BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media elektronik yang memiliki pengaruh sangat besar bagi kehidupan masyarakat saat ini. Televisi merupakan bagian dari kehidupan kita dan televisi telah menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi sehari-hari. Bagi Gebner dibanding media massa yang lain, televisi telah mendapat tempat yang demikian signifikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi “lingkungan simbiolik” kita, dengan cara menggantikan pesannya tentang relitas pengalaman pribadi dan sarana mengetahui dunia lainnya (McQuail, 1996:254). Televisi sebagai media massa, mempunyai banyak kelebihan dalam menyampaikan pesan dibanding dengan media massa lainnya, karena pesan-pesan disampaikan melalui gambar dan suara secara bersamaan (singkron) dan hidup. Sangat cepat (aktual) dan dapat menjangkau ruang yang luas. Bagi negara Indonesia sebagai bangsa yang berkembang dimana setiap individu yang ingin mengetahui informasi-informasi terbaru akan lebih mudah mendapatkannya dari media Televisi. Salah satu tayangan yang sangat banyak menyedot perhatian publik belakangan ini adalah pemberitaan bom bunuh diri di Hotel JW Marriot. Berita yang menggemparkan bangsa Indonesia mengingat ini adalah kejadian kedua setelah bom bunuh diri di Hotel ini pada bulan Agustus tahun 2008 silam. Pelaku bom bunuh diri di kawasan Mega Kuningan ini adalah seorang pemuda bernama Dani Permana yang baru saja menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di Yayasan
1 Universitas Sumatera Utara
Abdi Negara di Jakarta. Adanya indikasi keterlibatan jaringan teroris Noordin M. Top masih merupakan misteri. Informasi yang diperoleh dari kamera cctv hotel, peristiwa ini terjadi pada tanggal 17 Juli 2009 pagi hari tepat pada saat tamu-tamu hotel sedang sarapan. Pelaku adalah seorang pria dengan postur tubuh tinggi kurang lebih 170 cm, berkulit putih mengenakan jaket, topi yang berjalan sambil memeluk tas ransel. Pelaku melakukannya dengan membawa tas ransel yang berisi bom rakitan. Dan pelaku dapat melewati pos penjagaan dengan memberikan alasan bahwa tas yang di bawa berisi laptop dan merupakan titipan untuk salah seorang tamu yang menginap di hotel tersebut. Sebagai catatan bahwa pada hari tersebut sedang berlangsung rapat yang dihadiri oleh para pimpinan perusahaan migas milik asing. Kemudian pelaku berjalan melalui lobby menuju sebuah restoran, tidak lama berselang bom meledak pada pukul 7.45 wib. Berita tentang kasus ini disiarkan hampir pada semua televisi swasta di Indonesia, salah satunya adalah TV One dalam program berita hardnews Kabar Terkini yang berdurasi 3 menit setiap satu jam. TV One juga menghadirkan nara sumber seorang yang merupakan sahabat dan rekan kerja Boim (Ibrahim) yang membantu pelaku bom dalam menjalankan aksinya. Ibrahim atau Boim bekerja sebagai supplier tanaman hias ke hotel JW Marriot sehingga memudahkan akses masuk bagi pelaku bom tersebut. Dari rekaman kamera cctv juga diperoleh informasi bahwa Ibrahim atau Boim sebagai guide pelaku dalam melakukan survey lokasi. Informasi yang diperoleh dari pihak kepolisian, bom bunuh diri ini menelan korban jiwa 9 orang dan korban luka-luka 50 orang dengan jumlah kerugian materi sebesar sekitar Rp. 30-50 Milliar. Dampak yang lain selama hotel
2 Universitas Sumatera Utara
JW Marriot di non aktifkan juga harus “merumahkan” dan atau memberhentikan sejumlah karyawan sampai proses renovasi selesai dan suasana kembali kondusif. Berdasarkan informasi dari pihak kepolisian, tujuan peledakan bom ini adalah bentuk dari ketidak sukaan terhadap investor-investor dari Amerika dilihat dari banyaknya korban adalah warga asing yang sedang mengadakan pertemuan/ rapat di hotel tersebut. Disamping itu jaringan JW Marriot berasal dari Amerika. Beberapa tokoh masyarakat juga mengemukakan bahwa adanya keterlibatan jaringan teroris Noordn M Top pada kasus ini, dikaitkan dengan pengeboman yang terjadi dalam satu dekade. Sebagai bagian dari jaringan hotel JW Marriot yang berpusat di suburban Maryland Amerika Serikat, hotel ini memberikan standar pelayanan internasional yang dirikan pada pada tahun 2001 di bawah pimpinan Jhon Northen. Beranjak dari Keputusan Presiden yang memberikan kebebasan untuk melakukan investasi di Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa hotel yang berlokasi di Jl. Lingkar Mega Kuningan Jakarta ini berpengaruh dalam meminimalisasi tingkat pengangguran yang dapat dilihat dari jumlah karyawan kurang lebih 1200 orang dengan lokasi di kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan tepat bersebelahan dengan Hotel Ritz-Carlton yang juga mengalami hal yang sama dengan rentang waktu peledakan 15 menit setelah bom di hotel JW Marriot meledak. Fenomena bom bunuh diri JW Marriot yang ditayangkan di TV One membuat banyak orang terpengarah, dengan system standar Internasional masih dapat di bobol oleh teroris. Tayangan berita tersebut juga membawa pengaruh terhadap sikap masyarakat yang menyaksikan. Sikap adalah “ suatu pola prilaku tendensi atau persiapan antisipatif predik posisi untuk menyesuaikan diri dalam
3 Universitas Sumatera Utara
situasi social atau secara sederhana, sikap adalah response terhadap stimuli social yang telah terkondisikan “ (Allen, Guy dan Edgle,1980) dalam (Azwar 2005). Sikap juga suatu bentuk evaluasi dan reaksi perasaan sikap seseorang terhadap suatu objek permasalahan, dapat juga menentukan sikap yang nantinya muncul. Tak lepas dari masalah penelitian ini, peneliti mau melihat bagaimana sikap masyarakat tentang Tayangan Berita Bom Bunuh Diri JW Marriot di TV One tersebut. Apakah masyarakat peduli terhadap tayangan tersebut, apakah masyarakat mendukung atau tidak mendukung terhadap tayangan tersebut, kemudian setelah melihat tayangan tersebut bagaimana sikap konatif (tindakan masyarakat) masyarakat terhadap tayangan bom bunuh diri tersebut. Tayangan berita bom bunuh diri di hotel JW Marriot menyedot perhatian masyarakat. Sejak peristiwa ini terjadi, TV One mengalokasikan hampir seluruh waktu tayang untuk kasus pengeboman ini. Dalam 1-2 hari pertama sampai dengan pencarian pelaku bom, TV One mengalokasikan lebih dari 50% jam tayang terhadap kasus bom bunuh diri ini. Program berita hardnews TV One dikemas dengan judul : Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam. Kemasan yang berbeda juga disuguhkan oleh Kabar Petang, menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara langsung berita-berita dari Biro Pusat Jakarta dan beberapa Biro Daerah (Medan, Surabaya, Makassar) dengan bobot pemberitaan yang berimbang antar semua biro. Berdasarkan
uraian-uraian
di
atas,
penulis
merasa
tertarik
untuk melakukan penelitian dan mengevaluasi seberapa besar Hubungan
4 iii
Universitas Sumatera Utara
Tayangan Berita Bom Bunuh Diri JW Marriot di TV One terhadap Sikap masyarakat di Kelurahan Hamdan Medan.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas yang menjadi permasalahan dalam hal ini adalah “ Sejauhmana Hubungan Tayangan Berita Bom Bunuh Diri JW Marriot di TV One dan sikap Masyarakat di Kelurahan Hamdan Medan “.
1.3 Pembatasan Masalah Untuk
menghindari
ruang
lingkup
yang
terlalu
luas
sehingga
dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membuat batasan-batasan masalah secara spesifik. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan terhadap masyarakat yang berusia 17 – 55 tahun. 2. Masyarakat
Kelurahan
Hamdan
Medan
yang
dimaksud
adalah
yang menonton Tayangan Berita Bom Bunuh Diri Hotel JW Marriot di TV One. 3. Penelitian hanya terbatas pada Tayangan Berita Bom Bunuh Diri Hotel JW Marriot di TV One. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 4.1 Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan Tayangan Berita Bom Bunuh Diri Hotel JW Marriot di TV One dan Sikap Masyarakat.
5 Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui bentuk opini masyarakat di Kelurahan Hamdan Medan terhadap program berita di TV One. 4.2 Manfaat Penelitian Manfaat dilakukannya penelitian ini bagi penulis adalah : 1. Secara
akademis,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memperkaya
khasanah penelitian komunikasi FISIP USU. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
praktisi
dunia
media
massa,
dalam
memilih
tema
dan
kriteria tayangan yang cocok bagi konsumsi masyarakat. 3. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai peranan media massa dalam masyarakat.
1.5 Kerangka Teori Dalam penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan berfikir untuk mendukung pemecahan permasalahan dengan jelas dan sistematis. Hal ini sesuai dengan pengertian teori itu sendiri, yaitu serangkaian asumsi, konsep,
konstruksi,
defenisi
dan
proporsi
untuk
menerangkan
suatu
fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep (Singarimbun, 1995:37). Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Teori-teori tersebut
yang
dianggap
relevan
dengan
masalah
peneliti
ini
adalah
teori Stimulus – Organism – Response (S-O-R).
6 Universitas Sumatera Utara
1.5.1 Teori S-O-R S-O-R adalah singkatan dari Stimulus – Organism – Response. Teori ini mula-mula dikemukakan oleh para psikolog seperti Parlov, Shiner dan Hull, dengan mengadakan percobaan pada binatang. Mereka berpendapat bahwa belajar itu merupakan tanggapan dari seseorang terhadap suatu rangsangan yang dihadapinya. Mereka melakukan percobaan terhadap Hewan (Anjing) dengan
memberikan
suatu
rangsangan,
kemudian
memberikan
hadiah
sebagai pemuas kebutuhan untuk tanggapan yang benar dan memberikan hukuman (pukulan) untuk tanggapan yang salah. Rangsangan tersebut diulang-ulang
sampai
mendapatkan
tanggapan
yang
sama
dan
benar
terus-menerus. Akhirnya akan muncul suatu kebiasaan dan tingkah laku yang kemudian dari sinilah tingkah laku tersebut dipelajari. Teori
tersebut
S-O-R
ini
yang
semula
berasal
dari
psikologi
yang kemudian menjadi teori komunikasi. Hal ini dikarenakan objek materialnya sama dengan ilmu komunikasi, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, prilaku, kognisi, afraksi dan konasi. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seorang dapat
mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan
reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam hal ini adalah : 1. Pesan (Stimulus) 2. Komunikasi (Organism) 3. Efek (Response) (Effendy, 1993 : 254)
7 Universitas Sumatera Utara
Dalam proses komunikasi berkenan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate. Dalam hal how to
change the attitude,
bagaimana
mengubah sikap
komunikan.
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya
“sikap
manusia”,
perubahan
serta
pengukuran,
mengutip
pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada 3 variabel penting, yaitu : 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan Gambar 1 Model Teoritis S-O-R
Organism : Perhatian Pengertian Penerima
STIMULUS
Karakteristik Responden
(Sumber Effendy, 1993 : 254-225) Bagan di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan memungkinkan diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti, kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
8 Universitas Sumatera Utara
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. 1.6 Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat krisis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan adanya kerangka konsep ini merupakan bahan yang akan menuntun dan merumuskan hipotesis penelitian (Nawawi, 1993:40). Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (X) atau independent variabel adalah sejumlah gejala atau faktor yang ada, yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Tayangan Berita Bom Bunuh Diri Hotel JW Marriot di TV One. 2. Variabel terikat (Y) atau dependent variabel adalah sejumlah atau faktor yang ada atau muncul yang dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap masyarakat. 3. Variabel antara (Z), variabel ini berada di antara variabel bebas dan variabel terikat tergantung dalam suatu hubungan sebab-akibat, yaitu karakteristik responden (jenis kelamin, usia, pendidikan). 1.7 Model Teoritis Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dapat digambarkan model teoritis dari penelitian ini sebagai berikut :
9 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2 Model Teoritis
Variabel X Tayangan Berita Bom Bunuh Diri Hotel JW Marriot di TV One
Variabel Y Sikap Masyarakat
Variabel Z Karakteristik Responden
1.8 Operasional Variabel Berdasarkan kerangka konsep yang telah disusun, maka dapat dibuat operasional variabel-variabel untuk memudahkan penggunaan kerangka konsep dalam operasionalnya. Operasional variabel disusun dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1 : Operasional Variabel
Variabel Teoritis
Variabel Operational
Variabel bebas (X)
- Frekuensi menonton
Tayangan Berita Bom Bunuh Diri
- Durasi menonton
Hotel JW Marriot di TV One
- Frekuensi penayangan berita - Nara Sumber berita - Jenis berita
Variabel terikat (Y)
- Komponen Sikap
10
Universitas Sumatera Utara
- Komponen Kognitif - Perhatian - Peduli - Pengetahuan - Keyakinan - Komponen Afektif - Sikap suka atau tidak suka - Sikap mendukung atau tidak mendukung Variabel Z
- Jenis Kelamin
Karakteristik Responden
- Usia - Pendidikan
1.9 Defenisi Operasional 1. Variabel bebas (Tayangan Berita Bom Bunuh Diri Hotel JW Marriot di TV One) a. Frekuensi menonton adalah intensitas atau sering tidaknya responden menonton program berita TV One. b. Durasi menonton yaitu lamanya waktu yang dihabiskan responden menonton tayangan berita televisi c. Frekuensi penayangan yaitu program berita ini tayang berapa kali dalam sehari, yakni pada pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan penayangan dalam sehari.
11
Universitas Sumatera Utara
d. Narasumber berita yaitu program berita yang menghadirkan narasumber, atau sumber yang dipercaya yang bisa diminta keterangan tentang suatu topik permasalahan. e. Tayangan Berita Bom Bunuh Diri Hotel JW Marriot di TV One yaitu tayangan berita bom bunuh diri yang terjadi di Hotel JW Marriot. Tayangan berita ini menyita perhatian masyarakat karena sering diputar secara berulang-ulang di TV One. 2. Variabel Terikat (Sikap Masyarakat) a. Sikap kognitif
yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan
atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tentang objek sikap tertentu. b. Komponen
afektif
yaitu
berhubungan
dengan
rasa
senang
atau tidak senang, mendukung atau tidak mendukung. Jadi sifatnya evaluatif. c. Komponen konatif
yaitu kesiapan seseorang untuk bertingkah laku
yang berhubungan dengan objek sikapnya, dalam hal ini sikap tersebut berupa tindakan. 3. Karakteristik Responden a. Jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan b. Usia yaitu usia responden saat mengisi kuisioner c. Pendidikan yaitu latar belakang tingkat pengetahuan
12 Universitas Sumatera Utara
1.10 Hipotesis Hipotesis merupakan suatu proposisi atau pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel (Suwardi, 1998:13). Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih harus di uji kebenarannya secara empirik. Hipotesis yang
merupakan
kebenarannya
jawaban akan
diuji
sementara berdasarkan
atas
pertanyaan
data
yang
penelitian
dikumpulkan.
Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (Ha) :
Terdapat hubungan antara Tayangan Berita Bom Bunuh Diri Hotel JW Marriot di TV One (X) dengan Sikap Masyarakat (Y).
(Ho) :
Tidak terdapat hubungan antara Tayangan Berita Bom Bunuh Diri Hotel JW Marriot di TV One (X) dengan Sikap Masyarakat (Y).
13 Universitas Sumatera Utara
1.11. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Pembatasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian 1.5 Manfaat Penelitian 1.6 Kerangka Teori 1.7 Kerangka Konsep 1.8 Model Teoritis 1.9 Operasional Variabel 1.10
Defenisi Operasional
1.11
Hipotesa
1.12
Sistematika Penulisan
BAB II : URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi 2.2 Pengertian Komunikasi Massa dan Efek Komunikasi Massa 2.2.1 Efek Komunikasi Massa 2.2.2.1 Efek Umum 2.2.2.2.Efek Khusus 2.2.2 Televisi sebagai media Komunikasi Massa 2.3 Teori S – O – R 2.4 Motif menggunakan media 2.5 Sikap Manusia
14
Universitas Sumatera Utara
2.5.1. Komponen Sikap 2.5.2. Fungsi Sikap 2.6 Pengertian Televisi 2.6.1 Sejarah Televisi 2.6.2 Sejarah Televisi Indonesia 2.6.3 Daya Tarik Televisi 2.7 Berita Televisi 2.7.1 Unsur-unsur Berita BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Deskripsi Lokasi Penelitian Batas-batas kelurahan Keadaan Penduduk Karakteristik Penduduk Fasilitas dan Sarana Struktur Organisasi Sekilas TV One dan Program Acaranya Metodologi Penelitian Populasi dan Sampel Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisa Data BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Teknik Pengolahan data 4.2 Analisis Tabel Tunggal 4.2.1 Karakteristik Responden
15 Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Tayangan Berita Bom Bunuh Diri JW Marriot di TV One 4.2.3 Sikap Masyarakat 4.3 Analisis Tabel Silang 4.4 Uji Hipotesa 4.5 Pembahasan BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran Daftar Pustaka Lampiran
16 Universitas Sumatera Utara