BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi saat ini telah menjadi tantangan global yang tidak dapat dihindari baik dari sektor swasta maupun pemerintah. Pada sektor pemerintahan, aparatur pemerintah merupakan sumberdaya yang sangat utama. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah dan abdi masyarakat adalah aset terpenting yang menjadi ujung tombak dalam menjalankan program pembangunan nasional. Kebutuhan masyarakat sebagai pelanggan yang semakin kompleks merupakan tuntutan bagi setiap instansi pemerintah dalam mewujudkan kualitas pelayanan yang prima, dimana tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh kinerja aparatur secara maksimal. Kinerja aparatur pemerintah saat ini sering menjadi sorotan. Selama ini, kinerja dari aparatur pemerintah masih dipandang belum mampu memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat. Rendahnya tingkat kedisiplinan, rendahnya pencapaian target rencana kerja karena kurangnya profesionalisme dan banyaknya keluhan masyarakat karena kualitas pelayanan yang tidak optimal sudah menjadi citra yang sangat melekat pada PNS. Kondisi tersebut menyadarkan pemerintah akan pentingnya mutu untuk memperbaiki kinerja aparaturnya agar selalu dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik. Sejalan dengan tuntutan tersebut, maka salah satu cara yang paling tepat untuk diterapkan dalam upaya meningkatkan
1
2
kualitas di suatu institusi pemerintah adalah dengan adanya perbaikan manajemen kualitas melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 adalah standar Sistem Manajemen Mutu yang ditetapkan oleh International Organization for Standardization (IOS), suatu badan swasta internasional untuk standarisasi mutu yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. ISO 9001:2008 telah berkembang di negara maju bahkan negara berkembang. Meski ISO adalah organisasi non pemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya. Standar ini merupakan sarana untuk mencapai tujuan mutu yang diharapkan mampu menjawab tantangan globalisasi dimana tujuan akhirnya adalah mencapai efektivitas dan efisiensi organisasi (Rahmawaty, 2010). Implementasi ISO 9001:2008 sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia, yaitu pegawai. Pegawai merupakan sumber daya penting dalam Implementasi ISO 9001:2008
itu
sendiri
karena
pegawailah
yang
merencanakan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi keefektifan pelaksanaan ISO 9001:2008 dalam meningkatkan kinerja pegawai. Penerapan ISO 9001:2008 sebagai perbaikan sistem manajemen mutu dalam organisasi akan memberikan dampak positif pada sikap individu pegawai yaitu kinerja pegawai. Pegawai akan tampak berperan penuh dalam kehidupan organisasi apabila telah menampilkan perilaku dalam bekerja yang disebut sebagai kinerja pegawai, sebagaimana dikemukakan Anwar (2004: 45) bahwa kinerja adalah semua perilaku sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan
3
keterampilan serta motivasi dalam menghasilkan sesuatu sesuai standar yang ditetapkan oleh organisasi. Konsep tersebut menekankan bahwa kinerja pegawai perlu dilandasi oleh sejumlah kompetensi dan didukung motivasi, sehingga akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi keberadaan organisasi. Menurut Oxford Dictionary, Mwita dalam Dharma (2007) menyatakan bahwa kinerja (performance) merupakan suatu tindakan, proses dan atau cara bertindak atau melakukan fungsi. Kinerja merupakan suatu konstruk, di mana banyak para ahli yang masih memiliki sudut pandang yang berbeda dalam mendefinisikan kinerja. Ketidakmampuan mendefinisikan kinerja akan berakibat kinerja tidak dapat diukur atau dikelola (Amstrong dan Baron, 2000). Implementasi ISO 9001:2008 yang dilakukan di dalam suatu organisasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai secara signifikan. Hal ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Pamungkas (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa penerapan ISO 9001:2008 mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Dharma (2007) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa implementasi ISO 9001:2000 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Rahmawaty (2010) juga menyatakan bahwa implementasi ISO 9001:2000 mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Implementasi ISO 9001:2008 membawa pengaruh signifikan dan efek positif terhadap peningkatan kinerja yang memfasilitasi suatu proses transformasi dan membuka kesempatan dalam kompetisi global (Trehan and Vapoor, 2011).
4
Salah satu sarana penting pada manjemen sumber daya manusia dalam sebuah organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja para pegawai. Menurut Sutrisno (2010:74) kepuaan kerja merupakan suatu sikap karyawan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerjasama antar karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis. Kepuasan kerja merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja pegawai dalam mendukung terwujudnya tujuan organisasi. Kepuasan kerja pegawai dapat diciptakan dan dapat pula ditingkatkan oleh organisasi yang bersangkutan. Salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian peningkatan kepuasan kerja pegawai adalah dengan melakukan perbaikan sistem manajemen mutu organisasi. Adanya hubungan positif antara Implementasi ISO dengan kepuasan kerja dinyatakan oleh Taib et al. (2010), merupakan bukti bahwa pencapaian peningkatan kepuasan kerja karyawan adalah dengan melakukan perbaikan sistem manajemen mutu perusahaan melalui ISO 9001:2008. Unsurunsur penting dalam Implementasi ISO 9001 yaitu customer focus, training, employee empowerment dan continuous improvement dapat mempengaruhi kepuasan kerja pegawai (Valmohammadi & Khodapanahi, 2011). Organisasi dengan kepuasan kerja pegawainya yang cukup tinggi akan berpengaruh terhadap pencapaian kinerja yang optimal. Pencapaian kinerja yang tinggi melalui produktivitas dan efisiensi selalu menjadi tujuan prioritas organisasi. Dalam hal tersebut maka kepuasan kerja pegawai benar-benar dibutuhkan untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi dalam organisasi.
5
Kepuasan
kerja
mengarah
untuk
memperluas
upaya
untuk
lebih
meningkatkan prestasi kerja, kemudian bekerja lebih keras dan lebih baik (Puspakumari, 2008). Syaiin (2008) dalam penelitiannya mendukung pernyataan tersebut yang menyatakan kepuasan kerja pegawai mempengaruhi kinerja pegawai. Kepuasan pegawai yang diukur dengan kepuasan terhadap pekerjaan, kepuasan terhadap pengawasan, kepuasan terhadap gaji dan kepuasan terhadap kerabat kerja mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Nimalathasan (2012) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepuasan kerja dan kinerja pegawai. Promosi yang adil, sistem penggajian yang sesuai dengan pekerjaan dan kondisi kerja yang baik mengarah pada tingkat kinerja yang tinggi. Dengan kata lain, kepuasan kerja memiliki dampak positif terhadap kinerja pegawai itu sendiri. Unit Pelaksana Unit Pusat (UPTP) Balai Latihan Transmigrasi Denpasar adalah UPTP dibawah Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan pelatihan ketransmigrasian bagi transmigran dan masyarakat di sekitar kawasan transmigran dengan wilayah kerja mencakup Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. UPTP Balai Latihan Transmigrasi berusaha melakukan peningkatan terhadap kualitas kegiatan penyelenggaraan dan pelayanan pelatihan ketransmigrasian dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sejak tahun 2012. Penyelenggaran Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terkait dengan kinerja pegawai UPTP Balai Latihan Transmigrasi Denpasar yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari penyerapan anggaran yang masih belum maksimal akibat
6
kurang baiknya pelaksanaan kerja di lapangan. Pengukuran kinerja UPTP Balai Latihan Transmigrasi Denpasar dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan relisasinya melalui pengukuran kinerja kegiatan yang didahului dengan penetapan indikator kinerja kegiatan yaitu ukuran kualitatif dan kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran kegiatan pokok suatu kegiatan, kemudian menetapkan rencana tingkat capaian (target) yang merupakan gambaran mengenai kinerja yang diinginkan. Sampai dengan akhir bulan September 2014 realisasi penyerapan keuangan Balai Latihan Transmigrasi Denpasar adalah sebesar 57.16 %. Terjadi deviasi minus pada penyerapan keuangan sebesar 6,28 % dari rencana penyerapan bulan September yaitu 63.44%.
Penyerapan anggaran yang kurang maksimal
disebabkan kendala yang ada di lapangan. Salah satu kendala yang ditemukan dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut adalah belum maksimalnya kinerja pegawai yang berkaitan dengan penyelesaian beberapa pekerjaan tepat waktu dan sesuai target yang telah ditetapkan dan kurangnya aparatur yang berkompeten dengan kegiatan yang bersifat teknis sehingga mempengaruhi mutu kegiatan serta ada pegawai yang masih berada pada posisi yang kurang tepat dengan keahlian atau kompetensinya, sehingga posisi pegawai yang tidak tepat mengakibatkan kurang optimalnya mereka mengerjakan apa yang menjadi tugasnya. Masih rendahnya kepuasan kerja pegawai diakibatkan karena kerjasama (teamwork) yang belum berjalan secara optimal, kurangnya perencanaan dan evaluasi untuk setiap kegiatan yang dilakukan seringkali terjadi konflik diantara
7
pegawai, prestasi kerja kurang optimal karena pola pembagian kerja kurang merata dan kurangnya penghargaan yang dirasakan secara adil mengakibatkan tidak diperolehnya kepuasan kerja sehingga menurunkan kinerja pegawai. Dengan beberapa permasalahan yang ada dan juga masih terbatasnya penelitian tentang implementasi ISO 9001:2008 yang dikaitkan dengan kepuasan kerja dan kinerja pegawai, maka menarik untuk diteliti lebih dalam tentang peran mediasi kepuasan kerja dalam pengaruh implementasi ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana pengaruh implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai pada UPTP Balai Latihan Transmigrasi Denpasar? 2) Bagaiman pengaruh implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap kepuasan kerja pada UPTP Balai Latihan Transmigrasi Denpasar? 3) Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada UPTP Balai Latihan Transmigrasi Denpasar? 4) Bagaimana peran mediasi kepuasan kerja pada pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai pada UPTP Balai Latihan Transmigrasi Denpasar?
8
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka dapat dikemukakan tujuan penelitian sebagai berikut. 1) Untuk menganalisis pengaruh implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai pada UPTP Balai Latihan Transmigrasi Denpasar. 2) Untuk menganalisis pengaruh implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap kepuasan kerja pada UPTP Balai Latihan Transmigrasi Denpasar. 3) Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada UPTP Balai Latihan Transmigrasi Denpasar. 4) Untuk menganalisis peran mediasi kepuasan kerja pada pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai pada UPTP Balai Latihan Transmigrasi Denpasar.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1) Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan khasanah ilmu pengetahuan sehingga memperkuat kajian tentang manfaat implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, kepuasan kerjadan kinerja pegawai serta dapat menambah referensi dan pengetahuan bagi
9
penelitian selanjutnya, baik secara teoritis maupun empiris sesuai dengan variabel-variabel yang diamati. 2) Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pimpinan organisasi untuk menentukan strategi kebijakan peningkatan kinerja pegawai melalui kepuasan
kerja
dalam
Implementasi
ISO
9001:2008
dan
sebagai
pertimbangan pengambilan keputusan dalam peningkatan kinerja organisasi.