1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia di lahirkan dengan fisik yang berbeda-beda, perbedaan ini bukanlah suatu kesalahan keturunan. Manusia tidak pernah mempunyai pilihan ketika di lahirkan, termasuk pilihan lahir dengan mempunyai kecacatan fisik maupun mental. Semua yang kita miliki secara fisik ataupun mental sejak kita di lahirkan adalah karunia dari Tuhan. Yang di artikan, bentuk fisik dari manusia seperti warnu kulit dan lain sebagainya yang kita miliki sejak lahir adalah anugrah terindah dari sang pencipta dan hal tersebut tidak bisa di tolak oleh manusia. Perbedaan tersebut bukanlah suatu hal yang berfungsi untuk memecah belah ataupun penghalang terciptanya kedamaian sesama umat manusia. Seharusnya
keragaman
serta
perbedaan
tersebut
dimengerti
seperti
kemajemukan ras yang merupakan anugrah dari tuhan. Semua manusia diciptakan oleh tuhan dengan kedudukan yang sama dan di anugrahi hak-hak individu masingmasing yang bersifat setara. Begitu juga dengan hak-hak setiap manusia yang terlahir di dunia untuk memeluk suatu kepercayaan yang mereka yakini. Hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku dan sifat peribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antar seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati. Perbedaan ini diciptakan agar manusia tersebut saling mengenal satu sama lainnya, dan bukan untuk menciptakan sesuatu yg negatif dari perbedaan tersebut.
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan golongan sosialnya, karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan umum yang berkaitan dengan asal usul, tempat asal, serta kebudayaanya. Suku bangsa merupakan satu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayan. Hal ini adalah gabungan sosial karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum. Bangsa-bangsa di dunia telah mengenal bebagai macam hubungan budaya yang berbeda sejak nenek moyang dari ratusan abad yang lalu, namun kini setalah banyak ahli yang berwawasan modern, hal ini malah menunjukan tentang perbedaan budaya itu ke publik. Terlebih saat dimana berbagai konflik kepentingan muncul kepermukaan dikehidupan antar bangsa, seperti konflik politik, konflik bisnis, konflik etnis, maupun konflik yang menyangkut keyakinan masing-masing manusia, yaitu konflik agama. Prasangka berkaitan dengan persepsi seseorang yang menilai tentang seseorang atau sekelompok-sekelompok lain yang menyangkut sikap ataupun perilaku terhadap mereka. Hubungan antar manusia adalah suatu sosiologi kongkrit karena memiliki situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh psikologisnya1. Adapaun yang di maksut hubungan antar manusia dalam agama islam adalah adanya penciptaan Allah yang berbeda-beda. Dalam kehidupan manusia seperti laki-laki dengan perempuan, suku-suku yang banyak, serta berbagai macam bangsa. ___________________________ 1
Nilam Widyarini, Seri Psikologi Populer: Membangun Hubungan Antar Manusia (Yogyakarta:
WAHYANTO, 2009), hal. 56.
2 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Prasangka sendiri merupakan salah satu bentuk rasisme yang akan memiliki suatu akibat tertentu ketika seseorang ataupun sekelompok mempunyai sifat tersebut. Terlepas dari sumbernya, rasisme adalah rasisme. Ketidak tahuan bukanlah alasan untuk menyetujui adanya sifat rasisme di diri masing masing manusia. Kerawanan atau ketidak samaan bukanlah pembenaran rasisme dalam segala bentuknya tanpa kompromi. Rasisme bersifat destruktif, rasisme melemahkan orang atau komunitas tertentu dengan menurunkan nilai identitas mereka. Hal ini menghancurkan kesatuan masyarakat serta menciptakan perpecahan dalam masyarakat. Hal ini merupakam kebalikan dari prinsip demokrasi tentang kesetaraan dan hak semua orang untuk di perlakukan secara adil. Rasisme merupakan fenomena global yang di pengaruhi oleh berbagai faktor historis, sosial, politik, dan ekonomi. Sikap dan keyakinan ini memperlihatkan perilaku rasis baik dalam tindakan individu dan dalam kebijakan dan praktek yang mengakar pada lembaga. Berkaitan dengan prasangka, peran media sangatlah penting dalam pembentukan persepsi dalam suatu kelompok. Informasi dalam media tersebut terkadang sengaja dibuat untuk memicu suatu perselisihan diantara beberapa kelompok untuk keuntungan suatu kelompok. Media di amerika menstrereotipkan (pendapat atau prasangaka mengenai orang-orang dari kelompok tertentu, dimana pendapat tersebut hanya di dasarkan persepsi) Arab Amerika (warga Arab di Amerika) dan muslim sebagai seorag jutawan mendapat hasil kekayaan mereka dari profesi sebagai seorang penari perut, pembom dan bahkan seorang teroris.
3 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Banyak film dari Amerika yang mencertikan penyebar terror adalah seseorang dari Arab yang menyebar ancaman pemboman seperti dalam film “Black Sunday & Wanted: Dead Or Alive”. Penampilan orang Arab di gambarkan sebagai seorang yang menggunakan sorban (sebuah kain yang panjang dan lebar yang di kaitkan di atas kepala) dan berjenggot, kemudiaan wanitanya di gambarkan sebagai penari perut. Film ini menggambarkan bahwa gambaran umat muslim di mata sang sutradara seperti itu. Hal ini dapat menimbulkan persepsi pada masyarakat di amerika kepada umat muslim di seluruh dunia. Baik itu media cetak maupun media elektronik, keduanya merupakan sarana pendukung yang sangat dominan dalam membentuk suatu prasangka di dalam masyarakat terlebih pada waktu sekarang ini 2. Beberapa media massa memang memberi gambaran dan penilaian sendiri mengenai karakter suatu etnis atau kepercayaan tertentu. Radio BBC Skotlandia pernah menyiarkan suatu kata-kata yang menyebutkan agama islam adalah agama “Agama Alien” atau agama yang mengajarka terorisme, ketika terjadi pengeboman di Inggris 3. Hal tersebut merupakan suatu pemicu tindakan yang kurang menyenangkan di Negara tersebut. Peran media menjadi sarana yang sangat baik bagi perkembangan dan pertumbuhan rasisme ataupun juga sebaliknya untuk meredam perilaku rasisme. Yang fokus secara khusus analisis penelitian bahasa komunikasi terhadap pers Belanda. _________________________ Walgito Bimo, Psikologi Sosial: Suatu Pengantar (Yogyakarta: ANDI, 1999), hlm. 84
2
Mayadina Rahma, “Kekerasan terhadap Anaka dalam Perspekif Hukum Islam” Shima, Edisi XIV, April 2007, hlm. 16. 3
4 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rasisme antar etnis, golongan, maupun agama sebenarnya sudah terjadi sejak lama, namun hal itu terlihat semakin jelas di zaman modern seperti sekarang ini. Bahaya besar jika sikap rasisme lahir dari sebuah sikap iri hati, sebab dengan alasan yang terkadang rasional bisa saja terjadi penggeseran kamu minoritas yang mempunyai kegigihan serta loyalitas. Sikap rasisme terlihat jelas pada terjadinya pembajakan pesawat komersial Amerika yang berakhir dengan menabrakan diri ke gedung WTC dan Pentagon pada tanggal 11 september tahun 2001, hal tersebut mengakibatkan hancurnya gedung WTC dan Pentagon. Walaupun sampai kini hal tersebut masih menjadi kontroversi. Setelah kejadian tersebut suasanapun semakin memanas terlebih saling tuduh dan saling menyindir antar agama. Hal lain yang muncul setelah ini adalah kemunculan 12 kartun yang menghina Nabi Muhammad buatan Koran Denmark jyllands-posten bulan September 2005
4
. Padahal di dalam ajaran islam dilarang keras
memunculkan sosok Nabi Muhammad. Sampai pada akhirnya kemunculan film fitna semakin memperjelas menunjukan sebuah bentuk rasisme. Film ini termasuk dalam film kontroversi dikarenakan banyaknya simbol-simbol rasisme dalam film tersebut. Film fitna adalah garapan seorang warga Negara Belanda bernama Geert Wilders, yang berdurasi sekitar 16 menit 48 detik. _________________________ Wikipedia, “Kontroversi kartun Nabi Muhammad Jyllands-Posten”, Wikipedia, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/ Kontroversi_kartun_Nabi_Muhammad_JyllandsPosten. 4
5 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Di dalam film tersebut menggambarkan pendeskripsian agama islam. Dalam film itu menggambarkan pula agama islam dengan kitabnya yaitu Al-Qur’an membenarkan untuk melakukan tindakan kekerasan, terlebih lagi membunuh sesama manusia. Padahal sudah sangat jelas di terangkan dalam Al Qur’an bahwa Allah sangat melaknat tindakan kekerasa apa lagi samapi membunuh sesame umat manusia. Keterangan itu terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 32 yang berbunyi ”Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolaholah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. Ya'ni: membunuh orang bukan karena qishaash. Hukum ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai manusia seluruhnya. Allah memandang bahwa membunuh seseorang itu adalah sebagai membunuh manusia seluruhnya, karena orang seorang itu adalah anggota masyarakat dan karena membunuh seseorang berarti juga membunuh keturunannya. Adalah sesudah kedatangan Rasul membawa keterangan yang nyata”. Dalam ayat ini Allah menegaskan larangannya terhadap berbagai tindakan kekerasan seperti, pemaksaan, tawuran, pertengkaran, perkelahian dll, yang bisa berakibat kepada pembunuhan.
6 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Meskipun dalam ayat ini disebutkan bahwa larangan membunuh tersebut ditujukan kepada Bani Israil, tetapi pada hakikatnya larangan ini berlaku untuk seluruh manusia di dunia. Segala tindakan yang dapat menghilangkan nyawa orang lain sangat berat dosanya di sisi Allah Swt. Bahkan ditegaskan bahwa membunuh seseorang adalah seperti membunuh semua manusia. Sebaliknya, pahala memelihara kehidupan seseorang seperti pahala memelihara kehidupan semua manusia. Bisa disimpulkan bahwa kandungan dari surah ini yakni Nasib manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Karena itu, terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang manusia dengan maksud jahat, merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qishash merupakan sumber kehidupan masyarakat. Di dalam film ini pula sedikit menyinggung untuk menghentikan pertubuhan kaum islam, karena ditakutkan dengan ajaran yang menghalalkan kekerasan itu kebebasan di dunia akan hilang dan pandangan pemeluk agama islam terhadap kaum yang memeluk agama lain itu berbeda dengan mereka (pemeluk agama islam). Sejak kemunculan film ini di media banyak menimbulkan permasalahan dan juga gejolak yang menentang penyebarluasan film ini, Dalam beberapa penyebaran film ini di hentikan. Sebuah film bisa menjadi sebuah komunikator atau sebagai perantara dalam komunikasi, hal ini dikarenakan sebuah film bisa berhubungan langsung dengan masyarakat (penontonnya).
7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Salah satu kelebihan film yang tidak terbantahkan adalah, kemampuan film dalam menyuguhkan video dan audio yang tentunya dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat melalui televisi. Saat ini masyarakat sangat bergantung pada media televisi. Dimana segala hiburan mudah di dapat dan di akses pada televisi. Dan film tetap menjadi bagian utama dari produk yang ditampilkan/disodorkan televisi. Melalui film banyak hal yang bisa kita ambil dan pelajari tentang budaya. Baik itu budaya masyarakat disekitar kita ataupun budaya luar yang sama sekali asing buat kita. Dari berbagai macam kebudayaan ini banyak hal yang bisa kita pelajari, baik dari segi kebudayaan maupun segi makna. Kebudayaan adalah cerminan dari berbagai aspek masyarakat, banyak dari masyarakat yang mempunyai berbagai macam kebudayaan. Film merupakan salah satu bentuk untuk mengenalkan kebudayaan suata bangsa kepada bangsa lainnya. Melalui film kita bisa mempelajari berbagai raga aspek kebudayaang yang dimiliki oleh suatu bangasa. Film juga dilihat sebagai media sosialisasi dan media publikasi budaya yang ampuh dan persuasif. Ingat film merupakan cerminan budaya, dimasyarakat pada waktu zaman tertentu. Bahkan pada era modern seperti ini film bisa di buat untuk segala bentuk tujuan, terlebih lagi dengan di dukung oleh kemajuan teknologi membuat film menjadi media yang menarik dan mudah dipahami. Film juga merupakan sarana komunikasi yang mampu mempengaruhi sudut pandang dan perilaku masyarakat dengan mengandalkan visual gambar yang menarik untuk disimak. Dalam film fitna terdapat kata-kata, serta gambar-gambar dan penulisan yang dimaksudkan pembuat film untuk menunjukan realitas rasisme yang di tunjukan untuk satu agama tertentu.
8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk itu melalui penelitian ini akan di ungkapkan lebih jauh bagaimana pembuat menyampaikan pesan-pesan yang terkandung di dalam film garapan Geert Wilders. 1.2.
Kerangka Teori
1.2.1. Semiotika Kajian semiotika sampai sekarang memiliki dua perbedaan yang dibedakan menjadi dua jenis, yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika komunikasi menekankan kepada teori tentang produksi tanda yang salah satu di antaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu sebagai pengirim, penerima kode atau sistem kerja, pesan, saluran komunikasi dan acuan (hal yang dibicarakan) 5. Semiotika signifikasi memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamanya dalam suatu konteks tertentu. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah sebuah perangkat yang dipakai dalam upaya berusaha mencari jalan di kehidupan ini, di tengah-tengah manusia dan bersama dengan manusia. Semiotika atau dalam istilah Roland Barthes semiologi pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusia (humanity) menggunakan hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat di campur adukan dengan mengkomunikasikan (to communicate). __________________________ 5
Jacobson Harold, Network of Interdepence: International Organizations in Global Political System
(The University of Michigan), hlm, 89.
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Memaknai berarti bahwa obyek-obyek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana, obyek-obyek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem berstuktur dari tanda. Istilah semiotika secara etimologis berasal dari kata yunani semion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri di definiskan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbagun sebelumnya, dapat mewakili sesuatu yang lain. Dan secara termilogis, semiotika dapat difenisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederatan luas obyek-obyek, peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai suatu tanda. Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai system hubungan yang memiliki unit dasar yang si sebut tanda dengan demikian semiotika mempelajari hakekat tentang keberadaan tanda, baik itu di konstruksikan oleh simbol dan kata-kata yang di gunakan dalam konteks sosial 6. Semiotika digunakan sebagai pendekatan untuk menganalisa sesuatu baik itu berupa teks atau gambar ataupun simbol di dalam media cetak maupun elektronik. Dengan asumsi media itu sendiri dikomunikasikan dengan simbol dan kata. Interprestasi terhadap sesuatu hal yang ada dalam suatu realitas kehidupan yang di dalamnya terdapat simbol-simbol atau tanda, kemudia akan di apresiasikan dan di konstruksikan ke dalam suatu media pesan bisa berupa teks, gambar, ataupun film. Dalam mempersiapkan realitas di dunia akan sangat di pengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman seseorang, hal tersebut nantinya akan banyak menentukan hasil iterprestasi terhadap suatu hal. ________________________ 6
Alex Sobur, Psikologi Umum (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hlm. 68.
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Analisis semiotika modern di kembangkan oleh Ferdinand De Saussure, ahli liguistik dari benua eropa dan Charles Sanders Pierce, seorang filsuf asal benua Amerika. Sausure yaitu penanda (signifier) yang terletak pada tingkatan ungkapan dan mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik seperti huruf, kata, gambar, dan bunyi dan komponen yang lain adalah petanda (signified) yang terletak dalam tingkatan isi atau gagasan dari apa yang diungkapkan, serta sarannya bahwa hubungan kedua komponen ini adalah sewenang-wenang yang merupakan hal penting dalam perkembangan semiotik. Sedangkan bagi pierce, lebih memfokuskan diri pada tiga aspek tanda yaitu dimensi ikon, indeks dan simbol. Roland Barthes di kenal sebagai salah seorang pemikir strukturalitas. Dia mempraktekkan model linggualistik dan semiologi sausuren. Dia berpendapat bahasa adalah sebuah system tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu Barthes bahwa sarrasine ini terangkai dalam kode rasionalisasi yaitu suatu prosen yang mirip dengan apa yang terlihat 7. Semiotika merupakan ilmu yang membahas tentang tanda. Terbentuk dari sistem tanda yang terdiri dari penanda dan pertanda. Meskipun bahasa adalah bentuk yang paling mencolok dari produksi tanda manusia, di seluruh dunia sosial kita juga di dasari oleh pesan-pesan visual yang sama baiknya dengan tanda linguistik, atau bahkan bersifat ekslusif visual. Hal hal yang memilik arti-arti simbolis tak terhitung jumlahnya dalam sebuah film. _____________________ 7
kurniawan, Semiologi Roland Barthes (Magelang: Yayasan Indonesia Tera, 2001), hlm. 65.
11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kebanyakan film memberi setting dari simbolik yang penting sekali. Dalam setiap bentuk cerita sebuah simbol adalah seseuatu yang kongkret yang mewakili atau melambangkan sesuatu. Penelitian ini mencoba bahas bagian dalam tiap gambar serta simbol yang di munculkan dalam film fitna karena menurut penelitin dalam setiap gambar atau tulisan yang ada sangat menonjolkan rifat maupun perilaku rasisme. 1.3. Rumusan Masalah Bedasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan sebuah fokus penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana nilai-nilai rasisme dalam simbol-simbol yang di gunakan dalam film fitna ini ? 2. Bagaimana pesan yang ingin disampaikan film fitna kepada penontonnya ?
1.4. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana simbol-simbol digunakan sebagai sarana penggambaran rasisme dalam film fitna. 2. Untuk mengetahui pesan yang ingin disampaikan film fitna kepada masyarakat penontonnya.
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1
Manfaat Akademis
Manfaat akademis yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai masukan, khususnya untuk ilmu komunikasi dan broadcasting agar lebih peka terhadap pesan-pesan simbolik yang terdapat pada suatu film.
1.5.2
Manfaat Praktis
a. Bagi anak muda di Indonesia agar bisa membuat film yang berkualitas tanpa menyingung suatu kelempok tertentu. b. Meberi wawasan baru tentang pentingnya kritik, saran, dan pesan dalam sebuah karya film bagi industri perfilman di Indonesia.
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/