BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur sangat terkait dengan perkembangan investasi yang ada pada suatu negara. Hal ini dikarenakan perusahaan manufaktur sangat membutuhkan sumber pembiayaan yang cukup besar baik dalam pendirian, operasi, pertumbuhan maupun perluasan usaha. Disini suatu sistem pasar modal untuk menumbuhkan berbagai kegiatan investasi harus tersedia dan menjadi motor penggerak pertumbuhan industri. Masyarakat, calon investor, kreditor, analis, konsultan maupun pemerintah sangat berkepentingan terhadap informasi yang akurat dan dapat dipercaya dalam menganalisa perusahaan-perusahaan yang akan dijadikan tempat berinvestasi dan memberikan keuntungan maksimal. Informasi yang diperlukan untuk menganalisa kinerja dan kondisi keuangan perusahaan telah tersedia di Pusat Referensi Pasar Modal yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI). Informasi yang dimaksud adalah laporan keuangan berupa neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, catatan atas laporan keuangan dan informasi mengenai harga saham dan aktivitas usaha yang biasa disajikan dalam bentuk prospektus atau profil perusahaan. Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri dari laporan neraca dan laporan laba/rugi. Lalu semakin lama semakin berkembang hingga saat ini ada lima jenis laporan keuangan, diantaranya adalah laporan arus kas. Laporan arus 1
kas dapat dijadikan alat untuk pengambilan keputusan pihak manajemen perusahaan investor dan kreditor. Informasi arus kas suatu perusahaan berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Arus kas historis dapat memprediksi penerimaan kas dari deviden dan mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Sebenarnya laporan arus kas sudah mulai diwajibkan pelaporannya pada tahun 1987 melalui Statement of Financial Accounting Standarts (SFAS) No. 95. Namun di Indonesia, kewajiban untuk melaporkan arus kas baru dimulai pada tahun 1994 dengan adanya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 2 yang menyatakan perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Menurut PSAK No. 2 par. 09 dan 10 laporan arus kas harus dilaporkan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Pengklasifikasian menurut aktivitas tersebut dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai lembaga yang berwenang menetapkan standar akuntansi keuangan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK:2009) No. 2 par. 17 dan 18 menyebutkan tentang perusahaan harus melaporkan laporan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan 2
salah satu dari dua metode pelaporan arus kas, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung pada periode tahunan. Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dalam penelitian ini arus kas historis merupakan variabel penentu dalam mengestimasi arus kas masa depan. Penelitian mengenai kemampuan arus kas dalam memprediksi arus kas perusahaan di masa yang akan datang sudah banyak dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Parawiyati dan Baridwan (1998) mengenai kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas perusahaan go publik di Indonesia. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa prediktor laba dan prediktor arus kas adalah signifikan sebagai alat pengubah dalam memprediksi arus kas. Dari koefisien regresi juga menunjukkan bahwa prediktor laba memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang. Supriyadi (1999) menguji kemampuan prediksi earnings (laba) dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan. Hasil dari penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan, yaitu kemampuan arus kas untuk memberikan informasi yang lebih baik dalam menilai arus kas di masa yang akan datang daripada earnings (laba).
3
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai analisis laporan arus kas metode langsung dalam memprediksi arus kas masa depan yang digunakan sebagai prediksi keuntungan investasi di masa yang akan datang yang diberi judul : “ Analisis Kemampuan Arus Kas Operasi Metode Langsung Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) ”. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguatkan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai kemampuan arus kas operasi metode langsung dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Tahun penelitian adalah berdasarkan laporan keuangan tahun 2007 – 2011.
B. Perumusan Masalah Dalam penyusunan skripsi, penulis mengangkat masalah tentang analisa arus kas metode langsung dalam memprediksi arus kas masa depan pada perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Adapun pokok permasalahan yang disimpulkan sebagai berikut : 1. Apakah arus kas operasi tahun berjalan dapat memprediksi arus kas operasi masa depan ? 2. Seberapa besar kontribusi pengaruh arus kas operasi tahun berjalan terhadap arus kas operasi masa depan ?
4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam rangka penelitian dan penulisan skripsi ini yaitu : a. Untuk mendapatkan bukti empiris kemampuan arus kas operasi tahun berjalan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. b. Untuk mendapatkan bukti empiris seberapa besar kontribusi arus kas operasi tahun berjalan dalam mempengaruhi arus kas operasi masa depan.
2. Kegunaan Penelitian Kegunaaan penelitian dan penulisan skripsi berhubungan dengan manfaat yang hendak dicapai, yaitu : a. Bagi penulis Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menjadi media belajar dan diskusi ilmiah bagi penulis dalam memahami persoalan dan perkembangan dalam dunia ekonomi, dan ingin membuktikan kemampuan dan kontribusi pengaruh arus kas metode langsung dalam memprediksi arus kas pada perusahaan industri barang konsumsi yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). b. Bagi perusahaan Melalui penelitian ini pula, diharapkan akan memberikan masukan bagi perusahaan yang menjadi obyek penelitian khususnya mengenai 5
kemampuan metode langsung arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan. c. Bagi pembaca dan masyarakat Bagi pembaca dan masyarakat, serta pihak yang berkepentingan, penelitian ini diharapkan menjadi media informasi, wacana diskusi, pengetahuan dan tambahan wawasan dalam memahami kemampuan metode langsung dalam memprediksi arus kas masa depan.
6