BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dalam organisasi meliputi segala sesuatu yang ada di organisasi termasuk kepercayaan, norma, nilai-nilai, filosofi, tradisi dan pengorbanan. Budaya dalam organisasi termasuk hasil karya, pandangan, nilai, asumsi, simbolsimbol, bahasa dan perilaku yang efektif. Budaya organisasi meliputi pula kerangka kerja komunikasi, baik formal maupun informal, meliputi struktur status atau peran yang berhubungan dengan ciri-ciri pekerja dan penerima pelayanan atau pasien (Swanburg, 2000) Sejak awal tahun delapan puluhan, membangun budaya organisasi sudah sangat menarik perhatian baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Tujuan konsep budaya organisasi adalah mengetahui bagaimana budaya mempengaruhi perilaku para pekerja dan menyamakan pandangan mereka. Pandangan ini didasari dengan penerimaan para pekerja dan lingkungan kerja mereka jadi lebih baik ketika orientasi para pekerja sejalan dengan karakteristik organisasi (Vanderberghe, 2009) Ketika hasil dan produktivitas kerja menurun baik dalam jumlah ataupun macamnya, yang perlu diperhatikan adalah keadaan sosial, teknis dan sistem manajerial (birokrasi) yang menjadi bagian dari budaya organisasi. Seseorang yang bekerja dengan berani dan percaya diri, dengan disiplin dan keinginan untuk tahan bekerja keras menunjukkan budaya kerja yang baik, seseorang yang merasa takut, bersifat pengecut, berbelit-belit, penakut, malu, suka melanggar peraturan,
Universita Sumatera Utara
tidak dapat dipercaya, atau acuh tak acuh sebagai hasil ketidakpuasan terhadap kerja dan lingkungan organisasi (Swanburg, 2000) Saat ini rumah sakit menghadapi tantangan besar yaitu kekurangan sumber daya dibandingkan dengan sebelumnya. Rumah sakit sangat ditantang oleh lingkungan eksternal dan internal untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Perawat sebagai tenaga kesehatan profesional yang populasinya paling banyak di rumah sakit sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan biaya kesehatan. Perawat memiliki potensi dalam pemecahan masalah dalam sistem perawatan kesehatan. Kepuasan kerja perawat dan budaya berorganisasi adalah dasar yang mempengaruhi kinerja dan produktivitas rumah sakit. Hasil penelitian yang diperoleh umumnya menyatakan bahwa karyawan yang puas dengan pekerjaanya akan membuat mereka bekerja lebih produktif dan komit juga terhadap pekerjaanya. Antara manajer dan peneliti akademis percaya bahwa budaya organisasi dapat menjadi pendorong sikap karyawan dan efektivitas organisasi dan performa. Untuk menguji
kemungkinan ini, berbagai langkah budaya organisasi telah
berkorelasi dengan berbagai hasil individu dan organisasi. Jadi apa yang telah kita pelajari pertama, beberapa penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi signifikan berkorelasi dengan perilaku dan sikap karyawan. Misalnya budaya konstruktif positif berhubungan dengan kepuasan kerja, niat untuk tinggal di perusahaan dan inovasi dan negatif terkait dengan menghindari kerja (Kreitner & Kinicki, 2007) Pekerjaan perawat dipengaruhi oleh budaya organisasi. Organisasi dengan kuat memelihara budaya mereka dalam mengelola sumber daya manusia :
Universita Sumatera Utara
siapa yang mengontrak, bagaimana mereka berkembang, dan bagaimana mereka membayar. Memahami budaya dan menafsirkannya dengan benar akan meraih sukses, jika perawat terampil dalam berperilaku yang baik dan mampu mengatur strategi yang sejalan dengan norma budaya dan nilai-nilai budaya. Keefektifan sebuah organisasi dipengaruhi oleh budaya organisasi yaitu fungsi manjemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, kepegawaian, kepemimpinan dan pengontrolan (Koontz & Weirich, 2006). Budaya organisasi secara signifikan dapat mempengaruhi perasaan seseorang di dalam organisasi. Hal ini juga dapat mempengaruhi sejauhmana individu merasa puas dengan pekerjaannya didalam organisasi. Hal ini sangat berpengaruh dalam penilaian budaya organisasi dan kepuasan kerja. Kepuasan kerja tidak hanya berhubungan dengan bekerja, tetapi merupakan interaksi antara karyawan dengan lingkungan kerja. Salah satu hal yang terpenting untuk masa yang akan datang adalah budaya organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Lovas (2007) di Republik Slovak meneliti tentang hubungan budaya organisasi dan kepuasan kerja di sektor publik, dimana berdasarkan empat budaya organisasi yaitu Adhokrasi, Market, Hierarki dan Klan diperoleh hasil bahwa kepuasan kerja menunjukkan hasil adanya hubungan yang positif dengan budaya organisasi Klan, dan menunjukkan tidak ada hubungan antara kepuasan kerja dengan budaya organisasi Market, sedangkan untuk budaya organisasi Adhokrasi memiliki hubungan yang positif dengan kepuasan kerja, dan budaya organisasi Hierarki menunjukkan hasil tidak adanya hubungan dengan kepuasan kerja (Lovas, 2007)
Universita Sumatera Utara
Riset menunjukkan bahwa budaya kuat yang mendorong antisipasi dan keterlibatan pekerja dalam ikut membuat keputusan mempengaruhi kinerja organisasi secara positif. Penelitian yang dilakukan di luar negeri khususnya di Australia menunjukkan bahwa ada hubungan antara budaya organisasi ( birokrasi, inovatif, support) dengan kepuasan kerja perawat (Lok & Crawdford, 1999). Hasil survei yang dilakukan oleh Wyatt & Harrison (2010) menemukan bahwa faktor yang berkontribusi terhadap kepuasan kerja; yaitu 82 % hubungan dengan kolega, 79.7 % lingkungan kerja, 35.5 % peluang untuk berkembang, dan 31.2 % program mentoring. Archibald (2006) juga menyarankan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kepuasan bekerja perawat dapat digunakan sebagai dasar membuat kebijakan dalam meningkatkan situasi bekerja yang kondusif. Dalam hal ini peneliti ingin melihat di Indonesia dengan karakteristik responden yang berbeda berdasarkan latar belakang pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam profesi keperawatan, manajemen, yang berbeda, apakah pada perawat di Indonesia khususnya di Medan apakah ada hubungan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja perawat. Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirngadi Kota Medan merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang terletak di Kota Medan memiliki jumlah perawat yang cukup besar yaitu 190 orang yang bekerja diruang rawat inap RSUD Dr Pirngadi Kota Medan, yang bekerja dengan status PNS. Cara mengevaluasi kehadiran bekerja perawat PNS adalah dengan cara finger scan walaupun perawat datang terlambat dan pulang lebih awal tidak ada punishment yang jelas karena insentif yang mereka terima tetap sama dengan perawat lain yang datang dan
Universita Sumatera Utara
pulang tepat waktu berdasarkan hasil wawancara dengan bidang pelayanan keperawatan/medik. Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas perlu diteliti bagaimana budaya organisasi perawat tersebut di ruang kerjanya masing-masing dan apakah budaya berorganisasi para perawat tersebut membuat mereka puas dengan pekerjaannya
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan budaya organisasi dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirngadi Kota Medan.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Untuk mengidentifikasi budaya organisasi perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirngadi Kota Medan 1.3.2 Untuk mengidentifikasi kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirngadi Kota Medan 1.3.3 Untuk menganalisis hubungan budaya organisasi dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirngadi Kota Medan
1.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yaitu Ada hubungan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja perawat.
Universita Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Menumbuhkan budaya organisasi yang kuat/positif bagi para perawat, sehingga
akan
meningkatkan
kepuasan
kerja
perawat
dalam
melaksanakan pekerjaan mereka setiap hari dan pada akhirnya kepuasan kerja tersebut akan meningkatkan kinerja perawat perawat yang bekerja di Rumah Sakit. 1.5.2 Sebagai
masukan
bagi
instansi
pelayanan
bagaimana
cara
menumbuhkan budaya organisasi yang kuat/positif.
Universita Sumatera Utara