BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, setiap perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ataupun industri sejenisnya, pada umumnya mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaannya. Setiap perusahaan berusaha merebut pasar dengan persaingan yang ketat seiring dengan perkembangan jaman yang begitu pesat. Oleh sebab itu, untuk dapat mengikuti perkembangan jaman, maka pihak manajemen dalam perusahaan dituntut untuk dapat mengamati trend yang terjadi terhadap kondisi lingkungan makro dan lingkungan industri. Perubahan yang begitu cepat terjadi menyebabkan semakin kompetitif serta kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi oleh organisasi. Hal ini memaksa manajemen sumber daya manusia mentransformasi divisi sumber daya manusia dari spesialis fungsional menjadi tim manajemen yang memahami bisnis dan mempunyai kemampuan bersaing yang tinggi. Manusia adalah salah satu unsur yang terpenting didalam suatu organisasi (Marwan, 1986). Di era globalisasi, peran SDM dalam menentukan keberhasilan perusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja (Pfeffer, 1994). Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Kedudukan istimewa sumber daya
1
manusia adalah kemampuannya untuk bertahan dan berkembang secara dinamis dibandingkan dengan sumber-sumber keunggulan daya saing lain yang kini semakin berkurang keampuhannya, seperti teknologi produk dan proses produksi. Mengelola sumber daya manusia melibatkan setiap orang dan ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Hal ini juga berarti menyelesaikan masalah yang ada sekarang dengan tetap mempertahankan pandangan jangka panjang serta terus mempebaiki cara kerja sehingga hasil yang diinginkan dapat diperoleh dengan cepat. Perubahan peran sumber daya manusia membawa banyak perubahan di dalam pengembangan organisasi yang ada saat ini. Sumber daya manusia merupakan salah satu bidang fungsional strategi dalam organisasi. Oleh sebab itu penyusunan strategi sumber daya manusia harus relevan terhadap penyusunan strategi bisnis. Setiap perusahaan ingin karyawannya mempunyai kinerja yang baik sehingga produktivitas yang tinggi dapat terwujud. Lingkungan kerja adalah salah satu faktor yang mendukung karyawan untuk bekerja lebih baik. Lingkungan kerja harus mampu memberikan situasi dan kondisi yang kondusif
dan nyaman bagi mereka untuk bekerja. Kondisi kerja yang
mendukung (supportive working condition), akan membangkitkan semangat kerja karyawan sehingga mampu mengeluarkan kinerja terbaik mereka. (Robbins, 1996) mengungkapkan bahwa karyawan lebih menyukai kondisi pekerjaan yang tidak berbahaya atau merepotkan. Misalnya penerangan yang terlalu gelap, suhu udara yang panas, tempat duduk yang kurang
2
nyaman. Umumnya karyawan akan senang bekerja dengan fasilitas yang bersih, nyaman, dan dengan alat-alat yang memadai. Hal-hal demikian akan memberi kontribusi yang berarti dalam meningkatkan kinerja karyawan. Di samping itu karyawan juga membutuhkan atasan dan rekan kerja yang mendukung (supportive colleagues). Atasan harus mengetahui kebutuhan bawahannya dan memberikan motivasi agar mereka berprestasi. Atasan juga harus mampu sebagai modeling
yang memberi contoh-contoh kepada
karyawan bagaimana sikap yang baik dan benar dalam bekerja. Begitu pula dengan hubungan dengan rekan kerja, tidak semua orang yang bekerja hanya untuk mencari uang, tetapi ada juga orang bekerja dengan tujuan memenuhi kebutuhan interaksi sosial (need of affiliation). Tidak heran, kalau mempunyai rekan kerja yang ramah dan kooperatif dapat meningkatkan kepuasan kerja. Bahkan, ada karyawan yang gajinya kecil namun tetap bertahan pada pekerjaannya karena ia sangat senang dengan rekan-rekan kerjanya. Semua ini perlu diperhatikan, agar dapat menghasilkan produk dengan mutu yang tinggi, sehingga mempertinggi nilai produk perusahaan dimata pelanggan sebagai produk dengan kualitas yang dapat bersaing di pasaran yang pada akhirnya akan meningkatkan volume produksi dan pemasaran.
3
1.2. Alasan Pemilihan Judul Berdasarkan latar belakang masalah yang
dikemukakan diatas,
maka alasan penulis memilih judul “Analisis Hubungan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ” adalah : 1. Judul tersebut relevan dengan ilmu yang penulis dapatkan selama mengikuti perkuliahan dengan konsentrasi manajemen sumber daya manusia. 2. Hubungan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan belum banyak dijadikan objek penelitian dan kondisi tersebut relevan untuk diangkat menjadi topik penelitian. 3. Penulis ingin mengetahui apakah ada hubungan antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. 4. Penulis juga ingin memberikan masukan kepada perusahaan tentang bagaimana hubungan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
1.3. Rumusan Masalah 1. Apakah lingkungan kerja mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja karyawan? 2. Dari variabel lingkungan kerja, variabel mana yang mempunyai hubungan paling besar terhadap kinerja karyawan ?
4
1.3 Batasan Masalah 1. Penelitian dilakukan pada karyawan Indian Estetika. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari pihak manajemen dan hasil survei kepada sejumlah sampel karyawan yang diperoleh melalui kuesioner. 2. Penelitian ini dilakukan terhitung sejak Januari 2004 sampai selesainya penelitian ini. 3. Penelitian ini bersifat ilmiah, dan data yang diperoleh tidak akan disebarluaskan tanpa seijin dan sepengetahuan dari pihak perusahaan 4. Lingkungan kerja yang akan diteliti, yaitu : •
Hubungan karyawan dengan atasan, diukur dari tanggapan masingmasing responden terhadap hubungan dengan atasannya.
•
Hubungan karyawan dengan rekan sekerja, diukur dari tanggapan masing-masing responden terhadap hubungan dengan rekan sejawatnya.
•
Fasilitas kerja, diukur dengan melihat tanggapan dari responden terhadap perusahaan apakah sudah sesuai dengan harapan responden.
5. Faktor-faktor kinerja karyawan (Flippo, 1992) yang diteliti adalah :
Mutu kerja, diukur dari tingkat ketelitian karyawan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan.
Kuantitas kerja, diukur dari tingkat ketepatan karyawan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan.
5
Ketangguhan, diukur dari tingkat kedisiplinan karyawan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan.
Sikap, diukur dari tingkat kemauan karyawan untuk bekerjasama dengan rekan kerja.
1.4 Kajian Teori dan Hipotesis Lingkungan kerja mempunyai pengertian segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya (Alex S Nitisemitro, 1988:183). Lingkungan kerja harus mampu memberikan situasi dan kondisi yang kondusif dan nyaman bagi karyawan untuk bekerja. Oleh sebab itu karyawan harus membina hubungan yang harmonis dengan atasan, dengan sesama rekan sekerja dan tempat kerja juga harus memiliki fasilitas kerja yang dapat menimbulkan kenyamanan bagi mereka untuk bekerja. Hubungan karyawan dengan atasan mempunyai peran yang penting dalam dunia kerja. Atasan harus mempunyai kepemimpinan (leadership) yang mampu memberikan motivasi kepada bawahan untuk bekerja lebih baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor penting dalam mendapatkan komitmen dari anggota team. Leader berperan dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Selain dengan atasan, karyawan juga harus membina hubungan dengan rekan sekerja. Hubungan karyawan dengan rekan kerja adalah faktor
6
yang paling penting dan sangat mempengaruhi produktivitas dan kinerja karyawan. Dorongan dan bantuan dari rekan kerja sangat dibutuhkan karyawan
mengingat
manusia
adalah
makhluk
sosial
yang
sangat
membutuhkan orang lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan permasalahan yang ada. Disamping itu, fasilitas kerja yang diberikan perusahaan juga membantu karyawan untuk bekerja lebih optimal. Karyawan dapat bekerja lebih nyaman, tenang dan keadaan ini juga dapat membuat karyawan mampu berpikir dengan jernih serta dapat membantu menumbuhkan kreativitas mereka dalam bekerja. Robbins (1996) mengungkapkan bahwa karyawan lebih menyukai kondisi pekerjaan yang tidak berbahaya atau merepotkan. Misalnya penerangan yang terlalu gelap, suhu udara yang panas, tempat duduk yang kurang nyaman. Umumnya karyawan akan senang bekerja dengan fasilitas yang bersih, nyaman, dan dengan alat-alat yang memadai Berdasarkan kajian teori diatas maka muncullah hipotesis yang dapat disimpulkan bahwa: 1. Lingkungan kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja karyawan. 2. Variabel hubungan atasan dengan bawahan mempunyai hubungan terbesar dengan kinerja karyawan.
7
1.6 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja dengan kinerja karyawan. 2. Untuk mengetahui variabel lingkungan kerja mana yang mempuyai hubungan paling besar.
1.7 . Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan serta dengan melihat langsung kenyataan yang ada di lapangan akan menambah pengetahuan baru dan dapat menerapkannya dalam praktek dunia usaha yang nyata. Penelitian ini juga sebagai syarat untuk memenuhi ketentuan dalam pencapaian gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Kristen Duta Wacana 3. Bagi Perusahaan Diharapkan peneletian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi manajemen perusahaan dalam usahanya meningkatkan kinerja karyawan. 4. Bagi pembaca Memberikan
kontribusi
tambahan
dan
referensi
dalam
permasalahan hubungan lingkungan dengan kinerja karyawan.
8
melihat
5. Bagi Bidang Ilmu Mananjemen Memberikan gambaran hubungan dari variabel lingkungan kerja terhadap kinerja, sehingga diharapkan mampu membuka wawasan berpikir yang lebih luas lagi, bahwa dalam manajemen SDM setiap proses mempunyai keterkaitan yang saling melengkapi.
1.8. Metode Penelitian 1.8.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian empiris yaitu penelitian terhadap obyek tertentu dan diambil data yang ada dan berasal dari responden. 1.8.2. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan pada perusahaan “Indian Estetika” Nogosaren GP IV/215 Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. 1.8.3. Metode Pengambilan Sampel a.
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek yang akan diteliti (Djarwanto dan Subagyo, 1993).
b.
Sampel
adalah
bagian
dari
populasi
yang
menjadi
obyek
sesungguhnya dalam penelitian, dimana jumlah sampel lebih sedikit dari jumlah populasi (Djarwanto dan Subagyo, 1993). c.
Metode pengambilan sampel yang dipakai adalah metode “Random Sampling” setiap unsur dalam populasi memiliki kesempatan yang
9
sama untuk diikutsertakan sebagai sampel (Djarwanto dan Subagyo, 1993).
1.8.4. Jenis Data Data yang diperlukan dalam penulisan ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan penulis langsung dari sumbernya. Dalam hal ini penulis bertindak sebagai pengumpul data sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Data primer yang diperlukan dalam penulisan ini meliputi kuesioner dan hasil observasi. Sedangkan data sekunder adalah informasi yang telah dikumpulkan pihak lain. Data sekunder yang diperlukan dalam penulisan ini meliputi literatur-literatur, surat kabar dan majalah-majalah perekonomian yang mendukung. 1.8.5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: Data Primer 1.
Kuesioner Pengumpulan data yaitu dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dalam suatu daftar untuk diisi oleh responden. Kemudian kuesioner itu dikumpulkan kembali untuk dianalisis.
10
Alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan dalam lembaran kuesioner,
peneliti
menggunakan
skala
Likert.
Metode
ini
menggunakan skala yang bergerak dari 1 sampai 5 untuk setiap alternatif jawaban mempunyai nilai atau skor masing-masing.
Tabel 1.1 Skala Likert Alternatif
Keterangan
Nilai
Jawaban
2.
SS/SM
Sangat Setuju
5
S/M
Setuju
4
KS/KM
Kurang Setuju
3
TS/TM
Tidak Setuju
2
STS/STM
Sangat Tidak Setuju
1
wawancara, yaitu cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada responden.
3.
Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.
Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dengan cara mengadakan penelitian kepustakaan, baik catatan yang ada diperusahaan itu sendiri maupun datadata dari internet dan buku-buku lain yang diperlukan.
11
1.8.6 Definisi Operasional 1.8.6.1 Perspektif Teoritis a. Lingkungan kerja mempunyai pengertian segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya (Alex S Nitisemitro, 1988:183). Adapun variabel dari Lingkungan Kerja yang diambil (Agus Ahyari, 1979:75) adalah: 1. Hubungan Karyawan dengan Atasan 2. Hubungan Karyawan dengan Rekan Sekerja Rekan kerja adalah rekan yang bekerja bersama-sama di dalam suasana yang sama, tempat yang sama dan termasuklah orang yang setaraf dalam struktur organisasi. 3. Fasilitas Kerja Yang termasuk ke dalam fasilitas kerja misalnya dengan fasilitas yang bersih, nyaman, dan dengan alat-alat yang memadai b. Kinerja karyawan Kinerja adalah hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi, seperti kualitas, efisiensi dan kriteria keefektifan lainnya (Gibson, 1997) Adapun faktor-faktor kinerja karyawan menurut (Flippo, 1997) adalah :
12
1. Mutu kerja, diukur dari tingkat ketelitian karyawan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan. 2. Kuantitas kerja, diukur dari tingkat ketepatan karyawan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan. 3. Ketangguhan, diukur dari tingkat kedisiplinan karyawan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan. 4. Sikap,
diukur
dari
tingkat
bekerjasama dengan rekan kerja.
13
kemauan
karyawan
untuk
1.9 Metode Analisis Data 1.9.1 Uji Instrumen Dalam setiap pengujian, masalah penggunaan alat pengukur perlu mendapat perhatian agar dapat diharapkan bahwa hasil yang diperoleh adalah benar dan dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Alat pengukur yang ilmiah haruslah memenuhi kriteria valid (tepat) dan reliabel (stabil). Sebelum menganalisa mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, terlebih dahulu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas dari kuesioner. Analisis terhadap kuesioner digunakan dengan metode analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah Bentuk analisis yang penyajiannya dalam bentuk angka-angka yang dapat diukur dan dihitung. Adapun alat analisisnya sebagai berikut : a. Uji Validitas atau kesahihan Validitas (kesahihan) dibatasi sebagai tingkat kemampuan suatu instrumen (pengukuran) dinyatakan sahih jika instrumen itu mampu pengukuran apa saja yang hendak diukurnya, mampu mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Validitas (kesahihan) didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurannya terhadap suatu gejala. Untuk menentukan nilai r tabel, pada tahap awal digunakan 30 sampel
14
dengan α = 5%, untuk df = jumlah kasus– 2, atau dalam kasus ini df = 30-2 = 28, Dengan tingkat signifikan 95% dan α 5%, didapat angka 0,239 Dasar pengambilan keputusan : •
Jika nilai koefisien r-Alpha positif dan r-Alpha > r-tabel, maka butir atau item tersebut dinyatakan valid..
•
Jika nilai koefisien r-Alpha Positif dan r-Alpha < r-tabel, maka butir atau item tersebut dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas atau Kehandalan item Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran beberapa kali terhadap gejala yang sama, dengan alat pengukur yang sama. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan adalah : • Jika nilai r positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau item tersebut dinyatakan reliabel. • Jika r hasil tidak positif, dan r hasil < r tabel, maka butir atau item tersebut dinyatakan tidak valid.
15
1.9.2. Korelasi Sperman Rank dan Uji Signifikan Guna menjawab permasalahan mengenai ada tidaknya hubungan antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan dan pengujian benar tidaknya hipotesa yang ada, maka dilakukan pengolahan dan pengujian terhadap kuesioner yang telah dikumpulkan dari 100 responden. Dikarenakan hipotesa yang digunakan adalah hipotesa asosiatif yang merupakan dugaan adanya hubungan antara variabel lingkungan
kerja
dengan
kinerja
karyawan
dalam
perusahaan, maka perlu dihitung terlebih dahulu koefisen korelasi antar variabel lingkungan kerja dengan kinerja karyawan dalam sampel, baru koefisien korelasi yang ditemukan diuji signifikasinya. Adapun untuk mencari koefisien korelasi digunakan rumus Spearman Rank, sedangkan uji signifikansinya menggunakan uji-t. a.
Korelasi Spearman Rank
Korelasi sperman rank digunakan karena peneliti ingin mengetahui hubungan dua variable yaitu lingkungan kerja dengan kinerja karyawan. Untuk membuktikan ada tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut, maka digunakan teknik korelasi Spearman Rank yang bekerja dengan data ordinal atau berjenjang atau rangking, dan bebas distribusi (Sugiyono, 2002)
16
6
ρ = 1 − n
∑ di (n − 2
2
)
1
dimana :
ρ
= koefisien korelasi
n
= banyaknya data
b
= selisih rangking data variabel X dengan data variabel Y (rangking x1 -rangking y1 )
Dalam penelitian ini kedua variabel dinotasikan dengan variabel X dan Y, dimana X merupakan lingkungan kerja dan Y adalah kinerja karyawan, sedangkan penilaian digunakan skala 5 tingkat (Likert).
b. Uji Signifikan Uji Signifikan dimaksudkan untuk mengguji koefisiensi korelasi yang ada pada sample untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana sampel diambil. untuk itu dilakukan pengujian hipotesis terhadap koefisien korelasi: H 0 : t-hitung < t-tabel (koefisien korelasi tidak signifikan)
H a : t-hitung > t-tabel (koefisien korelasi signifikan)
17
Uji signifikan ini menggunakan rumus
t0 =
r n−2 1− r2
dimana : r = koefisien korelasi
n = banyaknya data
1.10. Sistematika Penulisan Secara sistematika, penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang dapat diuraikan sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan,
menjelaskan
mengenai
latar
belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat
penelitian,
hipotesis,
metodologi
penelitian, metode analisis data, serta sistematika penulisan. Bab II. Landasan berhubungan pengertian
Teori,
berisi
tentang
teori-teori
yang
dengan penelitian tersebut, antara lain fungsi
manajemen
personalia,
pengertian
lingkungan kerja dan pengertian kinerja karyawan. Bab III.Gambaran Umum Perusahaan, menjelaskan mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan, lokasi perusahaan,
18
struktur
organisasi,
kegiatan
perusahaan
di
bidang
personalia. Bab IV.Analisis, berisi tentang pengujian tingkat validitas dan reliabilitas kuisioner serta analisis hubungan lingkungan kerja dengan kinerja karyawan . Bab V. Kesimpulan dan Saran, berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data dan saran-saran yang dapat dijadikan masukan bagi perusahaan.
19