BAB I THE ZERO ERA
PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai inflasi yang terjadi sekitar abad ke-19 sampai abad ke-20 setelah terjadinya perang dunia ke II. Dimana terjadinya kekacauan yang sangat menonjol dalam kegiatan perekonomian, adapun struktur yang menyebabkan terjadinya inflasi salah satunya adalah gerakan upah dan harga yang semakin meningkat secara berkesinambungan. Harga yang terus menerus meningkat dikarenakan adanya goncangan baik pada lingkungan pasar yang baru ataupun lingkungan external. Menurut suatu pandangan inflasi merupakam malapetaka ekonomi yang sangat besar, pada skala yang tinggi inflasi bisa membinasakan sistem ekonomi dan sistem politik pada tingkat yang mengkhawatirkan juga dapat mengurangi efisiensi dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Dalam versi yang lebih ekstrim, semua masalah ekonomi yang terjadi selalu dihubungkan dengan inflasi. Sebagai akibat dari inflasi tersebut adalah terjadinya dan semakin meningkatnya pengangguran, pertumbuhan ekonomi dan sektor yang alinnya
rendah,
ketidaksamaan dan ketidakmerataan, upah nyata rendah dan lain sebagainya. Ketika berfikiran tentang inflasi, kebanyakan ahli ekonomi tidak sepenuhnya menganggap berbagai kekuatan struktur riil yang beroperasi dalam mengukur suatu harga, tetapi inflasi merupakan suatu pembanding, mengacu pada suatu peningkatan pada harga umum yang ditentukan oleh jumlah uang beredar. Dan inflasi merupakan suatu fungsi hubungan secara makro ekonomi antara The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
1
pertumbuhan dan jumlah uang beredar yang bukan merupakan perubahan struktur di dalam teknologi atau kompetisi. Setelah diketahui apa yang menjadi penyebab dan akibat dari inflasi tersebut para ekonom mengungkapkan suatu solusi dalam pemecahannya yaitu dimana semua pembuat kebijakan mengharapkan atau mengarahkan kebijakannya ke inflasi minimal, yaitu tingkat harga merangkak naik sedikit demi sedikit tiap tahun. Walaupun angkanya berbeda-beda dengan Negara lain, tetapi pada dasarnya mereka mempunyai batas minimal antara 0-3% yang merupakan kebijakan tegas dari bank sentral di Negara-negara Eropa. Walaupun tiap pemerintah tidak mempunyai suatu sasaran inflasii yang sama, tetapi sasaran yang terkandung didalamya tetap sama yaitu mendapatkan inflasi dalam cakupan 0-3%, dan setiap Negara akan selalu berusaha mencapai sasaran inflasi yang paling kecil bahkan sampai nol.
THE ZERO ERA (MASA KEKOSONGAN) Dalam seratus tahun dunia mengalami perubahan berkala dalam tingkat harga, krisis produksi pangan, dan tekanan dalam perdagangan. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa permasalahan dalam sebuah standar variabel moneter adalah masalah yang paling serius dan peradaban harus menghadapinya. Membayangkan suatu dunia tanpa inflasi terus menerus, dimana harga di toko turun terus menerus dalam beberapa tahun, sedangkan di pihak lain terjadi peningkatan, seperti tingkat upah naik 2-3%, harga rumah turun dan tingkat bunga berubah-ubah antara 2-4%. Ini adalah dunia nyata, harga secara terus menerus mengalami kenaikan pada tahun-tahun setelah PD II, tetapi di negara-negara barat secara berangsurThe Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
2
angsur pulih. Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga secara terus-menerus dan nilai uang mengalami penurunan. Telah terjadi suatu perubahan yang dramatis di dalam suatu lingkungan yang menyebabkan terjadinya inflasi. Di Jepang tidak terjadi inflasi tetapi tetap saja merasa ketakutan dari ancaman deflasi. Banyak harga yang turun sehingga melahirkan suatu ungkapan “kakadu hakai” pembinasaan harga. Dilakukan melalui proses ekonomi gelembung, dengan penentuan tingkat bunga yang tinggi dalam tahun 1990-1991, diperkuat dengan naiknya nilai tukar yen. Tahun 19601970 Jepang mengalami inflasi tinggi tapi dengan keunggulan yang dimilinya Jepang telah menjelma dari ekonomi inflasi tinggi ke dalam suatu ekonomi yang mendekati deflasi. Inflasi membuat ekonomi Jepang mengalami bencana, terjadi masalah dalam sistem keuangan, gangguan dalam penjualan property, bursa saham hancur, masalah dalam system perbankan sampai tindakan menurunkan tingkat bunga menjadi 1/2%. Walaupun mereka telah membuat beberapa kebijakan yang substansional, seperti
meningkatkan
anggaran
belanja
dan
mengurangi
pajak
untuk
meningkatkan permintaan, tetapi mereka masih mengkhawatirkan prosfek fiscal Jepang yang kurang baik dalam jangka panjang. Pada akhir tahun 1995 ada beberapa tanda-tanda perekonomian Jepang akan pulih tetapi tidak seorangpun yakin krisis akan selesai. Bukan hanya di Jepang, inflasi terjadi pula di seluruh Negara Barat. Inflasi yang terjadi di Negara-negara Barat berkisar antara 2-5%. Inflasi menyebabkan nilai mata uang Negara-negara tersebut melemah dan tingkat tarif menjadi rendah.
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
3
Di luar Jepang, komentator media dan pasar uang sangat segan untuk mengenali tingkat perubahan dalam lingkungan yang menyebabkan inflasi. Mereka memusatkan perhatian pada masalah lain yang menyebabkan inflasi, seperti harga-harga komoditi, biaya-biaya kesehatan, pengaruh jatuhnya pengangguran atas biaya tenaga kerja, atau melemahnya nilai tukar. Namun faktanya mereka menghadapi tantangan yaitu sikap pesimisme mereka. Pada bulan November 1995, harga komoditas mengalami kenaikan, pertumbuhan kuat dalam ketenagakerjaan, indeks harga konsumen AS (PI) sebesar 2,6%. Pada tahun itu pula tejadi inflasi yang mencapai angka 3%, angka yang tidak pernah dicapai sejak tahun 1964-1967. saat itu juga merupakan awal ekspansi ekonomi, harga produsen naik tidak lebih dari 5%. Pada akhir tahun 1995 tingkat inflasi untuk jasa
konsumen temasuk
biaya-biaya
kesehatan dibawah 3,5%.
Tetapi
pengangguran tetap meningkat dan tingkat upah rendah, dan tanpa inflasi tidak dapat mendukung kenaikan tingkat upah. Hal itu merupakan kegagalan dalam mengenali perubahan di pasar tenaga kerja yang menjelaskan bahwa banyak prediksi yang menganggap pesimis tentang faktor-faktor yang menyebabkan inflasi. Semua
pembuat
kebijakan
mengharapkan
atau
mengarahkan
kebijakannya ke inflasi minimal, yaitu tingkat harga merangkak naik sedikit demi sedikit tiap tahun. Walaupun angkanya berbeda-beda dengan Negara lain, tetapi pada dasarnya mereka mempunyai batas minimal antara 0-3% yang merupakan kebijakan tegas dari bank sentral di Negara-negara Eropa. Walaupun tiap pemerintah tidak mempunyai suatu sasaran inflasii yang sama, tetapi sasaran yang terkandung didalamya tetap sama yaitu mendapatkan inflasi dalam cakupan 0-3%,
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
4
dan setiap Negara akan selalu berusaha mencapai sasaran inflasi yang paling kecil bahkan sampai nol. Seluruh masalah yang ditimbulkan dalam upaya menurunkan inflasi membuat kemungkinan lain akan timbul yaitu deflasi. Jika system ekonomi sepenuhnya disesuaikan ke arah inflasi pada tingkat yang minimal maka tingkat harga akan jatuh. Tetapi di sisi lain konsumen mengalami hutang misalnya dalam membeli
barang-barang
properti
atas
pengambil
alihan
inflasi
yang
berkesinambungan mereka akan lebih terbebani oleh hutang. Banyak perusahaan yang berhutang dan sekaligus pemilik substansial dari asset riil. Pemerintah di seluruh dunia barat mempunyai kewajiban besar dalam format suku bunga tetap dalam jangka panjang. Ketika inflasi jatuh, nilai riil dari pembayaran bunga akan lebih tinggi dibandingkan dengan harapan awal mereka dan posisi neraca akan memburuk.
Efek dari semua factor ini adalah menghambat pembelanjaan dan
memperlemah kepercayaan ketika inflasi jatuh. Pada prinsipnya hendaknya mengalihkan kerugian, tetapi 2 faktor mengurangi kekuatan yang mungkin, jika tidak dipusatkan ke pengalihan kekuatan yang berkenaan dengan definisi yang berasal dari penerima pinjaman. Pertama, semua hal-hal baru lingkungan ekonomi yaitu untuk mengatasi penurunan harga untuk asset riil, tingkat bunga sangat rendah, penurunan tingkat harga umum. Kedua, peningkatan nilai riil dari asset dari asset keuangan yang dimiliki oleh kreditur. Efek lain adalah system perbankan megalami gangguan. Penurunan harga akan meningkatkan nilai hutang di sector riil dan penerima pinjaman akan mengurangi pengeluaran mereka. Beberapa penerima pinjaman yang tidak bias diacuhkan tenggelam, hal ini akan membahayakan lembaga keuangan dan sistem
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
5
perbankan yang akhirnya menekan kepercayaan terhadap sector ini. Selain sector perbankan, bursa saham menjadi hancur dan pasar uang pun akan menjadi hancur. Selama 50 tahun terakhir , menghargai deflasi tidak nampak dan merupakan hal yang masuk akal. Hal ini belum menyadarkan sebagian pemikir ekonomi sebagai prosfek yang serius, sebab dalm 25 tahun terakhir inflasi menjadi tinggi, secara umum harga-harga naik, dan tidak ada tanda-tanda menuju deflasi. Tingkat harga dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang disebabkan oleh dua alasan. Pertama, permintaan tinggi dan pertumbuhan kuat. Kedua, berbagai larangan terhadap harga lebih rendah dan mengendalikan pasar persaingan. Kondisi-kondisi ini akan menyebabkan perumbuhan rendah dan tingkat pengangguran menjadi tinggi. Rata-rata tingkat bunga tidak bisa berada dalam angka negatif, karena mata uang tidak dapat membayar bunga dan nilai nominal dari suatu inflasi. Tetapi akan memperoleh nilai riil jika harga mengalami penurunan. Jika bank dalam kepemimpinan bank sentral mencoba untuk memaksakan tingkat bunga negatif atas deposito, kemudian masyarakat akan menarik uang mereka kembali di bank, pada akhirnya ini akan menyebabkan hancurnya dunia perbankan. Hal ini merupakan permasalahan dalam ekonomi moneter. Ketika tingkat bunga mencapai nol, otoritas untuk meningkatkan permintaan sudah menghilang. Jika tingkat harga turun maka tingkat bunga riil menjadi positif. Salah satu kebijakan dalam mengatasi inflasi adalah dengan mengarahkan inflasi sebesar 0-3%. Tetapi inflasi minimal masih diragukan sebagai suatu sasaran karena nilai riil uang masih tetap rendah.sasaran kebijakan inflasi ini selalu berubah-ubah, setelah peperangan pencapaian dan pemeliharaan inflasi 03%
merupakan
sasaran
kebijakan
ekonomi
yang
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
utama,
kemudian 6
ketenagakerjaan merupakan sasaran yang utama. Tetapi setelah krisis selesai pada tahun 1970, pengambil kebijakan mengubah ketenagakerjaan sebagai sasaran utama menjadi pengurangan inflasi misalnya inflasi 0%. Perubahan harga sangat mungkin terjadi, setelah tingkat harga mengalami penurunan secara terus-menerus pada akhirnya waktu yang akan mningkatkan kembali tingkat harga dan dalam prakteknya hal itu pasti terjadi. Disamping itu akibat menurunnya tingkat harga maka akan diikuti dengan penurunan tingkat upah walaupun demikian kekuasaan institusi pasar kerja akan mengatur upah minimum dan membuat batasan tingkat harga. Jika tingkat harga mempunyai batasan tertentu, setelah tingkat harga turun maka harga tersebut akan kembali naik tetapi tidak melebihi batas yang telah ditentukan. Dengan mengesampingkan bahaya dari turunnya harga akan prestasi nol inflasi membuat suatu kesejahteraan besar. Menurut suatu pandangan inflasi merupakam malapetaka ekonomi yang sangat besar, pada skala yang tinggi inflasi bisa membinasakan sistem ekonomi dan sistem politik pada tingkat yang mengkhawatirkan juga dapat mengurangi efisiensi dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Dalam versi yang lebih ekstrim, semua masalah ekonomi yang terjadi selalu dihubungkan dengan inflasi, pengangguran, pertumbuhan rendah, ketidaksamaan, upah nyata rendah. Menurut Menteri Britania, Kenneth Clarke masih menilai bahwaa inflasi sebagai musuh masyarakat yang paling utama. Menjawab gagasan bahwa inflasi dapat dinaikkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Ia mengatakan bahwa sejarah telah mengajarkan kepada semua orang bahwa pemikiran seperti itu adalah suatu omong kosong yang berbahaya. Inflasi
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
7
merugikan investasi. Inflasi merusak kemakmuran. Inflasi menghancurkan pekerjaan. Tetapi ada juga pandangan yang berbeda, yaitu ada suatu tradisi kuat dalam ekonomi bahwa inflasi tidak mempengaruhi yang riil. Dalam proses yang menyebabkan inflasi semua nilai uang dikendalikan. Inflasi tidak memberikan manfaat yang riil dan sebagian besar tidak relevan. Inflasi menenangkan beban hutang dan dengan demikian menguntungkan penerima pinjaman dan kerugian di pihak kreditor. Itu menurut dugaan secara sosial sebab penerima pinjaman lebih banyak yang ekonominya lemah (miskin) dan kreditor banyak yang kaya. Investasi perlu ditingkatkan karena akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebab investasi dibiayai oleh dana pinjaman dan apabila inflasi masih terjadi maka uang tersebut akan berangsur-angsur habis oleh inflasi. Inflasi menyediakan suatu mekanisme untuk penyesuaian secara tersembunyi. Inflasi menjauhkan suatu masyarakat dari kesejahteraan dan kesehatan masyarakat dan inflasi bisa membuat masyarakat lebih miskin dan lebih jauh lagi akan mendatangkan suatu bencana dalam perekonomian suatu masyarakat. Apa yang dapat kita lakukan untuk memperjelas masalah inflasi? Penilaian yang benar adalah penilaian yang lebih kompleks dibandingkan dengan jawaban mana yang benar dan yang salah. Pada awalnya sejak tahun 1970 inflasi menjadi suatu masalah.orang-orang berfikir bahwa kenaikan harga barang dan jasa yang dibeli dan dijual (termasuk tenaga kerja) terkena inflasi karena alasan yang logis yaitu apakah karena „peningkatan mutu” dan “ adanya kelangkaan”? Maka orang-orang akan berfikir jika inflaasi dikurangi sedangkan pendapatan
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
8
mereka dan harga rumah menjadi naik atau normal maka tentunya keadaan mereka akan menjadi lebih baik. Adapun beberapa penyebab dari inflasi adalah karena adanya penolakan pemerintah dan kurang cepatnya dalam mengendalikan harga sehingga terjadilah inflasi. Pemerintah sudah mencoba cara dalam pengendalian inflasi tersebut seperti pada pengendalian nilai tukar, gaji pegawai dan upah pegawai. Namun jika hal tersebut dikaitkan dengan tingkat harga maka akan menyebabkan terjadinya penyimpangan dan itu merupakan suatu masalah yang lebih nyata dibandingkan dengan masalah inflasi itu sendiri. Inflasi juga menyebabkan pengangguran yang terus menerus meningkat, seperti yang dikemukakan oleh pemerintah dan bank sentral di mana telah putus asa dalam menetapkan resesi-krisis dalam kebijakannya. Hal itupun telah menjadi bahan pemikiran para politikus monetarisme sepanjang tahun 1980. Dimana mencari penyebab terjadinya inflasi dan bagaimana mencari cara yang tepat untuk memecahkannya. Di Negara-negara yang tingkat inflasinya tinggi merupakan suatu gambaran nyata dimana dalam penetapan integritas nilai uang tergantung pada nilai mata uang asing (dolar). Dalam setiap transaksi apapun dapat dipercaya. Adapun asumsi yang menyatakan bahwa nilai uang mempunyai arti
bahwa
penundaan itu memiliki biaya dan biaya ini akan bernilai jika inflasinya adalah substansil. Tetapi bagi kaum moderat nilai biaya itu tidak berharga, sehingga pelaksanaan system biaya dan harga disesuaikan dengan tingkat inflasi. Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa inflasi adalah penipuan besar. Inflasi mengacaukan orang-orang tentang harga relative pada angka yang sekarang, dan tentang nilai riil pada periode waktu tertentu. Bagian dari sector The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
9
ekonomi yang melakukan penyesuaian dengan inflasi adalah system keuangan, pemerintah menetapkan tingkat bunga tinggi dalam jangka pendek dan pengawasannya untuk mengatasi inflasi. Hasilnya pada tahun 1980 tingkat tariff lebih tinggi dari tingkat inflasi yaitu dilihat dari tingginya tingkat bunga riil. Dengan tingginya tingkat bunga riil maka akan memberikan efek serius pada ekonomi makro dibandingkan efek terhadap investasi dalam dunia bisnis. Inflasi pun menciptakan penyimpangan yang serius yaitu memperburuk system perpajakan, di mana tidak dapat menyesuaikan antara system perpajakan terhadap tingkat inflasi yang dihadapi sehingga tingginya inflasi akan menghentikan atau mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Dengan berakhirnya inflasi akan menghadapi masalah yang baru yaitu terjadinya kekacauan dimana adanya pergeseran lingkungan yang baru terhadap harga yang baru di pasaran yaitu harga yang mula-mula tinggi kini menjadi rendah. Dalam kenyataanya dengan adanya disinflasi akan membawa pada masalah baru dan dapat membawaa pada kekacauan. Dan jika pemerintah dan bank sentral tidak dapat membayar hutang yang tinggi dengan tingkat bunga yang tinggi maka Negara barat bisa menghentikan apa yang telah dijanjikannya dimana akan menghambat percepatan teknologi dan perdagangan atas proteksinya serta akan menciptakan pengangguran besarbesaran dan dampaknya akan menjadi masalah makro ekonomi yang sama seriusnya seperti pada tahun 1930. Salah satu kunci untukmenghindari masalah keuangan yaitu memperoleh keuntungan dan berakhirnya inflasi dan manfaat ini dari perkembangan yang luar biasa dalam teknologi dan keunggulan ekonomi di Asia, dimana tingkat suku
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
10
bunga rendah sehingga tejadinya stabilitas system keuangan, investasi tinggi serta lebih cepatnya pertumbuhan ekonomi. Tetapi penurunan tingkat bunga akan terus jatuh ke tingkatan yang lebih rendah dalam waktu 1/4 abad. Tingkatan dari tingkat tariff atas tingkat bunga yang beredar yaitu sekitar 4,5 atau 6% paling tinggi atau akan mencapai krisis yang sangat tinggi. Tantangan utama yang dihadapi konsumen, orang-orang bisnis, dan pemerintah serta ahli ekonomi yaitu menuntut imajinasi, keberanian, dan pengetahuan yang mendalam. Karena peluang dari ancman yang dihadapi sekarang merupakan satu hal yang tejadi pada kondisi ekonomi 25 tahun yang lalu yang menghancurkan kebijaksanaan yang ada. Perubahan ini adalah berada pada skala yang sangat besar dimana dampaknya akan menyebabkan inflasi pada periode yang akan datang. Ketika berfikiran tentang inflasi, kebanyakan ahli ekonomi tidak sepenuhnya menganggap berbagai kekuatan struktur riil yang beroperasi dalam mengukur suatu harga, tetapi inflasi merupakan suatu pembanding, mengacu pada suatu peningkatan pada harga umum yang ditentukan oleh jumlah uang beredar. Dan inflasi merupakan suatu fungsi hubungan secara makro ekonomi antara pertumbuhan dan jumlah uang beredar yang bukan merupakan perubahan struktur di dalam teknologi atau kompetisi. Adapun jawaban yang diberikan oleh ahli ekonomi konvensional secara sederhana inflasi setelah terjadinya perang bahwa pengendalian yang lemah terhadap jumlah uang yang beredar oleh pemerintah dan bamk sentral dalam satu usaha yang dapat menciptakan pengangguran pada satu tingkatan yang lebih
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
11
rendah, namun jawaban tersebut tidak dapat dipungkiri lagi karena kebijakan tersebut dianggapsalah. Sejarah dikotori oleh anggapan yang salah bahwa inflasi disebabkan secara langsung oleh pertumbuhan uang yang berlebihan, harga tidak pernah jatuh bahkan ketikakondisi permintaan melemah,dan melemahnya tingkat permintaan tidak menghasilkan jatuhnya tingkat inflasi. Pada permulaan abad ke 20, ekonomi meningkat dari kapitalisme kompetiif
kedalam
suatu
bentuk
pengelolaan/pemerintahan
kapitalisme.
Sedangkan abad ke 19 struktur ekonomi hanya mengarah pada arus permintaan dan penewaran, institusi dan struktur ekonomi abad ke 20 yang cukup kuat mendukung serta memodifikasinya. Akar dari perubahan ini adalah teknologi ekonomi pada skala produksi besar dan penemuan dan penyerapan pasar umum, dan ini secara alami mendorong monopoli dan konsentrasi dalam industri. Perusahaan diatur menurut tujuan/keberhasilan strategis bukannya berdasarkan tekananpasar kompetitif. Didalam dunia korporasi besar harga telah diputuskan, tidak ditentukan oleh pengaruh permintaan dan penawaran bukan perseorangan. Namun permintaan produk telah diatur oleh penciptaan suatu gambaran produk, penggunaan merk dan pengiklanan. Harga hanya merupakan suatu unsur yang memposisikan suatu produk dipasaran. Sedangkan semua manajemen harus diselenggarakan oleh seseorang dan para manajer, sebab ketika perusahaan memperluas usahanya struktur birokratis secara luas tumbuh dewasa diantara perencanaan strategis, riset pemasaran dan bagian pemasaran, pembinaan manajemen, bangunan, catering dan bahkan departemen ekonomi, departemen personalia, hubungan dan koordinasi pegawai serta mamanage para manager sampai pada manajer senior. The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
12
Kekuatan produsen tidak terbatas pada para penjual barang dan jasa, tetapi sebagai suatu korporasi industri besar yang dicerminkan untuk mengorganisir tenaga kerja, dan sudah menjadi sifat alami teknologi yang dominant dalam menempatkan tenaga kerja manjadi suati posisi yang sangat menentukan dan kaut, karena meskipun pada abad ke 20 peningkatan produktivitas sangat tajam namun factor yang utama diperlukan adalah penggunaan tenaga kerja sebagai operator/ pengguna mesin yang canggih. Pada sektor industri barat dalam penggunaan tenaga kerja ditunjang oleh pertumbuhan akan kesejahteraan yaitu dalam rangka pengurangan pengangguran dan ketidakpastian dimasa depan dan hal tersebut diukur dari tingkat upah bagi para pekerja. Pengaruh korporasi besar dan tenaga kerja yang terorganisir merupakan suatu hal yang tumbuh dan berkembang sedara bergandengan dalam menggerakkan kegiatan usaha yang dijalankan perusahaan. Adapun tujuan dari korporasi sebagai usaha gabungan adalah hanya memaksimalisasi laba. Namun jika tambahan biaya yang terjadi dalam perusahaanmelebihi tingkat gaii merupakan sebab yang potensial dalam jatuhnya suatu industri yaitu dapat dilihat terjadinya pengurangan didalam hasil yang diperoleh dan akhirnya perusahaan bangkrut dan kehilangan semua pekerjaannya. Kegiatan produksi merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu perusahaan, dimana semakin besar out put yang dihasilkan oleh suatu negara dalam hal jasa seperti pengangkutan, pendidikan, kesehatan, layanan kebutuhan makanan, penasehat dan komunikasi dan lainnya namun tidak terkait dengan sector manufaktur sehingga terjadinya ketegangan antara pabrikasi dan sector jasa meripakan pemicu dan sumber terjadinya inflasi. Karena pertumbuhan The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
13
produktivitas biasanya lebih cepat memproduksi daripada kegiatab produktivitas jasa yang dihasilkan. Didalam
penyediaan
jasa,
ruang
lingkup
didalam
peningkatan
produktivitas rendah sehingga upah akn secara otomatis mengarah pada peningkatan tingkat harga. Manajemen dalam menaikan harga dengan menggunakan beberapa cara yaitu dengan pengiklanan dan suksesnya pemasaran. Sementara para pekerja perusahaan manufaktur berusaha terus untuk memperoleh naiknya tingkat upah atas kenaikan produktivitasnya. Dan dengan meningkatnya produktivitas tersebut manajemen dapat meningkatkan tingkat upah para pekerja serta masih dapat memperoleh atas laba. Yang jadi masalah adalah dalam bidang jasa, dimana sering terjadinya tuntutan kenaikan upah yang tidak diimbangi dengan tingkat produktivitas yang dihasilkan, hasilnya adalah semua upah naik dengan jumlah yang sama. Inflasi adalah hasil yang tak dapat dipungkiri karena upah naik pada sector jasa tidaklah secara penuh disebabkan oleh pertumbuhan produktivitas tetapi mata rantai yang penting didalam perubahan harga dan upah sector manufaktur didalam keuntungakeuntungan harga yang rendah. Struktur yang menyebabkan terjadinya inflasi salah satunya adalah gerakan upah dan harga yang semakin meningkat secara berkesinambungan. Harga yang terus menerus meningkat dikarenakan adanya goncangan baik pada lingkungan pasar yang batu ataupun lingkungan external. Peristiwa semakin meningkatnya harga terjadi pada periode setelah perang dunia ke dua dan dicatat sebagai salah satu penyimpangan sejarah. Segala sesuatu yang dihasilkan adalah suatu jalinan struktur ekonomi, institusi, gagasan dan keadan histories. Seperti pada awal 1990 kemenangan atas anti tindakan keuangan The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
14
menyebabkan inflasi yang sangat lengkap sehingga kekuatan yang structural dalam kegiatan produksi secara terus menerus dilakukan hingga pada suatu hasil dimana tingkat harga secara terus menerus menurun dan akhirnmya zaman inflasi berakhir dan menginjak pada zaman selanjutnya yang akan dimulai.
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
15
Komentar :
Karena bab ini adalah bab pertama, jadi isi dari bab ini adalah memuat tentang sejarah terjadinya inflasi pada negara-negara didunia sebagai imbas terjadinya perang dunia ke dua secara keseluruhan. Bahasan dari chapter ini terlalu luas mencakup semua masalah inflasi yang dibahas dalam buku “The Death Of Inflation” ini. Namun apa yang dibahas tidak dipaparkan secara jelas dan teerperinci tentang apa yang menjadi catatan sejarah terjadinya inflasi didunia tersebut, Dimana gagasan-gagasan yang diungkap baik secara teoritis maupun pandangan para ahli ekonomi kurang difahami, hanya secara garis besarnya saja. Sebagai contoh dalam menjelaskan tentang penyimpangan-penyimpangan ekonomi yang menyebabkan terjadinya inflasi tidak dijelaskan apa yang menjadi pangkal dari penyimpangan tersebut hanya diketahui imbasnya saja. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam chapter ini sulit dimengerti dan difahami arah dan tujuannya, sehingga kami sulit mengungkap apa yang menjadi tujuan dari chapter ini. Dan ini merupakan suatu kekurangan, sehingga apa yang seharusnya dibahas tidak dapat terungkap dengan jelas dan terperinci dan akhirnya akan menjadi suatu hal yang dapat mengarah pada suatu kekeliruan dalam penafsiran dan tidak tercapainya tujuan dari bahasan chapter ini.
.
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
16
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
17