BAB I PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan Indonesia yang dinamis beberapa tahun belakangan membawa dampak angin segar pada industri perbankan syariah. Berdasarkan data Laporan Perkembangan Perbankan Syariah (LPPS) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, sepanjang tahun 2012, kinerja industri perbankan syariah nasional yang masih didominasi struktur asetnya sekitar ±98 persen oleh Bank Umum Syariah (BUS) dan Usaha Unit Syariah (UUS) relatif cukup baik, tercermin dari (1) fungsi intermediasi berada pada tingkat optimal dengan rata-rata FDR sebesar 97,16 persen (2) tingkat kecukupan modal (CAR) masih jauh di atas minimum 8 persen dengan rata-rata CAR sebesar ± 15,17 persen dan (3) tingkat pembiayaan bermasalah (Non Performing Loan) masih di bawah 5 persen dengan rata-rata sebesar 2,72 persen. Dari sisi profitabilitas, perbankan syariah mengalami pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 33,8 persen (yoy) yang ditopang dari oleh pendapatan dari aset produktif (penyaluran dana) yang tumbuh sebesar 36 persen (yoy). Pendapatan dari pembiayaan yang mencapai Rp15,1 triliun masih mendominasi sumber pendapatan dari penyaluran dana (88,9 persen), hal mana mencerminkan konsistensi preferensi dan keseriusan bank-bank syariah melakukan intermediasi langsung ke sektor riil. Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan perbankan syariah nasional memiliki prospek yang baik, hal ini akan berpengaruh positif pada nilai bisnis perbankan syariah di
1
2
mata investor. Ekspektasi investor yang tinggi tersebut merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan perbankan syariah dalam mengembangkan usahanya dengan memperoleh tambahan modal usaha melalui penerbitan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Salah satu bank syariah yang berkembang dan berminat untuk melakukan ekspansi adalah Bank Muamalat Indonesia yang akan melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas sebagian kepemilikan saham mereka kepada publik. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp106 miliar. Untuk menghadapi tuntutan peningkatan kebutuhan modal kerja, PT Bank Muamalat Indonesia (PT. BMI) berencana melakukan penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offering) yang rencananya akan dilaksanakan paling cepat pada kuartal III tahun 2013. Tujuan dari penawaran saham perdana ini selain menambah modal juga meningkatkan alternatif sumber pendanaaan, karena selama ini PT. BMI biasanya menggunakan penerbitan obligasi/sukuk sebagai sumber pendanaan.
3
Bersama dengan masuknya perusahaan ke pasar modal, muncul kewajiban terhadap kepentingan publik yang tercermin dari peraturan dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam-LK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu pemenuhan aspek transparency, accountability, Responsibility, dan fairness. Bank Muamalat Indonesia (BMI) dituntut mempublikasikan kinerja mereka yang tercermin dari laporan keuangan setiap tahunnya dengan mengikuti aturan pelaporan akuntansi yang benar dan tidak diperkenankan melakukan segala tindakan yang mengelabui publik dalam kinerjanya. Semua hal tersebut bermuara pada tujuan meningkatnya kepercayaan publik kepada perusahaan, aspek yang tidak kalah penting lainnya adalah upaya perusahaan dalam menghasilkan laba, peningkatan laba merupakan salah satu faktor penting bagi terciptanya keunggulan daya saing perusahaan secara berkelanjutan, dan pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan harga saham. Bila harga saham meningkat hal ini akan memberikan sinyal yang positif bagi investor dalam melihat kinerja perusahaan dan memudahkan perusahaan untuk mencari dana lagi di pasar modal dengan melakukan penerbitan saham kembali. Valuasi merupakan alat yang sangat penting dalam menilai harga wajar saham suatu perusahaan secara akurat, berdasarkan kondisi perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Investor perlu mengetahui nilai intrinsik saham tersebut sebelum mengambil keputusan. Dengan asumsi bahwa dalam jangka waktu yang panjang, pasar adalah rasional dan ketidakwajaran dalam harga saham akan dihilangkan melalui mekanisme pasar (arbitrage), maka nilai saham pada akhirnya akan kembali pada nilai wajarnya. Oleh sebab itu, hasil dari valuasi secara fundamental bisa dijadikan acuan untuk
4
pertimbangan yang lebih objektif untuk pengambilan keputusan investasi yang rasional. Harga saham yang ditawarkan saat penawaran saham perdana merupakan faktor penting dalam menentukan jumlah dana yang dapat diperoleh PT. BMI dan dapat menentukan minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Harga yang tinggi memungkinkan PT. BMI memperoleh dana yang besar namun berpotensi menurunkan minat investor untuk berinvestasi. Sebaliknya harga yang rendah membuat dana yang diperoleh PT. BMI kecil namun dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di PT. BMI. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai harga pasar wajar saham PT. Bank Muamalat Indonesia untuk mengetahui harga paling tepat untuk ditawarkan kepada investor terkait dengan rencana penawaran saham perdana (IPO) 1.1.1 Rumusan masalah Terkait dengan penjelasan sebelumnya, dapat dirumuskan masalah bahwa PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI) perlu memiliki acuan nilai yang wajar saat melakukan penawaran saham perdana, acuan nilai yang wajar dibutuhkan agar tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan berupa kehilangan potensi pengumpulan modal saat IPO, bila harga yang ditetapkan lebih rendah (underpriced) daripada nilai pasar saham wajarnya. Sebaliknya penetapan harga jual yang terlampau tinggi di atas nilai wajarnya (overpriced) akan menimbulkan keengganan investor untuk berinvestasi, sehingga tidak tercapainya target penerimaan modal yang diinginkan perusahaan, untuk itu perlu adanya acuan penilaian yang bersifat transparan dalam rangka penentuan berapakah nilai wajar ekuitas PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) terkait dengan rencana IPO.
5
Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Berapakah rentang nilai wajar harga pasar saham PT. Bank Muamalat Indonesia melalui IPO menggunakan metoda free cash flow to equity?.
2.
Berapakah harga saham PT.BMI yang dapat dijadikan patokan dalam menentukan nilai wajar harga saham PT. BMI?.
1.2 Keaslian Penelitian Secara umum penelitan mengenai estimasi nilai wajar saham PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) belum pernah dilakukan sebelumnya, namun penelitian pada topik ini dan metoda yang digunakan telah banyak dilakukan. Pada Tabel 1.1 diperlihatkan penelitian-penelitian terdahulu berkaitan penilaian saham perusahaan dan metodologi yang digunakan. Tabel 1.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu No
Peneliti
Tentang
Metoda yang digunakan
Hasil
1.
Deev (2011)
Asset-Based Approach, Market Approach, Income Approach dan Contingent Claim Valuation
Dalam bentuk matriks ditemukan bahwa setiap metoda memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing sehingga akan menguntungkan jika semua metoda digunakan secara simultan.
2.
Cassia, et al., (2007)
Meneliti tentang metoda penilaian umum yang dipakai dalam menilai bank dan membandingkan metoda mana yang paling cocok dengan kelebihan dan kekurangannya. Penilaian ekuitas menggunakan DCF.
Discounted Cash Flow
Enterprise value adalah nilai yang sangat sensitif pada variasi perpetual growth rate.
6
3.
Liu, Nissim, and Thomas, (2007)
Apakah Metoda cash flow raja dari penilaian ekuitas.
4.
Sellers, Keith and Campbell, (2008)
Central Tendency dalam penilaian bisnis.
5.
Alok dan Vaidyanathan (2009)
Determinasi harga IPO yang underpricing pada national stock exchange di India.
6.
Magni dan Pereja (2009)
7.
Kurniaty (2010)
Meneliti tentang pemakaian Potential Dividend atau Actual Cash Flows yang dipakai sebagai nilai yang dapat memberikan nilai perusahaan yang paling wajar. Penilaian harga pasar wajar saham PT Bank Agroniaga terkait kegiatan akuisisi.
8.
Arnold, Tom and S. North, David (2011)
Meneliti tentang terminal value dalam proses penilaian yang sesuai dengan
PER, DPS, EPS
Multiple yang didasarkan pada laba yang dilaporkan mendekati harga perdagangan saham. Metoda pengukuran Geometric mean dan statistik yang dapat harmonic mean tidak digunakan dalam dapat diaplikasikan proses penilaian pada data yang bisnis adalah. mempunyai nilai yang 1. Arithmatic negatif. mean. 2. Geometric mean. 3. Harmonic mean 4. Median. Regresi dan Mendapatkan statistik deskriptif kesimpulan bahwa derajat underpricing stock di India saat IPO berkurang dari tahun ke tahunnya. Cash Flow to Teori penilaian sangat Equity, Discounted jelas bahwa nilai aset Cash Flow tergantung dengan kas aktual yang diterima oleh investor dan bukan kas yang bisa diterima karena akan mengarah pada nilai yang benar.
FCFE (Free Cash Flow to Equity), PER (Price to Earning Ratio), PBV (Price to Book Value) Discounted Cash Flows (DCF)
Harga saham PT Bank agroniaga pada saat akuisisi adalah undervalue.
Metoda tradisional mengukur terminal value dengan pertumbuhan konstan sedangkan penelitian
7
siklus bisnis perusahaan.
9.
Mielcarz, dan Wnuzak (2011)
Pengkajian metoda DCF pada penilaian.
Discount Cash Flow
10.
Nurbiyanto (2011)
Estimasi nilai wajar ekuitas privatisasi PT Semen Baturaja.
10.
Zen (2012)
Analisis nilai pasar wajar saham PT Danamon pasca right issue.
FCFE (Free Cash Flow to Equity), WACC,pendekatan pasar dan RIM (Residual Income Method) FCFF (Free Cash Flow to Firm),relative valuation
ini mencoba memberikan alternatif penilaian terminal value yang disesuaikan dengan sifat cash flows yang membentuk siklus. Solusi yang dikemukakan bahwa dalam melakukan adjustment harus dihilangkan faktor ketidakefisienan, perhitungan aset berlebih dan non operating aset sehingga hasil penilaian tidak bias. Nilai indikasi ekuitas berdasar masingmasing metoda, dan nilai pasar wajar setelah rekonsiliasi. Menghasilkan estimasi nilai intrinsik Bank Danamon yang ternyata berada di atas harga pasar.
Penelitian-penelitian di atas menganalisis tentang penentuan nilai wajar/intrinsic saham perusahaan dalam rangka penawaran umum perdana/initial public offerings (IPO). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pendapatan dengan metoda Discounted Free Cash Flow to Equity. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek dan tanggal penelitian yang berbeda.
8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Tujuan penelitian berdasarkan dari isi rumusan masalah di atas adalah untuk mengestimasi rentang nilai pasar wajar saham PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) terkait rencana IPO dengan menggunakan metoda free cash flow to equity dan harga yang dapat dijadikan patokan dalam menentukan nilai wajar harga saham PT. BMI. 1.3.2 Manfaat penelitian Pada penelitian ini juga terdapat manfaat penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu: 1.
manfaat empiris. Analisis penelitian ini akan memberikan suatu tambahan literatur terkait dalam penelitian, terutama dalam penilaian nilai pasar wajar saham khususnya untuk perusahaan jasa keuangan seperti bank dengan menggunakan metoda Discounted Free Cash Flow to Equity;
2.
manfaat untuk PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan penjamin emisinya karena dengan mengetahui nilai wajar harga sahamnya,
PT. BMI dan
penjamin emisinya akan mempunyai bahan pertimbangan dalam menentukan harga saham terkait rencana IPO; 3.
manfaat untuk investor, dapat mengetahui metoda penghitungan nilai pasar wajar saham PT BMI terutama bagi yang ingin melakukan pembelian maupun penjualan saham tersebut agar terhindar dari kerugian.
9
1.4 Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk laporan penelitian tesis yang sistematis dan dituangkan ke dalam 5 (Lima) bab. Bab I Pengantar, berisi latar belakang masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan sistematikan penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka, berisi tinjauan pustaka yang menjadi acuan pemahaman teoritis dalam penelitian ini. Selain itu, bab ini menjelaskan tentang berbagai literatur penelitian terdahulu yang mendasari hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini. Bab III Analisis Data, berisi tentang bagaimana penelitian ini dilakukan, analisis data, dan Bab IV Pembahasan yang berisi pembahasan hasil penghitungan serta penjelasan asumsi. Bab V Kesimpulan dan Saran, berisi tentang kesimpulan, keterbatasan dan saran.