BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan.1 Guru mempunyai tanggungjawab besar untuk mendidik siswa agar menjadi individu yang baik. Selain mencerdaskan kognitif siswanya, guru juga ikut bertanggungjawab dalam membentuk kepribadian siswa yang diajarnya. Disisi lain guru juga merupakan orang tua untuk anak-anaknya, sebagai orang tua seorang guru juga mempunyai pola asuh tertentu untuk membesarkan buah hatinya. Pola asuh orang tua merupakan faktor penting yang mempengaruhi motivasi belajar anak, dari latar belakang keluarga yang berbeda akan membentuk pola asuh orang tua yang berbeda-beda dan diprediksikan dari pola asuh orang tua yang berbeda-beda itu mempengaruhi motivasi belajar anak yang berbeda pula. Seorang guru yang mempunyai tugas untuk membina dan mengasuh siswa tentunya juga mempunyai pola asuh yang berbeda dengan orang lain yang tidak berprofesi sebagai guru. Seiring dengan semakin berkembangnya zaman yang mengakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan pergeseran norma-norma kehidupan maka tantangan
1
Sadirman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1996), hlm. 123.
1
2
orang tua dalam mengasuh anaknya menjadi semakin besar. Pengawasan dan pengarahan orang tua harus dilakukan dengan cara yang tepat. Perbedaan kondisi orang tua menjadikan adanya perbedaan pola asuh dalam mendidik anaknya. Perbedaan pola asuh ini kemudian dapat menimbulkan perbedaan tingkah laku dan kepribadian anak. Pola asuh yang salah dapat mengakibatkan perkembangan kepribadian anak kearah yang menyimpang. Orang tua harus memiliki ilmu pengetahuan dan kemampuan untuk dapat mendidik anaknya dengan baik, tidak terkecuali pada orang tua yang berprofesi sebagai guru. Seorang guru harus memiliki kemampuan mengasuh dan mendidik dengan baik. Akan tetapi pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah kualifikasi sebagai seorang guru dapat menjadi jaminan pola asuh yang digunakan untuk mengasuh anak kandungnya baik pula, atau sebaliknya kesibukan memenuhi tuntutan profesi menjadikan mereka lupa untuk mengasuh anak kandungnya. Atas dasar tersebut penelitian mengenai pengaruh pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak menjadi sangat menarik, untuk memfokuskan penelitian ini maka peneliti menentukan desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan sebagai tempat penelitian. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk dapat mengkaji lebih lanjut dan lebih dalam mengenai hal tersebut. Sehingga judul penelitian ini adalah “Pengaruh Pola Asuh Anak dalam Keluarga Guru terhadap Motivasi Belajar Anak di Desa Babalan Lor Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan”. Alasan judul ini dipilih adalah: Pertama, pola asuh yang diterapkan dalam keluarga guru merupakan hal yang sangat penting
3
dalam mempengaruhi motivasi belajar anak. Kedua, guru tidak hanya berperan sebagai motivator dalam lembaga pendidikan, akan tetapi juga dalam keluarga. ketiga, Desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan dipilih karena di desa ini terdapat banyak masyarakat yang berprofesi sebagai guru sehingga sangat mendukung kelancaran penelitian.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pola asuh anak dalam keluarga guru di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan? 2. Bagaimana motivasi belajar anak di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan? 3. Seberapa besar pengaruh pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pola asuh anak dalam keluarga guru di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan.
4
2. Untuk mengetahui motivasi belajar anak di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan.
D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoretis a.
Untuk memperkaya khasanah dalam dunia pendidikan, khususnya mengenai pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak.
b.
Sebagai sumbangan bagi dunia pendidikan yaitu tentang pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak.
2. Kegunaan Praktis a. Bagi Jurusan Tarbiyah (STAIN Kota Pekalongan) dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai pustaka bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji tentang konsep pola asuh anak terhadap motivasi belajar anak. b. Bagi para praktisi pendidikan dan pembaca buku bisa digunakan sebagai bahan acuan bagaimana mengembangkan motivasi belajar anak yang salah satu alternatifnya dengan mengkaji dan membenahi pola asuh anak.
5
c. Bagi penulis untuk menambah pengetahuan tentang pola asuh anak dan untuk memenuhi penentuan kelulusan pada program SI Jurusan Tarbiyah (Program Pendidikan Agama Islam) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kota Pekalongan.
E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoretis dan Penelitian yang Relevan Guru harus memperhatikan tuntutan masyarakat tentang kelakuan yang layak bagi guru dan menjadikannya sebagai norma kelakuan dalam segala
situasi
sosial
di
dalam
dan
di
luar
sekolah.
Guru
menginternalisasikan norma-norma itu sehingga menjadi bagian dari pribadinya. Ada norma-norma yang umum bagi semua guru disuatu negara, ada pula yang ditentukan oleh norma-norma yang khas yang berlaku di daerah tertentu menurut adat istiadat yang terdapat di lingkungan itu. Peranan guru dalam hubungannya dengan murid bermacam-macam menurut situasi interaksi sosial yang dihadapinya, yakni situasi formal dalam proses belajar mengajar dalam kelas dan dalam situasi informal.2 Seorang guru juga merupakan orang tua bagi anaknya. Kemampuan yang harus dimiliki seorang guru sebagai orang tua kedua bagi peserta didiknya seharusnya dapat dipergunakan juga untuk mengasuh anaknya. Salah satu tugas guru adalah harus dapat menarik simpati peserta didik
2
Nasution, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 92.
6
sehingga ia bisa menjadi motivator bagi siswa dalam belajar.3 Hal ini juga menjadi tugas guru yang tidak hanya di sekolah, akan tetapi juga di rumah sebagai orang tua untuk menjadi motivator bagi anak-anaknya. Mc. Donald dalam Wasty Sumanto memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai suatu tenaga di dalam diri atau pribadi seseorang yang ditaati oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.4 Penelitian terdahulu yang relevan pada penelitian ini adalah skripsi karya Nur Banati Sa’adah tahun 2013 dengan judul “Implikasi Pola Asuh bagi Kepribadian Anak dalam Keluarga Guru (Studi
Kasus di Desa
Babalan Lor Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan)”. Hasil dari skripsi ini adalah sebagai berikut: “Bahwa pola asuh bagi kepribadian anak dalam keluarga guru (studi kasus di desa Karangjati kecamatan Wiradesa kabupaten Pekalongan) ini adalah pola asuh autoritatif (demokratis). Tetapi dalam urusan agama, keluarga guru lebih cenderung bersikap otoriter. Implikasi positif pola asuh bagi kepribadian anak dalam keluarga guru di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan yaitu sebagai berikut: mandiri, penurut, percaya diri, mudah bergaul, jujur dan terbuka, rajin, bertanggungjawab, religius. Sedangkan implikasi negatif adalah anak memiliki sifat-sifat sebagai berikut: terlalu bebas, manja, cerewet dan keras kepala.”5 Perbedaannya, pada penelitian terdahulu hasil penelitiannya memfokuskan pada implikasi pola asuh bagi kepribadian anak di desa Karangjati kecamatan Wiradesa kabupaten Pekalongan dan menggunakan 3
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.
9. 4
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 203. Nur Banati Sa’adah. “Implikasi Pola Asuh bagi Kepribadian Anak dalam Keluarga Guru (Studi Kasus di Desa Babalan Lor Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan)”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2013), hlm. vii. 5
7
pendekatan kualitatif. Sedangkan pada penelitian yang dibuat penulis hasilnya pada pengaruh pola asuh anak terhadap motivasi belajar anak di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Nafisatun dengan judul “Pengaruh Pengasuhan Orang Tua terhadap Karakter Anak di Desa Wonotunggal
Kecamatan Wonotunggal
Kabupaten Batang” bahwa
pengasuhan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap karakter anak di desa Wonotunggal kecamatan Wonotunggal kabupaten Batang. 6 Perbedaannya, pada penelitian tersebut berfokus pada orang tua secara umum dan pengaruhnya terhadap karakter anak di desa Wonotunggal kecamatan Wonotunggal kabupaten Batang. Sedangkan, penulis berfokus pada orang tua yang berprofesi sebagai guru dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar anak di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Atikah Hirawati dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perilaku Anak di Desa Sidorejo Warungasem Batang” bahwa pola asuh orang tua terhadap desa Sidorejo dalam kategori baik dan perilaku anak juga dalam kategori baik. 7 Perbedaannya, pada penelitian terdahulu berfokus pada orang tua secara
6
Nafisatun. “Pengaruh Pengasuhan Orang Tua terhadap Karakter Anak di Desa Wonotunggal Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012), hlm. vii. 7 Atikah Hirawati. “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perilaku Anak di Desa Sidorejo Warungasem Batang”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012), hlm. vii.
8
umum dan pengaruhnya terhadap perilaku anak di desa Sidorejo Warungasem Batang. Sedangkan penulis berfokus pada orang tua yang berprofesi sebagai guru dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar anak di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. Berdasarkan kajian yang telah penulis lakukan terhadap berbagai sumber, karya ilmiah dan bahan pustaka belum ada penelitian yang sama dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Penulis bermaksud untuk mengkaji lebih dalam melalui penelitian ini dengan fokus pada kondisi di lapangan saat ini. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian terkait pengaruh pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. 2. Kerangka Berpikir Berdasarkan analisis teori di atas peneliti memahami bahwa guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam bidang pelajaran yang diampu saja tetapi juga harus memiliki kemampuan sebagai motivator baik untuk peserta didik dan untuk anak-anaknya di rumah (hal ini berperan sebagai orang tua). Jadi jelas bahwa dalam keluarga, guru sebagai orang tua mempunyai tanggungjawab dalam motivasi belajar bagi anak-anaknya. Orang tua mempunyai peran penting untuk meningkatkan motivasi belajar anak-anaknya, agar nantinya tercipta hidup yang lebih baik, bermanfaat dan dapat diandalkan bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara, khususnya bagi orang tuanya sendiri.
9
Berikut gambar skema kerangka berpikir: Guru
Motivator
Orang tua
Anak
Agar tercipta
Agama
Hidup yang lebih baik
Bermanfaat
Masyarakat
Bangsa
Dapat Diandalkan
Negara
Orang Tua
3. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.8 Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan.
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 71.
10
F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti.9 b. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang penekanan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik.10 Penelitian semacam ini maka metodologi penulisannya mengadakan pendekatan studi kasus, yaitu penyelidikan mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai suatu unit sosial tersebut.11 Jadi, dengan studi kasus ini peneliti akan mengumpulkan data dan informasi tentang pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan.
9
Wikipedia. “Penelitian Lapangan”. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Penelitian_Lapangan. Diakses, 17 Agustus 2014. 10 Saefudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 9. 11 Ibid., hlm.8.
11
2. Variabel Penelitian Varibel adalah gejala yang bervariasi, sedangkan gejala adalah objek yang menjadi fokus penelitian yang bervariasi.12 Dalam penelitian ini menggunakan dua macam varibel, yaitu sebagai berikut: a. Variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel tergantung (terikat). Sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari pengaruh variabel tergantung.13 Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pola asuh anak dalam keluarga guru di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. b. Variabel terikat atau tergantung adalah variabel yang membutuhkan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Atau dengan kata lain variabel tergantung adalah variabel yang variabelnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.14 Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah motivasi belajar anak di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan.
3. Populasi dan Sampel a. Populasi Untuk memecahkan suatu permasalahan dalam penelitian, maka diperlukan adanya suatu data dan informasi dari objek yang diteliti.
12
Suharsimi Arikunto, op. cit, hlm. 116. M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 62. 14 Jonathan Sarwono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hlm. 54. 13
12
Objek penelitian itu adalah populasi. Dari populasi ini, akan diperoleh sebuah data dan informasi. Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.15 Sementara itu, Sudjana mengatakan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif atau kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.16 Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sekumpulan objek yang akan diteliti yang berlandaskan kesamaan sifat dan karakteristik sehingga dapat diperoleh data yang berfungsi untuk penarikan sebuah simpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang berprofesi sebagai guru dan anak guru yang ada di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. b. Sampel Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel untuk sebuah penelitian, sampel harus mewakili atau representatif. Karena dari sampel yang mewakili tersebut
15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Cet. Ke-6 (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 117. 16 Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Bandung: Sinar Baru, 2005), hlm. 6.
13
dapat diperoleh sebuah data dan informasi kebenaran dari jumlah total populasi.17 Teknik yang digunakan dalam teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono, bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.18 Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh dari pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak. Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini adalah orang tua yang berprofesi sebagai guru di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. 4. Sumber Data Sumber data adalah subjek di mana data-data diperoleh. Adapun yang menjadi sumber data adalah responden yaitu orang yang menjawab pertanyaan-pertanyaan, baik tertulis maupun lisan.19 Dalam penelitian skripsi ini, untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan sumber data sebagai berikut: a. Sumber data primer, yaitu sumber data yang berkenaan langsung dengan pembahasan masalah.20 Dalam hal ini yang dijadikan sumber data primer adalah orang tua yang berprofesi sebagai di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan.
17
Sugiyono, op. cit., hlm. 118. Ibid., hlm.124. 19 Suharsimi Arikunto, op .cit., hlm. 114. 20 Sanapiah Faisal, Formal-formal Penelitian Sosial (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 32. 18
14
b. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang secara tidak langsung berkaitan dengan penelitian ini.21 Dalam penelitian ini sumber data sekunder meliputi berbagai referensi yang memuat berbagai informasi tentang pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak. Referensi tersebut dapat berupa buku, majalah, jurnal, dan sumber lainnya. 5. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dari penelitian ini, maka peneliti mengunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti.22 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan letak lokasi, situasi dan kondisi desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. b. Metode Wawancara Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis berdasarkan pada tujuan penyelidikan.23 Metode ini digunakan untuk melengkapi jawaban yang diperoleh dari metode angket dan observasi. Dengan menanyakan tentang pola asuh anak dalam keluarga guru di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. 21
Ibid., hlm. 28. Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan (Bandung: Angkasa, 1992), hlm. 72. 23 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 95. 22
15
c. Metode Angket Metode angket adalah pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada subjek, dan subjek penelitian diminta untuk memberikan jawaban atau pendapat masing masing terhadap setiap pertanyaan-pertanyaan.24 Dalam penelitian ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada orang tua yang berprofesi sebagai guru dengan menggunakan tipe pilihan yang berbentuk multiple choice (pilihan ganda). Angket yang digunakan mengacu pada skala likert dengan empat pilihan jawaban yaitu: Tabel 1. Pedoman Penyekoran Angket Pola Asuh Anak dalam Keluarga Guru dan Motivasi Belajar Anak Jenis Pernyataan Alternatif Pilihan Positif
Negatif
Selalu
4
1
Sering
3
2
Pernah
2
3
Tidak Pernah
1
4
Skor jawaban tertinggi pada skala ditemui pada subjek yang mempunyai sikap penerimaan positif terhadap pernyataa-pernyataan dalam skala, sedang skor jawaban terendah pada skala ditemui pada subjek yang mempunyai penerimaan negatif terhadap pernyataan24
hlm. 248.
Arif Furkon, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982),
16
pernyataan dalam skala. Butir-butir item disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Kisi-kisi Pola Asuh Orang Tua No Item Komponen
Unsur
Kontrol
Konsisten terhadap
orang tua
peraturan-peraturan
terhadap anak
Pemenuhan kebutuhan
Kejelasan
Cara berdialog dalam
komunikasi
Jumlah Positif
Negatif
1,2
3,4
4
5
6,7
3
8,9
10,11
4
12,13
14
3
15
16
2
17
18
2
Keluarga Keterlibatan anak dalam keluarga
Tuntutan
Sikap menghargai dan
orang tua
Menghormati
untuk
Sikap ekspektasi
menjadi
(harapan) tinggi
matang
Kedisiplinan
19
20
2
Jumlah
11
9
20
Tabel 3. Kisi-kisi Motivasi Belajar Anak
17
No Item Komponen
Motivasi Internal
Unsur
Jumlah Positif
Negatif
1,2
3,4
4
5,6
7
3
8,9
10,11
4
12
13,14
3
15,16
17
3
18,19
20
3
11
9
20
Adanya hasrat dan keinginan belajar Adanya dorongan dan kebutuhan belajar Adanya harapan dan cita-cita masa Depan
Motivasi eksternal
Penghargaan dalam Belajar Adanya kegiatan menarik dalam belajar Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Jumlah
6. Teknik Analisis Data a. Analisis Pendahuluan Pada tahap analisis pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti adalah data kuantitatif dengan memberi skor pada jawaban responden sesuai dengan kuantitatif jawabannya. Adapun langkah penilaiannya
18
adalah alternatif a diberi skor 4, alternatif b diberi skor 3, alternatif c diberi skor 2, dan alternatif d diberi skor 1 b. Analisis Uji Hipotesis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan tujuan untuk mencari pengaruh antara pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak di desa Babalan Lor kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. Dengan demikian, teknik analisis data yang sesuai dengan karakteristik penelitian ini adalah teknik statistik dengan rumus:25 1) Memasukkan klasifikasi data kedalam tabel 2) Menghitung rumus product moment rxy = N ∑xy - (∑x) (∑y) √ {N ∑x2-(∑x)2} {N∑y2-(∑y)2} Dimana rxy : indeks korelasi antara x dan y x
: data mentah variabel x
y
: data mentah variabel y
∑xy : jumlah seluruh varibel x dan variabel y setelah dikalikan ∑x : skor dalam distribusi frekuensi variabel x ∑y : skor dalam distribusi frekuensi variabel y N
25
: jumlah sampel26
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 202-216. 26 Salafudin, Statistika Terapan Untuk Penelitian Sosial, hlm. 84.
19
3) Menghitung uji normalitas dengan rumus chi-kuadrat Zi = Xi – Mean SD 4) Menghitung persamaan regresi linier sederhana Ῡ = a + bX a = ΣY – b(ΣX) n b = n(ΣXY) – (ΣX)(ΣY) n(ΣX)2 – (ΣX)2 Keterangan : Ῡ = Variabel terikat a = Nilai intercept (konstanta) b = Koefisien regresi X = Variabel bebas 5) Menghitung rumus-rumus yang ada di tabel ANOVA Tabel 4. ANOVA27 Sumber
dk
Jumlah Kuadrat (JK) Rata-rata Jumlah
Variasi
F Kuadrat (RJK)
Total Regresi (a)
∑Y2
N 1
JK(reg a) = (∑Y)2
RJK(reg a) = JK(reg a)
N Regresi (bla)
27
1
JK(reg bla) = b{∑XY – (∑X)(∑Y)}
RJK(reg bla) = JK(reg bla)
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 220
20
N N – 2 JK(res) = ∑Y2 – JK(reg bla) – JK(reg a)
Residu
RJK(res) = JK(res) N–2
F(sign) = RJK(bla) JRK(res)
K – 2 JK(TC) = JK(res) – JK(E)
Tuna
RJK(TC) = JK(TC) K–2
Cocok (TC) Kekeliruan
N – 2 JK(E) = ∑X ∑Y2 – (∑Y)2
(E)
RJK(E) = JK(E)
N
N–K
F(line) = RJK(TC) JRK(E)
c. Analisis Lanjutan 1) Menetapkan taraf signifikansi 2) Merumuskan hipotesis alternatif dan hipotesis nolnya. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang singnifikan antara pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh anak dalam keluarga guru terhadap motivasi belajar anak. 3) Menghitung kadar pengaruh antara X dan Y atau kontribusi X terhadap Y atau Koefisien korelasi (r) dapat dihitung dengan rumus berikut: r2= JK(TD) – JK(res) JK(TD)
21
G. Sistematika Pembahasan Pada bagian awal terdapat beberapa halaman, yaitu Halaman Judul, Halaman Pernyataan, Halaman Nota Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Persembahan, Halaman Moto, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Tabel. Selanjutnya pada bagian inti terdiri dari bab-bab, yaitu: Bab I Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan. Bab II Landasan Teori tentang Pola Asuh Anak, Guru dan Motivasi Belajar Anak, Pertama: Pola asuh meliputi: Pengertian Pola Asuh, Jenis-jenis Pola Asuh, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh, dan Hal-hal yang Harus Dihindari dalam Mengasuh Anak. Kedua: Guru meliputi Pengertian Guru, Kualifikasi yang Harus Dimiliki oleh Guru, Tugas Guru dan Fungsi Guru. Ketiga: Motivasi Belajar Anak meliputi Pengertian Motivasi, Teori-teori Motivasi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi, Macam-macam Motivasi, Fungsi Motivasi Belajar, Tujuan Motivasi Belajar, dan Pentingnya Motivasi Belajar. Bab III Hasil Penelitian tentang Pengaruh Pola Asuh Anak dalam Keluarga Guru terhadap Motivasi Belajar Anak di Desa Babalan Lor Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, yang berisi: Pertama, Gambaran Umum Desa Babalan Lor Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, meliputi: Letak Geografis, Struktur Pemerintahan, Jumlah Penduduk, Keadaan
22
Sosial Masyarakat, Keadaan Keagamaan, Keadaan Ekonomi, Keadaan Pendidikan, dan Keadaan Guru. Kedua, Pola Asuh Anak dalam Keluarga Guru di Desa Babalan Lor Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Ketiga, Motivasi Belajar Anak di Desa Babalan Lor Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Bab IV Analisis Hasil Penelitian tentang Pengaruh Pola Asuh Anak dalam Keluarga Guru terhadap Motivasi Belajar Anak di Desa Babalan Lor Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, yang berisi: Pertama, Analisis Pola Asuh Anak dalam Keluarga Guru di Desa Babalan Lor Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Kedua, Analisis Motivasi Belajar Anak di Desa Babalan Lor Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Ketiga, Analisis Pengaruh Pola Asuh Anak dalam Keluarga Guru terhadap Motivasi Belajar Anak di Desa Babalan Lor Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Bab V Penutup, berisi tentang Simpulan dan Saran. Halaman terakhir berisi tentang Daftar Pustaka dan Lampiran.