7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Metode Penemuan Terbimbing a. Pengertian Metode Penemuan Terbimbing Menurut Suryosubroto (2009 : 178) Metode Penemuan Terbimbing diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran, perseorangan, manipulasi objek dan lainlain percobaan, sebelum sampai kegenaralisasi. Sebelum siswa sadar akan pengertian, guru tidak menjelaskan dengan kata-kata. Metode penemuan merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, dan mencari sendiri pemecahan masalah yang dihadapi. Hanafiah (2010 : 77), menjelaskan bahwa penemuan adalah suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa metode belajar penemuan terbimbing merupakan suatu rangkaian kegiatan
7 Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
8
pembelajaran
yang
melibatkan
secara
maksimal
seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Penemuan Terbimbing Suryosubroto
(2009:
184-185),
menyimpulkan
bahwa
langkah-langkah metode penemuan terbimbing dapat disederhanakan sebagai berikut: 1)
Identifikasi kebutuhan siswa.
2)
Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi yang akan dipelajari.
3)
Seleksi bahan, dan problem/tugas-tugas.
4)
Membantu memperjelas. -
Tugas/problem yang akan dipelajari.
-
Peranan masing-masing siswa.
5)
Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.
6)
Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.
7)
Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.
8)
Membantu siswa dengan informasi/data, jika diperlukan oleh siswa.
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
9
9)
Memimpin analisis sendiri self analiysis dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses.
10)
Merangsang terjadinya interaksi antarsiswa dengan siswa.
11)
Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan.
12)
Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.
c. Kelebihan Metode Penemuan terbimbing Kelebihan metode belajar penemuan terbimbing menurut Suryosubroto (2009: 185-186) adalah sebagai berikut: 1)
Dianggap
membantu
siswa
mengembangkan
atau
memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan serta proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terbimbing. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan; jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu. 2)
Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh; dalam arti pendalaman dari pengertian; retensi, dan transfer.
3)
Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
10
4)
Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan sendiri.
5)
Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus.
6)
Metode ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui prosesproses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan.
7)
Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisispasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi
penemuan
yang
jawabannya
belum
diketahui
sebelumnya. 8)
Membantu perkembangan siswa menuju skeprisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
d. Kelemaham Metode Penemuan Terbimbing Kelemahan metode belajar penemuan terbimbing menurut Suryosubroto (2009: 186-187) adalah sebagai berikut: 1) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya, siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
11
hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subjek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain. 2) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu. 3) Harapan
yang
ditumpahkan
pada
strategi
ini
mungkin
mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional. 4) Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan. Sedangkan sikap dan keterampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial keseluruhan. 5) Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada. 6) Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berfikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula prosesproses di bawah pembinannya. Tidak semua pemecahan masalah
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
12
menjamin penemuan yang penuh arti. Pemecahan masalah dapat bersifat membosankan mekanisasi, formalitas, dan pasif seperti bentuk terburuk dari metode ekspositories verbal. 2. Model Pembelajaran Langsung Menurut Corey (Sagala, 2010:61), pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisikondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan. Menurut Arends (Trianto, 2011: 41) pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Menurut Kardi dan Nur (Trianto, 2011:41-42) ciri-ciri pengajaran langsung adalah sebagai berikut: a.
Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar.
b.
Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
c.
Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
13
Tabel 2.1 Sintak Model Pengajaran Langsung No.
Fase
Peran Guru
1.
Guru memberikan informasi latar Fase 1 Menyampaikan tujuan dan belakang pelajaran, pentingnnya mempersiapkan peserta didik pelajaran, mempersiapkan peserta didik untuk belajar 2. Fase 2 Guru mendemonstrasikan Mendemonstrasikan ketrampilan dengan benar, atau pengetahuan dan ketrampilan menyajikan informasi tahap demi tahap. 3. Fase 3 Guru merencanakan dan memberi Membimbing pelatihan bimbingan pelatihan awal 4. Fase 4 Mencek apakah siswa telah berhasil Mengecek pemahaman dan melakukan tugas dengan baik, memberikan umpan balik memberi umpan balik. 5. Fase 5 Guru mempersiapkan kesempatan Memberikan kesempatan melakuka pelatihan lanjutan, dengan untuk pelatihan dan perhatian khusus pada penerapan penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari. Sumber : Kardi dan Nur (Trianto, 2011:43) Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap. 3. Prestasi Belajar Menurut Arifin (2011 : 12) Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Hamdani (2011 : 137)
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
14
berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, ditetapkan, baik secara individual maupun kelompok. Purwadarminta (Hamdani, 2011 : 137) berpendapat prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan peserta didik melalui suatu mata pelajaran yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam (faktor internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal). 4. Kejujuran Menurut Kesuma (2011: 16) penngertian jujur sebagai sebuah nilai yang merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam bentuk perasaa, kata-kata atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keutungan dirinya. Kata jujur identik dengan benar yang lawan katanya adalah bohong. Makna jujur lebih jauh dikorelasikan dengan kebaikan (kemaslahatan). Kemaslahatan memiliki makna kepentingan orang banyak, bukan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya, tetapi semua orang yang terlibat. Kesuma (2011: 17) menjelaskan orang yang memiliki karakter jujur dicirikan oleh perilaku diantaranya yaitu : a. Jika ditekad (inisiasi keputusan) untuk melakukan sesuatu, tekadnya adalah kebenaran dan kemaslahatan. b. Jika berkata tidak bohong (benar apa adanya)
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
15
c. Jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang dilakukannya. Menurut
Mustari (2011 : 13) jujur adalah perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain. Jujur merujuk pada suatu karakter moral yang mempunyai sifat-sifat positif, dan mulia seperti penuh kebenaran, dan lurus sekaligus tiadanya bohong, curiga, ataupun mencuri. Dalam pergaulan pertemanan, berbincang-bincang adalah kegiatan mengisis kekosongan yang mengasikan. Namun seringkali tak terasa kita terjebak oleh keadaan percakapan yang memaksa kita untuk berbohong. Mustari (2011 : 19) menjelaskan pendidikan kejujuran itu harus di terapkan sejak dini, di mana saja, dan kapan saja. Kita harus dapat mencontohkan kejujuran di lingkungan keluarga pada setiap anggota keluarga dan selalu siap memberi pujian apabila berbuat jujur betapapun kecilnya prestasi kejujuran itu. Contoh kejujuran di lingkungan keluarga yaitu apabila anak mengerjakan PR dengan jujur, tetapi tidak bagus hasilnya, maka perlu diapresiasi atas kejujurannya. Mencontohkan perbuatan jujur kepada para peserta didik di lingkungan sekolah juga mencerminkan sikap yang baik. Bentuk perbuatan jujur apabila : 1) Menyampaikan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
16
2) Bersedia mengaku kesalahan, kekurangan ataupun keterbatasan diri. 3) Tidak suka mencontek. 4) Tidak suka berbohong. 5) Tidak memanipulasi fakta atau informasi 6) Berani mengakui kesalahan. Untuk menegakkan kejujuran di sekolah, guru dapat membuat peraturan yang dapat mengurangi bahkan meniadakan ketidakjujuran. Sikap mencontohkan perbuatan jujur di lingkungan masyarakat juga harus dicontohkan
oleh
para
pemimpin
masyarakat.
Kejujuran
dalam
menjalankan program pemerintahan, seorang pemimpin akan dipercaya dan warga juga percaya kepada pemimpin. Penilaian sikap kejujuran memiliki indikator tersendiri. Indikator tersebut yang digunakan berupa (1) membuat dan mengerjakan tugas secara benar (2) tidak mencontek atau memberi contekan (3) Melaporkan kegiatan sekolah secara transparan. Dari penjelasan di atas bahwa kejujuran merupakan sifat dan perilaku seseorang untuk mengungkapkan suatu kebenaran diri sendiri maupun orangn lain dalam bentuk perasaa, kata-kata atau perbuatan. Allah berfirman :
“ Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan jadilah orang-orang yang jujur”. (Qs. At-Taubah 119).
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
17
5. Pengertian Matematika Menurut Hariwijaya (2009 : 29) matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Makna secara informal, dapat pula disebut sebagai ilmu tentang bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis, matematika adalah penelaahan struktur abstrak yang didefinisikan secara aksioma dengan menggunakan logika simbolik dan notasi. Menurut ensiklopedi bebas (Hariwijaya, 2009 : 30) kata matematika berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan, atau belajar juga mathematikos yang diartikan sebagai suka belajar. Disiplin utama dalam matematika didasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan, pengukuran tanah dan memprediksi peristiwa dalam astronomi. Menurut Ruseffendi (Heruman, 2007 : 1) matematika
adalah
bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisir, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, keunsur yang didefinisikan. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang memepelajari tentang perhitungan, pengkajian dan menggunakan nalar atau kemampuan berpikir seseorang secara logika dan pikiran yang jernih.
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
18
6.
Materi
Penjumlahan
Bilangan
Bulat
pada
Mata
Pelajaran
Matematika Pada penelitian eksperimen ini, materi yang akan dilaksanakan dalam penelitian yaitu penjumlahan bilangan bulat. Penjumlahan Bilangan Bulat a) Penjumlahan Menggunakan Garis Bilangan 1) Mengenal Bilangan Bulat dengan Diagram Panah Sebuah bilangan bulat dapat ditunjukkan dengan diagram panah pada garis bilangan yang mempunyai panjang dan arah. Panjang diagram panah menunjukkan banyaknya satuan, sedangkan arahnya menunjukkan positif atau negatif. Jika diagram panah menuju ke arah kanan, maka anak panah tersebut menunjukkan bilangan bulat positif. Jika diagram panah menuju ke kiri, maka anak panah tersebut menunjukkan bilangan bulat negatif. Menunjukkan bilangan 7
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-2
-1
0
1
2
3
4
Menunjukkan bilangan –7
-8
-7
-6
-5
-4
-3
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
19
2) Menjumlah Bilangan Bulat dengan Diagram Panah Penjumlahan bilangan bulat dengan diagram panah dimulai dari bilangan nol. Perhatikan contoh berikut ini. Tentukan hasil penjumlahan dari: a. 3 + (–4)
b. (–6) + 8
c. (–2) + (–5)
Jawab
3 + (–4)
-6
-5
-4
-3
-2
0
-1
1
2
4
3
5
6
Diagram panah dari 0 ke 3 menunjukkan bilangan 3 Diagram panah dari 3 ke –1 menunjukkan bilangan –4 Hasilnya ditunjukkan diagram panah dari 0 ke –1 Jadi, 3 + (–4) = –1
-6
(–6) + 8
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
-4
-3
-2 -1
0
1
2
3
Jadi, (–6) + 8 = 2
-9
(–2) + (–5)
-8
-7
-6
-5
Jadi, (–2) + (–5) = –7
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
20
b) Penjumlahan Tanpa Menggunakan Garis Bilangan Penjumlahan bilangan antara –20 sampai 20 masih dapat dilakukan penjumlahan dengan garis bilangan. Menjumlahkan bilangan yang lebih besar sebaiknya mengguanakan teknik penjumlahan tanpa menggunakan garis bilngan. Berikut ini contoh penjumlahan tanpa menggunakan garis bilngan. Tentukan hasil penjumlahan berikut: a. 56 + (–18) b. (–206) + 106 Jawab: a. 56 + (–18) = 56 – 18 = 38 b. (–206) + 106 = 106 + (–206) = 106 – 206 = 106 – 106 – 100 = –100
Ternyata penjumlahan dengan bilangan negatif dapat dilakukan dengan pengurangan dari lawan bilangan negatif tersebut. 7. Teori dan Cara Penggunaan Alat Peraga Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, maka dibutuhkan suatu alat peraga yang sesuai dengan materi. Menurut Gatot Muhsetyo (2008 : 3.16 -3.17) ada beberapa alat peraga yang dapat dijadikan media untuk menjelaskan operasi hitung pada bilangna bulat, yaitu Tangga Garis
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
21
Bilangan, Pita Garis Bilangan, dan Balok Garis Bilangan. Ketiga alat ini, proses kerjanya berpedoman pada hukum kekekalan panjang, bahwa panjang keseluruhan sama dengan panjang masing-masing bagianbagiannya. Penelitian ini mengambil alat peraga berupa Pita Garis Bilangan yang merupakan alat bantu sejenisnya yang dibuat dari karton dan di dalam penggunaannya memiliki prinsip kerja yang sama dengan alat peraga lainnya. Proses pengerjaan operasi hitung pada sistem bilangan bulat diarahkan kepada bagaimana menggunakan garis bilangan. Pada prinsipnya cara kerja garis bilangan sama dengan cara kerja pada balok, tangga dan garis bilangan, yaitu ditekankan pada langkah maju untuk operasi penjumlahan dan langkah mindur untuk operasi pengurangan. Berikut prinsip-prinsip kerja penggunaan garis bilangan bulat : a. Setiap akan melakukan peragaan posisi awal aktivitas peragaan harus selalu dimulai dari bilangan 0 (nol). b. Jika bilangan pertama dalam suatu operasi hitung bertanda positif, maka ujung anak panah diarahkan ke bilangan positif dan bergerak maju dengan skala yang besarnya sama dengan bilangan pertama sedangkan pangkal anak panahnya mengarah pada bilang negatifnya. c. Jika anak panah dilangkahkan maju, maka dalam prisip operasi hitung istilah maju dapat diartikan sebagai penjumlahan. Sebaliknya jika anak panah dilangkahkan mundur maka istilah mundur dapat diartikan sebagai pengurangan.
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
22
Menurut Gatot Muhsetyo (2008 : 3.23) akan dijelaskan langkahlangkah untuk menjumlahkan dua buah bilangan bulat dengan menngunakan garis bilangan dan sebaran penjumlahannya mencakup : a. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. b. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. c. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. d. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. Misalnya kita ingin mengerjakan bentuk-bentuk penjumlahan dua buah bilangan berikut :
2 + 5 = .... 2 + (-5) = .... (-2) + 5 = .... (-2) + (-5) = .....
a. Untuk soal pertama caranya adalah sebagai berikut : a. Dari skala 0 langkahkan anak panah ke arah bilangan positif dan berhenti pada skala 2. Hal ini menunjukan bilangan pertamanya (positif 2).
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
b. Karena operasi hitungnya berkenaan dengan penjumlahan dan anak panah arahnya sudah sesuai dengan jenis bilangan keduanya maka
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
23
langkahkanlah maju anak panah tersebut sebanyak 5 langkah dari posisi skala 2.
-5
-4
-3
-2
-1
1
0
2
3
5
4
6
7
c. Posisi akhir dari ujung panah pada langkah kedua tepat berada di atas skala 7 dan ini menunjukan hasil dari 2 + 5, jadi 2 + 5 = 7. b. Untuk soal yang kedua caranya adalah sebagai berikut : a. Dari skala 0 langkahkan anak panah ke arah bilangan positif dan berhenti pada skala 2. Hal ini menunjukan bilangan pertamanya (positif 2).
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
b. Karena bilangan penjumlahnya merupakan bilangan negatif, maka pada skala 2 tersebut ujung anak panahnya harus dihadapkan ke arah bilangan negatif. Karena penjumlahan berarti
harus
dilangkahkan maju sebanyak 5 langkah
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
24
c. Posisi akhir dari ujung panah pada langkah kedua tepat berada di atas skala -3 dan ini menunjukan hasil dari 2 + (-5) = -3. c. Untuk soal ketiga caranya adalah sebagai berikut : a. Dari skala 0 langkahkan anak panah ke arah bilangan negatif dan berhenti pada skala -2. Hal ini menunjukan bilangan pertamanya (negatif 2).
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
b. Karena bilangan penjumlahnya merupakan bilangan negatif, maka pada skala -2 tersebut ujung anak panahnya harus dihadapkan ke arah bilangan positif. Karena penjumlahan berarti
harus
dilangkahkan maju sebanyak 5 langkah
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
d. Posisi akhir dari ujung panah pada langkah kedua tepat berada di atas skala 3 dan ini menunjukan hasil dari (-2) + 5 = 3.
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
25
d. Untuk soal keempat caranya adalah sebagai berikut : a. Dari skala 0 langkahkan anak panah ke arah bilangan negatif dan berhenti pada skala -2. Hal ini menunjukan bilangan pertamanya (negatif 2).
-7
-6
-5
-4
-3 -2
-1
0
1
2
3
4
5
b. Karena operasi hitungnya berkenaan dengan penjumlahan dan anak panah arahnya sudah sesuai dengan jenis bilangan keduanya maka langkahkanlah maju anak panah tersebut sebanyak 5 langkah dari posisi skala -2.
-7
-6
-5
-4
-3 -2
-1
0
1
2
3
4
5
c. Posisi akhir dari ujung panah pada langkah kedua tepat berada di atas skala -7 dan ini menunjukan hasil dari (-2) + (-5) = -7.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Peneliti tidak menemukan hasil penelitian yang sama dengan yang penulis teliti. Akan tetapi, peneliti dapat menemukan penelitian yang relevan yaitu : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Azrul Karim dengan judul “Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dalam Pembelajaran Matematika Untuk
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
26
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar” dengan penghitungan anova dua jalur maka kesimpulannya bahwa pembelajaran matematika dengan metode penemuan dapat dijadika alternatif metode penemuan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan. 2. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Pramonoadi
dengan
judul
“Implementasi Pembelajaran Penemuan Terbimbing dengan pendekatan Konteimplementasi Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dengan Pendekatan Terhadap Hasil Belajar” Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan uji-t. Dari pengujian ini dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan kontekstual berbeda dengan hasil belajar siswa kelas kontrol dengan pembelajaran penemuan terbimbing tanpa pendekatan kontekstual. Sedangkan dari pengujian hipotesis dengan uji t satu pihak diperoleh nilai thitung = 2,167 dan ttabel dari daftar tabel distribusi t dengan taraf signifikan a = 0,05 dan dk = 61 didapat nilai = 1,67. Sehingga terlihat bahwa pada kelas kontrol kelas eksperimen memilki thitung > ttabel . Hal ini berarti bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan penerapan pembelajaran penemuan terbimbing berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
27
C. Kerangka Berpikir Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat dikemukakan bahwa dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu inovasi dalam pembelajaran. Metode belajar merupakan salah satu inovasi yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar agar prestasi belajar dapat mencapai dengan hasil yang baik. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penemuan terbimbing. Metode penemuan terbimbing adalah suatu metode belajar yang berpusat kepada siswa dan guru memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa agar dapat menemukan sendiri suatu konsep atau prinsip dengan bimbingan guru. Penelitian ini diharapkan agar metode penemuan terbimbing dapat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar dan diharapkan bisa menbentuk sikap kejujuiran pada diri siswa serta bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajarinya untuk mengaplikasikan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menanamkan kejujuran bagi para peserta didik sejak dini tentu saja dapat dilakukan saat mereka masih duduk di bangku sekolah dasar. Mengingat kejujuran merupakan salah satu sikap yang penting dimiliki oleh semua lapisan masyarakat, maka perlu bagi sekolah-sekolah untuk menanamkan sikap ini agar peserta didik memahami pentingnya bersikap jujur sejak dini. Media pembelajaran akan membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuan mereka tentang materi pembelajaran, khususnya matematika
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013
28
yang disampaikan oleh guru. Selain itu penggunaan media juga bisa melatih siswa untuk sedikit demi sedikit menanamkan sikap disiplin pada diri mereka sendiri. Fungsi lain dari media pembelajaran adalah sarana untuk menjembatani cara berfikir siswa dari yang kongkrit menuju ke hal yang abtrak.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan dan kerangka berfikir di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian alternatif penelitian sebagai berikut: 1.
Terdapat pengaruh metode belajar penemuan terbimbing
terhadap
prestasi belajar matematika. 2.
Terdapat pengaruh kejujuran belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
3. Terdapat
interaksi
model
pembelajaran
penemuan
terbimbing,
pembelajaran langsung, dan kejujuran belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan..., Endra Windu Putra, FKIP UMP, 2013