BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berdasarkan klasifikasi World Health Organization (WHO) dalam majalah komunitas (2008), status gizi anak dibagi dalam 4 tingkatan, yaitu underweight, batas normal, overweight, dan obesitas. Overweight dan obesitas termasuk kelebihan berat badan, kelebihan berat badan pada anak terus mengalami peningkatan dan telah menjadi masalah kesehatan karena dapat menimbulkan berbagai penyakit fisik, gangguan metabolisme tubuh dan gangguan konsep diri (Palilingan, P, 2008). Obesitas pada anak perempuan membantu timbulnya puberitas dini. timbulnya puberitas dini tersebut di tandai dengan terjadinya menarche (Mundell. EJ. 2005). Menarche adalah pendarahan pertama dari uterus yang terjadi pada seorang wanita, biasanya terjadi pada umur 11-13 tahun, namun kini usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda di sebut menarche dini yaitu antara 10-11 tahun (Must, 2005). Penyebab obesitas beraneka ragam. Ada beberapa faktor pencitus obesitas, diantaranya adalah faktor genetik, pola makan yang berlebih, kurang aktivitas, emosi, serta lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Internasional Obesitas Task Force (ITF) World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa 99 % anak mengalami obesitas karena faktor lingkungan (Aryani R, 2010)
1
2
Di kalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat dibayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri. Hal tersebut diperkuat oleh American Journal of Epidemiology dalam penelitiannya yang mengungkapkan obesitas yang dialami seseorang pada saat remaja berkaitan erat dengan peningkatan resiko kematiaan di usia paruh baya. Dari hasil peelitian di ketahui bahwa mereka yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan (overweight) saat remaja diketahui 3-4 kali lebih berisiko mengalami penyakit jantung yang berujung pada kematian; serta berisiko 2-3 kali terhadap penyakit kanker kolon dan penyakit pernapasan seperti asma dan emfisema (Aryani R, 2010). Himpunan Study Obesitas Indonesia memeriksa lebih dari 6000 orang dari hampir seluruh propinsi dan didapatkan angka obesitas dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30kg/m2 pada laki-laki sebesar 9,16 % dan pada perempuan 11,02% (Soegih R dan Wiramihardja K, 2009) Ditinjau dari segi ilmu gizi, obesitas adalah penimbunan trigliserida yang berlebihan di jaringan-jaringan lemak tubuh. Menurut Bray, jumlah lemak tubuh manusia (pada orang dewasa muda) yang normal pada laki-laki 15-18 % berat badan, sedangkan pada wanita 20-25 % berat badan. Seseorang dikatakan obesitas bila 25 % berat badan seorang laki-laki terdapat lemak dan pada wanita lemak tubuhnya berjumlah 30 % (Hartati B, 2010)
3
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Ratarata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibanding pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dan berat badan adalah sekitar 25-30 % pada wanita dan 18-23 % para pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 25 % dianggap mengalami obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20 %
lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal
dianggap mengalami obesitas (id. Wikipedia. org/wiki/obesitas). Berdasarkan data yang diperoleh dari Siswi kelas 1 di SMP Negeri 3 Mereudu Kabupaten Pidie Jaya pada tahun 2013, keseluruhannya murid perempuan berjumlah 75 siswi, yaitu kelas A 30 siswi kelas B 30 siswi dan Kelas C 15 siswi Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap 20 siswi yang mengalami obesitas di SMP Negeri 3 Meureudu Kabupaten Pidie Jaya, diperoleh 17 siswi mengatakan mengalami menarche dini, sedangkan 3 siswi lainnya mengatakan tidak mengalami menarche dini. Walaupun hanya secara garis besar, disini terlihat bahwa ada hubungan obesitas dengan usia menarche. Berdasarkan hasil dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai ”Hubungan Obesitas Dengan
Usia
Menarche Pada Siswa Kelas 1 di SMP Negeri 3 Mereudu Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013”
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada “Hubungan Obesitas Dengan Usia Menarche Pada Siswa Kelas 1 di SMP Negeri 3 Mereudu Kabupaten Pidie Jaya pada tahun 2013”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan usia menarche pada siswi kelas 1 di SMP Negeri 3 Mereudu Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan usia menarche pada siswi kelas 1 di SMP Negeri 3 Mereudu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Hasil penelitian ini dapat menambah bahan informasi yang dijadikan sebagai referensi bagi pengembangan ilmu dan penelitian lebih lanjut, serta dapat memberikan informasi yang akurat kepada mahasiswa dan pihak terkait lainnya tentang obesitas serta dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi diperpustakaan Akademi Kebidanan Ubudiyah Sigli.
5
2. Bagi pihak SMP Negeri 3 Mereudu Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013 Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau informasi tentang hubungan terhadap usia menarche bagi para pengajar di SMP Negeri 3 Mereudu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan, menambah wawasan, pengetahuan dan melatih peneliti mengembangkan kemampuan berfikir secara objektif dalam penelitian lainnya. 4. Bagi Responden Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam pengembangan dan program kesehatan remaja serta masukan atau informasi bagi siswa-siswi SMP Negeri 3 Mereudu Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja 1. Definisi Remaja Menurut Hurlock (2005), remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya adolescentra yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence, yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik yang sangat mempengaruhi setiap remaja putri maupun putra. (http:smileboys.blogspot.com) Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12–24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Depkes adalah mereka yang berusia 10 –19 tahun dan belum kawin. Sementara itu menurut BKKBN batasan usia remaja adalah 10 – 19 tahun. Remaja merupakan masa di mana seseorang mengalami perkembangan untuk mencapai kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Banyak persoalan yang di hadapi para remaja yang berkaitan dengan masalah gizi (Aryani R, 2010). 2. Perkembangan Pada Remaja Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja,
7
terdapat pula perubahan lingkungan tua atau keluarga lain, guru, sebaya, maupun pada umumnya (Sarwono.S, 2008) WHO memberikan defenisi remaja yang lebih baik dan bersifat konseptual yaitu: a.
Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ini mencapai kematangan seksual.
b.
Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa.
c.
Terjadi perubahan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono.S, 2008).
3. Periode Remaja Secara garis besar, masa remaja dapat dibagi kedalam empat periode yaitu: Periode pra remaja, remaja awal, remaja tengah dan remaja akhir. Adapun karakteristik untuk setiap periode adalah: a. Periode Pra remaja Selama periode ini terjadi gejala-gejala yang hampir sama antara remaja pria dan remaja wanita. Perubahan fisik belum tampak jelas, tetapi pada remaja putri biasanya memperlihatkan penambahan berat badan yang cepat sehingga mereka merasa gemuk. Gerakan-gerakan mereka mulai menjadi kaku. Perubahan ini disertai sifat kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan respon mereka biasanya berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang atau bahkan meledak-ledak.
8
b. Periode Remaja Awal Selama periode ini, perkembangan fisik yang semakin tampak adalah perubahan fungsi alat kelamin. Karena perubahan alat kelamin semakin nyata. Remaja seringkali mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan itu. Akibatnya, tidak jarang mereka cenderung menyendiri sehingga merasa terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau memperdulikannya, kontrol terhadap dirinya bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk menyakinkan dunia sekitarnya. Perilaku seperti ini jadi sesungguhnya terjadi karena adanya kecemasan terhadap dirinya sendiri sehingga muncul dalam reaksi yang kadang-kadang tidak wajar. c. Periode Remaja Tengah Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja, yaitu mampu memikul sendiri juga menjadi masalah tersendiri bagi mereka karena tuntutan peningkatan tanggung jawab tidak hanya datang dari orang tua atau anggota keluarganya tetapi juga dari masyarakat sekitarnya. Tidak jarang masyarakat juga menjadi masalah bagi remaja.
d. Periode Remaja Akhir Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai mampu menunjukkan pemikiran, sikap, perilaku yang semakin dewasa (Al-Mighwar. M, 2006)
9
4. Ciri-ciri Remaja Setiap periode penting selama rentang kehidupan memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode-periode sebelum dan sesudahnya. Adapun beberapa ciri-ciri selama masa remaja diantaranya ialah: a.
Pertumbuhan fisik Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa.
b.
Perkembangan seksual Seksual mengalami perkembangan yang kadang-kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri, dsb. Oleh karena itu, hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh orang-orang sekitar lingkungan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
c.
Cara berfikir berkualitas Cara berfikir berkualitas yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Hal ini merupakan langkah awal para remaja menuju dewasa, dengan pemikiran
tersebut
seorang
remaja
dapat
memutuskan
suatu
permasalahan yang akan dihadapi. d. Emosi yang meluap-luap Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormone. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka dari pada pikiran yang realistis. e. Mulai tertarik kepada lawan jenisnya
10
Secara biologis manusia terbagi atas dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya dan mulai berpacaran. (Zulkifli, 2006). B. Obesitas 1.
Defenisi Obesitas Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan dunia yang terjadi akibat simpanan lemak yang berlebih. Simpanan lemak berkaitan dengan kematangan seksual yang ditandai dengan munculnya menstruasi pertama ( menarche ) pada remaja putri. Remaja akan mengalami peningkatan komposisi lemak tubuh setelah mengalami menstruasi apabila tidak dikendali dengan benar dapat membawa pada kejadian obesitas ( silvia, 2009 ). Obesitas ( kegemukan) adalah ketidak seimbangan jumlah makanan yang masuk dibandingkan dengan pengeluaran energy oleh tubuh. Obesitas dapat menimbulkan berbagai penyakit serius antara lain : DM, Hipertensi, dan Jantung. Resiko kematian yang disebabkan oleh diabetes yakni stroke tekanan darah tinggi , dan lain-lain ( arumdati, 2009) Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan (WHO, 2000, Syarif, 2002, 2003). Obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Banyaknya asupan energi dari konsumsi makanan yang dicerna melebihi energi yang digunakan untuk metabolisme dan aktifitas fisik sehari-hari (Syarif, 2006)
11
Rata-rata wanita memilik lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30 % pada wanita; dan 18-23 % pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30 %, dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25 % dianggap mengalami obesitas. Obesitas pada dasarnya merupakan penimbunan lemak yang berlebihan. Menurut Bray, bila 25 % berat badan seorang pria terdiri dari lemak dikatakan obesitas, sedangkan pada wanita bila lemak tubuhnya berjumlah 30 %. Obesitas atau kegemukan adalah salah satu akibat gizi yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan (Aryani R, 2010) Berdasarkan tempat penimbunan lemaknya, maka obesitas dapat dibagi menjadi 2 tipe : a. Kegemukan Android, yaitu bila lemak tertimbun di setengah bagian atas tubuh (perut, dada, punggung, muka) b. Kegemukan Gynaecoid, yaitu bila lemak tertimbun di setengah bagian bawah tubuh (pinggul, paha, pantat) (Hartati B, 2010) Dari usia remaja, banyak permasalahan gizi yang ditemukan salah satunya kegemukan (obesitas). Obesitas didefenisikan sebagai kegemukan atau kelebihan berat badan. Kebutuhan energi dan zat-zat gizi remaja lebih besar jika dibandingkan dengan kebutuhan dewasa (Mitayani dan Sartika W, 2010) Ketidak seimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung
12
berlanjut hingga ke dewasa, dan lansia. Sementara obesitas itu sendiri merupakan salah satu faktor resiko penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, artritis, penyakit kantong empedu, beberapa jenis kanker, gangguan fungsi pernapasan, dan berbagai gangguan kulit (Arisman, 2007) Tabel 2.1 Klasifikasi Obesitas Menurut Depkes
Indeks Masa
Kategori
tubuh <17,0
Berat Badan Kurang
17,1-18,4
Berat Badan Normal
18,5-25,0
Berat Badan Lebih
25,1-27,0
Obesitas I
27,1-30,0
Obsitas II
>30,0
Sangat Obesitas
Pengkajian status gizi selama masa remaja perlu dilakukan. Pada periode ini, kecenderungan risiko terjadinya gangguan gizi sangat tinggi, contoh obesitas. Salah satu cara sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi pada remaja adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body secara signifikasi berisiko mengalami kelebihan berat badan. (Aryani R, 2010).
13
2. Jenis Obesitas Obesitas dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu: a. Tingkat obesitas ringan yaitu kelompok obesitas yang mempunyai berat badan masih dalam taraf yang rendah. Berat Badannya berkira pada level 20 sampai 100 %. b. Tingkat obesitas sedang yaitu golongan obesitas yang memiliki berat badan yang melebihi berat badan kelompok yang pertama yakni kira-kira pada level 41 sampai 100 %. c. Tingkat obesitas berat yaitu golongan obesitas yang mempunyai bera badan lebih dari 100 % (Wahid A, 2009) 3. Penyebab Obesitas Penyebab obesitas beraneka ragam. Menurut Mu’tadin (2002), ada beberapa faktor pencitus obesitas, diantaranya adalah faktor genetik, pola makan yang berlebih,kurang aktivitas, emosi, serta lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Internasional Obesitas Task Force (ITF) World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa 99 % anak mengalami obesitas karena faktor lingkungan (Aryani R, 2010) Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak, sehingga menyebabkan obesitas (Aden R, 2010). Terjadinya obesitas melibatkan beberapa factor Wahid A (2009) a. Faktor genetik
14
Faktor genetik atau faktor keturunan merupakan faktor yang sangat mendukung adanya kegemukan pada diri seseorang. Seseorang peneliti seorang yang dilahirkan dari ibu yang gemuk maka ia akan mempunyai kemungkinan obesitas 40 sampai 50 %. Apabila seorang yang dilahirkan dari kedua orang tua yang sudah terbukti memiliki kegemukan maka kemungkinan resiko yang didapat menjadi 60 sampai 75 %. b. Faktor Hormonal Faktor hormonal juga berpengaruh terhadap pembentukan tubuh seseorang. Menurut fungsi hormon estrogen akan menyebabkan kadar energi yang dihasilkan oleh tubuh juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. c. Faktor psikis dan jiwa Faktor psikis dan jiwa ini maksudnya semacam keinginan atau budaya juga gaya hidup seorang dalam pola dan porsi makan yang dikonsumsi setiap hari. Pola makan yang sangat banyak, kadang-kadang menjadi budaya pada sebagian orang. d. Faktor pola makan yang salah Faktor pola makan yang salah adalah seringnya mengkonsumsi makanan pada saat malam hari. Pola makan yang sering dilakukan pada malam hari lebih berpotensi menjadi penyebab obesitas yang sangat kuat. 4. Gejala obesitas Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diagframa dan didalam dinding dada biasa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan
15
dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktifitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (Sleep Apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk (Hartono A, 2006) 5. Dampak Obesitas Obesitas yang dialami seorang pada masa remaja, berkaitan erat dengan peningkatan resiko kematian di usia paruh baya. Berikut ini adalah beberapa resiko yang sering menyertai obesitas: a.
Tekanan Darah Tinggi Obesitas adalah salah satu penyebab utama yang mempengaruhi tekanan darah. Bahkan sekitar 20 % - 30 % anak (remaja) yang kegemukan mengalami hipertensi. Seseorang dikatakan mengalami tekanan darah tinggi jika tekanan systole lebih besar dari 140 MmHg, dan atau diastole lebih besar dari 90 mmHg. Resiko mengalami hipertensi lebih tinggi ditemukan pada penderita tipe buah apel.
b.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) Penyakit Jantung Koroner adalah penyakit yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner. Resiko terserang penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dengan terjadinya penambahan berat badan yang berlebihan.
c.
Gangguan pernafasan, seperti asma, nafas pendek, mengorok saat tidur, dan tidur apneu (terhentinya pernafasan untuk sementara waktu ketika
16
sedang tidur). Hal ini disebabkan penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan didalam dinding dada yang menekan paru-paru. d.
Sindrom Pickwikian (obesitas di sertai wajah kemerahan, underventilasi dan mengantuk).
e.
Pubertas dan Menarche Dini Anak kegemukan dapat tumbuh lebih tinggi dan secara seksual lebih matang dari anak-anak sebayanya. Anak perempuan yan kegemukan seringkali mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur dan menghadapi masalah fertilitas (kesuburan) di usia dewasa.(Syarief ,2003)
C. Menarche 1. Definisi Menarche Menarche adalah pendarahan pertama dari uterus yang terjadi pada seorang wanita, biasanya terjadi pada umur 11-13 tahun, namun kini usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda di sebut menarche dini yaitu antara 10-11 tahun (Must, 2005). Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 – 50 tahun, tergantung
17
pada kesehatan dan pengaruh- pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masamasa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasiadalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulantergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, danindung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebuthamil. Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang.Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina (Notoadmodjo, 2003). Periode pengeluaran darah dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Olehkarena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi
18
dengan pemeriksaandarah sederhana. Beberapa wanita mengalami sebuah kondisi yang dikenal sebagai amenore, atau kegagalan bermenstruasi selama masa waktu perpanjangan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh bermacammacam faktor termasuk stres, hilang berat badan, olahraga berat secara teratur,atau penyakit. Sebaliknya, beberapa wanita mengalami menstruasi yang berlebihan, kondisi yang dikenal sebagai menoragi. Tidak hanya aliran darah menjadi banyak, namun dapat berlangsung lebih lama dari periode normal (Zukifli, 2006) 2. Faktor Yang Berhubungan Dengan Usia Menarche Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor eksogen, yaitu status sosial ekonomi keluarga, status gizi, keadaan keluarga, tempat tinggal, kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa (Ginarhayu, 2005). Menurut Sanjatmiko (2006) tiga lingkungan sosial budaya bekerja secara simultan menjadi pendukung percepatan usia menarche remaja, yaitu lingkungan rumah tangga lingkungan pendidikan formal dan lingkungan peer group. Dalam lingkungan rumah tangga, faktor dominan yang menentukan seperti pola konsumsi nutrisi, media komunikasi dan proses sosialisasi dalam lingkungan pendidikan formal yaitu proses sosialisasi pengetahuan formal sekolah dan nonformal sementara itu dalam lingkungan per group konsumsi nutrisi, media komunikasi serta sosialisasi dalam lingkungun per group
19
merupakan faktor- faktor yang mendukung kearah percepatan usia menarche remaja. D. Kerangka Teoritis Bedasarkan pendapat Hungu (2007), (Notoatmodjo, 2007) diatas, maka dapat digambarkan kerangka teoritis sebagai berikut : Obesitas umur Hubungan Obesitas Dengan Usia Menarche Menarche
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis
20
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Penelitian Obesitas atau kegemukan adalah salah satu akibat gizi yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan (Aryani R, 2010). Obesitas pada anak perempuan membantu timbulnya puberitas dini. timbulnya puberitas dini tersebut di tandai dengan terjadinya menarche (Mundell. EJ. 2005). Menarche adalah pendarahan pertama dari uterus yang terjadi pada seorang wanita, biasanya terjadi pada umur 11-13 tahun, namun kini usia menarche telah
21
bergeser ke usia yang lebih muda di sebut menarche dini yaitu antara 10-11 tahun (Must, 2005).
Variabel Independen
Variabel Dependen
Usia Menarche
Obesitas
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
B. Defenisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Definisi No
Skala
Variabel
Cara ukur
Alat ukur
Hasil Ukur
Operasional
Ukur Dependen
1
Usia
pendarahan
menarche
pertama dari berat badan dan tinggi uterus yang terjadi pada
Pengkuran
badan - Ya
Wawancara
- Ya Tidak
Nominal
22
seorang
Jika siswi megalami
wanita,
menarche pada usia
biasanya
11-13 tahun
terjadi pada umur 11-13
Tidak Jika
siswi
tidak
megalami menarche
tahun. pada
usia
11-13
tahun
Independen
2
Obesitas
Penambahan
Pengkuran
berat badan
berat badan dan tinggi
Normalweight
akibat keada-
badan
Overweight
an bertambah
Underweight
Obesitas
berat badan
(dibawah normal )hasil
melebihi nor-
dibawah 17
mal diukur
Normalweight
dengan IMT
(Normal )hasil antara
>25
18-24 Overweight (Diatas normal) hasil antara 25-29) Obesitas (Jauh di atas normal ) :
Timbangan
Underweight
Nominal
23
diatas 30
C. Cara Pengukuran Variabel 1. Usia menarche (Must, 2005) a. Ya, jika siswi mengalami menarche pada usia 11-13 tahun b. Tidak, jika siswi tidak mengalami menarche pada usia 11-13 tahun
2. Pengukuran Berat badan : a. Underweight (dibawah normal) : hasil dibawah 17 b. Normalweightm(Normal )hasil antara 18-24 c. Overweight (Diatas normal) hasil antara 25-29) d. Obesitas (Jauh di atas normal ) : diatas 3
D. Hipotesa Penelitian Ha : Ada hubungan obesitas dengan usia menarche di SMP Negeri 3 Meureudu Kabupaten Pidie Jaya
24
BAB IV METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat Analitik yaitu dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan obesitas dengan usia menarche pada siswi kelasa 1 di SMP Negeri 3 Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.
B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas 1A30 1B30 IC15 di SMP Negeri 3 Meureudu Kabupaten Pidie Jaya sebanyak 75 orang siswi.
25
2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu semua populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 30 orang siswi.
C. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan di SMP Negeri 3 Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 13-19 Agustus 2013. D. Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden. Dengan cara sebelum menbagikan kuisioner terlebih dahulu menjelaskan tentang obesitas. Kemudian membagikan kuesioner kepada responden dan mengembalikan kepada peneliti setelah pengisian. 2. Data Sekunder Data sekunder yang dapat mendukung kelengkapan data primer yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumber-sumber yang sudah ada yaitu dari SMP Negeri 3 Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013.
26
E. Instumen Penelitian Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa wawancara yang diberikan pada responden.
F. Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan diolah melalui software komputer program SPSS versi 17. G. Analisa Data a. Analisa univariat dilakukan dengan dengan menghitung persentase data. Untuk menghitung masing-masing kategori dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut ( Budiarto E, 2005) : P=
f x100% n
Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi teramati n = Jumlah responden yang menjadi sampel Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan. Analisa bivariat dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui hubungan obesitas dengan usia menarche yang dilakukan dengan uji chi-square dan menggunakan program SPSS versi 16. Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak
27
dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p >0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi SMP Negeri 3 Meureudu merupakan Sekolah Menengah Pertama yang berada ada di Kabupaten Pidie Jaya, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Dayah Pangwa b. Sebelah Timur berbatasan dengan SMA Negeri I Meureudu c. Sebelah Utara berbatasan dengan Keude Meureudu d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Meuerudu - Trienggadeng
28
Jumlah murid yang menempuh pendidikan disekolah ini sebanyak 533 siswa, sedangkan jumlah guru yang mengajar di sekolah ini adalah sebanyak 71 orang yang terdiri dari 32 guru pegawai negeri sipil dan 44 orang terdiri dari guru honorer. Fasilitas yang ada di sekolah ini adalah 15 ruangan kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang Tata Usaha, 1 kantin, 1 lapangan voly, 1 mushalla, 1 perpustakaan, dan 3 toilet.
B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil Penelitian yang dilakukan pada tanggal 13-19 Agustus 2013 dengan jumlah sampel 75 orang di SMP Negeri 3 Meureudu pengumpulan data yang telah dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang menjadi target penelitian, maka dapat dilihat hasil sebagai berikut: 1. Analisa Univariat Analisa univariat untuk melihat distribusi variabel dependent (terikat) dan variabel independet (bebas) yang meliputi: obesitas dan usia menarche. a. Obesitas Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Obesitas Siswa Kelas I SMP Negeri 3 Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013
No 1 2
Obesitas Ya Tidak
Jumlah Sumber data primer (di olah 2013)
Frekuensi 20
(%) 26.7
55 75
73.3 100
Dari tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 75 responden yang di teliti, yang tidak mengalami obesitas sebanyak 55 responden (73,3%).
29
b. Usia Menarche Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Usia Menarche Siswa Kelas I SMP Negeri 3 Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013
No 1 2
Usia Menarche Ya
Frekuensi 67
% 89.3
8 75
10.7 100
Tidak
Jumlah Sumber data primer (di olah 2013)
Dari tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 75 responden yang di teliti, yang berkategori “Ya” pada usia menarche sebanyak 67 responden (89,3%)
2. Analisa Bivariat Analisa bivariat untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel dependent dan variabel independent dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: chi square (
) pengambilan keputusan ada hubungan atau tidak pada tingkat
kepercayaan 95% (α = 0,05%).
a. Hubungan Obesitas dengan Usia Menarche Tabel 5. 3 Hubungan Obesitas dengan Usia Menarche Siswa Kelas I SMP Negeri 3 Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013
30
U j i
S t Usia Menarche
a
O t Ju
b
i e
m
s
l
i
a
s N
t o
i h
t
k a p s . Ti v d Ya
a a l k u e
1
Y a
f
%
f
%
f
%
1
9
2
1
2
1
8
0
0
0
1 0
,
0
0
31
2
T
4 i
8 9
6
1
5
9
0
d
,
,
a
1
0
1 5
0 0 0
k T
6 o
8 7
8
1
7
9
0
t
,
,
a
3
7
1 5
0 0
l
Sumber data primer (di olah 2013)
Dari tabel
5.3 diatas dapat dilihat bahwa dari 20 responden obesitas
mayoritas telah mengalami menarche (90%), sedangkan responden yang tidak obesitas mayoritas juga telah mengalami menarche (89,1%). Setelah dilakukan uji statistik dengan chi square didapatkan p value = 1.000
(p < 0,05). Tidak
ada hubungan antara obesitas dengan usia menarche
C. Pembahasan 1. Hubungan Obesitas terhadap Usia Menarche Dari tabel
5.3 diatas dapat dilihat bahwa dari 20 responden obesitas
mayoritas telah mengalami menarche (90%), sedangkan responden yang tidak
0
32
obesitas mayoritas juga telah mengalami menarche (89,1%).Setelah dilakukan uji statistik dengan chi square didapatkan p-value = 1,000 Menurut Ginarhayu, (2005),
(p < 0,05).
Beberapa hasil penelitian terdahulu
menunjukkan adanya penurunan usia menarche yangdiduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor eksogen, yaitu statussosial ekonomi keluarga, status gizi, keadaan keluarga, tempat tinggal, kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa tiga lingkungan sosial budaya bekerja secara simultan menjadi pendukung percepatan usia menarche remaja, yaitu lingkungan rumah tangga; lingkungan pendidikan formal dan lingkungan per group. Dalam lingkungan rumah tangga, faktor dominan yang menentukan seperti pola konsumsi nutrisi, media komunikasi dan proses sosialisasi; dalamlingkungan pendidikan formal yaitu proses sosialisasi pengetahuan formal sekolah dan nonformal; sementara itu dalam lingkungan per group konsumsi nutrisi, media komunikasi serta sosialisasi dalam lingkungun per group merupakan faktor- faktor yang mendukung kearah percepatan usia menarche remaja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Putri dan Matondang (2006) di Jakarta Timur yang menyatakan Tidak ada hubungan antara obesitas dengan usia menarche dengan p-value 0,768, karena menarche bukan disebabkan oleh obesitas melainkan oleh faktor usia dan tergantung pada kesehatan dan tingkat kesuburan uterus seorang remaja. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa obesitas ketidak seimbangan jumlah makanan yang masuk dibandingkan dengan pengeluaran energi oleh tubuh. Obesitas dapat menimbulkan berbagai penyakit serius antara lain: DM, Hipertensi, dan Jantung.
Dan wanita meiliki lebih
banyak lemak pada tubuh
dibandingkan dengan pria. Obesitas pada dasarnya merupakan penimbunan lemak
33
yang berlebihan, Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga ke dewasa, dan lansia. Sementara obesitas itu sendiri merupakan salah satu faktor resiko penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, artritis, penyakit kantong empedu, beberapa jenis kanker.
34
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang sudah dilakukan, sehingga dapat diberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. Kesimpulan 1.
Tidak Ada hubungan obesitas dengan menarche, p value = 1.000 (p> 0,05).
B. Saran-saran Hasil penelitian ini peneliti berharap dapat bermanfaat bagi: 5. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat menambah bahan informasi yang dijadikan sebagai referensi bagi pengembangan ilmu dan penelitian lebih lanjut, serta dapat memberikan informasi yang akurat kepada mahasiswa dan pihak terkait lainnya tentang obesitas serta dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi diperpustakaan Akademi Kebidanan Ubudiyah Sigli. 6. Bagi pihak SMP Negeri 3 Mereudu Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013 Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau informasi tentang hubungan terhadap usia menarche bagi para pengajar di SMP Negeri 3 Mereudu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013.
7. Bagi Peneliti
35
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan, menambah wawasan, pengetahuan dan melatih peneliti mengembangkan kemampuan berfikir secara objektif dalam penelitian lainnya. 8. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam pengembangan dan program kesehatan remaja serta masukan atau informasi bagi siswa-siswi SMP Negeri 3 Mereudu Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013.