BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Masyarakat adalah sebuah konsep strategi pembangunan yang dirancang oleh para pakar dan dunia akademis guna membantu upaya pertumbuhan pembangunan yang dapat dinikmati oleh masyarakat sampai pada lapisan yang paling bawah. Konsep pemberdayaan masyarakat ini kemudian dijadikan konsep kebijakan pemerintah melalui program-program pemerintah yang mengarah pada upaya untuk mendorong pembangunan perekonomian masyarakat sampai pada lapisan paling bawah (masyarakat pedesaan). Program pemerintah dalam rangka mendorong pembangunan perekonomian masyarakat pedesaan sudah banyak dilakukan. Program tersebut dilakukan oleh masing-masing departemen atau instansi pada setiap tingkatan, baik ditingkat daerah maupun pusat. Banyak hal yang mempengaruhi kegagalan program tersebut antara lain, ketidak tepatan antara kebutuhan masyarakat dan bantuan yang diberikan, program kegiatan tidak dilengkapi dengan keterampilan yang mendukung, tidak ada kegiatan monitoring yang terencana dan tidak ada kelembagaan ditingkat masyarakat yang melanjutkan program. Belajar dari berbagai kegagalan tersebut, pemberian bantuan modal usaha tidak hanya di lakukan oleh pemerintah tetapi juga dilakukan oleh perusahaan swasta yaitu PT Kresna Reksa Finance yang memberikan bantuan modal usaha ekonomi 1
rumah tangga skala mikro diarahkan pada usaha-usaha yang memiliki karakteristik dalam pemanfaatan produk unggulan dan memiliki peluang pasar, dengan harapan bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat akan memberi nilai tambah bagi peningkatan ekonomi masyarakat. PT Kresna Reksa Finance adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan. Perusahaan ini merupakan
badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana/kredit atau modal dengan tidak menarik biaya secara langsung dari masyarakat. Perusahaan ini didirikan secara khusus untuk melakukan kegiatan termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan. Mekanisme pengambilan dana/kredit di PT Kresna Reksa Finance di mana pelanggannya melakukan pengambilan dana/kredit dengan jaminan atau syarat yang berupa BPKB motor dan mobil serta syarat-syarat lainnya yang berupa fotokopy KTP suami/istri, rekening listrik/air. Untuk mekanisme pembayaran angsurannya dilakukan secara berkala atau dengan cara mengkredit yang diangsur sebulan sekali sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati oleh ke dua belah pihak. Mekanisme untuk jumlah nominal pinjaman yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan tahun kendaraan yang dimiliki oleh pelanggan. Misalkan, pelanggan memiliki BPKB motor Vixion tahun 2012 maka pelanggan bisa memperoleh nominal kredit sebesar Rp 7jt dan dapat diangsur selama 12-24 bulan. Untuk angsuran selama 12 bulan, pembayaran angsuran untuk tiap bulannya sebesar Rp 898.000,00.
2
Kriteria pembayaran yang diterapkan di PT Kresna Reksa Finance yaitu, apabila pelanggan melakukan pembayaran perbulannya secara teratur maka dapat dikatakan sebagai kredit lancar, dan apabila pelanggan melakukan pembayaran tidak teratur misalkan terdapat keterlambatan pembayaran 1 bulan juga dapat dikatakan kredit lancar. Namun, apabila pelanggan 2 bulan tidak mengangsur ini dapat dikatakan sebagai kredit macet. PT Kresna Reksa Finance dalam menjalankan aktivitasnya juga mengutamakan kualitas pelayanan dalam menarik minat pelanggan guna menciptakan kepuasan bagi pelanggan. Apabila pelayanan
yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan akan di respon positif oleh pelanggan. Sebaliknya jika pelayanan yang di terima lebih rendah dari pada yang di harapkan, maka kualitas pelayanan akan di respon negatif oleh pelanggan. Maka, baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada penyedia pelayanan (jasa) dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. Dalam konteks pemasaran, sikap pelanggan harus terkait dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep pemasaran seperti kualitas pelayanan di PT Kresna Reksa Finance. Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang pelanggan, dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap memiliki konsistensi dengan perilaku. Tetapi, walaupun mempunyai konsistensi, sikap tidak selalu harus permanen artinya sikap dapat berubah terhadap kualitas pelayanan.
3
Kota Kendari dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah perlu mendapatkan dukungan dan partisipasi semua warga masyarakat dari berbagai profesi, terutama dalam upaya peningkatan dukungan serta partisipasi di bidang dunia usaha kecil yang saat sekarang masih diharapkan pada masalah adanya kekurangan modal dan keterampilan yang dimiliki, masalah tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat khususnya dalam bidang dunia usaha. Permodalan ini merupakan unsur yang sangat penting dan mendesak dalam upaya untuk meningkatkan serta mengembangkan dunia usaha baik produktif maupun taraf hidup warga masyarakat itu sendiri. Kekurangan modal dan ketrampilan ini menjadi penyebab sulitnya meningkatkan usaha warga masyarakat di Kecamatan Kendari. Pengusaha Golongan Ekonomi Lemah (PEGEL) sangat membutuhkan tambahan modal untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Lembaga keuangan yang ada belum mampu melayani permintaan kredit yang relatif kecil dibutuhkan warga masyarakat khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah. Sehubungan dengan hal tersebut sangat diperlukan sistem pelayanan keuangan yang diharapkan dapat menjangkau semua warga masyarakat khususnya bidang dunia usaha atau pengusaha golongan ekonomi lemah dengan diiringi adanya penyiapan pembentukan lembaga keuangan bukan bank yang memberikan pelayanan dana/kredit untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif atau dunia usaha. Lembaga keuangan adalah semua badan yang melakukan kegiatan-kegiatan di bidang keuangan. Surat Keputusan Menteri Keuangan No.: Kep.38/MK/IV/1/1972, pasal 3 menyebutkan bahwa lembaga keuangan bukan bank melakukan usaha-usaha sebagai 4
berikut: (1) Menghimpun dana-dana; (2) Memberikan kredit; (3) Mengadakan penyertaan modal; (4) Bertindak sebagai perantara untuk mendapatkan sumber permodalan; (5) Bertindak sebagai perantara dalam mendapatkan peserta joint venture (patungan); (6) Bertindak sebagai perantara dalam mendapatkan tenaga ahli dan memberikan nasehat-nasehat keahlian; (7) Melakukan usaha-usaha lain dibidang keuangan setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Lembaga keuangan (bukan bank) merupakan salah satu sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat guna menunjang pembangunan ekonomi Indonesia. Bank umum memberikan dana/kredit secara langsung sedangkan lembaga keuangan (bukan bank) bertindak sebagai perantara antara yang membutuhkan uang dan memiliki uang (Simorangkir, 1985). PT Kresna Reksa Finance sebagai salah satu lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga kredit yang mengarah pada sasaran pelayanan perkreditan bagi semua warga masyarakat yang memiliki usaha ekonomi produktif dan berkondisi golongan ekonomi lemah, bila dilihat dari pencaharian utamanya pelanggan yang memanfaatkan kredit lembaga PT Kresna Reksa Finance adalah kelompok usaha perdagangan, usaha industri, usaha pertanian dan usaha jasa. Dilatarbelakangi oleh keadaan penduduk di Kecamatan Kendari Kota Kendari, di mana banyak terdapat kegiatan warga masyarakat yang merupakan usahausaha produktif dalam berbagai sektor usaha baik barang maupun jasa, dengan tersedianya modal yang tidak merata, ada yang memiliki modal yang cukup, modal
5
terbatas, bahkan modal kurang. Hal tersebut berpengaruh pada tingkat perkembangan usaha yang sedang dijalankan, ada yang mampu menjalankan dan mengembangkan usahanya, sebagian usahanya statis keadaan tidak berubah dan sulit untuk berkembang. Usaha produktif ini masih kurang berkembang karena warga masyarakat pengusaha golongan ekonomi lemah memiliki berbagai keterbatasan antara lain: keterbatasan modal, keterbatasan keterampilan, keterbatasan akses informasi dan masih kurangnya kemampuan berusaha (berwirausaha). Salah satu hal yang penting dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha produktif adalah tersedianya modal (uang). Semakin berkembangnya suatu kegiatan usaha ekonomi produktif perlu adanya sumber yang menyediakan modal (uang) guna membiayai usaha ekonomi produktif yang dilakukan bahkan yang akan dikembangkan. Keberadaan modal sekarang hanya tersedia pada lembaga keuangan formal seperti bank, yang pinjaman jumlahnya besar dengan peminjaman minimal Rp 15 juta dan maksimal Rp 5 milyar, syaratnya tidak terjangkau oleh pengusaha golongan ekonomi lemah. PT Kresna Reksa Finance merupakan suatu alternatif yang rasional untuk memperoleh tambahan modal bagi warga masyarakat yang terbentuk dalam kelompok-kelompok masyarakat dan mempunyai usaha ekonomi produktif yang ada di wilayah Kecamatan Kendari. Perkembangan PT Kresna Reksa Finance Cabang Kendari sebagai lembaga perkreditan selama ini telah mengalami peningkatan keberhasilan, dimana pada tahun 2012 PT Kresna Reksa Finance Cabang Kendari menduduki urutan ke-2 setelah
6
Bandung dalam penanggulangan kredit macet. PT Kresna Reksa Finance memberikan kemudahan kepada para pelanggannya diantaranya penjemputan berkas untuk memenuhi syarat pengambilan dana, proses pencairan cepat (1 jam cair), BPKB yang dijaminkan tersimpan aman di perusahaan, proses cepat dan mudah dan nilai cair tinggi, kendaraan tidak disimpan di perusahaan, kendaraan juga diasuransikan. Selain itu juga PT Kresna Reksa Finance menyediakan karyawan khusus untuk penjemputan angsuran apabila si pelanggan tidak ada waktu untuk melalukan pembayaran perbulannya di kantor, mengingatkan pelanggan sebelum jatuh tempo pembayaran angsuran, memberikan potongan angsuran sebesar Rp 10.000,- apabila pembayaran angsuran tepat waktu, pemberian potongan angsuran sebesar Rp 150.000,- apabila pelanggan mengantarkan si pelanggan baru. Faktor yang menjadi hambatan pelanggan di PT Kresna Reksa Finance sebagai lembaga perkreditan adalah terdapatnya anggota peminjam yang digolongkan Kredit Kurang Lancar (KL) dan Kredit Macet (M), adapun “penggolongan kualitas kredit yaitu; (1) Kredit Lancar (L); (2) Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK); (3) Kredit Kurang (KL); (4) Kredit Diragukan (D); (5) Kredit Macet (M)’’ (Lampiran SE-BI No. 31/1-/UPBB, 12-11-1998). Pengambilan dana/kredit di PT Kresna Reksa Finance Cabang Kendari oleh pelanggan sebagian besar dimanfaatkan untuk modal usaha. Namun dalam prakteknya setelah dana keluar sebagian besar pelanggan tidak selalu konsisten
7
terhadap perjanjian yang dilakukan oleh kedua belah pihak antara pelanggan dan PT. Kresna Reksa Finance dalam hal pengembalian dan pemanfaatan dana/kredit. Selain itu juga penggunaan dana/kredit yang belum efektif menyebabkan pelanggan tidak mampu mengelola dana/kredit tersebut dengan baik. Pelanggan seringkali melakukan pelanggaran-pelanggaran dimana pembayarannya bermasalah. Kredit bermasalah adalah pembayaran angsuran yang tergolong kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. PT Kresna Reksa Finance menetapkan kategori pembayaran angsuran disajikan pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Kategori Jangka Waktu Pembayaran Angsuran di PT Kresna Reksa Finance Jangka waktu pembayaran Kategori 0-30 hari tidak melakukan pembayaran Lancar 31-60 hari tidak melakukan pembayaran Kurang Lancar 61-90 hari tidak melakukan pembayaran Tidak Lancar (Macet)
1.2 Permasalahan Penelitian Umumnya penilaian keberhasilan terhadap lembaga perkreditan lebih ditekankan pada kualitas pelayanan serta kinerja dan berorientasi pada hasil atau aspek kuantitatif (Zeithalm 2009). Pelanggan yang meminjam dana/kredit di PT Kresna Reksa Finance akan dilihat bagaimana sikap pelanggan terhadap dana kredit dan
bagaimana
pelanggan
mengalokasikan/memanfaatkan
dana/kredit
untuk
kelangsungan usaha dimana pelanggan diharapkan mampu mengembalikan dana/kredit tepat pada waktu, memanfaatkan dana kredit untuk modal usaha dan
8
dapat mengembangkan usahanya sehingga dengan kriteria tersebut akan tercipta keefektivan penggunaan dana/kredit dari PT Kresna Reksa Finance. Namun, penggunaan dana/kredit yang belum efektif menyebabkan pelanggan tidak mampu mengelola dana/kredit tersebut dengan baik. Kegagalan pelanggan dalam pengelolaan dana/kredit pinjaman dapat dilihat dengan pengembalian dana/kredit yang tidak tepat waktu, sehingga gagalnya keberlanjutan perputaran modal yang telah diberikan kepada pelanggan yang mengakibatkan dana perusahaan seharusnya bergulir kepada pelanggan lain tidak terwujud. Oleh sebab itu, efektivitas penggunaan dana/kredit dengan berbagai dimensinya perlu mendapat perhatian lebih lanjut agar efektivitas penggunaan dana/kredit untuk kegiatan ekonomi produktif dapat terjaga. Oleh karena itu, permasalahan penelitian yang diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah sikap pelanggan terhadap dana/kredit di PT.
Kresna Reksa
Finance ? 2.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sikap pelanggan terhadap dana/kredit di PT. Kresna Reksa Finance ?
3.
Bagaimanakah pengaruh sikap pelanggan dan karakteristik sosial ekonomi pelanggan terhadap efektivitas penggunaan dana/kredit dalam peningkatan usaha ekonomi produktif ?
9
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui sikap pelanggan terhadap dana/kredit di PT. Kresna Reksa Finance
2.
Mengkaji
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
sikap
pelanggan
terhadap
dana/kredit di PT. Kresna Reksa Finance 3.
Mengetahui pengaruh sikap pelanggan dan karakteristik sosial ekonomi pelanggan terhadap efektivitas penggunaan dana/kredit dalam peningkatan usaha ekonomi produktif.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak, yaitu : 1.
Peneliti, memberikan pengalaman dan wawasan dalam melakukan analisis efektivitas penggunaan dana pinjaman di PT. Kresna Reksa Finance Cabang Kendari untuk kegiatan ekonomi produktif di kalangan pengusaha kecil dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2.
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan prima pada PT. Kresna Reksa Finance dan perubahan sikap kerja tim pemasaran yang senantiasa tanggap dan siaga atas kebutuhan pelanggan dan calon pelanggan.
10
3.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan masukan pemikiran dan tambahan referensi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan oleh pemerintah serta dinas/instansi terkait, khususnya mengenai sistem perkreditan yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya meningkatkan peranannya bagi pembangunan di Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara.
1.5
Keaslian Penelitian Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan yang ada hubungannya dengan
penelitian ini adalah : Penelitian yang dilakukan oleh Rubiman (2004), tentang manfaat kredit dalam pengembangan usaha ekonomi produktif di UPK-PPK Wonosari dengan difokuskan pada bagaimana upaya yang dilakukan oleh pengusaha usaha ekonomi produktif dalam memanfaatkan kreditnya (proses) dan bagaimana efektivitas kredit dalam pengembangan usahanya (tujuan). Analisis manfaat kredit dan efektivitas kredit dalam pengembangan usahanya, ini dilakukan dengan teknik purposif. Metode analisis menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metode penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengusaha usaha ekonomi produktif meminjam kredit di UPK-PPK Wonosari sebab persyaratannya mudah, prosedur mudah, proses kredit cepat cair, tanpa jaminan materiil, kesan dan pelayanan yang baik, arah penggunaan
11
kredit untuk meningkatkan akses sumberdaya teknologi dan pemasaran serta untuk konsumsi. Pemanfaatan kredit lebih efektif menuju kearah pengembangan usaha. Karena dalam upaya pemanfaatan kredit tersebut berbeda-beda, maka manfaat dan dampak yang dirasakan pun juga berbeda-beda, sehingga efektifitas kredit tidak sama, beragam diantara satu dengan yang lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Harris (2012), tentang pengaruh keefektifan kelompok tani terhadap pengembalian dana program usaha agri bisnis pedesaan di Kota Kendari. Tujuan utama penelitian untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal kelompok yang berpengaruh terhadap keefektifan kelompok tani, serta pengaruhnya terhadap pengembalian dana Program Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Kota Kendari. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif analisis, untuk mengetahui pengaruh antara variabel internal dan eksternal kelompok terhadap keefektivan kelompok tani digunakan analisis regresi berganda, sedangkan untuk mengetahui pengaruh keefektivan kelompok tani terhadap pengembalian dana digunakan analisis regresi sederhana hasil penelitian menunjukan bahwa faktor internal kelompok yang berpengaruh positif terhadap keefektivan sebuah kelompok tani penerima program PUAP adalah faktor sikap berkelompok, motivasi berkelompok, dan peran ketua kelompok tani. Sedangkan faktor eksternal kelompok yang berpengaruh positif adalah factor peran penyuluhan pertanian. Hubungan antara keefektivan kelompok tani terhadap tingkat ketepatan pengembalian dana, dari hasil
12
analisis menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif keefektifan kelompok terhadap tingkat pengembalian dana. Penelitian yang dilakukan oleh Buraen (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku anggota pokmas paronisasi dalam program pemberdayaan masyarakat di Kabupaten kupang, tujuan penelitiannya mengetahui pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap perilaku anggota pokmas paronisasi dalam memanfaatkan dana PPM serta mengetahui perilaku anggota pokmas paronisasi dalam memanfaatkan dana PPM hasil penelitian menunjukan bahwa dari tujuh variable independent yang berpengaruh yaitu pengetahuan, sikap, motivasi, kerjasama, keaktifan, informasi dan sanksi terhadap paronisasi dalam program pemberdayaan masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Marwini (2010), tentang keefektivan penyaluran bantuan modal usaha wakaf tunai dalam upaya pemberdayaan masyarakat miskin studikasus pada masyarakat binaan badan wakaf uang/tunai Majelis Ulama Indonesia Provinsi Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas penyaluran bantuan pinjaman modal usaha wakaf uang/tunai, manfaat dan dampaknya terhadap perkembangan usaha masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif dengan skala pengukuran Rating Scale, statistic deskriptif dan uji beda dua rata-rata. Hasil penelitian bahwa penyaluran pinjaman bantuan modal usaha dari dana wakaf uang tunai BWUT-MUI Provinsi DIY dilihat dari persepsi anggota masyarakat binaan BWUT adalah sangat
13
efektif dan member dampak positif terhadap usaha mereka dengan meningkatnya rata-rata keuntungan/laba dan berkembangnya usaha mereka setelah menerima pinjaman bantuan modal usaha dari dana wakaf uang/tunai walaupun peningkatannya secara kuantitatif kurang baik, akan secara kualitatif baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya berbeda dengan penelitian ini, antara lain dalam hal: 1.
Inti kajian adalah pengaruh sikap pelanggan dan karakteristik sosial ekonomi pelanggan terhadap efektivitas penggunaan dana/kredit di PT. Kresna Reksa Finance untuk peningkatan usaha ekonomi produktif.
2.
Obyek penelitian adalah pelanggan lama maupun pelanggan baru yang mengambil dana di PT Kresna Reksa Finance.
3.
Lokasi penelitian di PT Kresna Reksa Finance Cabang Kendari di Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara.
14