BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya
mengenai sumber pembiayaan perusahaan.
2.1.1
Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari
asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. 1) Sumber intern (internal sources). Metode pembelanjaan di mana usaha pemenuhan kebutuhan modalnya diambilkan dari sumber-sumber modal yang berada di dalam perusahaan dinamakan internal financing. Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, seperti. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan Besarnya akumulasi penyusutan setiap tahunnya tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut. Selama waktu itu depresiasi merupakan sumber dana atau modal di dalam perusahaan sendiri.
8
(2) Laba yang ditahan (retained net profit) Besarnya laba ditahan atau cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu. Meskipun jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu besar namun sebagian dari laba tersebut dibagi sebagai dividen, maka bagian laba yang ditahan jumlahnya kecil, yang dalam hal itu berarti bahwa sumber intern yang berasal dari cadangan adalah kecil jumlahnya. 2) Sumber ekstern (external sources) Sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan. Metode pembelanjaan di mana usaha pemenuhan kebutuhan modalnya diambilkan dari sumber-sumber modal yang berada di luar perusahaan dinamakan external financing. Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Modal yang berasal dari para kreditur adalah merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari para kreditur disebut modal asing. Metode pembelanjaan dengan menggunakan modal asing disebut pembelanjaan asing atau debt financing. Sedangkan dana yang berasal dari pemilik, peserta, atau pengambil bagian di dalam perusahaan adalah merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan, dan dana ini dalam perusahaan disebut modal sendiri. Metode pembelanjaan dengan menggunakan dana uang berasal dari pemilik disebut equity financing.
9
2.1.2
Struktur modal Menurut Setiadi (2008 : 5), struktur modal adalah perbandingan antara
modal asing dengan modal sendiri. Sedangkan struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rata-rata. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal, antara lain. 1) Tingkat bunga 2) Stabilitas pendapatan 3) Susunan aktiva 4) Kadar risiko dari aktiva 5) Besarnya modal yang dibutuhkan 6) Keadaan pasar modal 7) Sifat manajemen 8) Besarnya luas perusahaan
2.1.3
Jenis-jenis modal Modal menurut jenisnya dibedakan menjadi dua bagian, yaitu.
1) Modal asing Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan. Modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Dalam pembelanjaan modal asing atau utang dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu. (1) Modal asing jangka pendek (short-term debt), yaitu modal asing (utang) yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Adapun jenis-jenis dari
10
utang jangka pendek adalah kredit rekening koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli, dan kredit wesel. (2) Modal asing jangka menengah (intermediate-term debt), yaitu modal asing (utang) yang memiliki jangka waktu antara 1 sampai 10 tahun. Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka menengah adalah. a)
Term loan, adalah kredit usaha dengan umur antara 1 sampai 10 tahun. Pada umumnya term loan dibayar kembali dengan angsuran tetap selama suatu periode tertentu, misalkan pembayaran setiap bulan, setiap kuartal, atau setiap tahun. Menurut Husnan (2000 : 521), Term Loans ( utang jangka menengah) umumnya juga bersifat “self liquidating”. Artinya, utang tersebut lunas pada saat aktiva yang dibiayai dengan utang tersebut tidak lagi diperlukan. Umumnya yang menyediakan term loans adalah bank komersial, perusahaan asuransi, dan kadangkadang dana pensiun.
b)
Lease financing. Lease adalah persetujuan atas dasar kontrak di mana pemilik dari aktiva (lessor) menginginkan pihak lain (lessee) untuk menggunakan jasa dari aktiva tersebut selama suatu periode tertentu. Hak milik aktiva tersebut tetap pada lessor.
(3) Modal asing jangka panjang (long-term debt), yaitu modal asing (utang) yang memiliki jangka waktu lebih dari 10 tahun. Umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.
11
Adapun jenis atau bentuk utama dari utang jangka panjang adalah pinjaman obligasi dan pinjaman hipotek. 2) Modal sendiri Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri yang berasal dari sumber intern ialah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Adapun modal sendiri yang berasal dari sumber ekstern ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri meliputi. (1) Saham adalah surat tanda bukti pengambil bagian atau peserta (2) Cadangan adalah sejumlah uang yang dibentuk dari keuangan yang diperoleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan (3) Laba ditahan adalah laba yang ditahan oleh perusahaan. Dapat dibayarkan sebagai dividen dan sebagian besar ditahan untuk perusahaan.
2.1.4
Anggaran modal (capital budgeting) Sebelum suatu perusahaan memutuskan untuk melakukan pengadaan
barang modal maka perusahaan harus membuat suatu rencana yang sering disebut capital budgeting. Rencana tersebut sangat penting agar pengeluaran investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak menyebabkan risiko yang dipikul oleh perusahaan semakin besar.
12
Pengertian capital budgeting menurut Riyanto (2001 : 120) adalah proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana, dimana jangka kembalinya melebihi satu tahun. Dari pengertian tersebut maka dapat dipahami bahwa perusahaan harus memperhatikan perencanaan sumber pendanaan untuk barang modal dan diharapkan realisasinya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dalam melakukan analisis capital budgeting harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1) Aliran kas keluar 2) Nilai waktu uang (time value of money) 3) Bunga majemuk dan nilai tunai Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, maka perusahaan akan dapat membuat analisis capital budgeting yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh perusahaan dari pendanaan tersebut. Analisis capital budgeting ini akan memberikan informasi-informasi yang perlu dalam melakukan investasi, antara lain: risiko yang mungkin terjadi, sumber dana mana yang akan digunakan, berapa lama jangka waktu pengembalian investasi tersebut, dan sebagainya. Dengan informasi-informasi ini perusahaan akan dapat mengambil keputusan dengan memilih alternatif terbaik, seperti investasi mana yang sebaiknya dilaksanakan, dan apakah proyek investasi layak untuk dilaksanakan. Dengan demikian perusahaan dapat terhindar dari kesalahan pengambilan keputusan investasi yang berisiko tinggi.
13
Capital budgeting memiliki arti penting, antara lain. 1) Dana yang dikeluarkan terikat untuk jangka waktu panjang. Ini berarti bahwa perusahaan harus menunggu selama waktu panjang atau sampai keseluruhan dana yang tertanam dapat diperoleh kembali oleh perusahaan. Ini akan berpengaruh bagi penyedia dana untuk keperluan lain. 2) Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di masa yang akan datang. Apabila investasi dalam aktiva tetap terlalu besar melebihi daripada yang diperlukan akan memberikan beban tetap yang besar bagi perusahaan. Sebaliknya kalau jumlah investasi dalam aktiva tetap terlalu kecil akan mengakibatkan kekurangan peralatan sehingga mengurangi daya bersaingnya atau kemungkinan lainnya adalah kehilangan sebagian dari pasar produknya. 3) Pengeluaran dana tersebut meliputi jumlah besar. Jumlah dana yang besar itu mungkin tidak dapat diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau mungkin tidak dapat diperoleh sekaligus. Berhubungan dengan itu maka sebelumnya harus dibuat rencana yang hati-hati dan teliti. 4) Kesalahan dalam pengambilan keputusan tentang pengeluaran modal tersebut mempunyai akibat panjang dan berat. Kesalahan dalam pengambilan keputusan di bidang ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian.
2.1.5
Nilai sekarang (present value) Pemahaman nilai sekarang (present value) sangat penting dalam
manajemen keuangan. Manajemen seringkali dihadapkan pada persoalan
14
pengambilan keputusan yang tidak terlepas dari konsep present value. Metode present value merupakan salah satu metode analisis pemilihan alternatif pembiayaan yang memperhitungkan faktor nilai waktu dari uang (time value of money) yang dapat digunakan untuk mengevaluasi leasing. Metode present value dimaksudkan untuk menghitung besarnya jumlah uang pada permulaan periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah yang akan diterima beberapa waktu kemudian, untuk memperhatikan nilai waktu dari uang yang diterima pada akhir periode tertentu atas dasar tingkat bunga tertentu, nilainya pada permulaan periode adalah lebih kecil dari nilai sekarang. Dalam mencari nilai sekarang, tingkat bunga yang digunakan dikenal dengan sebutan tingkat faktor diskonto (discount factor). Faktor diskonto tersebut digunakan untuk mendiskontokan suatu nilai tertentu yang akan diterima pada waktu yang akan datang untuk dinilai saat ini. Husnan (2000 : 60) menyatakan bahwa, present value merupakan kombinasi dari dua sisi, yaitu present value penerimaan dan present value pengeluaran. Dalam hal ini harus didiskontokan nilai-nilai pengeluaran dan penerimaan tersebut ke dalam penilaian yang sebanding. Pengeluaran dilakukan saat mula-mula (sekarang), sedangkan penerimaan diperoleh masa-masa yang akan datang. Padahal nilai uang sekarang tidak sama atau lebih tinggi sekarang dibandingkan pada nilai uang kemudian hari. Oleh karena itu jumlah estimasi penerimaan itu harus didiskontokan menjadi jumlah nilai sekarang. Sartono (2001 : 46), menyatakan present value dapat diperoleh dengan mengalikan tingkat bunga dengan pokok pinjaman untuk periode tertentu. Tingkat bunga dapat dihitung
15
setiap bulan, kuartalan, semesteran, atau setahun sekali. Bahkan dalam dunia usaha perbankan di Indonesia, dikenal dengan simpanan bunga harian meskipun tingkat bunga ditetapkan setiap satu tahun. Menurut Brigham & Joel F. Houston (2001 : 244), present value adalah nilai saat ini dari arus kas masa depan atau serangkaian arus kas. Sugiyarso dan F. Winarni (2005 : 61) Present value dari sejumlah uang adalah nilai awal atau nilai sekarang dari sejumlah uang yang akan diterima kemudian atas dasar tingkat bunga tertentu. Jadi nilai sekarang merupakan lawan dari nilai majemuk. Metode present value telah memperhitungkan nilai waktu uang. Dalam penambahan aktiva tetap, informasi akuntansi manajemen yang dipertimbangkan adalah besarnya selisih antara pendapatan diferensial serta dampak pajak penghasilan sebagai akibat dari adanya pendapatan diferensial dan biaya diferensial selama umur ekonomis aktiva tersebut, kemudian dinilaitunaikan dengan tarif kembalian tertentu. Jumlah nilai tunai ini kemudian dibandingkan dengan aktiva diferensial untuk mempertimbangkan apakah penambahan aktiva tetap tersebut akan menguntungkan atau tidak. Jika jumlah nilai tunai tersebut lebih rendah dari aktiva diferensial, usulan investasi tersebut dianggap tidak menguntungkan.
2.1.6
Kredit Kata kredit berasal dari bahasa latin Credere yang berarti kepercayaan.
Jadi kredit adalah memberikan benda, jasa, atau uang sekarang dengan
16
pembayaran atau balas jasa di kemudian hari. Kasmir (2002:97) mendefinisikan bahwa kredit adalah kepercayaan atas kemampuan si peminjam untuk membayar sejumlah uang di masa yang akan datang. Menurut Martono (2004:51) kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga. Jadi dapat disimpulkan bahwa kredit mencakup dua pihak, yaitu pihak yang memberi dan pihak yang menerima. Apa yang diserahkan sekarang merupakan prestasi, sedangkan pembayaran, pengembalian, maupun balas jasa di masa yang akan datang merupakan kontra prestasi. Kredit yang diberikan oleh bank dapat dalam bentuk kredit jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Menurut Kasmir (2002 : 104) dalam dunia perbankan dikenal adanya pedoman 3R, 5C, dan 7P dalam pemberian kredit. Adapun pedoman 3R dalam penilaian penggunaan kredit oleh bank adalah. 1) Returns Returns menunjukkan hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari penggunaan kredit tersebut. Dalam hubungan ini Bank harus menilai bagaimana kredit yang diperoleh dari Bank tersebut akan dapat menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup biayanya.
17
2) Repayment capacity Bank harus menilai kemampuan perusahaan pemohon kredit untuk dapat membayar kembali pinjamannya pada saat-saat di mana kredit tersebut harus diangsur atau dilunasi. 3) Risk-bearing ability Bank pun harus menilai apakah perusahaan pemohon kredit mempunyai kemampuan cukup untuk menanggung risiko kegagalan atau ketidakpastian yang bersangkutan dengan penggunaan kredit tersebut. Bank harus mengetahui tentang jaminan apa yang dapat diberikan atas pinjaman tersebut oleh perusahaan pemohon kredit Sedangkan pedoman 5C dalam penilaian penggunaan kredit, yaitu. 1) Character Menyangkut segi pribadi, watak, dan kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban-kewajiban finansialnya. 2) Capacity Menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya, baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya untuk melaksanakan rencana kerjanya di waktu yang akan datang dalam hubungannya dengan penggunaan kredit tersebut. Kemampuan tersebut diukur dengan data-data finansial di waktu yang lalu.
18
3) Capital Menunjukkan
posisi
finansial
perusahaan
secara
keseluruhan
yang
ditunjukkan oleh rasio finansialnya. Bank harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah utang dan jumlah modal sendirinya. 4) Collateral Menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh Bank. 5) Conditions Bank harus menilai sampai seberapa jauh pengaruh dari adanya suatu kebijakan pemerintah di bidang ekonomi atau pengaruh dari trend ekonomi terhadap prospek perusahaan pemohon kredit khususnya dan prospek industri di mana perusahaan pemohon kredit termasuk di dalamnya pada umumnya Penilaian kredit dengan 7P adalah sebagai berikut. 1) Personality Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun di masa lalu 2) Party Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya 3) Purpose Perlu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah
19
4) Prospect Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak 5) Payment Mengukur dari sumber mana dan bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit 6) Profitability Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba 7) Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Menurut Martono (2004 : 53), berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai sumber ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabah, kredit dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. Jika dibedakan menurut sifat penggunaannya, kredit dibagi menjadi dua, yaitu. 1) Kredit konsumtif, artinya uang kredit akan habis dipergunakan atau semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi kredit ini tidak bernilai bila ditinjau dari segi utility uang. Misalnya kredit untuk membeli rumah, barang-barang keperluan rumah tangga, dan lain-lain. 2) Kredit produktif yaitu kredit yang ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Melalui kredit ini suatu utility uang dan barang dapat dilihat dengan
20
nyata. Kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi. Jenis kredit menurut jangka waktunya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu. 1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit dengan jangka waktu maksimal 1 tahun 2) Kredit jangka menengah, adalah kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai dengan 10 tahun 3) Kredit jangka panjang, adalah kredit yang berjangka waktu lebih dari 10 tahun Adapun keunggulan dan kelemahan kredit perbankan adalah sebagai berikut: Keunggulan dari Kredit Bank adalah. 1) Pinjaman jangka menengah dan panjang memberikan lebih banyak waktu untuk pengembalian walaupun dengan konsekuensi adanya biaya bunga 2) Membuka kemungkinan pinjaman tambahan di masa datang jika tidak ada keterlambatan pelunasan pinjaman 3) Utang rekening koran menyediakan dana untuk keperluan mendadak dengan biaya bunga yang terkendalikan. Kelemahan dari Kredit Bank adalah. 1) Adanya jaminan yang berbentuk harta tetap, barang bergerak atau surat-surat berharga lainnya 2) Bisa lebih mahal dari sumber dana lain 3) Selain biaya bunga juga ada pembebanan biaya tetap seperti biaya administrasi dan provisi
21
4) Hanya dapat diperoleh dalam jumlah terbatas 5) Biaya untuk pinjaman jangka panjang biasanya lebih tinggi dari pinjaman jangka pendek. Hal ini dilakukan bank untuk menjaga keamanan pinjaman yang diberikan bank 6) Prosedur yang agak sulit 7) Risiko pemilik dan pemeliharaan barang menjadi tanggung jawab perusahaan pengambil kredit secara seluruhnya.
2.1.7
Leasing Menurut Husnan dan Enny Pudjiastuti (2006 : 359), leasing merupakan
suatu cara untuk dapat menggunakan suatu aktiva tanpa harus membeli aktiva tersebut, karena itu leasing merupakan suatu bentuk persewaan dengan jangka waktu tertentu. Leasing dapat juga diartikan sebagai kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan atau menyewakan barang–barang modal untuk digunakan oleh perusahaan lain dalam jangka waktu tertentu. Menurut Wild (2005 : 164) sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa (lessee). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh lessor, selama masa sewa guna usaha. Sebagai imbalannya lessee membayar sewa yang disebut pembayaran sewa guna usaha minimum (minimum lease payment). Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company), adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan barang modal baik secara Financial Lease ( atau bisa disebut capital lease) maupun Operating Lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
22
secara berkala. Secara formal kepemilikan akan aktiva tersebut berada pada pihak yang menyewakan (disebut sebagai lessor), tetapi pemanfaatan ekonominya dilakukan oleh pihak yang menyewa (disebut sebagai lessee). Financial lease atau capital lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak memiliki hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. Perjanjian kontrak ini bersifat non cancelable atau tidak dapat dibatalkan oleh pihak lessee. Perjanjian kontrak tersebut menyatakan bahwa lesse bersedia untuk melakukan serangkaian pembayaran uang atas penggunaan suatu aset yang menjadi obyek lease, lesse berhak untuk memperoleh manfaat ekonomis dengan mempergunakan barang tersebut sedangkan hak kepemilikannya tetap dipegang lessor. Sedangkan operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha. Operating lease sama seperti transaksi sewa menyewa biasa, jangka waktu sewanya adalah lebih pendek dari umur ekonomis obyek lease. Pada waktu kontrak hak untuk membeli dan pada waktu kontrak lease berakhir tidak terjadi pemindahan hak milik barang dan sifatnya adalah cancelable. Kegiatan financial leasing umumnya meliputi langkah-langkah sebagai berikut. 1) Perusahaan yang memerlukan suatu barang modal melakukan negoisasi dengan pabrikan atau distributor barang modal tersebut 2) Kemudian perusahaan penyewa (lessee) melakukan perundingan dengan perusahaan sewa guna usaha (atau perusahaan pembiayaan) untuk membeli
23
mesin tersebut dari pabrikan atau distributor yang telah dihubungi, sekaligus membuat perjanjian sewa guna yang berkarakteristik seperti di atas. Dalam financial leasing biasanya dalam kontrak disebut tentang. 1) Periode persewaan. Selama periode tersebut persewaan tidak dapat dibatalkan. 2) Waktu dan jumlah pembayaran sewa selama periode tersebut 3) Kemudian memperpanjang persewaan atau membeli aktiva tersebut pada saat masa persewaan berakhir 4) Persyaratan pembayaran biaya pemeliharaan dan reparasi, pajak, asuransi, dan lain-lain biaya. Sedangkan untuk operating lease yang merupakan persewaan jangka pendek, pihak penyewa segera mengembalikan alat yang disewa setelah periode penyewaan berakhir dan tidak mungkin mempunyai opsi untuk membeli aktiva yang disewa tersebut (misalnya kendaraan bermotor untuk satu minggu). Jenis sewa guna ini umumnya mengharuskan lessor melakukan pemeliharaan terhadap aktiva yang disewa. Biaya pemeliharaan mungkin telah dimasukkan dalam perhitungan sewa, mungkin juga diperlakukan secara terpisah. Karena sewanya mungkin bersifat jangka pendek dan lebih pendek dari usia ekonomisnya, kontrak sewanya umumnya tidak menutup harga aktiva yang disewa tersebut. Perlakuan akuntansi untuk lease dapat dibedakan menjadi dua, yaitu. 1) Ditinjau dari pihak lessee, lease ada dua jenis yaitu. (1) Operating lease (service lease), dan (2) Financial lease (capital lease atau full payout lease)
24
2) Ditinjau dari pihak lessor, lease ada tiga jenis yaitu. (1) Sales type lease. Pada leasing jenis ini, lessor merupakan pabrikan yang menggunakan metode leasing sebagai salah satu jalur pemasaran bagi produknya. Harga yang ditetapkan untuk aktiva tersebut sudah termasuk laba penjualan dan bunga. (2) Direct financing leases. Dalam direct financing lease, lessor bertindak sebagai penyedia dana pembiayaan, sedangkan lessee menentukan sendiri jenis serta spesifikasi aktiva tetap yang dibutuhkan. Lessee mengadakan negoisasi langsung dengan supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian aktiva tetap tersebut. Lessee membayar secara berkala yang jumlah seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang dibiayai serta bunganya yang merupakan pendapatan bagi lessor (3) Leveraged leases. Leveraged lease biasanya melibatkan tiga pihak yaitu lessee, lessor, dan credit provider. Pada lease ini lessor tidak membiayai aktiva tetap yang dibutuhkan lessee hingga 100 persen, melainkan hanya 20 persen hingga 40 persen, sedangkan sisanya dibayar oleh credit provider . Pada umumnya lease ini dilakukan pada aktiva yang memiliki nilai tinggi. Kadangkala untuk membiayai aktiva yang sangat tinggi tersebut
25
dilakukan bersama-sama oleh beberapa perusahaan leasing dengan melakukan sindikator. Sewa guna usaha sindikasi (syndicated lease), yaitu beberapa perusahaan sewa guna usaha secara bersama melakukan transaksi sewa guna usaha dengan satu lessee. Dalam hal ini salah satu perusahaan sewa guna usaha akan bertindak sebagai koordinator, sehingga lessee cukup berkomunikasi dengan koordinator ini. Adapun ciri-ciri leasing adalah sebagai berikut. 1) Merupakan suatu cara pembiayaan 2) Pembayaran sewa dilakukan secara berkala 3) Biasanya ada hubungan jangka waktu lease dan masa kegunaan obyek lease 4) Masa sewa guna usaha ditentukan minimal 2 tahun untuk barang modal golongan I, minimal 3 tahun untuk barang modal golongan II dan III, dan minimal 7 tahun untuk barang modal bangunan. Golongan jenis barang modal tersebut sesuai ketentuan tentang Pajak Penghasilan 5) Hak milik obyek lease ada pada lessor 6) Benda yang menjadi obyek leasing merupakan benda yang digunakan untuk menjalankan suatu perusahaan, jadi tidak hanya mesin-mesin yang digunakan untuk berproduksi tetapi bisa juga komputer dan kendaraan bermotor. Beberapa pihak yang terlibat dalam leasing adalah sebagai berikut. 1) Lesse, yaitu perusahaan pengguna barang. Lessee dilarang menyewa-gunausahakan kembali barang modal yang disewa-guna-usaha kepada pihak lain, kecuali lessee yang memang bergerak di bidang usaha persewaan
26
2) Lessor, yaitu perusahaan lembaga pembiayaan atau penyandang dana yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan kegiatan sewa guna usaha. Lessor hanya diperkenankan memberikan pembiayaan barang modal kepada lessee yang telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas 3) Supplier, perusahaan penyedia barang. Untuk lebih jelasnya adapun mekanisme transaksi leasing dapat dilihat pada gambar 2.1. Mekanisme transaksi leasing dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Lessee menghubungi supplier untuk pemilihan dan penentuan jenis barang, spesifikasi harga, jangka waktu pengiriman, jaminan purna jual atas barang yang akan disewa guna usahakan 2) Lessee melakukan negoisasi dengan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan barang modal
Gambar 2.1 Mekanisme Transaksi Leasing Lessor
9 4
8 3
7 2
Lessee
5 6 1
Sumber : Dahlan Siamat. 2003. Manajemen Lembaga Keuangan
27
supplier
3) Lessor mengirimkan letter of credit atau commitment letter kepada lessee yang berisi syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai barang modal yang dibutuhkan lessee tersebut 4) Penandatanganan kontrak leasing setelah semua persyaratan dipenuhi lessee 5) Pengiriman order beli supplier disertai instruksi pengiriman barang kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang telah disetujui 6) Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan 7) Penyerahan dokumen supplier kepada lessor termasuk faktur dan bukti-bukti kepemilikan barang lainnya 8) Pembayaran yang dilakukan lessor kepada supplier 9) Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh lessee kepada lessor selama masa sewa guna usaha yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang dibiayai serta bunganya. Leasing jika dilaksanakan dengan baik sesuai dengan mekanisme yang berlaku maka sistem leasing memberikan peluang menarik bagi pengusaha, karena mempunyai keunggulan-keunggulan, yaitu. 1) Proses pengadaan peralatan modal relatif lebih cepat dan tidak memerlukan jaminan kebendaan, prosedurnya sederhana dan tidak ada keharusan melakukan studi kelayakan yang memakan waktu lama 2) Pengadaan kebutuhan modal dan alat-alat berat dan mahal dengan teknologi tinggi amat meringankan terhadap kebutuhan cash flow 3) Menghemat modal. Pemanfaatan sistem leasing memungkinkan pihak lessee menghemat modal kerja, karena untuk memulai produksinya, lessee tidak
28
harus menyediakan kas dalam jumlah besar untuk membeli mesin-mesin dan sebagainya. Dengan demikian kas tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya 4) Menghindari risiko kepemilikan. Ada banyak risiko yang menyertai kepemilikan dari suatu aset. Ini mencakup kerugian karena bencana, keausan, perubahan kondisi ekonomi, dan kerusakan fisik 5) Sangat luwes (flexible). Keluwesan ini menyangkut berbagai aspek yaitu: struktur kontrak, besarnya sewa, jangka waktu kontrak, serta nilai sisa atau residu. 6) Meningkatkan penjualan. Lessor dapat menawarkan produknya melalui leasing kepada pelanggan potensial, pabrik atau
penyalur dapat
meningkatkan penjualan dalam jumlah besar 7) Kelangsungan hubungan. Apabila harta dijual, pembeli seringkali tidak mengadakan transaksi lagi dengan penjualan. Dengan leasing, lessor dan lessee tetap berhubungan selama periode tertentu dan hubungan jangka panjang seringkali dapat dibina melalui leasing 8) Keringanan pajak. Transaksi leasing cukup menarik, terutama karena adanya keringanan pajak. Disamping keunggulan-keunggulan yang telah disebutkan, leasing juga memiliki beberapa kelemahan, seperti. 1) Biaya bunga yang tinggi. Karena lessor juga dikenakan biaya dari bank, maka lessor akan memungut mesin tertentu, konsekuensinya kompensasi dalam transaksi leasing menjadi lebih tinggi
29
2) Kurangnya perlindungan hukum. Leasing termasuk bisnis yang ”loosely regulated” tidak seperti faktor perbankan. Sehingga perlindungan para pihak hanya sebatas pada itikad baik dari para pihak yang bertransaksi 3) Proses eksekusi leasing macet yang sulit. Tidak ada prosedur khusus terhadap eksekusi leasing yang macet pembayaran cicilannya. Jika terjadi sengketa harus beracara melalui pengadilan dengan prosedur biasa. Di samping hasilnya yang unpredictable juga akan memakan waktu yang lama.
2.1.8
Perbedaan dan persamaan pembiayaan leasing dan Kredit Bank Terdapat beberapa perbedaan dan persamaan antara metode pembiayaan
leasing dengan Kredit Bank seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan 2.2 :
30
Tabel 2.1 No
Perbedaan antara Leasing dengan Kredit Bank Keterangan
Perbedaan Metode Pembiayaan Leasing
1
Jenis barang
Kredit Bank
Barang bergerak & barang Semua jenis investasi tidak bergerak
2
Bentuk perusahaan
Badan hukum
Bank
3
Pemilik barang
Perusahaan leasing
Debitur
4
Jangka waktu
Menengah
Pendek / menengah / panjang
5
Akhir kontrak
- menggunakan hak opsi
- kredit lunas
untuk membeli seharga nilai
- jaminan kembali ke
sisa
debitur
- memperpanjang kontrak - mengembalikan kepada lessor 6
Risiko
Financial risk
Financial risk & physical risk
7
Jaminan
Barang bergerak atau
Barang modal yang dibeli barang tidak bergerak dengan dana dari leasing
Sumber : Siamat (2003:310)
31
Tabel 2.2 No
Persamaan antara Leasing dengan Kredit Bank Keterangan
Persamaan Metode pembiayaan Leasing
Kredit Bank
1
Penyewa / pembeli
Perusahaan / perseorangan
Perusahaan / perseorangan
2
Bidang usaha
Menyalurkan Modal
Menyalurkan Modal
Sumber : Siamat (2003:310)
2.1.9
Pengambilan keputusan leasing atau Kredit Bank Kriteria yang digunakan untuk memilih alternatif leasing atau Kredit Bank
adalah mencari nilai sekarang yang lebih rendah dari pengeluaran kas yang diperlukan dalam masing-masing alternatif pendanaan tersebut. Untuk keperluan tersebut perlu diketahui dua hal yaitu. 1) Pengeluaran kas Terdapat dua macam pengeluaran kas yang terbagi sehubungan dengan pengeluaran kas pada pendanaan leasing dan Kredit Bank yaitu pengeluaran kas yang merupakan biaya dan bukan biaya. Security deposit adalah uang yang diberikan kepada lessor oleh lessee sebagai jaminan bila sewaktu-waktu lessee terlambat bayar sewa. Security deposit adalah salah satu contoh pengeluaran bukan biaya 2) Tingkat bunga untuk mendiskontokan pengeluaran netto Tingkat bunga diskonto yang dipergunakan adalah tingkat bunga perusahaan karena aliran kas keluar dinyatakan atas dasar setelah pajak maka tingkat bunga pinjaman perusahaan harus dinyatakan pula atas dasar pajak.
32
2.2
Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 1) Yuniyanti (2007), dengan judul ”Analisis Komparatif Sumber Pendanaan Melalui Leasing atau Kredit Bank Untuk Pengadaan Mesin Cetak Moza 52 Hedelberg 2 Warna Pada PT. Percetakan Bali”. Pokok permasalahan yang dibahas adalah sumber pembiayaan manakah antara leasing dan kredit bank yang akan digunakan untuk pengadaan mesin cetak Moza 52 Hedelberg 2 warna. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data capital budgeting dengan metode nilai sekarang aliran kas keluar.
Dengan
menggunakan
metode
capital
budgeting
dapat
disimpulkan bahwa alternatif pembiayaan melalui kredit bank lebih menguntungkan dari pada dengan menggunakan leasing, karena nilai sekarang aliran kas keluar dan besarnya angsuran per bulan lebih kecil jika menggunakan kredit bank. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Yuniyanti adalah sama-sama membandingkan alternatif yang lebih menguntungkan antara leasing dan kredit bank, dan alat analisis yang digunakan sama yaitu dengan metode capital budgeting. Sedangkan perbedaannya terdapat pada obyek aktiva tetap yang dibiayai dan lokasi penelitian. 2) Arniati (2007) dengan judul ”Pemilihan Alternatif Sumber Pembiayaan Melalui Sewa Guna (Leasing) atau Kredit Bank Dalam Penambahan Aktiva Tetap Pada PT. Dirgantara Bali Dwipa Tours di Denpasar”. Penelitian ini mengambil obyek penambahan aktiva tetap yang berupa mobil. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Present
33
Value kas yang keluar untuk kedua alternatif dan Internal Rate of Return. Hasil perhitungan Present Value, untuk kredit bank, aliran kas keluar lebih rendah dibandingkan aliran kas keluar untuk leasing. Demikian pula dengan pendekatan IRR, biaya leasing setelah pajak lebih besar dari biaya utang setelah pajak. Dari seluruh hasil diatas disimpulkan pengadaan aktiva tetap melalui kredit bank lebih baik jika dibandingkan melalui leasing. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Arniati adalah sama-sama membandingkan alternatif pembiayaan yang lebih menguntungkan antara leasing dan kredit bank dan obyek yang dibiayai. Sedangkan perbedaannya adalah pada lokasi penelitian, dan alat analisis yang digunakan. 3) Manik (2008) dengan judul ”Perbandingan Leasing dan Utang Bank Dalam Pengadaan Aktiva Tetap pada PT. Intraco Penta”. Penelitian ini mengambil obyek penambahan aktiva tetap yang berupa sepeda motor. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kebaikan dan keburukan, Net Advantage of Leasing, dan Present Value kas yang keluar.. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa pertama, masing-masing alternatif memiliki kebaikan dan keburukan. Kedua dari hasil perhitungan NAL diperoleh hasil positif, ini menunjukkan biaya pembelian dari alokasi utang bank lebih besar daripada melease sepeda motor. Ketiga, dari hasil perhitungan Present Value hutang, nilai sekarang aliran kas keluar lebih tinggi daripada aliran kas keluar untuk leasing. Dari seluruh hasil diatas disimpulkan pengadaan aktiva tetap
34
melalui leasing lebih baik jika dibandingkan melalui utang bank. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Manik adalah sama-sama membandingkan alternatif pembiayaan yang lebih menguntungkan antara leasing dan kredit bank. Sedangkan perbedaannya adalah pada lokasi penelitian, obyek yang dibiayai dan alat analisis yang digunakan.
35