BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yasmine Zaki Shahab dalam situs Info Budaya (2010, 16 september 2013) mengatakan bahwa Betawi adalah sebutan yang digunakan untuk penduduk asli Jakarta yang merupakan percampuran berbagai etnis yang pernah datang ke Jakarta seperti orang Sunda, Jawa, Bali, Ambon, Melayu dan Tionghoa. Saat Pemerintahan Belanda, muncul beberapa jagoan yang dianggap berani untuk membela masyarakat, beberapa diantaranya adalah si Pitung, si Jampang, Mirah Singa Betina dari Marunda, Nyai Dasima dan Murtado. Murtado merupakan jagoan Betawi yang dijuluki Macan Kemayoran, julukan yang sama seperti yang digunakan oleh klub PERSIJA. Julukan ini diketahui oleh 43 dari 50 responden, mereka menyatakan bahwa mereka adalah fans klub tersebut. Mereka juga mengetahui bahwa PERSIJA dijuluki sebagai Macan Kemayoran. Namun saat ditanyakan siapa pemilik asli julukan Macan Kemayoran, anak-anak ini menjawab dengan yakin bahwa Macan Kemayoran adalah julukan dari Si Pitung. Mereka mengaku hanya pernah mengetahui nama Murtado dari buku pelajaran dasar. Hal ini menunjukan bahwa Murtado tidak terkenal sebagai Macan Kemayoran yang semestinya menjadi julukannya. Selain dikenal dengan beberapa prestasi yang sudah diukir PERSIJA, sayangnya pertandingan PERSIJA juga dikenal sering menimbulkan pertengakaran atau kerusuhan yang dilakukan oleh para penggemarnya. Pertengkaran tersebut
1
1
banyak melibatkan anak-anak usia 11-15 tahun dan oleh sebab itu dibutuhkan sebuah media untuk menyampaikan nilai-nilai sebenrnya dari Macan Kemayoran. Kisah Murtado yang sebenarnya
bercerita mengenai nilai-nilai tentang
keberanian Murtardo untuk membela kebenaran dan keamanan di kampung tempat dia tinggal. Nilai keberanian tersebut nampak disalah artikan oleh masyarakat khususnya pendukung Persija sehingga sering terjadi kericuhan dalam “membela” klubnya. Banyak berita yang mengutip tentang kerusuhan yang terjadi antar pendukung PERSIJA dengan pendukung bola lainnya, Salah satunya dalam Kompas.com berjudul Persija dibayangi sanksi. Oleh karena itu diharapkan cerita Murtado semakin dikenal dan nilai-nilainya dapat diaplikasikan untuk anak-anak usia 11-15 tahun, karena nilai tersbut harusnya sudah ditanamkan kepada anak-anak sejak usia remaja awal. Dalam Oxford Journals (2001: 15 september 2013) mengatakan bahwa anak di usia 11-15 tahun sangat rentan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan moral dan emosional, anak-anak pada umur tersebut memiliki rasa ingin tahu yang besar terutama terhadap hal-hal yang menarik perhatian mereka. Selain itu, Jean Piaget dalam bukunya Life Span Development mengatakan bahwa anak usia 11-15 tahun berpikir mulai secara abstrak dan logis, mereka
mulai
kristis
dan cenderung
mengikuti
cara
lingkungan mereka
menyelesaikan masalah. Hal ini menyebabkan pertengkaran yang dilakukan oleh fans PERSIJA dewasa bisa ditangkap sebagai pemecahan masalah yang tepat, oleh sebab itu penting untuk memberikan pengertian tentang keberanian yang sebenarnya kepada anak usia tersebut. 2
Mengingat pentingnya nilai-nilai keberanian dan keberanian dari toko pahlawan Murtado untuk disampaikan ke anak-anak usia 11-15 tahun permasalahan yang ingin diangkat adalah minimnya pengetahuan anak-anak mengenai nilai-nilai kepahlawan dan keberanian Murtado. Maka penulis mengangkat tema Perancangan Komik Murtado Macan Kemayoran agar generasi muda ditanamkan nilai keberanian yang benar dan diharapkan setiap individu dapat menjaga dan menghargai cerita rakyat dan pesan moral yang dikandung didalamnya.
1.2 Rumusan Masalah Seperti latar belakang yang sudah disebutkan permasalahan yang dapat diangkat adalah 1.Bagaimana penyampaian kisah Murtado Macan Kemayoran yang sebenarnya melalui komik kepada anak-anak usia 11-15 tahun di Jakarta? 2. Bagaimana penyisipan nilai-nilai keberanian Murtado Macan Kemayoran melalui komik kepada anak-anak usia 11-15 tahun?
1.3 Batasan Masalah Untuk membuat penelitian ini menjadi lebih spesifik, peneliti memfokuskan masalah yang telah diperoleh sebagai berikut, 1. Perancangan komik Murtado Macan Kemayoran ditujukan untuk menguatkan citra Murtado yang berani membela kebenaran untuk usia 11-15 tahun di Jakarta. 3
2. Perancangan komik ini difokuskan pada Kisah Murtado yang menyebabkan ia dijuluki Macan Kemayoran. 3. Nilai moral utama yang ingin diangkat dan menjadi fokus utama perancangan adalah sikap berani dan menolong orang yang membutuhkan pertolongan. 4. Anak usia 11-15 tahun merupakan peralhian dari masa anak-anak kepada masa remaja, namun dalan laporan tugas akhir ini akan disebutkan sebagai anak-anak.
1.4 Tujuan Tugas Akhir Penelitian dan perancangan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Merancang komik yang dapat menyampaikan kisah Murtado Macan Kemayoran yang sebenarnya melalui komik kepada anak-anak usia 11-15 tahun. 2 . Menyisipkan nilai-nilai keberanian Murtado Macan Kemayoran kepada anak-anak usia 11-15 tahun ke dalam rancangan komik tersebut
1.5 Manfaat Tugas Akhir Penelitian dan perancangan ini dilakukan dengan manfaat sebagai berikut:
4
1. Salah satu media yang bisa digunakan untuk mengenal dan mengerti budaya lokal betawi. Pengenalan budaya local, masyarakay diharapkan semakin mencitai dan melestarikan kebudayaan Betawi. 2.Anak-anak usia 11-15 tahun sebagai generasi penerus fans club PERSIJA,diharapkan mengerti julukan Macan Kemayoran serta nilai moralnya, nilai moral keberanian untuk membela yang benar yang terkandung dalam kisah ini dapat menjadi contoh yang bisa diikuti oleh anak-anak. 3.Komik bisa dijadikan media untuk menyampaikan informasi dan nilai moral kepada anak-anak usia 11-15 tahun. 4.Bagi Penulis Penulis jadi pengetahui psikologi dan gaya gambar yang disukai anak-anak usia 11-15 tahun.
1.6 Metode Pengumpulan Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode 1. Kuisioner Kuisioner diambil dengan cara menanyakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan perancangan kepada anak-anak usia 11-15 tahun Hal Dalam penelitian ini kuisioner disebarkan kepada 50 responden. Pengamatan dengan menggunakan kuisioner ini dilakukan untuk mengetahui secara jelas pendapat yang dimiliki oleh anak usia 11-15 tahun mengenai Macan Kemayoran.
5
2.Observasi Hal ini dengan cara mengamati kondisi pasar yaitu melakukan kunjungan ke beberapa toko buku untuk mengetahui secara garis besar bacaan yang digemari anakanak usia 11-15 tahun. Tujuan dilakukannya observasi melihat secara langsung minat baca anak-anak dari pengelompokan bacaan yang dilakukan oleh toko buku.
1.7 Metode Perancangan Metode perancangan yang akan dilakukan penulis dalam perancangan buku cerita anak ini adalah 1. studi pustaka dan survei untuk mengumpulkan informasi yang mendukung untuk pembuatan buku cerita yanag akan ditujukan kepada anak-anak usia 11-15 tahun, hal ini dilakukan secara bersinambungan dengan pembuatan sketsa gaya penggambaran untuk buku cerita. 2. Penulis akan menyebarkan angket atau kuisioner kepada para target dan orang tuanya untuk mengetahui tipe gambar seperti apa yang disukai anak-anak usia 11-15 tahun. 3. Setelah data didapatkan, perancangan buku cerita dapat dilakukan. Perancangan dilakukan dengan penggabungan dari data yang sudah didapat, wawancara dan tipe gambar yang disukai oleh target. Dari beberapa metode ini, penulis yakin akan membuat buku cerita yang efektif yang sesuai dengan tujuan perancangan buku cerita ini
6
1.8 Sitematika Perancangan
Bagan 1.1 Sistematika Perancangan
7
Dalam proses pembuatan tugas akhir, penulis menentukan topik selama kurang lebih dua minggu, lalu pencarian data secara kualitatif dan kuantittif yang akan dilakukan kurang lebih selama sebulan, perancanga akan dilakukan setelah pencarian data dilakukan sampai masak akhir periode tugas akhir, evaluasi merupakan proses akhir dimana penulis akan mempertanggung jawabkan hasil perancangan kepada universitas.
8