BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. MANAJEMEN KURIKULUM
Pengatur manajemen kurikulum di SMP Negeri 1 Jaken antara lain : 1. Bp. Winarto, S.Pd, M.Hum selaku kepala sekolah 2. Bp. Sutadi dan Bp. Sugianto selaku seksi kurikulum 3. Komite sekolah Struktur kurikulum di SMP N 1 JAKEN yang berbasis sekolah disesuaikan dengan lingkungan setempat. Jumlah mata pelajaran umum di sekolah ini sebanyak 10 buah yang meliputi pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa dan sastra indonesia, bahasa inggris, matematika, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, seni budaya, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, ketrampilan / teknologi informasi dan komunikasi.
MUATAN KURIKULUM Muatan Kurikulum SMP/MTs meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam suatu jenjang pendidikan selama tiga tahun, mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. 1.
Mata Pelajaran Mata pelajaran adalah merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Sesuai dengan pasal 7 PP No. 19 Tahun 2005, maka muatan kurikulum setiap kelompok mata pelajaran adalah sebagai berkut:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilaksanakan melalui
muatan
dan/atau
kegiatan
agama,
kewarganegaraan,
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan. b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni - budaya, dan pendidikan jasmani. c. Kelompok
mata
pelajaran
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan
alam,
ilmu
pengetahuan
sosial,
keterampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. d. Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan. Secara spesifik mata pelajaran, muatan lokal, dan pengemabangan diri beserta alokasi waktunya yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jaken tahun pelajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut: Kelas Alokasi Waktu (Jam Pelajaran)
Komponen
A.
VII
VIII
IX
2
2
2
Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
4
4
4
4. Bahasa Inggris
4
4
4
5. Matematika
4
4
4
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
8. Seni Budaya
2
2
2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2*)
2*)
32
32
3. Bahasa dan Sastra Indonesia
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi B.
Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa
C.
Pengembangan Diri Jumlah
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran dilaksanakan di luar jam tatap muka.
2*) 32
Beberapa ketentuan tambahan: a.
Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
b. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 38 minggu.
2.
Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Muatan Lokal yang dilaksanakan adalah Bahasa Jawa. Bahasa Jawa diajarakan karena sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 895.5 / 01 / 2005 tanggal 23 Pebruari 2005 tentang Penetapan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa Tahun 2004 untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Negeri dan Swasta.
3.
Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.
Kegiatan Pengembangan Diri di SMP Negeri 1 Jaken antara lain meliputi: a. Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Akhlak Mulia, yang dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan tambahan lain yang ditangani secara khusus oleh guru Pendidikan Agama maupun guru lain. b. Peningkatan kebugaran dan olahraga, yang dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan tambahan lain yang ditangani secara khusus oleh guru Pendidikan Jasmani, olahraga, dan kesehatan maupun guru lainnya. c. Peningkatan kemampuan bidang Seni-Budaya, yang dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan tambahan lain yang ditangani secara khusus oleh guru Mata Pelajaran Seni-Budaya maupun guru lainnya. d. Peningkatan kepribadian, yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh Guru BK. e. Peningkatan kemampuan dasar penelitian ilmiah, yang dilakukan melalui kegiatan Penelitian/Karya Ilmiah Remaja. f. Peningkatan
kemampuan
lain,
yang
dilakukan
melalui
kegiatan
ekstrakurikuler, misalnya Palang Merah Remaja, Pramuka, dan KIR. 4.
Pengaturan Beban Belajar Beban belajar yang diterapkan di SMP Negeri 1 Jaken Kabupaten Pati dilaksanakan dengan Sistem Paket, yaitu sistem penyelenggaraan pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas/jenjang sesuai dengan struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. 1. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran berlangsung selama 40 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu berlangsung selama 32 jam pembelajaran.
Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan adalah sebagai berikut:
Kelas
Satu jam pemb. tatap muka (menit)
VII s.d. IX
Jumlah jam pemb. Per minggu
Minggu Waktu Efektif per pembelajaran per tahun tahun ajaran
Jumlah jam per tahun (@60 menit)
1088 - 1216 jam pembelajaran 40
32
38
(43520 - 48640
725-811
menit) 2. Penugasan Terstruktur Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. 3. Kegiatan Mandiri Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari
mata pelajaran yang bersangkutan. Penyelesaian program pendidikan adalah tiga tahun. SMP Negeri 1 Jaken tidak menyelenggarakan program percepatan (kelas akselerasi) 5.
Ketuntasan Belajar Minimal SMP Negeri 1 Jaken menerapkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal yang menunjukkan tingkat pencapaian minimal setiap Kompetensi Dasar oleh peserta didik. Standar ketuntasan belajar minimal ini dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). Peserta didik yang belum mencapai KKM diharuskan mengikuti program remidial. Adapun KKM tiap mata pelajaran adalah sebagai berikut:
KKM Tiap Jenjang Komponen
A.
Aspek VII
VIII
IX
1. Pendidikan Agama
76
76
76
2. Pend. Kewarganegaraan
75
75
75
3. Bahasa dan Sastra Indonesia
75
75
75
4. Bahasa Inggris
75
75
76
5. Matematika
75
75
75
6. I P A
75
75
75
7. I P S
75
75
75
Mata Pelajaran
B.
8. Seni Budaya
75
75
75
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
75
75
75
10. Teknologi Informasi dan Komunikasi
75
75
75
75
75
75
Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa
C.
Pengembangan Diri
Minimal Baik
Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkan bersama dalam forum musyawarah antara Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah, dan perwakilan siswa dengan mempertimbangkan 3 aspek, yaitu: a) tingkat kompleksitas/kesulitan setiap Kompetensi Dasar, b) tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa, dan c) keadaan sumber daya pendukung yang tersedia dalam kegiatan pembelajaran.
6.
Kenaikan Kelas dan Kelulusan a.
Kriteria Kenaikan Kelas 1.
Telah mengikuti proses pembelajaran selama dua semester pada setiap tingkatan/jenjang kelas, kecuali siswa pindahan dari sekolah lain yang dibuktikan dengan dokumen rapor semester gasal.
2.
Memiliki nilai pada setiap mata pelajaran sesuai dengan tingkatan/jenjang kelasnya, baik berupa nilai Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas.
3.
Memperoleh nilai minimal baik (sesuai KKM) pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
4.
Tingkat kehadiran di sekolah pada setiap semester sekurang-kurangnya 90 %. Siswa dinyatakan tidak naik apabila tidak
masuk
tanpa
ijin
dengan
alasan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan sekurang-kurangnya 15 hari belajar efektif pada semester kedua. Siswa dianggap tidak masuk apabila keluar dari kelas tanpa ijin (membolos) dan tidak kembali lagi sampai pelajaran terakhir pada hari itu selesai. 5.
Memiliki Akhlak mulia dan budi pekerti yang baik. Siswa dinyatakan tidak naik kelas apabila memiliki maksimal 3 nilai di bawah standar baik, untuk penilaian akhlak mulia dan budi pekerti pada akhir semester genap.
6.
Siswa mampu mencapai batas ketuntasan sedikitnya 75 % untuk semua aspek penilaian dari semua mata pelajaran. Siswa dinyatakan tidak naik kelas, apabila memiliki sekurangkurangnya 4 mata pelajaran tidak tuntas.
b.
Kriteria Kelulusan 1.
Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang ditetapkan.
2.
Tingkat kehadiran siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas IX sekurang-kurangnya 90 % dari hari efektif belajar. Siswa dinyatakan tidak lulus apabila tidak masuk tanpa ijin dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan sekurang-kurangnya 10 % dari hari belajar efektif selama 1 tahun pelajaran.
3.
Memperoleh nilai minimal baik (sesuai KKM) pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan.
4.
Lulus Ujian Sekolah pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan batas minimal yang ditetapkan oleh sekolah setiap tahunnya.
5.
Lulus Ujian Nasional dengan nilai sekurang-kurangnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
7.
Mutasi a.
Mutasi Masuk Siswa dapat mutasi/pindah di SMP Negeri 1 Jaken apabila: 1.
Membawa surat keterangan pindah dari sekolah asal yang ditandatangani oleh kepala sekolah.
2.
Alasan pindah bukan karena kasus kriminal, perkelahian, narkoba atau yang sejenisnya.
3.
Bersedia mengikuti semua peraturan yang berlaku di SMP Negeri 1 Jaken.
b.
Mutasi Keluar Siswa SMP Negeri 1 Jaken dapat dimutasi ke sekolah lain apabila: 1.
Karena alasan atas keinginan sendiri/orang tua/wali siswa.
2.
Melakukan perkelahian maksimal 3 kali.
3.
Sengaja melakukan pengrusakan aset sekolah.
4.
Melakukan tindakan kriminal.
5.
Melakukan tindak asusila.
6.
Terlibat dalam jaringan narkoba dan atau obat terlarang.
7. 8.
Melanggar tata tertib sekolah secara berulang-ulang. Pendidikan Berbasis Lokal dan Global
a
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
b
Kurikulum untuk semua satuan pendidikan, dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal adan global.
c
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
d
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan formal.
e
Pendidikan berbasis keunggulan lokal yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 1 Jaken adalah seni tari dan karawitan. Pendidikan seni tari menjadi bagian dari mata pelajaran Seni Budaya. Sedangkan seni karawitan diajarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
B. MANAJEMEN PESERTA DIDIK
Di SMP Negeri 1 Jaken proses pendaftarannya masih menggunakan cara lama, yaitu calon siswa yang akan mendaftar datang langsung ke sekolah. Cara itu masih digunakan karena sekolah tersebut belum menggunakan sistem pendaftaran online. Persyaratan pendaftaran untuk masuk SMP Negeri 1 Jaken antara lain: 1. Foto copy ijazah 2. Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) asli / sementara 3. Pas foto ukuran 3x4 dua lembar Untuk kuota pendaftaran dari masing-masing kelas sebanyak 30 siswa. Di SMP Negeri 1 Jaken terdapat sebanyak 24 kelas, yang setiap kelasnya dapat menampung 30 siswa. Di setiap tahun ajaran baru, sekolah menyediakan dua sistem pendaftaran. Yang pertama dengan menggunakan nilai hasil ujian di Sekolah Dasar, yang kedua dengan menggunakan tes tertulis yang diperuntukan untuk dua kelasunggulan. Pelakasanaan tes untuk kelas unggulan dilaksanakan selama satu hari. Pengumuman hasil seleksi penerimaan siswa baru belum menggunakan sistem online. Setiap siswa yang akan melihat hasil pengumuman harus datang langsung ke sekolah. Bagi siswa yang telah diterima wajib melakukan daftar ulang dalam jangka waktu satu minggu. Bagi siswa yang tidak melakukan daftar ulang, secara otomatis dianggap mengundurkan diri. PENCATATAN PESERTA DIDIK
Pendataan bagi peserta didik langsung diinput kedalam komputer sekolah. Data yang diambil berupa biodata pribadi, asal sekolah, data wali murid dan alamat. Untuk rincian biodata pribadi seperti berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Tempat tanggal lahir Jenis kelamin Agama Dll.
PEMBAGIAN SERAGAM Setelah semua proses pendaftaran telah selesai dilakukan, maka siswa baru akan dibagikan seragam yang nantinya akan dipergunakan. Pembagian seragam yang berupa kain dilakukan setelah siswa baru melengkapi administrasi. Jenis seragam yang dibagikan antara lain : 1. 2. 3. 4.
OSIS dua pasang Pramuka satu pasang Seragam identitas sekolah satu pasang Seragam olahraga.
Setiap siswa baru mendapatkan dua kartu identitas. Kartu OSIS dibuat oleh dinas pendidikan setempat melalui sekolah sedangkan kartu perpustakaan dibuat oleh pihak perpustakaan sekolah. Pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) dilaksanakan selama tiga hari sebelum hari aktif kegiatan pembelajaran. Pihak yang terlibat antara lain guru, staf tata usaha dan pengurus OSIS. TATA TERTIB SISWA Tata tertib yang ada sama seperti di sekolah-sekolah pada umumnya. Tetapi ada satu tata tertib khusus yang telah disetujui oleh pihak komite dan sekolah yaitu akan dikenakan denda sebesar Rp. 1000 apabila siswa membuang sampah sembarangan. Tata tertib ini dipasang di semua kelas. PEMBINAAN SISWA Beberapa pembinaan dari pihak sekolah untuk membekal siswa antara lain: 1. Pembinaan Sosial
Setiap sebulan sekali pihak sekolah akan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk memberikan penyuluhan disaat upacara bendera. 2. Pembinaan Akademik dan Non Akademik Bagi kelas VII dan VIII diwajibkan untuk mengikuti minimal salah satu ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat dan minat siswa. Sedangkan untuk kelas IX diberikan tambahan pelajaran untuk persiapan menghadapi ujian akhir nasional. Untuk kelas unggulan setiap hari Rabu dan Kamis diberikan tambahan mata pelajaran bahasa inggris pada jam ke-0. 3. Pembinaan Fisik Setiap hari Sabtu diadakan kegiatan yang bernama “Sabtu Bersih”. Kegiatan ini berisi menjaga kebersihan lingkungan sekolah (kerja bakti), dan kegiatan senam kebugaran jasmani. 4. Pembinaan Spiritual Sekolah mengadakan kegiatan Sholat Dhuha bersama dan dilakukan secara bergiliran oleh masing-masing kelas. Pembinaan siswa dilakukan dengan tujuan untuk membiasakan siswa melakukan hal-hal yang positif dan menjauhkan para siswa dari hal-hal negatif. Penyimpangan yang dilakukan siswa ditangani oleh pihak Bimbingan Konseling (BK). Apabila siswa melakukan penyimpangan atau pelanggaran maka akan mendapatkan point dan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Sebagai contoh, misalnya siswa berkelahi, akan mendapatkan skorsing selama 3 hari. Pembinaan yang dilakukan pihak Bimbingan Konseling yaitu melalui wali kelas. Wali kelas memberi pembinaan kepada siswanya setiap hari Sabtu setelah kegiatan senam kebugaran jasmani. Bagi siswa yang mempunyai masalah serius dapat langsung datang ke ruangan BK. ORGANISASI
Beberapa organisasi yang ada yaitu : a. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) b. Pramuka c. Palang Merah Remaja (PMR) Beberapa ekstrakurikuler yang ada : a. Bola Voli b. Karawitan c. Musik Cara untuk mensosialisasikan kegiatan ekstrakurikuler tersebut yaitu melalui wali kelas dengan menggunakan media angket. Para siswa dipersilahkan mengisi angket sesuai dengan ekstrakurikuler apa yang diminati. Ekstrakurikuler dipantau oleh masing-masing koordinator yang berkoordinasi langsung dengan kepala sekolah. Prestasi yang telah diperoleh melalui beberapa siswa yaitu juara dua senam lantai tingkat nasional dan juara satu sepak takraw tingkat daerah.
C. MANAJEMEN PERSONEL Struktur Organisasi Sekolah
Penilaian untuk menentukan siapa saja yang menjadi guru berprestasi dengan cara di adakannya supervisi. Kegiatan supervisi dilakukan oleh Kepala Sekolah setiap tiga bulan sekali. Bagi para guru berprestasi yang telah terpilih akan mendapatkan hadiah berupa cendramata dan piagam. Piagam didapatkan dapat berguna sebagai tambahan poin ketika akan naik jabatan. Penempatan guru atau karyawan diposisi tertentu dalam organisasi ditentukan dari kinerja saat berorganisasi disekolah, sehingga dapat menentukan posisi yang sesuai dengan masing-masing bidangnya. Untuk meningkatkan prestasi guru dan karyawan, pihak sekolah melakukan upaya-upaya yang dapat memotivasi untuk meningkatkan prestasi guru atau karyawan. Upaya-upaya itu seperti mengevaluasi kinerja atau karyanya, sehingga untuk kedepannya akan lebih baik lagi. Jumlah guru keseluruhan adalah sebanyak 35 orang dengan rincian untuk tiap mata pelajaran yaitu : 1. 2. 3. 4.
Matematika Bahasa Inggiris Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
: 4 orang : 4 orang : 2 orang : 2 orang
5. Bahasa Indonesia : 5 orang 6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : 4 orang 7. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : 4 orang 8. Seni Musik : 2 orang 9. Pendidikan Jasmani : 2 orang 10. Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) : 2 orang 11. Bahasa Jawa : 2 orang 12. Bimbingan Konseling : 4 orang Di SMP Negeri 1 Jaken jumlah guru tetap (PNS) adalah sebanyak 29 orang dan Guru Tidak Tetap (GTT) adalah sebanyak 6 orang. Untuk jumlah karyawan staf Tata Usaha yang sudah Pegawai Negeri Sipil sebanyak 3 orang dan staf Tata Usaha yang masih Wiyata Bhakti sebanyak 8 orang. Dengan rata-rata pendidikan terakhir yaitu Strata Satu (S1). Prestasi yang pernah diraih oleh beberapa guru tersebut yaitu juara dua tingkat kabupaten Pati lomba guru berprestasi. Prosedur-prosedur bagi yang ingin menjadi guru honorer di SMP Negeri 1 Jaken yaitu dengan langsung membuat surat lamaran dengan berisi data-data pribadi yang dibutuhkan, setelah itu menunggu panggilan dari sekolah untuk dilakukan tes pada calon guru. Tetapi sejak tahun 2005 di SMP Negeri 1 Jaken sudah tidak menerima pendaftaran Guru Tidak Tetap karena jumlah guru yang dibutuhkan sudah terpenuhi. Bagi para guru yang sudah tersertifikasi tetapi masih kekurangan jam mengajar, dapat mengampu di sekolah lain agar jam mengajar dapat terpenuhi.
D. MANAJEMEN HUSEMAS
Observasi dilakukan pada sekolah berstandart nasional (SSN) namun dalam bidang informasi dan teknologi masih belum terlalu baik, namun sekolah tersebut belum memiliki website. Namun hal tersebut tidak menghambat proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Jaken. Semua yang berhubungan dengan informasi sekolah masih menggunakan informasi manual, seperti akses nilai bagi siswa yang masih menggunakan buku raport tertulis yang dibuat oleh walikelas. Sebagai sekolah yang ingin lebih baik, SMP Negeri 1 Jaken juga pernah melakukan studi banding dengan sekolah lain yang lebih baik yaitu RSBI (Rintisan Sekolah Berbasis Internasional) dengan tujuan dapat memperbaiki aspek-aspek yang masih kurang dan menambahi aspek-aspek yang belum ada. Dalam penerapannya kedisiplinan menjadi hal utama yang perlu dibenahi. Semua dana yang digunakan studi banding dari negara yaitu dana SSN dari pemerintah yang diperbolehkan. SMP Negeri 1 Jaken berusaha untuk ikut berperan dalam pengembangan suasana yang kondusif di lingkungan sekitar. Dengan bersosialisasi dan bekerja sama dengan POLSEK, KORAMIL, Pertanian, PUSKESMAS, dan masyarakat sekitar. Kerjasama dan sosialisasi diwujudkan dalam kegiatan bakti sosial di balai desa, pesantren kilat dan mushola-mushola sekitar yang dilakukan secara rutin setiap tahunya. Sekolah juga mempersilahkan masyarakat yang berkempentingan menggunakan fasilitas sekolah , seperti lapangan tenis dan sepak bola yang ada di lingkungan sekolah. Memperingati Dies Natalis untuk memriahkannya SMP Negeri 1 Jaken sering mengadakan berbagai perlombaan antar sekolah. Perlombaan ditujukan kepada siswa sekolah dasar yang bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi dan mempererat hubungan antar sekolah di Kecamatan Jaken. Pengenalan SMP Negeri 1 Jaken ke masyarakat dilakukan oleh pihak sekolah dengan cara meningkatkan kualitas pembelajaran baik dalam bidang pendidikan maupun nonpendidikan. Cara lain yang digunakan adalah dengan bekerja sama dengan Kepala Desa. Salah satu cara yang digunakan dengan
melakukan penyuluhan yang meningkatkan suasana kondusif di lingkungan masyarakat sekitar.
E. MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS
Perpustakaan Staf perpustakaan yang ada berjumlah tiga orang, yang tugas keseleruannya menjaga perpustakaan dengan mengkoordinir semua yang ada dalam perpustakaan. Perpustakaan mulai berdiri empat tahun setelah berdirinya SMP Negeri 1 Jaken. Pengelolahan perpustakaan dibantu oleh para siswa. Para siswa yang sudah ditunjuk secara bergiliran ikut mebantu pengurus perpustakaan dalam menjaga piket. Buku-buku yang ada di perpustakaan diperoleh dari dana yang diberikan oleh pemerintah. Untuk menjaga yang ada, perpustakaan membuat peraturan dengan memberikan denda kepada siswa yang meminjam apabila tdak mengembalikan buku sesuai dengan waktu yang ditentukan akan dikenakan denda sebesar Rp. 200 setiap harinya. Struktur pengurus perpustakaan terdiri dari : Penanggung Jawab
: Kepala Sekolah
Koordinator
: Slamet Suladi, S.Pd
Pustakawan
: Pami
Tata Usaha
: Mira Retna N.
Buku-buku yang tersedia diperpustakaan yaitu buku mata pelajaran, buku pengetahuan umum, buku keterampilan, buku hiburan (novel, majalah), hasil karya tulis dan lain-lain. Fasilitas penunjang perpustakaan yaitu ruangan yang memadai yang isinya meja, kursi, kipas angin, rak buku dan komputer. Buku-buku yang ada diletakkan secara sistematis dikelompokkan sesuai dengan masing-masing sub-sub yang ada, sehingga mempermudah siswa untuk mencari buku yang mereka butuhkan. Prosentase siswa yang berkunjung keperpustakaan sekitar 15% dari semua siswa SMP Negeri 1 Jaken. Strategi yang
staf perpustakaan terapkan agar para siswa gemar mengunjungi perpustakaan dengan bekerja sama guru mata pelajaran untuk mensosialisasikan kepada para siswa agar memanfaatkan perpustakaan dengan semaksimal mungkin. Hambatan yang dialami oleh staf perpustakaan adalah para siswa yang tidak mengembalikan buku ketempat asalnya dan para siswa yang tidak mengembalikan buku sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Keamanan Keamanan di SMP Negeri 1 Jaken di jaga oleh seorang satpam yang betugas untuk menjaga keamanan lingkungan sekolah serta mengatur kelancaran lalu lintas di depan sekolah saat waktu berangkat dan waktu pulang. Di SMP Negeri 1 Jaken ada dua tempat parkir. Tempat parkir untuk guru serta karyawan dan tempat parkir untuk para siswa. Fasilitas penunjang keamanan tempat parkir, untuk siswa berada di dalam lingkungan sekolah dan dibuatkan pagar pembatas. Untuk mempermudah para siswa saat meletakkan kendaraannya, pihak sekolah membagi tempat parkir setiap angkatan untuk kelas VII, VIII dan IX.
F. MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA
SMP Negeri 1 Jaken memiliki 24 ruang kelas yang sudah memenuhi standar kelayakan untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, namun terdapat beberapa kelas yang memerlukan perbaikan dan penambahan fasilitas guna meningkatkan kenyamanan siswa dan pengajar serta meningkatkan keefektifan dalam kegitan belajar mengajar. Fasilitas yang tersedia di setiap ruang kelas SMP Negeri 1 Jaken adalah kursi, meja, dan papan tulis. Fasilitas tersebut terbilang cukup baik karena kurang lebih 80% kondisinya masih baik dan sisanya pelu dibenahi atau diganti. Untuk sarana penunjang proses pembelajaran seperti pendingin ruangan sekolah baru memiliki sekitar 5% dan untuk LCD 20% dari keseluruhan. SMP Negeri 1 Jaken mulai berdiri sejak tahun 1983 dan beberapa ruang sudah di renovasi. Ruang yang sudah direnovasi yaitu beberapa ruang kelas, laboraturiun IPA, BK, dan ruang osis. Seluruh pembangunan sekolah menggunakan dana dari subsidi pemerintah. SMP Negeri 1 Jaken memiliki beberapa tempat yangcukup untuk sarana dan prasarana bagi siswa. Beberapa sarana dan prasarana yang ada yaitu satu (15) lima belas toilet, satu laboraturium IPA walaupun peralatan yang ada di dalamnya belum memenuhi kebutuhan siswa tetapi kebersiahannya terjaga. Tempat parkir yang disediakan sekolah juga sudah baik, karena area yang disediakan luas dan cukup untuk menampung sepeda yang dibawa siswa. Agar tempat parkir aman sekolah membuat pagar dan dikunci. Kunci pagar hanya dibuka saat siswa masuk dan pulang sekolah saja. Tempat parkir yang disediakan untuk guru dan siswa juga letaknya terpisah.