1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang World Health Organitation (WHO) dalam program Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan salah satu tujuannya adalah untuk menurunkan angka kematian anak. Salah satu indikatornya yaitu menurunkan jumlah angka kematian bayi dua pertiga dari tahun 1990-2015. Di Indonesia jumlah angka kematian bayi tahun 2010 sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini masih kurang dari target, yaitu 32/1000 kelahiran hidup (Depkes, 2012). Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, salah satunya dengan memberlakukan program pemberian ASI eksklusif yang diatur dalam peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2012. Hal ini penting karena ASI mengandung nutrisi dengan kualitas dan kuantitas terbaik bagi bayi yang dapat memaksimalkan tumbuh kembang anak, status gizi dan menurunkan risiko terjangkit suatu penyakit (Friedman, 2005). Manfaat ASI tersebut didukung oleh beberapa penelitian antara lain Elly dkk (2012) dan Wijayanti (2010) yang menyatakan bahwa manfaat ASI dapat menurunkan resiko ISPA dan diare. Walaupun ASI memiliki manfaat yang baik dalam mengurangi resiko penyebab angka kematian bayi, namun jumlah cakupan ASI eksklusif masih kurang dari target. Hal ini tampak pada cakupan ASI eksklusif yang cenderung mengalami penurunan berdasarkan usia bayi. Dari data SKDI tahun 2007 menunjukan bahwa 1
2
cakupan pada ASI eksklusif pada bayi umur 0-1 bulan, 2-3 bulan dan 4-5 bulan sebesar masing-masing 48,3%, 34,4% dan 17,8% (SDKI,2007). Penurunan cakupan pemberian ASI eksklusif salah satunya disebabkan kurangnya informasi pentingnya pemberian ASI eksklusif pada ibu. Ibu cenderung beranggapan manfaat pemberian ASI hanya untuk anak, padahal dengan memberikan ASI banyak manfaat yang dapat juga diperoleh oleh Ibu. Dengan menyusui akan terjadi hubungan yang lebih erat antara ibu dan bayi yang membuat bayi merasa nyaman. Menyusui juga dapat mencegah pendarahan post partum primer. Saat ibu menyusui akan terjadi proses pelepasan hormon oksitosin yang meningkatkan kontraksi uterus setelah persalinan sehingga akan terjadi proses involusi uteri lebih cepat dan pendarahan post partum dapat dicegah (Soetjiningsih, 2007). Selain itu menurut penelitian yang dilakukan Sinta (2010) ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif berisiko 3,7 kali lebih besar mengalami kanker payudara. Hasil penelitian yang dilakukan Yani (2009), menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif yaitu pengetahuan, motivasi, sikap dan dukungan petugas kesehatan. Hasil penelitian ini juga menyebutkan pengetahuan dan motivasi ibu dalam memberikan ASI merupakan faktor yang berhubungan. Semakin tinggi pengetahuan semakin tinggi pula motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Selain itu, seseorang yang memiliki pengetahuan tetapi tanpa motivasi atau kepercayaan diri tidak akan melakukan hal positif (Nurma, 2009).
3
Dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dilakukan dengan memberikan KIE (Komunikasi Edukasi dan Informasi) oleh perawat, serta telah diselenggarakannya program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Anak serta adanya fasilitas ruang latasi. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 12 September 2013 dengan metode wawancara terhadap 10 ibu primipara yang memiliki bayi di Di RS BaliMed, enam di antarnya tidak tahu dengan benar manfaat pemberian ASI eksklusif bagi dirinya dan bayinya, serta lebih cenderung memilih memberikan susu formula karena dipandang lebih mudah dan efektif dalam pemberiannya ke bayi. Kondisi ini menunjukkan program yang telah dilakukan belum maksimal dalam meningkatkan pengetahuan ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Ibu primipara cenderung mengalami masalah pada menyusui karena kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. Hal ini di buktikan dengan penelitian yang dilakukan Yuli (2012) menemukan perbedaan yang signifikan antara pengetahun tentang ASI eksklusif antara ibu primipara dengan ibu multipara di Rumah Sakit Umum Daerah A. Yani Metro. Ibu primipara adalah ibu dengan anak pertama. Ibu primipara dengan pengalaman pertama kali merawat anak cenderung memiliki pengetahuan rendah sehingga memiliki motivasi rendah untuk memberikan ASI secara eksklusif. Penelitian yang meneliti hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi Ibu dalam memberikan ASI eksklusif belum pernah sebelumnya dilakukan di RS BaliMed, untuk itu peneliti tertarik meneliti “Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan motivasi ibu primipara untuk memberikan ASI eksklusif di RS BaliMed”
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang ASI dengan motivasi ibu primipara untuk memberikan ASI eksklusif di RS BaliMed?”. 1.3 Tujuan 1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang ASI dengan motivasi ibu primipara untuk memberikan ASI eksklusif di RS Bali Med. 1.3.2
Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden (Umur, Pendidikan dan Pekerjaan) b. Mengidentifikan tingkat pengetahuan ibu primipara tentang ASI eksklusif di RS BaliMed. c. Mengidentifikasi motivasi ibu primipara untuk memberikan ASI eksklusif di RS BaliMed. d. Manganalisa hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan motivasi ibu primipara untuk memberikan ASI eksklusif di RS BaliMed.
1.4 Manfaat 1.4.1
Manfaat Teoritis
a. Bagi Ilmu Pengetahun Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan keperawatan khususnya dalam memperhatikan tingkat pengetahuan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif. Sehingga dalam upaya meningkatkan capaian
5
keberhasilan ASI eksklusif dapat dijadikan patokan untuk meningkatkan pengetahuan ibu. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian khususnya mengenai pemberian ASI eksklusif. 1.4.2
Manfaat praktis
a. Bagi Perawat Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi panduan atau acuan perawatan khususnya pada keperawatan maternitas dan komunitas dalam memberikan edukasi pentingnya ASI eksklusif sehingga Ibu cenderung memberikan ASI eksklusif. b. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi acuan masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi untuk dapat menambah pengetahuan tentang ASI eksklusif dan bagaimana peranannya dalam meningkatkan motivasinya untuk mencapai keberhasilan ASI eksklusif.
1.5 Keaslian Penelitian Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah : Yuliarti, 2008 meneliti hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan prilaku pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian correlation dengan rancangan crosscectional. Sampel yang digunakan adalah ibu yang memiliki anak usia 1-6 bulan di Puskesmas Sambungmacan I Kabupaten Serangen sebanyak 32 responden yang diambil dengan purposive sampling. Hasil
6
penelitian diperoleh ada hubungan yang signfikan pengetahuan dan sikap ibu dengan prilaku ibu memberikan ASI eksklusif. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terutama pada jenis dan disain penelitian, penggunaan variabel pengetahuan sebagai variabel bebas dan persamaan terletak pada jenis dan disain penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah pada penggunaan variabel terikat. Penelitian ini menggunakan prilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif sedangkan penelitian yang akan dilakukan penelitian menggunakan motivasi sebagai variabel terikat.