1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Pengguna utama informasi akuntansi adalah investor dan kreditor. Dalam hal ini investor menggunakan informasi akuntansi sebagai pengambilan keputusan untuk melakukan investasi. Investasi selalu terkait dengan return dan risiko. Risiko dapat dibagi menjadi dua: risiko tidak sistematis dan risiko sistematis (Elton dan Gruber 1995, Jones 1999, Hartono 2000). Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi, sedangkan risiko sistematis merupakan risiko yang melekat dan tidak dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi. Konsep beta merupakan konsep yang paling penting dalam manajemen portofolio. Peran beta dalam manajemen portofolio pada dasarnya dibagi menjadi tiga peran utama, yaitu (1) meramalkan risiko sistematis portofolio, (2) meramalkan ukuran risiko sistematis yang terjadi (realized market risk), (3) memprediksi return yang diharapkan dari suatu portofolio (Tandelin dan Lantara, 2001). Usaha untuk menguji hubungan faktor fundamental dengan beta telah dilakukah oleh Beaver, Kettler dan Scholes (1970). Variabel akuntansi yang digunakan adalah: dividend payout, growth, leverage, liquidty, asset size, variabiliy in earnings dan beta akuntansi. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa dividend
2
payout, leverage, earning variability dan beta akuntansi mempunyai hubungan yang signifikan dengan beta. Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan terhadap beta diantaranya Budiarti (1996) meneliti faktor yang mempengaruhi beta saham selama perioda Juli 1992- Desember 1994. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari enam variabel yang mempengaruhi beta saham yaitu variabel leverage financial, likuiditas, pertumbuhan aktiva, variabilitas keuntungan, ukuran perusahaan, dan beta akuntansi hanya variabel klasik asset growth, ukuran perusahaan dan operating leverage yang berpengaruh signifikan terhadap beta. Retnaningdiah (1998) meneliti faktor-faktor fundamental terhadap beta. Faktor-faktor fundamental tersebut adalah asset growth, financial leverage, size, operating leverage, dan liquidity. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel asset growth, size, dan operating leverage berpengaruh signifikan terhadap beta. Indriastuti (2001) meneliti tentang analisis pengaruh faktor fundamental terhadap beta saham. Faktor fundamental tersebut yaitu financial leverage, likuiditas, pertumbuhan aktiva, dan ukuran perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum krisis moneter variabel-variabel likuiditas, financial leverage dan pertumbuhan aktiva berpengaruh signifikan terhadap beta saham, sedangkan selama perioda krisis variabel financial leverage dan pertumbuhan aktiva saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap beta saham. Soegiarto (2002) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi beta saham manufaktur di BEJ. Faktor tersebut adalah earning variability, asset size,
3
financial leverage, liquidity, dividend payout ratio, asset growth, dan accounting beta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya accounting beta yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap beta saham. Mainingrum dan Falikhatun meneliti tentang pengaruh asset growth, debt to equity ratio, dan return on equity terhadap beta saham pada perusahaan jasa di Bursa Efek Jakarta perioda 2000-2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel return on equity yang secara signifikan berpengaruh terhadap beta saham. Krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1997, yang mengakibatkan sistem perekonomian Indonesia kian memburuk, begitu pula dengan kondisi pasar modal yang ada di Indonesia. Akibat krisis moneter maka telah banyak perusahaanperusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta mengalami kebangkrutan. Tulisan ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Mainingrum dan Falikhatun tahun 2005 tentang pengaruh asset growth, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share terhadap beta saham pada perusahaan jasa di Bursa Efek Jakarta perioda 2000-2002. Perioda waktu yang dilakukan pada penelitian sebelumnya relatif pendek yaitu selama 3 tahun, sehingga dimungkinkan aktivitas operasi perusahaan yang listed di BEJ masih dalam kondisi yang labil akibat krisis moneter yang melanda Indonesia, dengan memperpanjang perioda selama 5 tahun maka diharapkan aktivitas operasi perusahaan yang akan menjadi objek penelitian yang sekarang sudah dalam kondisi yang stabil. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian yang terdahulu yaitu menggunakan perusahaan jasa,
4
sedangkan pada penelitian yang sekarang peneliti mengambil sampel pada seluruh perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan berbagai pelayanan yang memberi kemudahan, kenyamanan, atau kenikmatan kepada masyarakat yang memerlukannya, sedangkan perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengolah barang dalam suatu pabrik. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi produk yang sifatnya sama sekali berbeda dengan bahan bakunya. Kaitan antara perusahaan manufaktur terhadap risiko sistematik yaitu, aktivitas perusahaan manufaktur lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan jasa, pengeluaran atas biaya pada perusahaan manufaktur lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan jasa, misalnya pada perusahaan manufaktur akan membutuhkan biaya untuk pembelian persediaan atas bahan baku sedangkan perusahaan jasa sendiri tidak membutuhkan biaya atas persediaan. Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui kaitan antara perusahaan manufaktur dengan risiko sistematik. Dengan kebutuhan akan dana yang semakin besar maka perusahaan manufaktur juga akan lebih membutuhkan modal yang lebih besar daripada perusahaan jasa, dengan kebutuhan modal yang semakin besar maka perusahaan manufaktur akan menambah modal nya melalui hutang nya, semakin banyak hutang yang ditanggung oleh perusahaan maka tingkat risiko juga akan semakin besar. Investasi pada perusahaan yang go-public merupakan komoditi investasi yang tergolong berisiko tinggi, karena sifat komoditinya sangat peka terhadap perubahanperubahan yang terjadi baik perubahan di bidang politik, ekonomi maupun perubahan
5
yang terjadi di dalam industri dan perusahaan itu sendiri. Perubahan-perubahan tersebut dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif terhadap beta saham. Melihat perkembangan pasar modal yang dikaitkan dengan pengaruh krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini, tantangan yang dihadapi investor semakin berat. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi beta saham, maka diharapkan para investor dapat lebih selektif dalam melakukan investasinya sehingga return yang diharapakan dapat lebih maksimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi beta saham dalam penelitian ini adalah asset growth, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share.
6
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: a. Apakah asset growth berpengaruh positif terhadap beta saham? b. Apakah debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap beta saham? c. Apakah return on equity berpengaruh positif terhadap beta saham? d. Apakah earning per share berpengaruh negatif terhadap beta saham?
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh asset growth, debt to equity ratio, dan return on equity terhadap beta saham pada seluruh perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta perioda 2000-2004.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1. Bagi Akademisi Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh asset growth, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share terhadap beta saham pada seluruh perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
7
1.4.2. Bagi Praktisi -
Membantu para investor dalam mengambil keputusan untuk menilai kinerja perusahaan.
-
Memberikan masukan bagi perusahaan untuk mengetahui perkembangan perusahaannya.
1.4.3. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan menjadi sarana belajar yang menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang dunia investasi di pasar modal dan diharapkan dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya.
1.5. Batasan Masalah 1.5.1. Obyek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dalam kurun waktu 2000 sampai dengan 2004 yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara konsisten mulai tahun 2000 sampai 2004. 1.5.2. Penggunaan Sampel Data Yang Digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Sampel data yang digunakan meliputi data berupa laporan keuangan yang terdiri dari total asset, laba bersih setelah pajak, total hutang, total ekuitas dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2004, dan data beta saham sebelum koreksi, beta saham setelah koreksi dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004.