BAB I PENDAHULUAN
A. ABSTRAK Pelemahan nilai mata Rupiah terhadap Dollar Amerika serikat ini membuat masyarakat kebingungan. Terutama masalah perekonomian. Para spekulan mengatakan bahwa nilai Rupiah akan terpuruk kedepannya. Para spekulan itu melakukan penjualan Rupiah dalam jumlah yang besar dan dimasukkan ke dalam Dollar AS. Spekulan sendiri adalah seseorang yang terlibat dalam transaksi keungan, untuk mendapatkan laba dan perubahan nilai mata uang Rupiah yang di harapkan. Kelemahan nilai mata uang Rupiah atas Dollar Amerika Serikat membuat perekonomian indonesia bangkrut dan terpukul. Jika spekulan menganggap bahwa mata uang Rupiah beberapa hari ke depan akan masih tertekan, maka para spekulan tersebut akan melepas mata uang Rupiah dan memburu mata uang yang nilainya lebih tinggi, misalnya Dollar Amerika Serikat. perbuatan ambil untung inilah pekerjaan rutin para spekulan tersebut. Bank Indonesia saja sebagai Bank Sentral tidak mungkin dapat membersihkan ulah para spekulan yang jelas-jelas sudah melemahkan kurs Rupiah.
Melemahnya
mata
uang
Rupiah
ini
dapat
mengganggu
perekonomian Indonesia. perekonomian suatu negara itu bisa kembali dapat dilihat pada kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Dalam artian apakah masyarakat itu bisa menjadi lebih sejahtera, aman dan tenteram. Dan pasti proses pemulihan ini banyak berbagai kendala dan hambatannya. Mungkin sampai saat ini, mata uang Dollar Amerika Serikat menjadi mata uang acuan nilai tukar bagi mata uang lainnya. Kita sebagai 1
masyarakat indonesia harus bisa mempertahankan nilai uang negara kita yaitu Rupiah.
BAB II ISI A. PEMBAHASAN Pelemahan mata uang rupiah pada dolar Amerika Serikat (AS) memang menimbulkan banyak masalah. Pelemahan Rupiah yang telah terjadi ini telah berdampak pada perekonomian indonesia. Harga-harga banyak yang semakin menaik. Harga kedelai dan tepung terigu yang banyak dikonsumsi
2
masyarakat menengah ke bawah juga ikut naik. Barang elektronik dan properti juga menyusul naik. Harga BBM naik. Kondisi ini tentu berdampak bisa mengalami kebangkrutan. Efek buruk pelemahan nilai rupiah ini juga berdampak pada Negara dan juga perusahaan yang memiliki hutang tetapi dalam bentuk Dollar Amerika. Nilai hutang dalam bentuk dollar Amerika ini secara otomatis meningkat. Bila kondisi ini berlanjut, maka krisis moneter menjadi krisis ekonomi juga. Nilai tukar mata uang rupiah ini, pasti tidak yang pertama kali terjadi dan tidak juga hanya terjadi terhadap rupiah. Tentu krisis moneter juga berkali-kali terjadi di negara-negara lain. Tidak hanya Indonesia saja, pasti pelemahan nilai tukar mata uang juga pernah terjadi di negara-negara asing lainnya. Krisis moneter terjadi berulang-ulang dan juga menimpa banyak negara. Sehingga dapat dikatakan bahwa krisis moneter merupakan sebuah kepercayaan dalam perekonomian dunia saat ini. Penyebab mata uang menjadi melemah bisa dilihat pada dua hal yaitu problem moneter adalah problem mata uang itu sendiri. Mata uang yang digunakan sekarang adalah mata uang kertas. Mata uang kertas tersebut tidak mempunyai nilai intrinsik. Mata uang kertas hanya memiliki nilai nominal ( nilai tertulis) yang di tetapkan oleh undang-undang. Sedangkan yang dimaksud problem ekonomi itu adalah problem ketidakmampuan dalam negeri memenuhi kebutuhan dalam negeri terutama pada sandang dan pangan, energi, sehingga menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi pada negara lain. Pelemahan rupiah ini seiring dengan memburuknya kondisi perekonomian yang sangat menjalar ke negara lain termasuk indonesia ini. Pelemahan nilai mata uang Rupiah juga banyak dipengaruhi oleh transaksi yang banyak dilakukan oleh para spekulan. Para spekulan memakai transaksi untuk bertaruh bahwa rupiah akan terus terpuruk kedepan nantinya. Perbuatan taruhan tersebut tentunya akan membuat rupiah mulai melemah bila transaksinya cukup memuaskan. Meskipun Indonesia menganut sistem devisa bebas. Tetapi, bukan berarti pergerakan nilai tukar Rupiah akan berlanjut. Bank Indonesia bisa menjadi kunci utama dalam menstabilkan nilai mata uang rupiah. Dengan cadangan devisa yang jumlahnya lebih baik. Memungkinkan bank Indonesia bisa lebih leluasa dalam nilai tukar Rupiah. 3
Namun, dengan cadangan devisa Indonesia yang masih banyak. Tentunya Rupiah masih dapat dikendalikan dari aksi spekulasi. Asalkan jangan spekulan tersebut memiliki uang yang lebih besar dari cadangan devisa yang negara kita miliki. Selain itu, Bank Indonesia harus menindak bila ada perbankan yang memberikan fasilitas bagi para spekulan. Aksi spekulan kerap membuat panik pelaku pasar lain. Perbuatan yang berlebihan dan lebih mengejar keuntungan dan kurang mempertimbangkan kondisi secara keseluruan itu tentunya berpeluang memperkeruh keadaan. Melemahnya nilai tukar Rupiah akhir-akhir ini tentunya akan bernilai positif terhadap kinerja ekspor. Karena, lebih menguntungkan mata uang Dollar Amerika Serikat. Namun, ditengah menciutnya perekonomian, maka tentunya pelemahan nilai tukar Rupiah tidak akan memberi perubahan drastis terhadap kinerja ekspor kita. Ekspor yang menurun di pasar Internasional itu lebih di sebabkan oleh penurunan permintaan terhadap barang ekspor. Namun, penguatan Rupiah yang begitu tajam juga akan membuka pasar kita terhadap gempuran barang impor. Baik penguatan dan pelemahan nilai tukar Rupiah tentunya memiliki dampak negatif. Namun, pelemahan nilai tukar Rupiah yang diiringi dengan krisis negara lain tentunya akan menjadi permasalahan serius bila kita tidak mengantisipasinya segera. Islam itu menetapkan bahwa kewajiban negara harus bisa menjamin kebutuhan pokok setiap warganya dan islam mewajibkan bahwa kaum muslim untuk bisa mandiri dan mencegah hal-hal yang dapat membuat ketergantungan kepada negara luar. Jadi kesimpulannya, problem krisis nilai tukar mata uang ini akan terus berulang selama masalahnya belum bisa dipecahkan yaitu penggunaan mata uang kertas dan ketergantungan ekonomi pada negara lain. Islam itu juga mewajibkan berbagai kebijakan agar terpenuhi kebutuhan setiap individu masyarakat tanpa bergantung pada pihak luar. Bila sistem islam ini diterapkan maka krisis moneter itu akan hilang.
4
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memang menimbulkan banyak masalah. Efek buruk pelemahan nilai rupiah ini juga berdampak pada Negara dan juga perusahaan yang memiliki hutang tetapi dalam bentuk Dollar Amerika. Nilai hutang dalam bentuk dollar Amerika ini secara otomatis meningkat. Bila kondisi ini berlanjut, maka krisis moneter menjadi krisis ekonomi juga. Penyebab mata uang menjadi melemah bisa dilihat pada dua hal yaitu problem moneter adalah problem mata uang itu sendiri. Mata uang yang digunakan sekarang adalah mata uang kertas. Mata uang kertas tersebut tidak mempunyai nilai intrinsik. Mata uang kertas hanya memiliki nilai nominal ( nilai tertulis) yang di tetapkan oleh undang-undang. Sedangkan yang dimaksud problem ekonomi itu adalah problem ketidakmampuan dalam negeri memenuhi kebutuhan dalam negeri terutama pada sandang dan pangan, energi, sehingga menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi pada negara lain. 5
Jadi, problem krisis nilai tukar mata uang ini akan terus berulang selama masalahnya belum bisa dipecahkan yaitu penggunaan mata uang kertas dan ketergantungan ekonomi pada negara lain. Bila mengikuti sistem islam ini diterapkan maka krisis moneter itu akan hilang.
B. SARAN Mengingat semakin melemahnya mata uang Rupiah ini, Bank Indonesia dan pemerintah harus berupaya sebisa mungkin untuk bisa meringankan masalah tentang melemahnya mata uang Rupiah ini. Dan pemerintah bisa memberikan rasa aman dan nyaman pada masyarakat. Tindakan-tindakan yang dilakukan masyarakat, seperti kekerasan, anarkis, ancaman itu hendaknya di akhiri dan jangan di ulang lagi. Dengan harapan terciptanya rasa aman bisa memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat kita.
6