BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan teh (Camellia sinensis) familia dari Theaceae, diperkirakan berasal dari pegunungan Himalaya dan daerah – daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India, dan Birma (Anonim, 2010). Tumbuhan teh dapat tumbuh mencapai 6 – 9 meter tingginya. Tanaman teh umumnya mulai dapat dipetik secara terus – menerus setelah umur 5 tahun dan dapat memberikan hasil produksi cukup besar selama 40 tahun. Tumbuhan ini dapat tumbuh dengan subur di daerah dengan ketinggian 1200 – 2000 meter di atas permukaan air laut. Semakin tinggi letak daerahnya, semakin menghasilkan mutu teh yang baik. Indonesia memiliki beberapa industri yang mengelola tanaman teh, tetapi dalam perkembangannya, industri teh di Indonesia mengalami pasang surut sesuai dengan perkembangan pasar dunia maupun perkembangan pasar di Indonesia. Salah satu contoh industri teh di Indonesia adalah PT Pagilaran. PT Pagilaran adalah sebuah perusahaan yang menghasilkan bubuk teh dan perusahaan tersebut berdiri pada tahun 1964. Perusahaan tersebut adalah perusahaan peninggalan penjajahan Inggris dan Jepang yang kemudian diserahkan kepada Universitas Gadjah Mada pada tanggal 23 Mei 1964. Universitas Gadjah Mada selanjutnya menugaskan Fakultas Pertanian untuk mengelola perkebunan tersebut sebagai sarana pendidikan dan penelitian.
1
Tahapan proses awal dari produksi teh adalah bagian pemetikan, untuk itu pada bagian ini membutuhkan tenaga kerja petik yang handal dalam artian cekatan, rajin, selalu bersemangat dan mengerti cara memetik pucuk teh yang benar. Tenaga kerja pemetikan adalah tenaga kerja yang bertugas untuk memetik pucuk teh yang nantinya siap untuk diolah melalui beberapa tahapan dan jadilah bubuk teh dengan mutu yang diinginkan. Tenaga kerja pemetikan adalah bagian penting dalam memproduksi pucuk teh yang akan diolah, untuk itu pada bagian pemetikan membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak untuk menghasilkan pucuk teh yang banyak pula. Tenaga kerja pemetikan besar pengaruhnya terhadap produktivitas perusahaan, karena pada bagian ini tenaga kerja tersebut memegang peranan penting dalam produksi teh yaitu mencakup bahan baku pembuatan teh yang berupa pucuk teh. Setelah dilakukan pemetikan, pengolahan teh dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu pelayuan, penggulungan, sortasi basah, fermentasi, pengeringan, sortasi kering, dan terakhir adalah bagian pengemasan. Pelayuan merupakan cara yang digunakan untuk menguapkan air yang terdapat pada daun teh. Tahap penggulungan daun teh sebagai langkah awal terjadinya proses fermentasi. Setelah itu akan dilakukan proses pengeringan dan proses sortasi, pada proses sortasi ini akan dipilih daun teh yang baik. Masing – masing proses tersebut bertujuan untuk menghasilkan bubuk teh dengan kualitas terbaik yang nantinya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2
Keberadaan industri teh diberbagai daerah di Indonesia membawa dampak yang positif bagi masyarakat Indonesia, salah satunya adalah mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Oleh sebab itu mengolah industri sebaik mungkin sangatlah bermanfaat. Terlebih lagi bila kita memperhatikan produktivitas dalam suatu indutri maka kita bisa mengetahui faktor – faktor yang terjadi pada suatu industri yang menyebabkan penurunan maupun peningkatan produktivitas. Misalnya dari faktor tenaga kerja di stasiun kerja pemetikan yang merupakan stasiun kerja yang menghasilkan bahan baku produk. Stasiun kerja pemetikan penting
pengaruhya
terhadap
produktivitas dilakukan untuk
kelanjutan
proses
produksi.
Pengukuran
mengetahui adanya peningkatan
maupun
penurunan produktivitas parsial tenaga kerja di stasiun kerja pemetikan, sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap usaha untuk memperbaiki produktivitas dan memberikan motivasi yang kuat untuk mencapai kinerja yang lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah Menentukan produktivitas parsial tenaga kerja bagian pemetikan teh menggunakan metode rasio output input yang dikhususkan pada tenaga kerja bagian pemetikan teh dari tahun 2010 - 2013, dan mengetahui penyebab peningkatan atau penurunan produktivitas parsial tenaga kerja di PT Pagilaran Unit Produksi Batang.
3
1.3 Batasan Masalah Agar kerja praktek yang akan dilakukan dapat berfokus pada masalah yang telah dirumuskan, maka kerja praktek ini diberikan batasan sebagai berikut : 1. Mengukur produktivitas tenaga kerja bagian pemetikan teh di PT Pagilaran Unit Produksi Batang menggunakan metode rasio output input. 2. Pengukuran produkstivitas tenaga kerja bagian pemetikan teh dilakukan dari data tahun 2010 sampai tahun 2013. 3. Perhitungan
produktivitas
tenaga
kerja
bagian
pemetikan
teh
menggunakan elemen output jumlah pucuk teh yang dipetik dalam satuan kg dan elemen input jumlah jam kerja dalam satuan jam.
1.4 Tujuan Kerja Praktek 1. Mengukur produktivitas tenaga kerja bagian pemetikan teh di PT Pagilaran Unit Produksi Batang. 2. Mengetahui penyebab peningkatan atau penurunan produktivitas parsial tenaga kerja di PT Pagilaran Unit Produksi Batang.
4
1.5 Manfaat 1. Bagi Mahasiswa a. Sebagai sarana untuk memperdalam mengenai materi (Produktivitas parsial tenaga kerja). b. Mengetahui maju mundurnya kegiatan atau usaha yang dilaksanakan. c. Mengaplikasikan ilmu – ilmu yang telah didapat di bangku kuliah untuk diaplikasikan secara nyata dalam dunia industri. d. Menambah pengalaman, ilmu, dan wawasan supaya lebih dekat dan siap terjun di dunia kerja yang sebenarnya. e. Mampu meningkatkan kemampuan menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh suatu perusahaan. 2. Bagi Perusahaan a. Ikut berperan dalam melatih mahasiswa menyiapkan skill untuk dunia kerja yang sebenarnya. b. Memberikan saran perbaikan dalam upaya meningkatkan produktivitas parsial tenaga kerja di PT Pagilaran Unit Produksi Batang.
5