1
BAB I PROBLEMATIKA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR OLEH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( Studi Kasus di Sekolah Dasar H. Isriati Semarang )
A. Latar Belakang Masalah Hingga saat ini pendidikan diyakini oleh banyak kalangan sebagai kunci keberhasilan kompetisi masa depan. Bahkan, pendidikan dijadikan sebagai tolak ukur yang paling menentukan maju tidaknya suatu bangsa untuk menggapai masa depannya. Muslih Esa dalam bukunya Pendidikan Islam Indonesia telah menggambarkan tentang betapa pentingnya peran pendidikan, Ia mengatakan, Pendidikan merupakan penolong utama bagi manusia untuk menjalani kehidupan ini. Tanpa pendidikan maka manusia sekarang tidak akan berbeda dengan keadaan pendahulunya pada masa purbakala. Asumsi tersebut melahirkan suatu teori yang ekstrim, bahwa maju mundur atau baik buruknya suatu bangsa akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani bangsa itu.1 Dari uraian di atas tampaklah bahwa peran pendidikan sangatlah penting. Peran pendidikan dalam hal ini adalah menyiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang mampu berpikir secara mandiri dan kritis. Tentunya, untuk merealisasikan hal tersebut perlu adanya peningkatan kualitas dalam pendidikan. Dalam keseluruhan upaya pendidikan, PBM (proses belajar mengajar) atau pembelajaran
merupakan salah satu aktivitas yang paling penting.
Karena melalui proses itulah tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk perubahan prilaku manusia. Hal ini sesuai dengan makna/arti dari pembelajaran itu sendiri, bahwa:
1
Muslih Esa (ed), Pendidikan Islam Indonesia, (Yogyakarta : Tiara Wacana: Yogyakarta, 1991), hlm. 8
2
Learning can be defined as any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs a result of experience.2 “ Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perubahan yang relatif abadi dalam tingkah laku seseorang yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman ”. Sedangkan dalam kitab Muqaddimah Fit Tarbiyah Pembelajaran didefinisikan sebagai berikut, 3
ﻌﻠﱡ ِﻢ ﺘﻰ ﺍﻟ ﻠﺮ ﻋ ﺧ ﺺ ﹶﺃ ٍ ﺨ ﺷ ﻧ ِﺔﻮ ﻤﻌ ﺺ ِﻟ ٍ ﺨ ﺷ ﻮﺩ ﺠﻬ ﻣ َ ﻢ ﻴﻌِﻠ ﺘﺍﻟ
“ Pengajaran adalah usaha seseorang untuk membantu orang lain dalam belajar “ Tujuan pendidikan juga termaktub dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3, yang berbunyi: Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak, mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4 Namun, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan di atas perlu adanya pengintegrasian seluruh komponen pendidikan, dimana antara komponen yang satu dan yang lainya berkaitan. Abuddin Nata, mengemukakan
tentang
komponen-komponen
yang
terdapat
dalam
pendidikan antara lain komponen kurikulum, guru, metode, sarana prasarana dan evaluasi.5 Dari sekian komponen yang telah di sebutkan di atas, guru merupakan komponen yang terpenting. Dalam kaitan ini Jhon Goodlad, Ketua Asosiasi Kepala Sekolah di Amerika Serikat, sebagaimana diungkap oleh Sunyoto, pernah berujar, "Manakala guru sudah masuk ke ruang kelas dan menutup 2 3 4
Arno F. Wittig, Pshycology of Learning, ( America: Mc Graw Hilt,1981) hlm.02 Ibrahim Natsir, Muqaddimah Fit Tarbiyah, ( Aman: Darul Kuttub,tth),hlm.05
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003, SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), (Bandung : Citra Umbara, 2003 ), hlm.7 5 Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam: Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: Grasindo, 2001), hlm.132
3
pintu kelas itu, dialah yang akan menentukan apakah proses belajar hari itu berjalan dengan baik atau buruk, dapat mencapai tujuan atau tidak."6 Lebihlebih di jenjang SD (Sekolah Dasar) guru memiliki peran yang amat penting dalam proses belajar mengajar bagi para siswa di usia yang amat menentukan bagi pendewasaan mereka. Tidak mudah memang, untuk melaksanakan suatu kegiatan belajar mengajar di ruang kelas secara kreatif. Hal ini dikarenakan, di ruang-ruang kelas masih saja sering terjadi komunikasi satu arah antara guru dan siswa, adanya latihan-latihan soal yang menjauhkan anak dari kegairahan berpikir alternatif dan mencari jawaban yang terbuka serta miskinnya imajinasi dalam penciptaan ruang kelas. Sehingga yang terjadi siswa merasa tidak bergairah untuk mengikuti proses belajar mengajar, siswa malah merasa bosan di tahan dalam penjara yang mencekam, dalam titik demikian sekolah dianggap sebagai momok yang menakutkan yang bisa menjagal masa depan anak didik. Menyadari akan segala permasalahan di atas, sudah menjadi tugas guru untuk kembali menghidupkan kegairahan belajar dengan kepercayaan diri, motivasi yang tinggi dan menghadapi zaman yang terus berubah karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika guru dapat meningkatkan keprofesionalan-nya maka pendidikan akan bisa ditingkatkan kualitasnya, murid pun tidak akan merasa jenuh atau enggan mengikuti pelajaran yang disajikan oleh guru. Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar guru di kelas, Salah satu cara yaitu dengan menyediakan suatu alat bantu yang disebut sumber belajar. Sumber belajar yang merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran mempunyai manfaat yang cukup besar. Jika seorang guru dapat memilih, memahami serta mengaplikasikan sumber belajar dengan baik maka dapat dipastikan terwujud kondisi belajar yang efektif dan efisien.
6
Suyanto, "Mobilitas Horisontal bagi Guru Bermutu", Suara Merdeka, Semarang, 30 Desember 2004, hlm. 6
4
Adapun yang disebut sumber belajar adalah lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah sebagai sumber pengetahuan dapat berupa manusia atau bukan manusia.7 Kehadiran sumber belajar dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang cukup penting. Semisal, ketika guru tidak mampu menjelaskan suatu bahan pengajaran pada muridnya maka dapat dibantu dengan sumber belajar. Sumber belajar itu sendiri bermacam macam bentuknya baik itu berupa bahan cetakan, buku pelajaran atau buku referensi, majalah, tranparasi, proyektor, diagram, permainan, simulasi, tape (peta recorder) audio dan video, peta, gambar dan segala alat alat serta bahan lainnya yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Namun, segala sumber sumber belajar yang ada, yang sebenarnya sangat kaya, saat ini belum serius di usahakan pengadaanya, sedangkan yang ada belum di manfaatkan sepenuhnya sehingga proses belajar mengajar sering kurang menarik.8 Banyak guru tidak terkecuali guru pendidikan agama Islam di segala jenjang pendidikan masih mengandalkan metode ceramah, metode kuliah, metode memberitahukan dengan mereka sebagai sumber ilmu utama . Merekapun tidak sedikit yang tidak terampil dalam menggunakan alat serta sumber belajar secara kreatif. Di sisi lain, seluruh sumber informasi yang ada di masyarakat yang sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar belum dapat didayagunakan sebagaimana mestinya untuk kepentingan pembelajaran. Apabila kenyataan di atas, diabaikan dan dibiarkan terus menerus, maka sangat mungkin proses belajar mengajar di sekolah dasar tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan nasional tidak akan terwujud. maka, di pandang perlu untuk meneliti "Problematika Pemanfaatan Sumber Belajar oleh Guru Pendidikan Agama Islam di SD H.Isriati Semarang". Dengan alasan sebagai berikut :
7
Cece Wijaya dan At-Tabrani Rusyah, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung : Rosda Karya , 1994 ), Cet.3, hlm.138 8 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta : Bina Aksara , 1989 ), hlm.87
5
1.
Sumber belajar merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan yang memiliki manfaat cukup besar dalam proses belajar mengajar di sekolah.
2.
SD. H. Isriati Semarang merupakan salah satu sekolah dasar, di kota Semarang yang dapat dikatakan favorit karena mempunyai fasilitas yang cukup lengkap, baik gedung maupun peralatan serta penerangan yang memadai, ruang yang bersih, nyaman dan layak.
B. Penegasan Istilah Sebelum membahas lebih lanjut, kiranya penting penulis menjelaskan judul penelitian ini dari permasalahan yang akan penulis bahas. Dalam penelitin ini dengan harapan agar mudah dipahami dan tidak terjadi kesalah pahaman dan salah tafsir. Adapun judul yang penulis bahas adalah "Studi tentang Problematika Pemanfaatan Sumber Belajar oleh Guru Pendidikan Agama Islam". Untuk lebih jelasnya, akan penulis jelaskan tentang istilah istilah yang akan dipakai dalam pembahasan judul tersebut. Adapun istilah yang terdapat dalam judul adalah : 1. Studi Kasus Adalah suatu pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis suatu kasus secara mendalam dan utuh.9Jadi, yang dimaksud di sini adalah pemelitian secara mendalam dan utuh tentang problematika pemanfaatan sumber belajar. 2. Problematika Adalah hal yang menimbulkan masalah, hal yang belum dapat di pecahkan, permasalahan.10 Jadi, problematika yang dimaksud di sini adalah permasalahan yang terjadi dalam pemanfaatan sumber belajar. 9
Departemen Pendidkan Nasional, Kamus Besar Bahaa Indonesia,Edisi II (Jakarta: Balai Pustaka,1995),Cet-II, hlm. 985 10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990 ) hlm.701
6
3. Pemanfaatan Adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan.11 Jadi, pemanfaatan pada skripsi ini adalah suatu proses, cara, atau perbuatan dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada sesuai tujuan yang di kehendaki di SD.H Isriati Semarang. 4. Sumber Belajar Adalah semua sumber yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagian atau keseluruhan.12 Jadi. yang dimaksud dengan Sumber Belajar dalam skripsi ini adalah sumber belajar yang dimanfaatkan oleh guru pendidikan agama Islam khususnya jenis media instrumental seperti Media Cetak(Buku Pelajaran dan Gambar), Papan tulis, OHP, Tipe Recorder, TV dan Video Casette. 5. Guru Pendidikan Agama Islam Adalah guru yang mengajarkan mata pelajaran agama.13 Adapun yang penulis maksudkan di atas , dapat diberi penegasan bahwa guru pendidikan agama Islam adalah guru yang memanfaatkan sumber belajar yang tersedia untuk kepentingan proses belajar bidang studi agama islam. Yang di maksud dengan "Studi tentang Problematika Pemanfaatan Sumber belajar oleh Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah dasar H. Isriati Semarang" adalah penelitian secara mendalam dan utuh tentang suatu permasalahan dalam suatu proses, cara, perbuatan memanfaatkan segala sumber belajar yang sengaja dimanfaatkan oleh guru dalam proses belajar mengajar pendidikan agama Islam baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan.
11
Ibid., hlm. 547 Nana Sudjana dan A.Rifai, Teknologi Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru, 1989 )
12
hlm.76 13
Departemen Pendidikan Nasional, op cit, hlm.377
7
C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : "Apa sajakah Problematika dalam Pemanfaatan Sumber Belajar oleh Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar H. Isriati Semarang". Dari rumusan masalah tersebut di atas , dikembangkan pertanyaan sebagai berikut : 1. Apa sajakah problem atau masalah dalam pemanfaatan sumber belajar oleh guru pendidikan agama Islam di SD H. Isriati Semarang? 2. Bagaimana usaha/upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika pemanfaatan sumber belajar oleh guru pendidikan agama Islam di SD H. Isriati Semarang?
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam skripsi ini adalah " untuk mengetahui dan menjelaskan Problematika Pemanfaatan Sumber Belajar oleh Guru Pendidikan Islam di SD. H. Isriati Semarang ". Dari tujuan tersebut dapat dikembangkan tujuan skripsi sebagai berikut: a. Untuk mengetahui dan menjelaskan problem atau masalah dalam pemanfaatan sumber belajar oleh Guru Pendidikan Islam di SD. H. Isriati Semarang b. Untuk mengetahui dan menjelaskan
usaha/upaya yang dilakukan
untuk mengatasi problematika pemanfaatan sumber belajar oleh guru pendidikan agama Islam di SD H. Isriati Semarang? 2. Manfaat Penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan, terdapat beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun praktis :
8
a. Aspek Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan secara teoritis khususnya tentang pemanfaatan sumber belajar di lembaga formal (sekolah) maupun non formal seperti di lembagalembaga pelatihan. Serta memperkaya khasanah pengetahuan dalam pemanfaatan sumber belajar. b. Aspek Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai masukan
bagi guru pendidikan agama Islam dalam
mengatasi permasalahan yang muncul dalam pemanfaatan sumber belajar. E.Telaah Pustaka Dalam telaah pustaka kali ini penulis akan mendeskripsikan beberapa karya skripsi sebelumnya yang ada kaitanya
tentang sumber belajar, di
antaranya: Pertama,
Muradi ( 3196083 ), alumnus Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang. Menulis skripsinya berjudul “Penggunaan Sumber Belajar dan pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Bidang PAI (Pendidikan Agama Islam) Kelas I Cawu II Tahun Pelajaran 2000 / 2001 di SMUN 8 Semarang”. Dalam skripsi tersebut menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa ada pengaruh yang positif antara penggunaan sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa SMUN 8 Semarang. Kedua, Sri Mahsuniati ( 3197064 ) alumus Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang pernah menulis sebuah skripsi berjudul “Pemanfaatan Sumber Belajar dan pengaruhnya terhadap Keberhasilan Belajar Siswa SMU Sunan Kalijaga Semarang”, dalam skripsi tersebut menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa ada pengaruh yang positif antara pemanfaatan sumber belajar terhadap prestasi belajar sisiwa SMU Sunan Kalijaga Semarang.
9
Sejumlah penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang akan penulis laksanakan pada skripsi ini. Karena penelitian di atas di lihat obyek pembahasanya membahas pengaruh penggunaan atau pemanfaatan sumber belajar terhadap keberhasilan proses belajar mengajar baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotor, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif ( statistik ). Jadi, dalam beberapa kajian pustaka di atas penulis belum menemukan penelitian yang memfokuskan pada problematika atau masalah-masalah yang muncul dalam penggunaan atau pemanfaatan sumber belajar. Oleh karena itu, pada skripsi kali ini penulis akan mencoba mengangkat sebuah
penelitian
dengan judul “Problematika Pemanfaatan Sumber Belajar oleh Guru Pendidikan Agama Islam”. F. Metodologi Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau disebut juga Field Research (Penelitian Lapangan), maksudnya dalam melakukan penelitian berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami yang terjadi di lapangan. Mengingat penelitian ini bersifat kealamian (naturalistis) maka, pendekatan yang penulis gunakan adalah Pendekatan Naturalistik. Nana Sudjana dan Ibrahim menjelaskan bahwa Pendekatan Naturalistik lebih mengutamakan pemahaman tindakan manusia dalam saling tindaknya dengan sesama anggota masyarakat, sehingga tidak banyak memerlukan statistika dan data hasil penelitian diperoleh secara langsung misalnya melalui wawancara dan observasi, sehingga dapat di simpulkan sebagaimana adanya.14 Adapun teori yang penulis gunakan dalam konteks penelitian ini adalah teori pedagogik yaitu suatu teori yang bertujuan untuk merumuskan 14
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan ( Bandung: Sinar Baru,1989) hlm.8
10
suatu bentuk dan cara-cara melaksanakan PBM (Proses Belajar Mengajar) yang dipandang efektif.15 2. Metode Pengumpulan Data a. Subyek Penelitian Yang dimaksud dengan Subyek Penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh suatu keterangan.16 Kemudian yang menjadi subyek penelitian dalam skripsi ini adalah guru pendidikan agama Islam yang berjumlah 5 (lima) orang guru di SD H. Isriati Semarang. b. Aspek Penelitian Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi aspek penelitian adalah Problematika Pemanfaatan Sumber Belajar oleh Guru Pendidikan Islam, yang meliputi : 1). Problematika pemanfaatan sumber belajar 2). Usaha/upaya mengatasi problematika pemanfaatan sumber belajar c. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang akan di kumpulkan oleh penulis, yaitu : 1). Sumber Data Primer Data primer adalah sumber informasi yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan ataupun penyimpanan data atau di sebut juga sumber data / informasi tangan pertama.17 Untuk data primer pada skripsi ini di peroleh dari guru pendidikan agama Islam mengenai pemanfaatan sumber belajar dan problematikanya. 2). Sumber Data Sekunder 15
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan ( Bandung : Angkasa,1993 ) hlm.159 Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : Rajawali Pers,1990 ), Cet ke-3, hlm.93 17 Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan : Prosedur dan Strategi, (Bandung : Angkasa, 1987 ), hlm.42 16
11
Data sekunder adalah merupakan sumber informasi yang secara tidak langsung mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi yang ada padanya.18 Data sekunder dari skripsi ini di dapat dari kepala sekolah dan Tata Usaha (TU). Data yang diperoleh dari kedua sumber tersebut mengenai sejarah berdirinya sekolah, lokasi , keadaan gedung, guru perlengkapan dan lain lain. d. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang inginkan , penulis menggunakan beberapa metode, antara lain: 1. Metode Wawancara Adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap cakap berhadapan muka dengan orang tersebut ( face to face)19. Metode ini penulis maksudkan untuk memperoleh data primer dari guru pendidikan agama Islam tentang pemanfaatan sumber belajar dan problematikanya. 2. Metode Observasi Adalah metode yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara sistematik terhadap gejala gejala yang diselidiki.20 Metode ini penulis gunakan maksudnya untuk memperoleh dan memperkuat serta memantapkan data yang diperoleh melalui wawancara sepihak serta dengan mengamati proses belajar
18 19
Muhammad Ali, op cit, hlm.56 Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan (Jakarta : Rineka Cipta, 2002),
hlm.102 20
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta : Bumi Aksara, 2003 ), Cet.5. hlm. 70
12
mengajar guru pendidikan Islam di depan kelas, sehingga dengan observasi akan diketahui proses yang sebenarnya. 3. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari asal katanya dokumen , yang artinya barang-barang tertulis di dalam melaksanakan metode dokumentasi penulis bermaksud untuk memperoleh data langsung di tempat penelitian seperti buku buku yang relevan, peraturanperaturan, laporan kegiatan, foto foto, film dokumenter, data yang relevan dengan penelitian.21 Data ini di peroleh dari karyawan/TU untuk mendapatkan data sekunder
meliputi struktur organisasi, keadaan guru ,
karyawan, keadaan siswa dan sarana prasarana yang ada di SD.H . Isriati Semarang. Metode ini digunakan untuk mendukung kelengkapan data dalam pembuatan laporan skripsi ini. 3. Metode Analisis Data Menurut Moleong mengutip dari pendapat Patton bahwa yang di maksud dari Analisis Data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya dasar.
ke dalam suatu pola, kategori dan uraian suatu
22
Di karenakan jenis data yang penulis hasilkan nanti adalah data lunak
yaitu berupa kata kata, baik yang diperoleh dari wawancara,
observasi maupun dokumentasi. Maka, agar data yang diperoleh nanti sesuai dengan kerangka kerja maupun fokus masalah. Oleh karena itu, penulis akan menempuh tiga langkah utama dalam penelitian nanti, yaitu: c. Reduksi
Data
adalah
proses
memilih,
menyederhanakan,
memfokuskan, mengabstraksi dan mengubah data kasar yang muncul 21
Riduwan, Belajar mudah Penelitian : untuk guru, karyawan dan peneliti pemula, (Bandung : Alfabeta, 2005 ),Cet-1, hlm.77. 22 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Remadja Rosdakarya, 2002), Cet ke-17. hlm.107
13
dari catatan catatan lapangan.23 Reduksi data di maksudkan untuk menentukan data yang sesuai dengan permasalahan yang akan penulis teliti. d. Sajian Data ( Display Data ) adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan atau tindakan yang di usulkan.24 Sajian data di maksudkan untuk memilah data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. e. Verifikasi dan atau Penyimpulan Data yaitu penjelasan tentang makna data dalam suatu konfigurasi yang secara jelas menunjukan alur kausal-nya, sehingga dapat di ajukan proposisi proposisi yang terkait denganya.25 Verifikasi data di maksudkan untuk penentuan data akhir dari keseluruhan proses tahapan analisis, sehingga keseluruhan permasalahan dapat dijawab sesuai dengan kategori data dan permasalahanya pada bagian akhir ini akn muncul kesimpulan kesimpulan yang mendalam secara komprehensif dari data hasil penelitian. G. Sistematika Penulisan Sebelum penulis menguraikan dan menuangkan permasalahan sesuai dengan judul skripsi, maka terlebih dahulu penulis akan menguraikanya dalam sistematika pembahasan. Hal ini agar pembaca lebih mudah dalam memahami isi skripsi. Sistematika penulisan skripsi ini penulis membagi dalam tiga bagian yaitu bagian muka yang berisi Halaman Sampul, Halaman Judul, Halaman Nota Pembimbing, Halaman Pengesahan dan Halaman Motto. Halaman Kata Pengantar Dan Daftar Isi , selanjutnya diikuti oleh Bab Pertama.
23
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan ( Bandung : Angkasa , 1993 ) hlm.167 Ibid. 25 Ibid. 24
14
Bab I
: Pendahuluan Pada Bab ini dijelaskan mengenai Latar Belakang Masalah , Penegasan Istilah, Perumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Telaah Pustaka, Metodologi Penelitian.
Bab II
: Sumber Belajar Dan Guru Pendidikan Agama Islam Pada Bab Kedua, diuraikan tentang Pengertian Sumber Belajar, Klasifikasi sumber Belajar, Kriteria Pemilihan Pemanfaatan Sumber Belajar, Cara/langkah memanfaatkan sumber belajar, Problematika Pemanfaatan Sumber Belajar. Selanjutnya akan diuraikan tentang Guru Pendidikan Agama Islam meliputi, Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam, Syarat Guru Pendidikan Agama Islam, Tugas Guru Pendidikan Agama Islam dan Sifat Guru Pendidikan Agama Islam.
Bab III : Laporan Hasil Penelitian Pada Bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian yang meliputi gambaran umum mengenai Sekolah Dasar H. Isriati Semarang dan yang kedua akan dibahas data khusus tentang Problematika pemanfaatan sumber belajar oleh Guru Pendidikan Agama Islam di SD H. Isriati Semarang serta Usaha/upaya yang dilakukan dalam mengatasi problematika pemanfaatan sumber belajar. Bab IV : Analisis Data Pada Bab ini diuraikan tentang data kualitatif sebagai data analisis tentang
Problematika
Pemanfaatan
Sumber
Belajar
dan
Usaha/Upaya untuk mengatasi problematika tersebut oleh guru Pendidikan Agama Islam di SD H. Isriati Semarang.
Bab V
: Penutup Bab ini merupakan bab penutup skripsi yang meliputi : Kesimpulan, Saran dan Penutup .
15