan paling sedikit dua perpustakaan maka dua atau lebih perpustakaan tersebut harus bersama sama menyusun katalog induk. katalog induk ini berisi keterangan tentang buku yang dimiliki perpustakaan peserta disertai keterangan lokasi buku. Sulistyo Basuki (1991:57-58). 9. Kerjasama Pemberian Jasa Informasi Silang layanan merupakan kerjasama antar dua perpustakaan atau lebih dalam pemberian jasa informasi. Salah satu hasil jasa informasi ini akan muncul dalam peminjaman antar perpustakaan, pemberian jasa informasi, dapat berupa jasa penelusuran, jasa referal, maupun jasa referensi. Kerjasama ini melibatkan semua sumber daya yang ada diperpustakaan. Sulistyo Basuki (1991:59).
16
10. Kerjasama ISSN ISSN singkatan dari International Standart Serial Number atau standar internasional terbitan berseri.ISSN dikembangkan oleh International Serial Data System yang berada di Paris diresmikan pada tahun 1972.ISSN merupakan nomor unik bagi terbitan berseri terdiri atas 9 bilangan dengan tanda pemisahan berupa tanda -. ISDN yang berpusat di Paris sudah tentu tidak akan mampu memberikan ISSN pada majalah yang ada di dunia. ISDN membentuk International Serial Data System yang kemudian membentuk pusat nasional atau pusat regional diberbagai kawasan. Sulistyo Basuki (2009:2.30). 11. Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan perlu bekerjasama dalam bidang pendidikan dan pelatihan karena perpustakaan dapat bekerja lebih efisien dan efektif dengan cara memaksimumkan sumber daya yang ada saling tukar menukar informasi, keahlian, dan pengalaman. Sulistyo Basuki (2009:2.31). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk kerjasama dapat dibedakan menjadi: kerjasama pengadaan, pemusatan pengadaan dan penyimpanan, kerjasama pertukaran dan redistribusi, kerjasama pengolahan, kerjasama penyedian fasilitas, kerjasama pinjam antar perpustakaan, kerjasama penyusunan katalog induk, kerjasama pemberian jasa informasi, kerjasama ISSN dan kerjasama pendidikan dan pelatihan.
17
2.5 Syarat Kerjasama Dalam mengadakan kerjasama, menurut Arlinah (2002), ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan oleh masing-masing anggota kerjasama agar kerjasama dapat berjalan dengan langgeng dan membawa manfaat yang maksimal bagi semua pihak yang terlibat, yaitu antara lain: 1. Adanya kesepakatan yang dilandasi kesadaran, kesediaan, dan tanggungjawab untuk memberi maupun menerima permintaan serta mentaati setiap peraturan, mekanisme maupun harga yang dibuat bersama, yang dituangkan baik dalam bentuk perjanjian tertulis maupun lisan. 2. Memiliki koleksi pustaka yang terorganisir sesuai dengan standarisasi yang disepakati dan siap pakai. 3. Memiliki katalog perpustakaan. 4. Memiliki penanggung jawab dan tenaga yang dapat membimbing pengguna dalam mendayagunakan pustaka secara bersama. 5. Memiliki peraturan/tata tertib perpustakaan. 6. Memiliki sarana atau peralatan yang dibutuhkan sebagai sarana dalam reproduksi dan telekomunikasi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan syarat terciptanya kerjasama meliputi adanya kesepakatan, memiliki koleksi pustaka, memiliki katalog perpustakaan, adanya orang yang bertanggung jawab mendayagunakan pustaka, adanya tata tertib dan memiliki sarana dan prasarana.
18
2.6 Hambatan Kerjasama Melihat keadaan dan jenis perpustakaan, maka ada beberapa hambatan yang mungkin akan dihadapi dalam usaha mengadakan kerjasama, sebagaimana yang dikemukakan oleh Arlinah (2002) dan Sulistyo-Basuki (1992) sebagai suatu masalah yang dapat menghambat pelaksanaan program kerjasama tersebut, yang dikatakan juga sebagai kelemahan. Beberapa kelemahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. Sarana dan Prasarana Salah satu kelemahan dalam perpustakaan adalah kurang tersedianya sarana dan prasarana yang baik yang dapat menunjang kelancaran komunikasi di antara anggota peserta kerjasama.Dianjurkan bagi tiap perpustakaan anggota kerjasama dapat meyakinkan pimpinan lembaga induk masing-masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi seperti telepon, komputer, facsimile, mesin fotocopy, koneksi ke internet dsb. Bila belum ada, untuk sementara waktu, perpustakaan dapat mencari jalan untuk ikut menggunakan fasilitas dari unit lain yang memiliki. 2. Koleksi Dana yang terbatas dari perpustakaan, membuat perpustakaan tak dapat membangun koleksi yang memadai.Beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan jalan menggalakkan sumbangan alumni, atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungan sendiri.Lalu secara bertahap, perpustakaan dapat
19
meyakinkan pimpinan untuk, paling tidak menyediakan anggaran untuk dapat memenuhi kebutuhan koleksi pustaka inti dari lembaga yang bersangkutan. 3. Tenaga Kurangnya tenaga profesional baik dalam keahlian maupun sikap mental, dapat menghambat lancarnya kerjasama.Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan-pertemuan ilmiah dan sebagainya. 4. Kurang dipahaminya manfaat kerjasama Banyak perpustakaan maupun pimpinan lembaga induk yang kurang menyadari manfaat kerjasama sehingga kurang memberi dukungan dalam pelaksanaan kerjasama.Menjadi kewajiban pustakawan untuk dapat memberikan informasi dan menunjukkan keuntungan dari kerjasama, sehingga dapat memperoleh dukungan dari pimpinan. 5. Dana Dana yang terbatas dan tidak menentu menjadi suatu masalah yang umum di antara banyak perpustakaan, terutama di Indonesia, sehingga perpustakaan tak dapat mengembangkan perpustakaan, termasuk pelayanan dan koleksi pustaka yang dapat menunjang program lembaga induknya. Dengan meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk dapat diikutsertakan dalam penyusunan anggaran, diharapkan perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk pengembangan perpustakaannya.
20
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hambatan dalam kerjasama yaitu sarana dan prasarana, koleksi, tenaga, kurangnya pemahaman tentang kerjasama dan dana.
2.7 Layanan Perpustakaan Sebagai lembaga non profit perpustakaan dapat dikunjungi oleh siapa saja tanpa mengeluarkan biaya.Di dalam perpustakaan yang dijual bukanlah produk melaikan jasa.Perpustakaan harus melayani penggunaannya dalam menyalurkan jasanya.Dalam perpustakaan hal yang utama kualitas sebuah perpustakaan dilihat dari layanannya terhadap pengguna sebagai penikmat jasa perpustakaan. Menurut Yusuf (1991:44) “mengemukakan layanan perpustakaan terbagi dua yaitu layananan langsung dan layanan tidak langsung. Layanan langsung yaitu layanan langsung berhubungan dengan pengguna perpustakaan seperti layanan sirkulasi, refensi dan layanan pengguna.Sedangkan layanan tidak langsung adalah layanan yang dilakukakn oleh perpustakaan berupa motivasi kepada para penggunan untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan”. Sedangkan menurut Darmono (2007:165)“layanan perpustakaan adalah pemberian informasi kepada pemakai perpustakaan tentang hal-hal berikut : a.
Segala bentuk informasi yang dibutuhkan pemakai perpustakaan, baik untuk dimanfaatkan di tempat ataupun untuk dibawa pulang untuk digunakan di luar ruang perpustakaan,
21
b.
Manfaat berbagai sarana penelusuran informasi yang tersedia di perpustakaan yang merujuk pada keberadaan sebuah informasi”. Berbeda dengan Lasa, (2007:169), ”Layanan perpustakaan merupakan upaya
pemberdayaan yang dapat berupa penyediaan jasa sirkulasi, baca di tempat, pelayanan rujukan, penelusuran literatur, penyajian informasi terbaru, penyajian informasi terseleksi, pelayanan audio visual, pelayanan internet, bimbingan pemakai, jasa fotokopi, pelayanan reproduksi, pelayanan terjemahan, pelayanan pinjam antar perpustakaan, dan pelayanan konsultasi”. Berdasarkan ketiga definisi di atas dapat disimpulakan bahwa layanan perpustakaan adalah pemberian informasi kepada masyarakat baik dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung, yang membantu memberikan informasi yang tersedia di perpustakaan untuk merujuk pada keberadaan sebuah informasi.
2.8 Organisasi Penyedia Layanan Informasi Salah satu organisasi profit penyedia layanan informasi adalah PT.Telkom. PT.Telkom
adalah
BUMN
yang
menangani
tentang
Telekomunikasi
di
Indonesia.Tahun 1975 merupakan awal perjalanan usaha PT Infomedia Nusantara menjadi perusahaan pertama penyedia layanan informasi telepon di Indonesia. Menurut Prayitno &Erman(2004:259-260), “layanan informasi adalah kegiatan memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk
22
menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian, layanan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman dalam bimbingan dan konseling”. Winkel & Sri Hastuti (2006:316-317) “menjelaskan bahwa layanan informasi adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadisosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri”. Berdasarkan beberapa pengertian tentang layanan informasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa layanan informasi adalah suatu kegiatan atau usaha untuk membekali para siswa tentang berbagai macam pengetahuan supaya mereka mampu mengambil keputusan secara tepat dalam kehidupannya.
23