BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan yang belum pasti di masa yang akan datang tersebut maka sebagian manusia memerlukan asuransi. Asuransi merupakan salah satu buah peradaban manusia dan merupakan suatu hasil evaluasi kebutuhan manusia yang sangat hakiki ialahkebutuhan akan rasa aman dan terlindungi, terhadap kemungkinan menderita kerugian. Berdasarkan Pasal 246 Kitab Undang-undang hukum dagang dijabarkan bahwa: Asuransi adalah transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak, tertanggung dan penanggung. Mekanismenya adalah penanggung dengan menerima sejumlah premi (uang) menjamin pihak tertanggung, bahwa ia akan mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin dideritanya, sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu terjadi atau yang semula belum ditentukan saat atau kapan terjadinya. Seiring dengan berkembangnya jaman, maka perkembangan di bidang keuangan khususnya di bidang investasi pun semakin marak salah satu bentuk investasi yang belum begitu banyak dikenal masyarakat adalah asuransi Unit link.Unit link adalah sebuah kombinasi antara asuransi dengan investasi dan Unit link ini nantinya akan dikelola oleh Manajer Investasi yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola dana dari masyarakat/nasabah tersebut dengan mengupayakan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
1
Menurut Varadarajan(2007) dalam Pangestuhadi (2010), manfaat dasar asuransi plus investasi : •
Perlindungan jiwa plus nilai investasi, jika nasabah meninggal
•
Kesempatan ekstra untuk mendapatkan imbal hasil investasi yang pada akhirnya dapat digunakan untuk mendanai manfaat tambahan perlindungan seperti cacat, rawat inap, dan penyakit kritis yang mematikan Menurut Pieloor (2009) Semenjak diluncurkan pada tahun 1998
produk unit link di Indonesia, mengalami pertumbuhan yang sangat fantastis, bahkan bisa dikatakan “dahsyat”. Mengingat produk ini adalah merupakan salah satu produk asuransi jiwa, sementara perkembangan dan pertumbuhan asuransi jiwa sebelum adanya unit link sangat kecil dan dapat dikatakan kurang menggembirakan. Ini menjadi menarik karena fenomena Unit link menjadi dimanti bagi nasabah bukanlah karena unsur asuransi dan proteksinya tapi melainkan karena unsur investasinya.Tandelilin (2010) mendefinisikan investasi sebagai komitmen atas sejumlahdana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.Tujuan
utama
dari
investasi
sendiri
adalah
meningkatkan
kesejahteraan (wealth) dari investor itu sendiri.Selain keinginan untuk menambah dan mempertahankan kekayaan setiap individu menginginkan adanya sebuah jaminan kepastian akan masa depannya, sehingga cara yang ditempuh masyarakat pada umumnya adalah dengan menabung baik ditabung
2
pada diri sendiri (tidak menghasilkan bunga) maupun ditabung pada lembaga/institusi tertentu seperti bank. Namun sesuai dengan sifat dasar manusia yaitu sangat sulit untuk mendisiplinkan diri maka untuk melakukan menabung ini menjadi sebuah hal yang sangat sulit dilakukan. Penelitian semacam ini pernah dilakukan oleh salah satu mahasisawa MM UGM Yogyakarta pada salah satu perusahaan asuransi penyedia unit linkPT Avrist Assurance Indonesia(AAI), Pangestuhadi (2010) menyatakan bahwa Cost and benefit unit linkmempunyai beberapa perbedaan dengan produkkonvensional seperti deposito maupun produk investasi reksadana, adabanyak biaya yang terkandung didalam unit link, biaya akuisisi menjadibiaya terbesar di tahun-tahun awal untuk meng-cover manfaat kematianyang tidak terdapat dalam porduk investasi lainnya selain biayaadministrasi. Juga adanya penalty fee yang harus ditanggung nasabah yangmenarik sebagian dananya sehingga unit linkhanya cocok untuk investoruntuk jangka menengah maupun panjang. kurangnya transparansi informasi seputar produk unit linkdi perusahaan asuransi, terutama menyangkut pengenaan dan perhitungan biaya perlu adanya penelitian lebih lanjut dikarenakan produk asuransi mempunyai beberapa manfaat lain seperti pertanggungan kematian dan kesehatan yang bias mengurangi unit link on investment secara keseluruhan. AXA Financial Indonesia (AFI) telah beroperasi sejak 1995, saat itu masih bernama PT MLC Life Indonesia, dengan saham 100% dimiliki oleh National Australia Bank di bawah National Australia Group. Pada tanggal 8
3
Mei 2006 kepemilikan saham diambil alih 100% oleh AXA Group Perancis, dengan investasi lebih dari 4 trilyun rupiah untuk membeli jaringan bisnis asuransi jiwa MLC di Hongkong dan Indonesia dan sejak saat itu nama AXA Financial Indonesia resmi digunakan. AXA Mandiri Financial Services yang berdiri sejak Desember 2003 adalah perusahaan joint venture antara PT Bank Mandiri (Persero), Tbk dan AXA Group dengan komposisi kepemilikan 51% : 49%. I.2 Rumusan Masalah Penjelasan sebelumnya telah diketahui bahwa ide dasar dan tujuan dibentuknya unit link yaitu sebagai media proteksi yang didalamnya terdapat instrument investasi. Mengingat para pemakai jasa ini akan menanamkan sejumlah modal dengan harapan bisa mendapatkan perlindungan dan manfaat investasi yang dijanjikan. Mengingat produk Unit link menjadi banyak diminati bukan karena kesadaran atas perlunya asuransi tapi lebih kepada karena adanya unsur investasi didalam produk ini. Berdasarkan uraian diatas, penulis memandang perlu adanya analisis manfaat dari asuransi unit link yang dibandingkan dengan manfaat asuransi non unit link dengan instrument investasi yang terpisah. Sehingga permasalah yamg dikemukakan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Apa saja return dan risiko dengan berinvestasi di asuransi unit link ? 2. Apa saja return dan risiko dengan berinvestasi di asuransi non unit link dan reksadana?
4
3. Apakah kinerja dari asuransi unit link menghasilkan kinerja lebih baik dari segi return dan resiko daripada asuransi non unit link dan reksadana? I.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah kinerja unit link yang diimiliki oleh perusahaan penyedia asuransi yang juga berfungsi sebagai instrumen investasi dapat menghasilkan kinerjadan memebrikan manfaat yang yang lebih baik dari pada asuransi non unit linkdan reksadana.
I.4 Batasan Masalah 1. Produk asuransi berbasis Unit link dari PT. Axa Financial periode 2007- 2012 2. Data diambil dari data primer di kantor Axa Financial Yogyakarta dan sekunder berupa laporan bulanan perkembangan NAB Axa Financial.
I.5 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi investor, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis kepada investor maupun manfaat kepada perusahaan penyedia asuransi unit link Bagi investor, penelitian ini dapat
5
menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi pada asuransi unit link 2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat menjadi pengetahuan tambahan serta referensi dalam menilai kelayakan invesatsi di asuransi unit link 3. Bagi regulator, penilitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan tambahan dalam mengembangkan asuransi unit link I.6 Sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Bagian ini membahas tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
BAB II
: TINJAUAN LITERATUR Bab ini berisi teori-teori pendukung serta literatur-literatur terkait yang digunakan sebagai studi pustaka.
BAB III
: METODE PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN Bab ini menguraikan pembahasan mengenai metode analisis yang digunakan dalam penelitian dan jenis data-data yang digunakan beserta sumber data. Selain itu dalam bab ini juga menguraikan profil perusahaan yang menjadi obyek penelitian.
6
BAB IV
: ANALISIS DATA Bab ini membahas tentang analisis produk perusahaan, analisis deskriptif
produk
Axa
Financial,
dan
analisis
kinerja
pembanding.
BAB V
: PENUTUP Bab ini akan menjelaskan kesimpulan dan saran dari analisis yang dilakukan terhadap rumusan masalah yang ada.
7