BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangk ut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Ada perbedaan mendasar antara praktisi dan akademisi dalam memandang dan memahami manajemen laba. Secara umum para praktisi, yaitu investor,
pemerintah,
asosiasi profesi,
dan pelaku
ekonomi
lainnya,
menganggap manajemen laba sebagai kecurangan manajerial. Alasannya, aktivitas rekayasa manajerial ini dilakukan untuk menyesatkan dan merugika n pihak lain yang menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informa s i untuk mengetahui segala sesuatu tentang perusahaan. Manajemen laba itu sendiri adalah suatu tindakan yang mengatur laba sesuai dengan yang dikehendaki oleh pihak tertentu atau terutama oleh
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
manajemen perusahaan (company management). Tindakan manajemen laba sebenernya didasarkan oleh berbagai tujuan dan maksud-maksud yang terkandung didalamnya. Hal ini tidaklah aneh karena tingkat keuntunga n atau laba yang diperoleh sering dikaitkan dengan prestasi manajemen disamping memang adalah suatu yang lazim bahwa besar kecilnya laba yang diperoleh (Irham Fahmi, 2014; 519). Di Indonesia praktik manajemen laba sendiri sudah lama muncul di berbagai perusahaan. Salah satu contoh kasus yang terjadi di Indonesia menurut Jefferson Dau, pengacara untuk investor asing, Cedrus Investme nts Limited dan Interzircon (2016) yaitu Direksi PT Cakra Mineral tbk (CKRA) telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena kasus penggelapan, manipulasi akuntansi serta masalah terkait pengungkapan palsu yang diarahkan oleh Boelio Muliadi, Presiden Direktur perusahaan ini. Dua bulan yang lalu, para pemegang saham mula mula dari PT Takaras dan PT Murul, yang merupakan dua tambang zirkonium telah melaporkan bahwa 55% sahamnya telah diakuisisi oleh CKRA dalam laporan tahunan 2014 dan 2015, menuduh Boelio Muliadi (Direktur) dan Harum Abidin (yang merupakan pemegang saham pinjam) CKRA. Manajemen sebagai pihak yang berkepentingan dan bertanggung jawab atas kinerja perusahaan akan berusaha untuk mengurangi fluktuas i laba perusahaan. Hal itu dilakukan karena laba yang tidak persiten mengurangi reabilitas laba dan tidak menguntungkan, baik manajemen
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
maupun perusahaan. Manajemen laba yang sering dilakukan manajemen sangat mempengaruhi kualitas laba. Laba yang dihasilkan manajemen erat komunikasi informasi kepada investor. Manajemen laba (earnings management) adalah suatu tindakan yang mengatur laba sesuai dengan yang dikehendaki oleh pihak tertentu atau terutama oleh manajemen perusahaan (company management). Tindakan earnings management sebenarnya didasarkan oleh berbagai tujuan dan maksud-maksud yang terkandung didalamnya. Artinya tindakan earnings management dilakukan mengandung motivasi- motivasi tertentu. Hal ini tidaklah aneh karena tingkat keuntungan atau laba yang diperoleh sering dikaitkan dengan prestasi manajemen disamping memang adalah suatu yang lazim bahwa besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh. Tindakan melakukan earnings management bersifat mengamb il keuntungan jangka pendek, tanpa menunggu proses yang sewajarnya. Dorongan
tindakan
pihak
manajemen
melakukannya
adalah ingin
memperlihatkan kepada pihak pemegang saham terhadap prestasi kinerja perusahaan yang semakin lama semakin baik, dan lebih jauh pihak manajemen
perusahaan
memungkinkan
prestasinya
yang menonjol
tersebut.
untuk
dipertahankan
Namun sebenarnya
karena
apa yang
dilaporkan oleh pihak manajemen perusahaan adalah suatu penipuan yang bersifat sangat tidak etis. Ini seperti yang dikatakan oleh Merchant dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Rokness, bahwa tindakan manajer melakukan manajemen laba tersebut bisa dikategorikan sebagai suatu penipuan dan tidak etis. Semakin meluasnya aktivitas mengakibatkan
hancurnya
tatanan
manajemen ekonomi,
laba memang telah etika,
dan
moral,
dipertanyakannya kembali kelayakan prinsip akuntansi serta integritas dan kredibilitas para pelaku ekonomi dan akuntan publik tidak ada kesepakatan antar pihak terhadap aktivitas kecurangan ini. Kelayakan prinsip akuntansi berterima umum ini disebabkan prinsip akuntansi merupakan regulation driven yang harus dipakai seseorang ketika mencatat transaksi dan membuat laporan keuangan. Oleh sebab itu, saat ini berkembang dua pendapat yang dipakai untuk menjelaskan mengapa manajemen laba dilakukan perusahaan terkait dengan prinsip akuntansi ini. Meutia (2004) mendefinisikan audit sebagai suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar memberika n pengesahan terhadap laporan keuangan. DeAngelo (1981) mendefinis ika n kualitas audit sebagai probabilitas
gabungan
untuk mendeteksi dan
melaporkan kesalahan yang material dalam laporan keuangan. Kualitas audit dipandang sebagai kemampuan untuk mempertinggi kualitas laporan keuangan perusahaan. Dengan kualitas audit yang tinggi diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan investor. Kualitas audit diproksikan dengan dua variabel yaitu ukuran KAP (KAP The big-4 dan KAP Non The big-4) dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
spesialisasi
industri
auditor.
(Ingrid
Christiani
dan Yeterina
Widi
Nugrahanti, 2014). Secara umum, dapat ditemukan adanya pengaruh negatif kualitas audit terhadap perilaku manajemen laba akrual yang diukur dengan akrual diskresioner absolut. Pengujian menggunakan single proxy dari kualitas audit menemukan pengaruh negatif ukuran KAP (Big 4) terhadap akrual diskresioner absolut. Hasil pengujian juga menemukan bahwa, walaupun KAP memiliki tingkat ketergantungan ekonomi terhadap klien, namun KAP tetap dapat menjaga reputasinya (reputation protection), terbukti dengan adanya pengaruh negatif ketergantungan ekonomi (client importance) terhadap akrual diskresioner absolut. (Antonius Herusetya, 2012). Lain hal dengan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kualitas audit terhadap manajemen laba memiliki hubungan tidak langsung. Karena perusahaan yang diaudit oleh KAP besar tidak terbukti membatasi perilaku manajemen laba, hal ini disebabkan (Big 4) lebih kompeten dan profesiona l dibanding auditor non (Big 4) sehingga dapat memiliki pengetahuan lebih banyak tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan maupun melakukan tindakan manajemen laba (Indriastuti, 2012). The big four adalah perusahaan audit terbesar di dunia. Kekuatan keuangan dan keahlian yang mereka miliki mampu memberikan kualitas audit yang lebih baik. (Annisa Ayu Fitria, 2013). Dalam kaitannya dengan leverage, salah satu alternatif sumber dana perusahaan selain menjual saham di pasar modal adalah melalui sumber
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
dana eksternal berupa hutang. Perusahaan akan berusaha memenuhi perjanjian hutang agar memperoleh penilaian yang baik dari kreditur. Hal ini kemudian dapat memotivasi manajer melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang. Penelitian yang dilakukan oleh Dechow et al. menemukan
bahwa motivasi perusahaan melakukan
manajemen laba adalah untuk memenuhi kebutuhan pendanaan eksternal dan memenuhi perjanjian hutang. (Robert Jao dan Gagaring Pagalung, 2011). Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan konsep manajemen laba berkaitan dengan teori akuntansi positif dan teori keagenan. Semakin dekat suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada kesepakatan utang, maka kecenderungannya adalah semakin besar kemungkinan manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini. Dapat disimpulkan semakin tinggi rasio hutang perusahaan maka semakin besar kemungkinan bagi manajer untuk memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba. Semakin tinggi rasio hutang atau ekuitas semakin dekat perusahaan dengan batas perjanjian atau peraturan kredit. Semakin tinggi batasan kredit semakin
besar kemungkinan
penyimpangan
perjanjian
kredit
dan
pengeluaran biaya. Manajer akan memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga dapat meringankan batasan kreeit dan mengura ngi biaya kesalahan teknis. (Yunita Eka P, 2014).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Ada pula dalam penelitian yang menyimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini diduga menjadi bukti tidak berpengaruhnya leverage terhadap manajemen laba. Dengan semakin tingginya tingkat hutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka hal tersebut mendorong manajemen untuk melakukan manipulasi laba untuk meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan agar investor tetap mau berinvestasi di perusahaan tersebut. Walaupun pada kenyataannya keuangan perusahaan sedang tidak sehat atau bahkan terancam akan dilikuidasi. (I Ketut Gunawan, Nyoman Ari Surya Darmawan dan I Gusti Ayu Purnamawati, 2015). Faktor lain yang mempengaruhi praktik manajemen laba yaitu ukuran perusahaan. Menurut Edy Suwito dan Arleen Herawaty (2005: 138) yang mengambil pendapat Moses (1987) menemukan bukti bahwa : “Perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula
untuk
melakukan
perataan laba dibandingkan
dengan
perusahaan-perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan-perusa haa n yang lebih besar menjadi subyek pemeriksaan (pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah dan masyarakat Universitas Sumatera Utara umum/gene ra l publik)”. Terdapat dua pandangan tentang bentuk ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Pandangan pertama, ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen laba daripada perusahaan besar. Hal ini dikarenakan perusahaan kecil cenderung ingin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga akan lebih berhati- hati dalam melakukan pelaporan keuangan sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat (Nasution dan Setiawan, 2007). Akan tetapi, pendangan kedua memandang ukuran perusahaan mempunyai
pengaruh
positif terhadap manajemen
laba. Watts and
Zimmerman (1990) menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi lebih cenderung memilih metode akuntansi untuk
mengurangi
laba yang
dilaporkan
dibandingkan
perusahaan-
perusahaan kecil. (Robert Jao dan Gagaring Pagalung, 2011). Menurut teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara pemilik dan pengelola dapat menimbulkan masalah keagenan (agency problem). Masalah tersebut yaitu ketidaksejajaran kepentingan antara pemegang saham atau prinsipal (principal) dengan manajer atau agen (agent). Jensen and Meckling (1976) memandang baik prinsipal maupun agen berusaha untuk memaksimalkan kesejahteraan diri sendiri, sehingga ada kemungkinan besar agen tidak selalu bertindak demi kepentinga n terbaik prinsipal. Konflik ini tidak terlepas dari kecenderungan manajer untuk mencari keuntungan sendiri dengan mengorbankan kepentinga n pihak lain. Informasi dalam laporan keuangan harus relevan dan representasi agar dapat mempengaruhi tujuan pengambilan keputusan. Informasi yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
diberikan manajemen kepada pemegang saham harus dapat diwakili kondisi baik buruknya kondisi ekonomi suatu perusahaan. Scott (2012) menyatakan bahwa apabila beberapa pihak yang terkait dalam transaksi bisnis memilik i informasi lebih dibandingkan
pihak lainnya,
maka kondisi tersebut
dikatakan sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Kondisi asimetri
tersebut
memaksimalkan
dimanfaatkan kepentingan
oleh
pribadinya
pihak dengan
manajemen
untuk
menyembunyika n
informasi- informasi yang tidak diketahui oleh pemegang saham. Semuanya tidak terlepas dari apa yang disebut sebagai usaha-usaha untuk mendapatkan keuntungan
atau manfaat
pribadi (obtaining private gains). Pihak
manajemen dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi dalam pelaporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba. Melihat
latar belakang
tersebut,
semakin
menariknya
topik
manajemen laba bagi para peneliti akuntansi, khususnya para investor dan pemerhati manajemen, maka penulis bermaksud melakukan penelitian yang kemudian hasilnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh
Kualitas
Audit,
Leverage dan Ukuran
Perusahaan
Terhadap Manajemen Laba” (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan di BEI Tahun 2013-2015).
B. Rumusan Masalah Penelitian 1. Apakah terdapat pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba ?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2. Apakah terdapat pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba ? 3. Apakah terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba ?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba. 2. Untuk menganalisis pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba. 3. Untuk
menganalisis
pengaruh
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Manajemen Laba. 2. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu : a. Bagi penulis b. Bagi Universitas dan Ilmu Akuntansi c. Bagi Manajer Memberikan
informasi- informasi
untuk
digunakan
dalam
penyusunan rencana dan anggaran, strategi untuk masa depan, pengendalian, serta menilai kinerja yang telah dicapainya selama satu periode tertentu. d. Bagi Pemilik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Diharapkan penelitian ini dapat dilakukan untuk menentuka n kinerja, kompensasi, dan kompetensi manajer yang mengelo la perusahaannya. e. Bagi Calon Investor Penelitian ini digunakan untuk menilai dan menentukan dana yang dimiliki calon investor untuk diinvestasikan diperusahaan tersebut atau tidak. f.
Bagi Kreditur Hasil penelitian ini digunakan untuk menilai dan menentukan suatu perusahaan layak menerima kucuran kredit atau dapat digunakan untuk memperkirakan
dana yang dipinjam perusahaan dapat
diterima kembali. g. Bagi Supplier Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan memperkiraka n perusahaan bersangkutan dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar barang yang telah diterimanya. h. Bagi Regulator Hasil penelitian ini digunakan untuk menilai dan menentuka n tingkat kesehatan perusahaan, kebijakan yang harus disusun, dan menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi dalam dunia usaha. i.
Bagi Pemerintah Penelitian ini dilakukan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dipungut dair perusahaan tersebut, sehingga pajak dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
dipungut
dalam
jumlah
yang
tepat sesuai
dengan
kemampuan dan kewajiban perusahaan bersangkutan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tingkat