perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus penyalahgunaan narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Peredaran
narkotika sudah sangat meluas dan terjadi diseluruh lapisan masyarakat. Kondisi ini semakin parah dikarenakan banyak sekali ditemukan kasus penyalahgunaan narkotika khususnya pada golongan remaja. Berbagai upaya telah dilakukan oleh banyak pihak baik itu pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), maupun pakar
pakar
yang memiliki perhatian khusus terkait masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia. Namun, dari banyaknya cara, upaya serta metode-metode yang telah dilakukan ternyata belum cukup ampuh untuk menekan dan mengatasi masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia sampai pada saat ini. Salah satu bentuk perhatian pemerintah dengan maraknya kasus narkotika yang terjadi di Indonesia adalah dengan disahkannya UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, sebagai perubahan atas UU Nomor 22 Tahun 1997. Telah disebutkan dengan jelas dalam UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika ( Pasal 7) bahwa : Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi segala kegiatan penggunaan narkotika, baik itu menanam; memelihara; menguasai;
menyediakan;
memiliki;
atau
menyimpan,
tetapi
dalam
penggunaannya bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan maupun kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dengan jelas hal tersebut dilarang. Bagi yang terbukti menyalahgunakan narkotika untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan orang lain, maka akan dikenai hukuman pidana maupun denda. Untuk dapat mengamalkan UU tersebut, melalui Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010, dibentuklah Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai
Lembaga
Pemerintah
Non-Kementrian.
Sebelumnya,
BNN
merupakan Lembaga Non-Struktural yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002, yang kemudian diganti dengan Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2007. Dengan dibentuknya BNN diharapkan mampu menjalankan tugasnya yaitu melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pencegahan dan pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (psikotropika, prekusor, dan bahan adiktif lainnya; kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol) dengan pertanggungjawaban kepada presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dari hasil kinerja BNN, dapat diperoleh fakta bahwa kasus penyalahgunaan narkotika di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Fakta tersebut dapat dilihat dari data statistik tentang jumlah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersangka kasus penyalahgunaan narkotika di Indonesia berdasarkan kelompok usia seperti pada Tabel 1.1 berikut ini : Tabel 1.1 Jumlah Tersangka Kasus Narkoba Berdasarkan Kelompok Usia Tahun 2007-2011
Sumber : Direktorat Tindak Pidana Narkoba, Maret 2012 (dalam Data Tindak Pidana Narkoba di Indonesia Tahun 2007-2011). Dari
data
tersebut
dapat
dilihat
bahwa
jumlah
tersangka
penyalahgunaan narkoba berdasarkan kelompok usia di Indonesia tercatat sangat banyak. Jumlah tersangka penyalahgunaan narkotika terbanyak terdapat pada golongan usia lebih dari 30 tahun, dengan jumlah 98.828 tersangka, disusul dengan kelompok usia25-29 tahun yang berjumlah 49.776 tersangka. Kelompok usia 20-24 tahun menempati urutan ketiga terbanyak, dengan jumlah 30.494 tersangka, kemudian kelompok usia 16-19 tahun berjumlah 9.635 tersangka, dan yang terakhir kelompok usia dibawah 16 tahun, dengan jumlah 561 tersangka. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan narkotika telah dilakukan oleh semua kelompok umur, dengan penyalahgunaan terbanyak dilakukan oleh kelompok usia lebih dari 30 tahun dan yang paling sedikit adalah dibawah usia 16 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia yang semakin meningkat dan sangat serius ini, menuntut BNN untuk dapat menjalankan tugasnya secara tepat dan cepat. Peredaran narkotikapun juga sudah sangat meluas. Bahkan kota-kota kecil dan kabupaten-kabupaten pun juga tidak lepas dari kasus penyalahgunaan narkotika. Sehingga, untuk dapat meningkatkan kinerjanya, BNN diabntu dengan Badan Narkotika Propinsi (BNP), dan Badan Narkotika Kota/Kabupaten (BNK), yang mana BNP dan BNK tersebut merupakan mitra kerja dan tidak memiliki hubungan strukturalvertikal dengan BNN, serta masing-masing bertanggung jawab kepada presiden, gubernur, dan walikota/bupati sesuai dengan Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2007 tentang Tugas BNN, BNP dan BNK. Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo, yang sejak tahun 2011, telah berubah nama menjadi Tim Pencegahan Penanggulangan Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika (Tim P4GN), merupakan salah satu mitra BNN yang mana tugasnya adalah melayani masyarakat dalam hal pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika khususnya di Kabupaten Sukoharjo. Masalah penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Sukoharjo juga sudah cukup banyak dan diperkirakan akan semakin meningkat jumlahnya jika tidak segera ditangani secara efektif dan efisien oleh Tim P4GN. Seperti yang dikutip dalam artikel Solopos.com yang berjudul pada tanggal 26 Maret 2012, bahwa ancaman bahaya narkoba sudah masuk hingga seluruh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelurahan di Indonesia dan korban meninggal sia-sia karena penyalahgunaan narkoba sudah mencapai rata-rata 40 orang per hari. Hal tersebut berdasarkan pernyataan penyuluh narkoba dari Polres Sukoharjo, Sarman, S.Pd. SH. MH. Berikut ini : Tidak ada satu kelurahan pun di Indonesia bebas dari ancaman narkoba. Sebanyak 3,2 juta penduduk di Indonesia menyalahgunakan narkoba dan 15.000 orang mati sia-sia setiap tahunnya atau 40 orang setiap har (Diakses dari www.solopos.com/2012/03/26/bahaya-narkoba-40oranghari-temui-ajal-akibat-narkoba-173519, tanggal 5 November 2012 pukul 12.10 WIB).
Selain dari kutipan tersebut, diperkuat juga dengan temuan data statistik tentang jumlah korban serta kasus penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Sukoharjo seperti pada Tabel 1.2 berikut ini : Tabel 1.2 Jumlah Kasus dan Tersangka Narkoba di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009-2010 Tahun
Kasus
Tersangka
2009
8
14
2010
21
33
2011
24
26
2012
16
16
Jumlah
69
89
Sumber : Satuan Narkoba Polres Sukoharjo. Dari hasil kerjasama Tim P4GN dengan Satuan Narkoba Polres Sukoharjo, pada tahun
2009
telah berhasil
mengungkap
8 kasus
penyalahgunaan narkoba dengan menangkap 14 tersangka. Pada tahun 2010,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengalami peningkatan, yaitu 21 kasus dengan 33 tersangka. Dan kembali meningkat pada tahun 2011 dengan 24 kasus dan 26 tersangka, dan pada tahun 2012 mengalami penurunan 16 kasus dengan 16 tersangka. Sehingga, selama empat tahun, telah terjadi kasus penyalahgunaan narkoba sebanyak 69 kasus, dengan 89 tersangka di Kabupaten Sukoharjo. Tabel 1.3 Data Tersangka Kasus Narkoba Berdasarkan Kelompok Usia di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2013 Kelompok Usia Jumlah <16 16-19 20-24 25-29 >30 1. 2011 0 2 6 6 12 26 2. 2012 0 1 0 3 12 16 3. 2013* 0 0 1 5 5 11 0 3 7 14 29 53 Jumlah sampai tanggal 6 Juli 2013 Sumber : Sat. Narkoba Polres Sukoharjo
No.
Tahun
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kasus penyalahgunaan narkoba terbanyak dilakukan oleh kelompok usia lebih dari 30 tahun, sebanyak 29 tersangka, kemudian kelompok usia 25-29 tahun sebanyak 14 tersangka, kelompok usia 20-24 tahun sebanyak 7 tersangka, dan kelompok usia 16-19 tahun sebanyak 3 tersangka. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kasus penyalahgunaan narkoba di kabupaten Sukoharjo selama tahun 2011 sampai tahun 2013 yang terbanyak dilakukan oleh kelompok usia diatas 30 tahun dan yang paling sedikit dilakukan oleh kelompok usia 16-19 tahun. Sehingga, sasaran dalam strategi untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Sukoharjo adalah pada seluruh kelompok usia, dengan fokus sasaran utamanya pada kelompok usia di atas 30 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1.4 Data Tersangka Kasus Narkoba Berdasarkan Jenis Narkoba yang Disalahgunakan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2013 Jenis Narkoba yang Disalahgunakan Ganja ShabuEcstasy Pil Kamplet/ shabu Dextro 1. 2011 2 24 0 0 2. 2012 2 14 0 0 3. 2013* 2 8 1 1 Jumlah 6 46 1 1 sampai tanggal 6 Juli 2013 Sumber : Sat. Narkoba Polres Sukoharjo
No.
Tahun
Jumlah 26 16 12 54
Menurut data yang didapatkan dari Satuan Narkoba Polres Sukoharjo, dapat diketahui bahwa narkoba yang disalahgunakan dibagi menjadi beberapa jenis. Pada tahun 2011 ditemukan 2 tersangka yang didapati membawa ganja dan 24 tersangka membawa shabu-shabu. Tahun 2012 ditemukan 2 tersangka yang membawa ganja dan 14 tersangka membawa shabu-shabu. Dan pada tahun 2013 (terhitung sampai dengan tanggal 6 Juli 2013) terdapat 2 tersangka yang membawa ganja, 8 tersangka shabu-shabu, 1 tersangka ecstasy dan 1 tersangka membawa pil kamplet/ dextro. Jumlah ini berbeda dari data tersangka yang telah dijelaskan sebelumnya, karena adanya 1 tersangka yang didapati membawa 2 jenis narkoba yang berbeda. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis narkoba yang paling sering disalahgunakan di Kabupaten Sukoharjo adalah shabu-sabu. Berdasarkaan data-data yang ditemukan, membuat Tim P4GN harus menentukan strategi apa yang dapat dilakukan agar peredaran narkotika tidak semakin meluas, sehingga dapat mengatasi penyalahgunaan narkotika
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
khususnya di Kabupaten Sukoharjo. Beberapa strategi yang sudah dilakukan antara lain adalah dengan melakukan program sosialisasi. Program sosialisasi ini biasanya dilakukan ke sekolah sekolah, khususnya Sekolah Menengah Tingkat Atas se-Kabupaten Sukoharjo. Selain itu, Tim P4GN juga melakukan seminar atau sosialisasi ke instansi-instansi publik, BUMN, BUMD, LSM, komunitas, ormas, warga RT maupun RW, dan anggota PKK di Kabupaten Sukoharjo. Program sosialisasi tersebut merupakan salah satu strategi pencegahan (preventif) yang dilakukan secara rutin oleh Tim P4GN agar peredaran narkotika tidak semakin meluas dikalangan masyarakat Kabupaten Sukoharjo. Tim P4GN juga sudah memulai untuk melaksanakan strategi pemberdayaan masyarakat dengan menggelar program Kampanye Anti Narkoba yang dibalut dengan aksi kepedulian. Strategi tersebut dilakukan Tim P4GN agar penyuluhan terkait bahaya narkoba dapat dilakukan secara menyeluruh disemua segmen masyarakat Kabupaten Sukoharjo. Melalui strategi ini juga Tim P4GN merangkul beberapa komunitas seperti tukang becak, tukang parkir, dan pedagang wedangan di Kabupaten Sukoharjo untuk ikut serta melakukan kampanye Anti Narkoba. Strategi tersebut mulai dijalankan Tim P4GN dengan pertimbangan bahwa kebiasaan masyarakat Kabupaten Sukoharjo yang tidak bisa lepas dari ketiga komunitas trersebut. Kebiasaan masyarakat Kabupaten Sukoharjo yang memanfaatkan tempat wedangan ketika memiliki waktu luang menjadi salah satu alasan Tim P4GN untuk menjalankan strategi dalam
menekan peredaran serta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyalahgunaan narkotika. Karena tempat wedangan ini dikunjungi oleh hampir seluruh segmen masyarakat Kabupaten Sukoharjo, mulai dari anakanak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui dan menggambarkan strategi Tim P4GN untuk mengatasi penyalahgunaan narkotika yang dilakukan di Kabupaten Sukoharjo.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, penulis dapat merumuskan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana strategi Tim P4GN dalam mengatasi penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Sukoharjo ? 2. Apa saja hambatan yang dialami Tim P4GN dalam menjalankan strategi mengatasi penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Sukoharjo ?
C. TUJUAN PENELITIAN Bertolak dari rumusan masalah, penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Tujuan Operasional a. Untuk mengetahui dan menggambarkan strategi yang dilakukan oleh Tim
P4GN
dalam
mengatasi
penyalahgunaan
narkotika
di
Kabupaten Sukoharjo. b. Mengetahui hambatan
hambatan apa saja yang dialami oleh Tim
P4GN dalam menjalankan strategi mengatasi penyalahgunaan narkotika di kabupaten Sukoharjo. 2. Tujuan Individu Untuk memenuhu salah satu persyaratan akademis guna memperoleh gelar sarjana di Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Tujuan Fungsional Hasil penelitian ini nantinya agar dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk dapat digunakan oleh lembaga pemerintahan maupun organisasi dan semua pihak yang memerlukan dalam rangka mengatasi permasalahan sosial yang sedang dihadapi.