BAB II
DASAR TEORI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA 2.1
Pengenalan Mesin Pendingin
Mesin pendingin adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk suatu proses pendinginan, dengan cara menyerap dan memindahkan sejumlah panas. Prinsip dasar dari mesin pendingin didasarkan atas kenyataan bahwa suatu zat cair dapat diuapkan pada suhu berapa saja yang diinginkan, dengan cara merubah tekanan di permukaan zat cair tersebut. Sebagai contoh jika kita memanaskan air di pantai (tekanan tinggi) dan di puncak gunung (tekanan rendah), kita akan mendapatkan kenyataan bahwa air yang kita masak di pantai akan lebih lambat mendidih (100oC) dibandingkan dengan yang di puncak gunung (85oC). Berarti semakin rendah tekanan yang diberlakukan terhadap zat cair maka semakin cepat menguap.
Berdasarkan sifat fisika, bahwa suatu fluida jika mengalami perubahan fasa, maka fluida itu akan menyerap atau melepaskan sejumlah kalor sebesar kalor latennya. Dalam proses penguapan suatu fluida, kalor laten penguapannya dapat diambil dari fluida itu sendiri atau dari sumber panas disekitarnya. Bila kalor laten penguapannya diambil dari fluida itu sendiri yaitu dengan cara menurunkan tekanannya, maka suhu fluida itu akan turun. Jika diambil dari medium sekitarnya, maka akan terjadi perpindahan panas dari medium sekitarnya ke fluida tersebut, sehingga suhu disekitarnya menjadi turun.
Agar dalam proses pendinginan suatu medium dapat berlangsung, maka diperlukan fluida yang dapat menguap pada suhu relatif rendah dan pada tekanan yang relatif tinggi. Fluida yang digunakan disebut refrigeran. Banyak zat yang
digunakan sebagai refrigeran antara lain Ammonia, Methyl chloride, R-12, R-22, R134a dan lain-lain.
Sifat-sifat yang dikehendaki dari suatu refrigeran : a. Kalor laten penguapan harus tinggi. b. Tekanan pengembunannya rendah, sebab refrigeran dengan tekanan kondensasi tinggi memerlukan kompresor yang besar. c. Tekanan penguapannya lebih tinggi dari tekanan atmosfir, sehingga bila terjadi kebocoran udara luar tidak dapat masuk ke dalam sistem. d. Stabil, tidak bereaksi dengan material yang digunakan, tidak korosif. e. Tidak boleh beracun dan berbau. f. Tidak boleh mudah terbakar dan meledak. g. Mudah didapat dan harganya murah.
Sebagai contoh, sebuah tabung yang berisi ammonia cair (titik didihnya 33oC, tekanan 1 atm) yang dialirkan melalui suatu koil. Udara yang akan didinginkan dilewatkan melalui koil. Ammonia yang mengalir melalui koil akan mengambil panas dari udara sehingga udara yang melewati koil suhunya menjadi lebih rendah dari semula sedangkan ammonia sendirinya akan menguap menjadi gas dan dibuang begitu saja. Cara kerja sistem ini tidak efisien dan mempunyai kekurangan, seperti :
a. Suhu penguapan refrigeran tergantung pada tekanan medium disekitarnya, sehingga jumlah kalor yang diserap terbatas. b. Proses pendinginan tidak dapat dikontrol. c. Refrigeran tidak dapat dipakai untuk proses berulang sehingga menjadi mahal. d. Refrigeran yang terbuang ke udara bebas dapat merusak lingkungan dan kesehatan.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka harus dapat menggunakan refrigeran secara terus-menerus. Agar refrigeran dapat digunakan secara berulang-ulang zat tersebut harus dapat dicairkan kembali.
Berdasarkan sifat-sifat fisika zat cair di atas uap refrigeran dapat diembunkan kembali pada temperatur beberapa saja dengan menggunakan tekanan dari uap tersebut. Selain mengatur tekanan, juga dibutuhkan medium lain untuk menerima kalor laten yang dikeluarkan selama kondensasi. Medium yang biasa digunakan adalah air atau udara.
Untuk mengatasi hal ini, maka dibuat suatu sistem pendinginan dengan menggunakan beberapa komponen yang dapat mensirkulasikan refrigeran. Ada 4 komponen utama pada mesin pendingin, yaitu :
1. Evaporator 2. Kompresor 3. Kondensor 4. Katup ekspansi
Skema dari rangkaian keempat komponen tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1. Skema rangkaian utama mesin pendingin
Dan sistem pendinginan mempunyai siklus yang digambarkan pada P-h diagram seperti yang digambarkan di bawah ini :
Panas di buang dikondensor
2
3 Jatuh tekan melalui katup ekspansi 4
1
Gambar 2.2 Siklus refrigerasi dalam diagram P-h
Keterangan: 4–1
: Evaporator
Disini terjadi penguapan refrigeran cair menjadi refrigeran gas (uap) karena di evaporator terjadi pengambilan panas ruangan yang ingin di kondisikan. Prosesnya berlangsung dengan tekanan (P) dan temperatur tetap atau konstan. 1–2
: Kompresor
Kompresor digunakan untuk menaikkan tekanan uap refrigeran sampai mencapai temperatur
pengembun
diatas
temperatur
berlangsung dengan entropi konstan. 2–3
: Kondensor
media
pendinginnya.
Prosesnya
Terjadi pengembunan refrigeran didalam kondensor. Dimana uap refrigeran berubah menjadi cairan karena panas refrigeran uap diambil oleh media pendinginnya. Prosesnya berlangsung dengan tekanan dan temperatur konstan. 3–4
: Katup ekspansi
Terjadi proses penurunan tekanan dari refrigeran sehingga secara langsung juga langsung menurunkan temperatur sehingga siap untuk dilewatkan ke evaporator untuk mengambil panas ruangan. Pada proses ini tidak terjadi pertukaran panas dan entalpi (h) konstan.
2.2
Kompresor Kompresor merupakan alat yang menyebabkan sirkulasi pada sistem
pendinginan yang mana akan menimbulkan perbedaan tekanan udara antara evaporator dan kondensor. Fungsi kompresor dalam mesin pendingin adalah untuk menghisap uap tekanan rendah dan suhu rendah dari evaporator kemudian menekan uap tersebut, sehingga menjadi uap dengan tekanan dan suhu yang tinggi, lalu dialirkan ke kondensor. Penggolongan kompresor dapat didasarkan pada metode kompresi dan konstruksinya.
2.2.1
Berdasarkan Metode Kompresinya
2.2.1.1 Positive Displacement Compressor (Kompresor Positif) Kompresor positif adalah suatu kompresor dimana gas dihisap masuk ke dalam silinder dan dikompresikan. Yang termasuk jenis ini adalah :
1. Kompresor torak
Prinsip kerja dari kompresor ini didasarkan atas pemindahan fluida oleh torak, sehingga memungkinkan untuk menimbulkan tekanan yang tinggi pada kapasitas yang rendah. Proses ekspansi, pengisapan penekanan dan pengeluaran dicapai oleh gerakan bolak-balik dari torak. Kompresor torak ini cocok untuk kapasitas volumetrik
0-500 m3/menit, dengan perbandingan
kompresi 2,5-10, pada putaran 100-3000 rpm. Pada saat langkah hisap piston, gas refrigeran yang bertekanan rendah ditarik masuk melalui katup hisap yang terletak pada piston atau di kepala kompresor. Pada saat buang, piston menekan refrigeran dan mendorongnya keluar melalui katup buang yang biasanya terletak pada kepala silinder. Jenis kompresor ini adalah yang paling banyak digunakan dalam mesin pendingin. Terutama jika menggunakan refrigeran yang mempunyai volume spesifik kecil dan mengembun pada tekanan yang relatif tinggi. Pada transportasi darat khususnya bis antar kota menggunakan jenis kompresor jenis ini. Kompresor bis biasanya menggunakan refrigeran R-12, R-134a dan R-22. Kompresor-kompresor modern bersifat kerja tunggal, baik itu bersilinder tunggal maupun multi silinder. Pada kompresor multi silinder, silinder-silinder dapat disusun berbentuk V, radial atau lurus. Pada kompresor bis mempunyai 4 buah silinder yang mana berbentuk V dan bekerja berdasarkan putaran puli-puli yang dihubungkan dengan belt-belt yang digerakkan oleh motor bakar dari mesin itu sendiri. Pada kompresor bis mempunyai sebuah kopling yang berfungsi untuk mengatur besarnya putaran antara 900-3000 rpm.
Gambar 2.3. Konstruksi kompresor torak Sumber: Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara
Tabel 2.1. Konstruksi kompresor torak
2. Kompresor putar Proses penghisapan dan penekanan dicapai oleh pengembangan dan penyempitan ruang yang silih-berganti. Hal ini dapat dimungkinkan oleh ring eksentrik yang berputar dalam ruangan berbentuk silindris yang konsentris. Kompresor jenis ini cocok untuk kapasitas volumetrik antara 0-500 m3/menit, dengan perbandingan kompresi 3-12, pada putaran 300-15000 rpm. Dibandingkan dengan kompresor torak, maka konstruksi dari kompresor putar ini lebih sederhana dan jumlah komponen yang bergerak lebih sedikit, sehingga getarannya lebih halus, namun demikian bagian-bagian yang bergesekan harus dibuat dengan ketelitian tinggi serta dari bahan yang tidak mudah aus. Kompresor putar dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu jenis daun berputar dan jenis daun stasioner (diam). Pada jenis yang pertama, daun terletak pada rotor yang berputar tetapi dapat bergerak pada arah yang radial. Dengan demikian puncak daun selalu merapat pada bagian dalam dari silinder. Jenis ini banyak digunakan sebagai kompresor untuk unit penyegar udara berkapasitas rendah. Sedangkan pada jenis daun stasioner, daun terletak menempel pada permukaan rotor yang berputar (torak berputar). Proses kompresi gas refrigeran dilakukan oleh rotor dengan urutan seperti pada gambar mekanisme kompresor putar.
Gambar 2.5. Mekanisme kompresor putar Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara . 3. Kompresor sekrup Seperti kompresor torak, mekanisme kompresi dari kompresor sekrup melakukan 3 langkah, yaitu langkah hisap, kompresi dan langkah keluar. Dalam gambar dibawah ini dapat dilihat penampang 2 buah elemen putar utama kompresor sekrup. Di dalam rumah kompresor jantan dengan 4 kuping, di sebelah kanan menggerakkan rotor betina. Uap refrigeran memasuki 1 ujung kompresor (di puncak) dan meninggalkan kompresor dari ujung yang lain (di bawah). Pada posisi hisap, terbentuk ruang hampa, hingga uap mengalir ke dalamnya. Sesaat ruang interlobe tersebut meninggalkan lubang masuk, rongga tersebut telah dipenuhi oleh gas. Bila putaran terus berlanjut, gas yang berkurang digerakkan mengelilingi rumah kompresor. Pada putaran selanjutnya terjadi penangkapan (mesing) kuping rotor jantan oleh lekuk rotor betina, sehingga memperkecil rongga dan menekan gas tersebut. Pada saat tertentu, dalam proses kompresi lubang buang terbuka, sehingga dengan penangkapan kuping lebih lanjut, gas yang tertekan keluar melalui lubang buang tersebut.
Kompresor sekrup memiliki beberapa keuntungan yaitu : a. Lebih sedikit jumlah bagian yang bergesekan b. Perbandingan kompresi yang tinggi dalam suatu tingkat, c. Relatif stabil terhadap pengaruh cairan (kotoran) yang terserap dalam refrigeran. Untuk mengurangi kerugian gesek pada aliran, gas di dalam kompresor sekrup dihisap, dikompresikan dan dikeluarkan dalam arah aksial.
Gambar 2.6. Penampang dua buah rotor kompresor sekrup Sumber: Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
Gambar 2.7. Konstruksi kompresor sekrup Sumber: Wiranto Arismunandar, Penyegara Udara.
Gambar 2.8. Mekanisme kompresor sekrup Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.2.1.2 Non Positive Displacement Compressor (Kompresor Non Positif)
Kompresor non positif adalah suatu kompresor, dimana gas yang dihisap masuk dipercepat alirannya oleh sebuah impeller yang kemudian mengubah energi kinetik untuk menaikkan tekanan. Yang termasuk jenis ini adalah kompresor sentrifugal. Kompresor sentrifugal melayani sistem-sistem refrigerasi yang berkapasitas antara 200-10000 kW. Suhu evaporator pada mesin-mesin bertingkat ganda dapat diturunkan hingga -50oC sampai -100oC, walaupun penggunaannya yang terbanyak adalah untuk mendinginkan air hingga kira-kira 6oC atau 8oC. kompresor sentrifugal ini cocok untuk volumetric antara 100-4000 m3/menit, dengan perbandingan kompresi antara 3-20, pada putaran 1500-45000 rpm. Cara kerja konstruksi kompresor sentrifugal sama dengan pompa sentrifugal, fluida memasuki mata impeller yang berputar dan kemudian dilemparkan ke arah lingkar luar impeller dengan daya sentrifugal. Sudu-sudu impeller meninggikan putaran gas tersebut dan membangkitkan tekanan. Dari impeller ini gas mengalir ke sudu-sudu penghambur atau ke ruang spiral (volute), dimana sejumlah energi kinetik diubah menjadi tekanan. Kompresor sentrifugal bekerja dengan kompresi adiabatik dengan efisiensi antara 70% hingga 80%. Untuk menghasilkan karakteristik yang baik, harus dipertimbangkan dua dimensi pada impeller yaitu diameter roda dan lebar antara muka-muka impeller. Biasanya diameter roda sangat ditentukan oleh tekanan buang yang harus dicapai, karena untuk suatu kecepatan putar tertentu, diameter roda yang besar akan menghasilkan kecepatan roda yang lebih tinggi, yang menghasilkan perbandingan tekanan yang lebih besar.
2.2.2
Menurut Konstruksinya Berdasarkan konstruksinya, kompresor dibagi menjadi tiga bentuk : 1. Kompresor hermatik. 2. Kompresor semi hermatik. 3. Kompresor terbuka.
2.2.2.1 Kompresor Hermatik Pada kompresor ini, motor listrik dan kompresor berada dalam suatu rumah kompresor. Pada kompresor ini digunakan sambungan las, sehingga ruangan di dalam kompresor menjadi kedap suara (hermatik). Kompresor hermatik biasanya dibuat untuk unit kapasitas rendah, sampai 7,5 kW, misalnya penyegar udara.
2.2.2.2 Kompresor Semi Hermatik Pada dasarnya kompresor ini hampir sama dengan kompresor hermatik. Perbedaannya pada rumah kompresor yang terbuat dari besi tuang dan bagian-bagian penutup dan penyambungnya dapat dibuka.
2.2.2.3 Kompresor Terbuka Pada kompresor ini mempunyai poros yang panjang hingga keluar rumah kompresor untuk dapat disambungkan dengan motor. Kelemahan dari jenis ini adalah harus dibuat seal perapat pada tempat keluar poros pada rumah kompresor guna mencegah kebocoran gas refrigeran atau masuknya udara luar.
2.3
Kondensor Kondensor adalah suatu alat penukar kalor yang dalam mesin pendingin
mempunyai fungsi untuk mengembunkan uap refrigeran dengan cara mengambil panasnya. Panas yang dilepaskan di kondensor oleh uap refrigeran terdiri dari panas yang diserap oleh refrigeran di dalam evaporator dan ekivalen dari energi yang diperlukan untuk melakukan kerja kompresor. Panas yang diserap oleh uap refrigeran
dari udara luar juga menjadi beban kondensor, oleh karena itu pipa yang mengalirkan uap refrigeran dari evaporator ke kompresor
diberi isolasi, juga pipa yang
menghubungkan katup ekspansi dengan evaporator diberi isolasi. Medium pendingin kondensor yang umum dipergunakan adalah udara dan air, karena mudah didapat, tidak mahal, tidak beracun dan umumnya mudah dilayani. Berdasarkan medium pendinginnya, kondensor dapat digolongkan dalam 3 jenis umum, yaitu kondensor : 1. Pendinginan udara 2. Pendinginan air 3. Pendinginan campuran udara dan air
2.3.1
Kondensor Dengan Pendinginan Udara (Air Cooled) Kondensor jenis ini merupakan bentuk yang paling praktis dan sederhana,
dimana udara mengalir melewati kondensor, dimana udara ini menghisap panas dari kondensor. Sirkulasinya dapat berupa sirkulasi alamiah atau dengan pertolongan fan. Seperti pada gambar 2.9. kondensor pendinginan udara terdiri koil pipa pendingin bersirip pelat (pipa tembaga dengan sirip aluminium atau pipa tembaga dengan sirip tembaga). Pada bis antar kota memakai kondensor jenis ini yang terletak pada atap dari bis dimana langsung berhubungan dengan udara pendinginnya dan dibantu dengan 3 buah fan kondensor yang terletak ditengah-tengah kondensor. Udara mengalir dengan arah tegak lurus pada bidang pendingin. Gas refrigeran yang bersuhu tinggi masuk ke bagian atas dari koil dan secara berangsurangsur mencair dalam alirannya ke bagian bawah koil. Adapun ciri-ciri kondensor pendingin udara adalah :
a. Tidak memerlukan pipa air pendingin, pompa air dan lainnya. b. Dapat dipasang dimana saja, asal terdapat udara bebas. c. Tidak mudah korosi karena permukaan koil yang kering.
Gambar 2.9. Kondensor dengan koil bersirip plat. Sumber: Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.3.2
Kondensor Dengan Pendinginan Air (Water Cooled) Berdasarkan penggunaan air pendinginnya, maka kondensor ini dapat dibagi
menjadi 2, yaitu waste-water system dan recirculated-water system. Pada waste-water system, air pendingin setelah digunakan untuk pendinginan kondensor, kemudian dibuang dan tidak diperlukan lagi. Sedangkan pada recirculated-water system, air pendingin setelah keluar kondensor dipompakan ke sebuah menara pendingin (cooling tower). Di dalam menara pendingin, air pendingin ini melepaskan panasnya kemudian kembali ke kondensor.
Pada kondensor pendinginan air harus diperhatikan faktor pengotoran pada pipa di bagian yang berhubungan dengan air, karena hal ini akan mengurangi luas pipa air, sehingga akan mengurangi jumlah air yang disirkulasi. 1. Tabung dan pipa. 2. Tabung dan koil. 3. Pipa ganda.
2.3.2.1 Jenis Tabung dan Pipa Kondensor tabung dan pipa banyak dipergunakan pada unit kondensor berukuran kecil sampai besar, unit pendingin air dan penyegar udara paket baik untuk ammonia maupun untuk Freon. Di dalam kondensor tabung dan pipa terdapat banyak pipa pendingin, dimana air pendingin mengalir di dalam pipa-pipa tersebut. Ujung dan pangkal pipa pendingin terikat pada pelat pipa, sedangkan diantara pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat, untuk membagi aliran air yang melewati pipa-pipa tersebut, tetapi untuk mengatur agar kecepatannya cukup tinggi 1,5-2 m/s.
Air pendingin masuk kondensor dari bagian bawah, kemudian masuk kebagian dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas. Jumlah saluran air pendingin yang terbentuk oleh sekat-sekat itu dinamai jumlah saluran. Jumlah saluran maksimum yang biasa adalah 12. Tahanan aliran air di dalam pipa bertambah besar dengan bertambah banyaknya jumlah saluran.
Gambar 2.10. Kondensor tabung dan pipa Sumber: Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.3.2.2 Jenis Tabung dan Koil Kondensor tabung dan koil banyak dipergunakan pada unit dengan freon sebagai refrigeran, berkapasitas relatif kecil misalnya pada penyegar udara jenis paket, pendingin air dan lain-lain. Kondensor tabung dan koil dengan koil pipa pendingin di dalam tabung yang dipasang pada posisi vertikal. Kondensor tabung koil dapat dibuat dari satu atau lebih lilitan pipa dengan atau tanpa sirip-sirip, yang terdapat di dalam sebuah tabung baja. Air pendingin bersirkulasi dalam koil, pada saat yang sama refrigeran ditampung dalam tabung baja. Uap refrigeran panas masuk melalui bagian atas tabung dan akan mengembun setelah menyentuh koil pendingin. Butiran refrigeran cair yang terbentuk akan merambat pada koil dan ditampung dalam tabung. Tabung kondensor juga berfungsi sebagai penampung. Hal yang harus diperhatikan dari kondensor ini adalah ketinggian permukaan refrigeran cair dalam tabung, jangan sampai menutupi bidang pendingin koil. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan suhu dan tekanan refrigeran cair yang meninggalkan kondensor. Pada kondensor tabung dan koil, air mengalir di dalam koil pipa pendingin. Endapan dan kerak yang terbentuk di dalam pipa harus dibersihkan dengan zat kimia atau detergen.
Ciri-ciri kondensor tabung dan koil : a. Harga murah karena mudah pembuatannya b. Posisinya yang vertikal dan mudah pemasangannya c. Tidak mungkin mengganti pipa pendingin
Gambar 2.11. Kondensor tabung dan koil Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.3.2.3 Jenis Pipa Ganda Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari 2 pipa koaksial, dimana refrigeran mengalir melalui saluran yang terbentuk antara pipa dalam dan pipa luar, dari atas ke bawah. Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam arah yang berlawanan dengan aliran refrigeran, jadi dari atas ke bawah. Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira 1-2 m/detik. Sedangkan perbedaan antara suhu air pendingin keluar dan masuk pipa pendingin kira-kira 810oC. Untuk mengatur pemakaian air agar sesuai dengan kondisi beban, maka kondensor dilengkapi dengan katup pengatur aliran air. Ciri-ciri kondensor jenis pipa ganda :
a. Konstruksi sederhana b. Dapat mencapai kondisi super dingin, karena aliran refrigeran dan air pendingin berlawanan c. Penggunaan air pendingin relatif kecil d. Pipa sulit dibersihkan e. Penggantian pipa sukar dilaksanakan
Gambar 2.12. Kondensor koil pipa ganda Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.3.3
Kondensor Dengan Pendinginan Campuran Udara dan Air (Evaporative) Kondensor jenis ini merupakan gabungan dari kondensor dan menara
pendingin yang menjadi 1 unit. Disini digunakan 2 medium pendingin sekaligus, yaitu udara dan air. Air dipompa dari tangki air ke atas, kemudian memancar lewat nozzle ke bawah melalui koil refrigeran dan kembali ke tangki air. Sebagian dari air ini menguap dan mengambil panas dari refrigeran yang mengembun di koil kondensor, dari bagian bawah koil dialirkan udara menuju ke atas, sehingga udara yang dialirkan ini mendinginkan refrigeran di dalam kondensor dan sekaligus
mendinginkan air pendingin serta membawa uap air yang terjadi keluar menara pendingin.
Blower
Udara Keluar
Eliminator Nosel Penyemprot
Uap refrigeran masuk Uap refrigeran Keluar Kondensor Udara masuk
air
Air Tambahan Pompa
Gambar 2.13. Kondensor pendingin campuran Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.4
Evaporator Evaporator adalah alat penukar panas yang merupakan salah satu komponen
penting di dalam suatu mesin pendingin. Kapasitas mesin pendingin tergantung dari kemampuan evaporator untuk menguapkan refrigeran. Pada evaporator, refrigeran cair menguap dengan mengambil panas dari sekelilingnya. Ada beberapa macam evaporator yang didesain dan diproduksi sesuai dengan tujuan penggunaan. Karena itu, maka evaporator dapat dibagi dalam beberapa golongan, seperti berdasarkan :
1. Konstruksinya 2. Cara kerjanya 3. Keadaan refrigeran yang ada di dalamnya.
2.4.1
Berdasarkan Konstruksinya
2.4.1.1 Bare Tube Evaporator (Evaporator Tabung dan Koil) Pada evaporator ini biasanya terbuat dari pipa baja atau tembaga, pipa baja digunakan untuk evaporator besar yang menggunakan ammonia, sedangkan pipa tembaga digunakan untuk evaporator yang lebih kecil dengan refrigeran bukan ammonia. Pada evaporator tabung dan koil terdapat koil pipa tunggal atau koil pipa ganda di dalam sebuah silinder. Refrigeran mengalir di dalam koil pipa untuk mendinginkan cairan yang berada di dalam bagian koil. Umumnya evaporator ini merupakan jenis tipe kering. Tetapi kadang-kadang dirubah menjadi setengah basah. Dimana refrigeran cair berada di dalam tabung dan cairan yang akan didinginkan mengalir melalui koil pipa.
Gambar 2.14. Bare Tube Evaporator (evaporator tabung dan koil) Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.4.1.2 Finned Evaporator Finned evaporator merupakan bare tube evaporator yang dilengkapi dengan plat logam atau sirip untuk memperbesar luas permukaan evaporator, sirip tersebut berfungsi sebagai permukaan penyerap panas sekunder sehingga memperbaiki efisiensi evaporator.
Gambar 2.15. Finned Evaporator
Keterangan :
1
671321 553018 551800 552086 913809
2
3
4
5
6
7
917145
COIL - evaporator
13
SCREW - coil
14
15
STRIP - neoprene
16
FILTER - air
17
8132
receiver
557064 671062
1937
RING
556837
6838
FLATWASHER
TUBE - adapter to
O-
55-
LOCKWASHER
66-
33-
18
ADAPTER
19
TANK - receiver
20
TUBE - dehydrator to
8135
indicator
66-
INDICATOR -
1188
liquid
66-
TUBE - indicator to expansion
8136
valve
66-
VALVE -
8121
expansion
668137
TUBE - indicator to shutoff
8140
valve
4955
tank
55-
WASHER –
55-
4931
special
2991
66-
TUBE - receiver to
55-
8133
valve
2964
1187
TUBE - equalizer
66-
LOCKNUT –
VALVE - hand
NUT - shoulder
66-
55-
66-
SHOULDER
21 66-992
552001
VALVE - shutoff
SCREW - valve
LOCKWASHER
FLATWASHER
552991 552001 552964 8
9
12
FLATWASHER
23
LOCKWASHER
24
TUBE - valve to
8134
shoulder
556839
7675
11
22
66-
55-
10
SCREW - valve
331938 665750
25
668138
VALVE - EPR (see
8122
129C13)
66-
PLATE & TUBE –
8141
assembly
1800
2086 26
TUBE - evaporator to EPR
66-
55-
DEHYDRATOR
dehydrator
shutoff
55-
O - RING
2688
8139
3018
NUT - shoulder
CLAMP -
TUBE - EPR
55-
SHOULDER
55-
66-
668131
SCREW - plate
LOCKWASHER
FLATWASHER
TUBE - plate to adapter
Tabel 2.2. Finned Evaporator
2.4.1.3 Plate Surface Evaporator Plate surface evaporator terdiri dari beberapa jenis dan yang paling banyak digunakan dalam mesin pendingin di rumah, adalah 2 lempeng logam datar yang dibentuk dan dilas sedemikian rupa sehingga terbentuk jalur untuk aliran refrigeran.
2.4.1.4 Shell And Tube Evaporator (Evaporator Tabung dan Pipa)
Evaporator tabung dan pipa menggunakan banyak pipa yang dipasang didalam tabung. Refrigeran mengalir di dalam pipa, sedangkan cairan yang hendak didinginkan mengalir di luar pipa refrigeran, yaitu di dalam tabung. Di dalam tabung dipasang plat penyekat yang berfungsi untuk menunjang pipa refrigeran dan mengarahkan aliran cairan yang hendak didinginkan. Sehingga dapat mengalir tegak lurus pada pipa dengan kecepatan yang lebih tinggi sehingga laju perpindahan kalor menjadi baik.
Gambar 2.16. Shell tube evaporator (evaporator tabung dan pipa) Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.4.2
Berdasarkan Cara Kerja
2.4.2.1 Sistem Ekspansi Langsung Pada sistem ini evaporator langsung berhubungan dengan udara yang akan didinginkan. Pada evaporator ini juga dilengkapi dengan sirip-sirip yang berfungsi untuk memperluas permukaan perpindahan panas dari evaporator. Udara yang akan dikondisikan dihembuskan (dengan fan) atau lewat secara alamiah pada pipa-pipa bersirip dari evaporator, sehingga panasnya diserap oleh evaporator.
Sistem ini biasanya dipakai pada mesin-mesin pendingin dengan kapasitas kecil, seperti AC, lemari es dan lain-lain. Pada mesin pendingin bis menggunakan sistem pendingin seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.17. Evaporator jenis ekspansi langsung
2.4.2.2 Sistem Ekspansi Tidak Langsung Pada sistem ini evaporator tidak langsung mendinginkan medium yang hendak dikondisikan, tetapi terlebih dahulu mendinginkan medium perantara (refrigeran sekunder) yaitu air atau larutan garam (brine). Baru kemudian air yang telah didinginkan itu dialirkan ke ruangan yang hendak dikondisikan. Air yang
suhunya
telah turun ini, kemudian mengambil panas dari medium yang akan
dikondisikan, sehingga suhunya naik dan masuk kembali ke evaporator untuk melepaskan panas yang diserapnya ke refrigeran sehingga suhunya turun kembali dan begitu seterusnya. Sistem ini banyak dipakai untuk mesin-mesin pendingin dengan kapasitas besar, misalnya pada gedung bertingkat, hotel, perkantoran besar, dan lain-lain. Keuntungan dari sistem ini ialah dapat mengurangi kerja dari kompresor karena dari air.
G
Gambar 2.18. Evaporator jenis ekspansi tidak langsung (menggunakan brine) Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.4.3
Keadaan Refrigeran yang Ada Di dalamnya
2.4.3.1 Evaporator Jenis Ekspansi Kering (Dry Expantion Coil) Pada jenis ini, cairan refrigeran yang diekspansikan melalui katup ekspansi, pada waktu masuk ke dalam evaporator sudah dalam keadaan campuran cair dan uap, sehingga keluar dari evaporator terisi penuh oleh refrigeran cair. Keuntungan jenis ini : a. Tidak membutuhkan refrigeran dalam jumlah besar. b. Jumlah minyak pelumas yang tertinggal dalam evaporator sangat kecil.
Gambar 2.19. Dry expansion coil Sumber :Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.4.3.2 Evaporator Jenis Basah (Flooded Coil) Pada jenis ini refrigeran cair di dalam evaporator melebihi jumlah yang mampu diuapkan. Dengan kata lain sebagian besar evaporator selalu terisi oleh cairan refrigeran. Antara refrigeran cair dan uap refrigeran terdapat pemisahan yang jelas, di dalam akumulator refrigeran cair akan kembali ke evaporator, bersama-sama dengan refrigeran cair yang berasal dari kondensor. Sedangkan uap refrigeran dihisap oleh kompresor.
Tinggi permukaan refrigeran cair yang ada dalam evaporator diatur oleh katup pelampung.
Gambar 2.20. Evaporator jenis basah (Flooded coil) Sumber : Wiranto Arismunadar, Penyegaran Udara.
2.5
Katup Ekspansi Fungsi dari katup ekspansi adalah untuk mengekspansikan secara adiabatik
cairan refrigeran yang bertekanan dan bersuhu tinggi sampai mencapai tingkat keadaan tekanan dan suhu rendah. Selain itu juga berfungsi sebagai pengatur pemasukan refrigeran sesuai dengan beban pendinginan yang harus dilayani oleh evaporator. Macam-macam dari katup ekspansi yaitu : 1. Katup ekspansi manual 2. Katup ekspansi tekanan konstan 3. katup ekspansi termostatik 4. katup ekspansi otomatis 5. pipa
2.5.1
Katup Ekspansi Manual
Pada jenis ini dimana pembukaan dan penutupan katup dengan trotel dilakukan oleh operator secara manual, kapasitas aliran refrigeran melalui katup tergantung pada perbedaan antara lubang masuk dan lubang keluar katup serta tergantung pada tingkat pembukaan katup yang bisa diatur secara manual. Misalnya perbedaan tekanan antara lubang masuk dan lubang keluar besarnya tetap, maka jumlah aliran refrigeran melalui katup tersebut akan tetap tanpa mengikuti perubahan tekanan atau beban evaporator. Biasanya digunakan pada pabrik es, cold storage, dan lain-lain. Dipakai karena hampir selamanya beban konstan sehingga dalam pengoperasiannya diperlukan operator yang selalu siap. Katup ekspansi ini disesuaikan oleh operator sesuai dengan kondisi pendinginan yang dikehendaki. Disini peran operator menentukan pengoperasian.
Gambar 2.21. Katup ekspansi manual Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.5.2
Katup Ekspansi Tekanan Konstan
Dioperasikan pada refrigeran yang akan masuk ke dalam evaporator, untuk mengatur aliran refrigeran cair yang memenuhi evaporator akibat penyerapan panas yang bertambah, maka below akan mengembang dan memperkecil pembukaan katup, dimana keadaan ini akan mengurangi jumlah refrigeran yang masuk ke dalam evaporator. Dan apabila tekanan kembali seperti semula maka akibat tekanan pegas, katup akan membuka lebih besar dan refrigeran akan mengalir lebih banyak ke dalam evaporator.
2.5.3
Katup Ekspansi Termostatik Katup termostatik merupakan jenis yang banyak dipakai pada mesin
pendinginan. digunakan adalah katup jenis ini. Katup ekspansi bekerja berdasarkan hubungan antar suhu, dan tekanan evaporator sedangkan mengenai konstruksi keduanya mirip antar katup ekspansi tekanan konstan dengan katup ekspansi termostatik. Alat ini dikendalikan oleh besarnya gas hisap superheated yang meninggalkan evaporator. Keadaan gas hisap superheated menggerakkan katup-katup ekspansi termostatik sebagai berikut. Sebuah bola adalah peraba yang diisi dengan cairan refrigeran yang sama dengan yang dipakai pada sistem. Fluida yang ada di dalam bola tersebut fluida daya. Bola peraba ini ditempelkan pada saluran keluar evaporator sehingga suhu bola dan fluida tersebut sangat dekat dengan suhu hisap. Tekanan dari fluida ini memberi dorongan ke sisi atas diafragma, sedangkan tekanan evaporator menekan dari bawah. Disamping itu terdapat sebuah pegas pada tangkai katup yang memberikan sedikit gaya ke atas agar katup tetap tertutup. Agar katup terbuka maka tekanan di atas diafragma harus lebih tinggi dari tekanan evaporator ditambah dengan gas. Hal tersebut dapat terjadi apabila temperatur fluida daya yang lebih tinggi daripada temperatur udara jenuh dalam evaporator. Oleh karena itu gas hisap harus lanjut panas (superheated) agar fluida gaya dapat mempunyai tekanan yang bisa membuka katup.
Gambar 2.22. Katup ekspansi termostatik Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.5.4
Katup Ekspansi Automatik
Katup ekspansi automatik bekerja dengan mempertahankan tekanan tetap dalam evaporator, dengan mensuplai atau menghentikan aliran refrigeran ke dalam evaporator sebagai akibat perubahan beban. Tekanan pegas dapat diatur sesuai dengan tekanan yang diinginkan pada evaporator. Jika kompresor bekerja, akan mengakibatkan tekanan evaporator menjadi turun, sehingga tekanan pegas menjadi lebih besar dari tekanan evaporator. Karena pegas dihubungkan dengan katup jarum. Hal ini akan mengakibatkan refrigeran mengalir ke dalam evaporator. Dan begitu pula sebaliknya, apabila tekanan pada evaporator lebih besar dari tekanan pegas akan mengakibatkan katup tertutup.
2.5.5
Pipa Kapiler Pipa kapiler ini sering dipakai pada mesin pendingin yang berkapasitas
rendah. Penggunaan pipa kapiler ini dimaksudkan untuk menyederhanakan sistem, yaitu dengan maksud menggunakan sedikit mungkin dari bagian yang bergerak. Diameter (0,5-2 mm) dan panjang pipa (1-2 m) yang dipergunakan sebagai tahanan untuk mengontrol aliran refrigeran, ditentukan berdasarkan pada kapasitas pendinginan, kondisi operasi dan jumlah refrigeran dari mesin pendingin yang bersangkutan. Cairan refrigeran yang memenuhi pipa kapiler tersebut akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh gesekan dan percepatan refrigeran. Sejumlah cairan berubah menjadi uap ketika refrigeran mengalir melalui pipa ini. Diameter dan panjang pipa kapiler disesuaikan dengan kapasitas pendinginan, kondisi operasi, dan jumlah refrigeran dari sistem yang bersangkutan. Sekali pipa kapiler terpasang maka pipa tersebut tidak dapat disetel lagi.
2.6
Sistem Distribusi Udara Sistem distribusi udara diperlukan untuk menyalurkan udara, baik udara
suplai (udara dari mesin pendingin ke dalam ruangan) maupun untuk udara balik (udara dari dalam ruangan ke mesin pendingin). Saluran udara (duct) adalah suatu
komponen penunjang yang penting dalam sistem penyegaran udara untuk mengalirkan udara.
2.7
Rancangan Saluran Udara (Duct) Duct berfungsi untuk menyalurkan udara dari sistem penyegaran udara ke
ruangan yang perlu dikondisikan. Aliran udara dalam duct berdasarkan prinsip perbedaan tekanan pada udara masuk dan keluar, udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah sehingga semakin besar perbedaan tekanan maka aliran udara akan semakin cepat. Untuk menimbulkan perbedaan tekanan ini, biasanya digunakan fan dengan daya yang berbeda sesuai dengan volume udara yang dibutuhkan pada saluran masuk dan saluran keluar.
2.8
Bentuk Penampang Saluran Udara Bentuk duct yang sering dipakai pada sistem penyegaran udara ada 3 bentuk
yaitu : a. Bentuk bulat b. Bentuk segi empat/persegi panjang c. Bentuk bujur sangkar Untuk kapasitas aliran yang sama maka berbentuk penampang lingkaran lebih ekonomis karena bahan yang digunakan lebih sedikit. Yang sering dipakai adalah penampang persegi panjang/bujur sangkar karena dapat disesuaikan dengan ruangan yang tersedia.
2.9
Bahan Saluran Udara Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perencanaan saluran udara adalah a. Tidak terjadi bunyi bising dan getaran pada pipa b. Tidak terjadi deformasi Karena tekanan udara c. Tahanan aliran udara serendah-rendahnya
d. Tidak terjadi kebocoran udara Macam bahan yang sering dipakai untuk saluran udara : a. Baja yang digalvanis Karena kuat, murah dan mudah dikerjakan b. Alumunium Untuk konstruksi yang ringan dan tahan terhadap udara basah c. Steinless steel, tembaga dan bahan sintetik Dipakai dalam keadaan dimana saluran udara dikenai gas yang korosif dan udara basah d. Logam lembaran hitam (black metal sheet) Banyak digunakan pada cerobong dan perlengkapan dapur.
2.10
Isolasi Saluran Udara Udara pendingin yang mengalir didalam saluran bertemperatur lebih rendah
daripada temperatur udara luar. Oleh karena itu, dapat terjadi perpindahan kalor dari udara luar ke udara di dalam saluran, sehingga temperatur udara di dalam saluran akan naik. Di samping itu, apabila dinding saluran menjadi dingin, sehingga lebih rendah dari titik embun udara luar, maka uap air dalam udara luar akan mengembun pada permukaan luar dari saluran udara tersebut. Untuk mencegah perpindahan kalor dan pengembunan tersebut maka saluran harus diisolasi.
Sehingga fungsi dari isolasi dapat disimpulkan adalah : a. Mencegah terjadinya perpindahan panas dari udara luar ke udara dalam duct. b. Mencegah terjadinya pengembunan pada permukaan luar dari saluran udara. Bahan yang biasa dipakai untuk isolasi ini adalah wol gelas atau asbestos dibungkus dengan alumunium foil yang dipasang menyelimuti permukaan luar
saluran udara. Saluran hisap juga diisolasi apabila ada kemungkinan terjadinya pengembunan. Biasanya pipa hisap luar tidak perlu diisolasi.
2.11
Kecepatan Aliran Udara Kecepatan aliran udara dalam saluran diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu : a.
Kecepatan rendah (low velocity)
b.
Kecepatan tinggi (high velocity)
Dalam beberapa pemakaian dari sistem pendinginan, klasifikasi tersebut dibagi beberapa bagian, yaitu : Kecepatan aliran udara dalam duct dari mesin pendingin ke ruangan dibedakan menjadi : a) Untuk gedung - Kecepatan rendah
: 6 - 11 m/s
- Kecepatan tinggi
: > 12,5 m/s
b) Untuk pabrik - Kecepatan rendah
: 11 - 12,5 m/s
- Kecepatan tinggi
: 12,5 – 25 m/s
Sedangkan untuk kecepatan udara kembali dari ruangan yang dikondisikan ke mesin pendingin dibedakan menjadi : a) Untuk gedung - Kecepatan rendah
: 7,5 – 9 m/s
b) Untuk pabrik - Kecepatan rendah
: 9 – 11 m/s
2.12
Sistem Saluran Udara Sistem udara masuk dan keluar dapat dibagi menjadi 3 golongan, antara lain : 1) Saluran Udara Peti Sistem saluran ini menghubungkan mesin penyegar udara dan lubang keluar. Sistem ini sangat populer jika dibandingkan dengan sistem yang lain karena sangat sederhana pemasangannya. Sistem ini mudah dibuat dan dalam pemasangan tidak banyak ruangan yang diperlukan dan biaya pemasangannya murah.
2) Sistem Saluran Udara Tunggal Pada sistem ini setiap lubang keluar pada ruangan dihubungkan langsung ke mesin pendingin melalui suatu saluran untuk masing-masing ruangan sehingga kondisi ruangan lebih mudah tercapai meskipun dengan beban pendinginan yang berbeda-beda pada masing-masing ruangan. Sistem ini sering digunakan pada sistem penyegaran udara jenis daerah ganda (multi zone) atau jika hendak dipakai penyegar udara jenis paket maka harus dipasang ditengah-tengah ruangan. Pada sistem ini diperlukan biaya pemasangan yang cukup mahal dan memerlukan ruangan yang lebih besar untuk penempatan saluran udara.
3) Sistem Saluran Udara Melingkar Sistem saluran udara melingkar menggunakan sebuah saluran yang menghubungkan 2 saluran utama. Sistem ini banyak digunakan dalam industri atau rumah tinggal. Hal tersebut disebabkan karena sistem ini mampu mengompensasikan ketidak-seimbangan aliran udara melalui lubang hisap yang terdekat pada ujung saluran atau apabila jumlah udara
segar yang tersedia terlampau kecil. Sistem ini hendaknya tidak dipakai untuk
melayani
ruangan
dengan
beban
kalor
yang
berbeda
karakteristiknya.
2.13
Menentukan Ukuran Saluran Udara Sebelum menentukan ukuran saluran terlebih dahulu ditetapkan lokasi lubang keluar dan lubang hisap dari sistem penyegaran udara dan jumlah udara yang dipergunakan. Kemudian ditetapkan lokasi mesin penyegar udara dan jaringan penyaluran udara yang paling sederhana tetapi efektif. Setelah itu baru ditetapkan ukuran dan komponen saluran udara yang bersangkutan. Ada 3 cara menentukan ukuran utama dari saluran udara.
2.13.1 Metoda Kecepatan Sama Dalam metoda ini terlebih dahulu ditentukan kecepatan didalam saluran utama dan cabang-cabang, kemudian dihitung penurunan tekanan pada semua aliran. Kipas dipilih sedemikian rupa sehingga dapat membangkitkan tekanan yang mencukupi kebutuhan pada saluran yang penurunan tekanannya terbesar. Biasanya diusahakan agar kecepatan udara dapat diturunkan, tergantung pada jarak dari lubang hisap atau kipas udara. Oleh karena itu metode ini direkomendasikan untuk ditetapkan pada sistem saluran udara sederhana.
2.13.2 Metoda Gesekan Sama Pada metoda ini dipilih tekanan yang disediakan didalam sistem saluran dan menentukan ukuran saluran untuk menyebarkan tekanan tersebut sehingga kerugian persatuan panjang sama besarnya. Saluran udara hampir sama panjangnya tidak memerlukan pengaturan jumlah aliran. Jika dipergunakan saluran yang berbeda ukuran, maka saluran yang lebih pendek hendaknya dilengkapi damper.
Metode ini biasanya menghasilkan rancangan yang lebih baik daripada metode kecepatan karena kebanyakan dari tekanan yang tersedia lebih banyak yang hilang dalam gesekan didalam saluran-saluran dan sambungan daripada yang hilang didalam damper penyeimbang ukuran dan harga saluran juga lebih kecil.
2.13.3 Metoda Tekanan Total Metoda dilaksanakan berdasarkan perubahan tekanan total yang mencakup kerugian tekanan statis karena tahanan gesekan dan tahanan lokal ditempattempat yang relevan didalam saluran, dan perubahan tekanan dinamis karena perubahan kecepatan udara pada lubang keluar maupun lubang masuk dapat dibuat konstan. Biasanya ukuran dari saluran utama ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan metode tahanan gesek. Kemudian tekanan total dari saluran dapat dihitung. Selanjutnya ukuran dari saluran yang lain dapat ditentukan dengan kerugian tekanan total yang sama dengan saluran utama. Perbedaan tekanan total yang kecil antara saluran utama dan saluran lainnya diatur dengan menggunakan damper.
2.13.4 Metoda Perencanaan Saluran Hisap Saluran hisap yang menghubungkan lubang hisap dan lubang masuk kipas udara hendaknya dirancang dengan metode tekanan total. Pada umumnya kesulitan yang utama terletak pada pemilihan bentuk dan ukuran saluran hisap untuk menjamin keseimbangan tekanan antara lubang hisap lainnya. Untuk menjamin keseimbangan tekanan tersebut biasanya dipakai damper. Untuk sistem yang sederhana sering dipakai metode tekanan konstan.
2.14
Lubang Keluar
Lubang keluar adalah lubang pada dinding, lantai atau langit-langit untuk masuknya udara segar dari mesin pendingin ke dalam ruangan. Bentuknya bermacam-macam tergantung pada bentuk ruangan dan banyaknya udara yang disalurkan. Macam-macam lubang keluar menurut aliran udaranya : 1.
Lubang keluar aliran aksial
2.
Lubang keluar aliran radial
2.14.1 Lubang Keluar Aliran Aksial Jenis lubang keluar keluar ini digunakan supaya udara masuk ke dalam ruangan dengan arah aksial. Jenis lubang keluar aliran aksial ini di bagi 4, menjadi : a. Jenis Nozzle Konstruksi yang sederhana dan jauh dari sambungan, lebih tenang bunyinya dibanding jenis lain. Jenis Nozzle banyak dipakai untuk gedung bioskop, gedung pertemuan dan pertokoan. Biasanya dipasang pada dinding atau langit-langit.
Gambar 2.23. Lubang keluar jenis Nozzle
Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
b.
Jenis Punka Lehernya dapat berputar mengakibatkan arah aliran udara dapat diubah,
sedangkan damper dipakai untuk mengatur pemasukan udara. Lubang jenis ini mempunyai tahanan aliran yang besar. Jenis ini banyak digunakan pada sistem penyegaran udara di industri, dapur restoran, kendaraan transportasi seperti pada beberapa bis antar kota atau untuk pendinginan lokal.
Gambar 2.24. Lubang keluar jenis punka Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara
b. Jenis Sudu Pada jenis ini terdiri dari sudu yang dipasang vertikal, horizontal atau kedua-duanya. Sudu-sudu itu dapat diubah kedudukannya sehingga aliran udara dapat diubah arahnya. Jenis ini banyak digunakan di perkantoran atau perumahan dan dipasang pada dinding. Pada bis antar kota juga ada yang menggunakan jenis ini.
Gambar 2.25. Lubang keluar jenis sudu Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
c. Jenis Celah Jenis ini menghasilkan aliran udara berbentuk bidang dasar dan dibuat dengan aspek rasio yang besar. Jenis ini biasanya dipasang pada langit-langit.
Gambar 2.26. Lubang keluar jenis celah Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
d. Jenis berlubang-lubang
Lubang keluar ini dibuat dari plat berlubang banyak, kira-kira dengan perbandingan luas bidang bebas 10%. Tingkat kebisingan lubang jenis ini cukup tinggi, sedangkan diameter lubang tidak lebih dari 1 mm.
2.14.2 Lubang Keluar Aliran Radial Pada jenis ini aliran udara masuk ruangan berarah radial (tegak lurus sumbu utama). Beberapa jenis lubang keluar aliran radial : a. Jenis Panci atau Plaket lubang keluar jenis ini dapat berbentuk plat lingkaran atau persegi panjang digantungkan di bawah lubang saluran di dalam langit-langit. Udara mengalir horizontal dan dalam arah radial sepanjang langit-langit.
Gambar 2.27. Lubang keluar jenis panci Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
b. Diffuser langit-langit Diffuser langit-langit merupakan modifikasi dari lubang keluar jenis panci, dimana beberapa gelang atau kerucut dipasang pada lubang saluran.
Diffuser langit-langit dapat menyebarkan udara ke dalam ruangan dengan sebaik-baiknya.
Gambar 2.28. Diffuser langit-langit Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.
2.15
Lubang Hisap Lubang hisap adalah lubang pada dinding, lantai atau langit-langit. ke evaporator untuk diambil panasnya. Untuk masuknya udara ruangan kembali ke mesin pendingin atau dibuang ke atmosfir. Ada beberapa macam lubang hisap, diantaranya : a) Jenis plat berlubang banyak b) Jenis jeruji sudu tetap atau jenis jamur.