1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di jaman yang serba modern seperti pada saat ini penggunaan teknologi semakin canggih, di samping membantu ten...
A. Latar Belakang Di jaman yang serba modern seperti pada saat ini penggunaan teknologi semakin canggih, di samping membantu tenaga kerja dalam penyelesaian pekerjaan juga dapat menimbulkan pengaruh buruk serta dapat menimbulkan penyakit akibat kerja terutama apabila tidak dikelola dengan baik. Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh faktor pekerjaan termasuk lingkungan kerja dan beban kerja yang lain. Di perusahaan dikenal dua kategori penyakit yang dapat diderita pekerja yaitu penyakit umum dan penyakit akibat kerja. Penyakit umum adalah semua penyakit yang mungkin dapat diderita oleh setiap orang, baik yang bekerja, masih sekolah atau menganggur (Lienje S., 2010). Penyakit akibat kerja dapat timbul setelah seorang pekerja yang tidak menderita penyakit tertentu melakukan pekerjaannya kemudian sakit. Tidak seluruh pekerjaan menimbulkan penyakit; ada pekerjaan yang menyebabkan beberapa macam penyakit ada pula yang mencetuskannya. Baik penyebab maupun pencetus dapat dicegah sedini mungkin (Silalahi, 1985). Di sisi lain dikemukakan bahwa pimpinan perusahaan harus selalu waspada terhadap adanya gejala penurunan moral pekerja seperti: 1. Absentisme yang meningkat. 2. Angka sakit yang meningkat.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
3. Minat kerja dan efisiensi yang menurun. 4. Timbulnya kelelahan kerja tanpa penyebab yang jelas. Seperti halnya di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Selain itu kebisingan juga dapat menimbulkan keluhan non-pendengaran seperti susah tidur, mudah emosi, kelelahan dan gangguan konsentrasi yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja Pencegahan dampak buruk kebisingan memerlukan perhatian dan dukungan semua jajaran di tempat kerja, dari jajaran tertinggi sampai tenaga kerja pelaksana. Penerapan program konservasi pendengaran di tempat kerja bermanfaat untuk mencegah gangguan pendengaran akibat paparan bising. Bising pabrik pada umumnya mempunyai kualitas dan kuantitas tertentu, sehingga dapat dikatakan bahwa irama gelombang suara yang ditimbulkan sifatnya tetap dan bahkan periodik. Oleh karena itu batasan bising di pabrik atau lingkungan kerja adalah kumpulan suara yang terdiri atas gelombang-gelombang akustik dengan macam-macam frekuensi dan intensitasnya. Salah satunya adalah dalam bidang industri pembangunan dan perkembangannya yang luas dan sempit telah mendorong pula semakin bertambahnya penggunaan teknologi modern. Dengan teknologi modern tersebut disamping memberikan hasil yang positif juga memberikan efek yang negatif pula yaitu berupa gangguan kesehatan dan keselamatan bagi tenaga kerja maupun masyarakat sekitarnya. Efek negatif tersebut bisa timbul dari penyakit akibat kerja yang ada dalam ruang/tempat kerja yang dibagi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
dalam 5 golongan yaitu golongan fisik, kimia, biologi, fisiologi dan mental psikologi. Menurut Suma’mur P.K. (1996), ada 5 faktor beban tambahan yang dalam kadar tertentu dapat mengganggu daya kerja seorang tenaga kerja. 5 faktor beban tambahan tersebut adalah: 1.
Faktor fisik yaitu penerangan, kebisingan, tekanan panas, getaran dan radiasi.
2.
Faktor biologi yaitu golongan bakteri, jamur serta golongan mikrobiologi lainnya.
3.
Faktor kimia yaitu debu, uap, fume, gas dan lain-lainnya.
4.
Faktor fisiologi yaitu konstruksi mesin, sikap kerja, keserasian mesin dengan manusia dan lainnya.
5.
Faktor mental psikologis yaitu mengenai suasana kerja, hubungan antar kerja dan sebagainya. Di era pembangunan yang sangat pesat dan globalisasi
sekarang
ini.
Banyak
didirikan
kawasan
industri,
yang
seperti otomatis
membutuhkan banyak tenaga kerja untuk bekerja di industri tersebut. Membicarakan tenaga kerja pasti akan menyangkut tentang apa yang dinamakan dengan produktivitas. Produktivitas tenaga kerja menurun dikarenakan beberapa faktor antara lain: meja kursi tidak ergonomis, kebosanan dalam bekerja dan kelelahan dalam melakukan aktivitas pekerjaannya (Suma’mur P.K., 1996). Didalam melaksanakan pekerjaannya pun manusia tidak bisa lepas dari apa yang dinamakan dengan kelelahan. Meskipun kelelahan kerja hampir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
setiap hari dikeluhkan oleh para pekerja pada unit kerja namun sampai tahun 1990 kelelahan kerja masih merupakan misteri dunia kedokteran moder yang penuh kekaburan dalam sebab-musababnya, dan masalah pencegahannya belum terungkap secara jelas (Levy, 1990). Banyak peneliti yang mendefinisikan kelelahan kerja, tetapi Grandjean (1995) menyatakan bahwa kelelahan kerja tidak dapat didefinisikan secara jelas namun dirasakan oleh pekerja. Sedangkan perasaan kelelahan kerja adalah gejala subyektif kelelahan kerja yang dikeluhkan pekerja yang merupakan semua perasaan yang tidak menyenangkan. Menurut Tarwaka (2010), kelelahan adalah mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahan tubuh. Kelelahan diklasifikasikan dalam 2 jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot sedang kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja. Pada dasarnya pola ini ditimbulkan oleh 2 hal yaitu akibat kelelahan fisiologis (fisik dan kimia) dan akibat kelelahan psikologis (mental dan fungsional). Hal ini bersifat objektif (akibat perubahan/performance) dan bisa bersifat subjektif (akibat perubahan dalam perasaan dan kesadaran). Yang dimaksud kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan fisiologis pada tubuh. Dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
segi fisiologis, tubuh manusia dianggap sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan bakar dan memberikan output berupa tenaga untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari. Dari proses metabolisme tersebut menghasilkan zat sisa, dimana zat sisa tersebut jika mengumpul pada otot dan peredaran darah dapat membatasi kelangsungan aktivitas otot dan mempengaruhi serat-serat saraf dan sistem saraf pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerjanya jika kondisinya sudah lelah (Tarwaka, Solichul HA. Bakri dan Lilik Sudiajeng, 2004). Sedangkan tanda kelelahan yang utama adalah hambatan terhadap fungsi kesadaran otak dan perubahan pada organ diluar kesadaran. Salah satu dampak dari penggunaan teknologi modern tersebut adalah bising yang pengaruhnya terhadap manusia dapat berupa: 1. Patologis: kerusakan pendengaran, tekanan darah naik, denyut nadi bertambah 2. Psikologis: Kelelahan (Suma’mur P.K., 1996). Oleh karena pentingnya peranan tenaga kerja yang strategis didalam pembagunan tersebut maka dampak negatif tersebut harus dapat ditekan sekecil mungkin, dalam usaha memelihara sumber daya manusia/tenaga kerja agar mereka berada dalam kondisi yang sebaik-baiknya, sehingga mampu bekerja secara optimal untuk memenuhi target produksi yang telah ditetapkan atau dengan kata lain tenaga kerja tetap terlindungi kesehatan dan keselamatan dan produktivitas tetap terjaga, maka perlindungan terhadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
tenaga kerja harus dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya (Suma’mur P.K., 1996). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Irwan Harwanto (2004) di Depo Lokomotif PT Kereta Api Daerah Operasi IV Semarang bahwa ada 13% tenaga kerja yang mengalami kelelahan ringan, 69,6% kelelahan sedang dan 17,4% tenaga kerja mengalami kelelahan berat akibat paparan bising yang melebihi ambang batas yaitu range 85,8-90,6 dBA dan di Depo Kereta dengan range kebisingan 51,5-60,4 dBA ada 71,5% tenaga kerja mengalami kelelahan ringan, 19% kelelahan sedang dan 9,5% kelelahan berat. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Arif Yoni Setiawan (2000) di bagian machine moulding dan floor moulding Unit Produksi Departemen Foundry PT Texmaco Perkasa Engineering Kaliwungu bahwa dengan range kebisingan 98-105 dBA pada bagian machine moulding 22,2% tenaga kerja mengalami kelelahan ringan, 51,9% kelelahan sedang, 25,9% kelelahan berat dan pada bagian floor moulding dengan intensitas kebisingan 74-80 dBA terjadi kelelahan ringan sebesar 70%, kelelahan sedang 25% dan kelelahan berat 5%. Penelitian tentang kelelahan yang lain pada operator di bagian injeksi PT. Arisa Mandiri Pratama oleh Endah Tri Wulandari (2004) menunjukkan bahwa kebisingan sebesar 92,83 dBA menyebabkan kelelahan ringan sebesar 36,67%, kelelahan sedang 50% dan kelelahan berat 13,33%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noor Fatimah (2002) di bagian packing PT. Palur Raya Karanganyar bahwa ada 90% tenaga kerja mengalami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
kelelahan sedang dan 10% kelelahan berat akibat paparan bising sebesar 82,4 dBA. Pada PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi terdapat mesinmesin produksi yang mengeluarkan bunyi di atas 85 dB. Kebisingan diatas 85 dB harus dapat ditekan pengaruhnya terhadap telinga dengan salah satu jalan diantaranya menggunakan alat pelindung diri telinga baik itu berupa ear muff atau ear plug yang sesuai bagi tenaga kerja. Dengan demikian perlu adanya perlindungan terhadap kualitas tenaga kerja agar tenaga kerja dapat terhindar dari pengaruh buruk dan dapat melakukan pekerjaan dengan aman, nyaman dan selamat sangat diharapkan agar tenaga kerja dapat bekerja secara optimal tanpa menanggung resiko adanya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Suma’mur P.K., 1996). Untuk mencegah kebisingan di tempat kerja perlu adanya penanganan yang khusus seperti penggunaan alat ukur kebisingan. Adapun tujuan dari penggunaan alat ini adalah untuk mengendalikan dampak dari kebisingan. Yang menjadi alat utama dari pengukuran kebisingan ini adalah “ Sound level meter “. Alat ini digunakan untuk mengukur kebisingan diantara 30-130 dB dari frekuensi-frekuensi 20-20.000 Hz. Menurut
Keputusan
Menteri
Tenaga
Kerja
Nomor
KEP-
51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja menyebutkan bahwa intensitas kebisingan 85 dBA selama 8 jam kerja dalam sehari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Dengan mengacu pada aturan-aturan yang ada, maka penulis ingin mengadakan penelitian mengenai Pengaruh Intensitas Kebisingan terhadap Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi.
B. Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh Intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja pada tenaga kerja di bagian workshop di PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi ?
C. Tujuan 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja.
2.
Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja pada tenaga kerja di bagian workshop di PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi. b. Untuk mengukur intensitas kebisingan di bagian workshop di PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi. c. Untuk mengetahui perbedaan kelelahan kerja antara tenaga kerja yang terpapar bising dan tenaga kerja yang tidak terpapar bising.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
D. Manfaat 1. Teoritis Diharapkan sebagai pembuktian bahwa intensitas kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) dapat menimbulkan kelelahan pada tenaga kerja. 2. Aplikatif a. Bagi Perusahaan 1) Diharapkan
manajemen
perusahaan
dapat
meminimalisasi
kebisingan yang ditimbulkan dari mesin-mesin yang sedang beroperasi sehingga tidak menimbulkan kelelahan kerja pada tenaga kerja. 2) Diharapkan tenaga kerja menyadari pentingnya alat pelindung telinga dari bahaya kebisingan. 3) Diharapkan pimpinan perusahaan untuk menyediakan secara cumacuma alat pelindung telinga yang memenuhi standar. 4) Diharapkan penyakit akibat kerja yang ditimbulkan dari kebisingan tidak terjadi pada tenaga kerja, sehingga tenaga kerja tidak mengalami kelelahan kerja. b. Bagi Penulis Memperoleh pengalaman langsung dalam merencanakan, penelitian, melaksanakan penelitian, dan menyusun hasil penelitian tentang intensitas kebisingan dan pengaruhnya terhadap kelelahan kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
c. Bagi Perguruan Tinggi Menambah referensi pengetahuan tentang pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Kebisingan a.
Pengertian Kebisingan Kebisingan adalah bunyi atau suara yang keberadaannya tidak dikehendaki (noise is unwanted sound). Dalam rangka perlindungan kesehatan
tenaga
kerja
kebisingan
diartikan
sebagai
semua
suara/bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Suma’mur P.K., 2009). Sedangkan Intensitas bunyi/suara adalah besarnya tekanan atau energi yang dipancarkan oleh suatu sumber bunyi (Soeripto M., 2008). Kebisingan didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan manakala suara tersebut tidak dikehendaki, maka dinyatakan sebagai kebisingan (Suma’mur, 1994). Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP51/MEN/1999 kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang
pada
tingkat
tertentu
dapat
commit to user 11
menimbulkan
gangguan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
pendengaran. Jadi kebisingan adalah bunyi yang dapat menimbulkan gangguan pendengaran pekerja. Definisi lain tentang kebisingan menurut Wahyu (2003): 1) Denis dan Spooner, bising adalah suara yang timbul dari getarangetaran yang tidak teratur dan periodik. 2) Hirrs dan ward, bising adalah suara yang komplek yang mempunyai sedikit atau bahkan tidak periodik, bentuk gelombang tidak dapat diikuti atau di produksi dalam waktu tertentu. 3) Spooner, bising adalah suara yang tidak mengandung kualitas musik. 4) Sataloff, bising adalah bunyi yang terdiri dari frekuensi yang acak dan tidak berhubungan satu dengan yang lainnya. 5) Burn, Littler, dan wall bising adalah suara yang tidak dikehendaki kehadirannya oleh yang mendengar dan mengganggu. Pengaruh gangguan kebisingan itu sendiri tergantung kepada intensitas dan frekuensi nada (Soeripto M., 2008). b.
Jenis-jenis Kebisingan Jenis kebisingan menurut Suma’mur P.K. (1994): 1) Kebisingan kontinue dengan spektrum frekuensi yang luas (Steady state, Wide band noise). Misal: mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
2) Kebisingan kontinue dengan spektrum frekuensi sempit (Steady state, narrow band noise). Misal: gergaji sirkuler, katup gas. 3) Kebisingan terputus-putus (intermittent) ialah kebisingan yang berlangsung tidak terus-menerus. Misal: lalu lintas, suara kapal terbang. 4) Kebisingan impulsive (impact impulsive noise) ialah kebisingan dengan intensitas rendah sangat cepat. Misal: tembakan bedil, meriam, ledakan. 5) Kebisingan impulsive berulang ialah kebisingan dengan intensitas yang agak cepat berubah tetapi terjadi berulang-ulang. Misal: mesin tempa, pandai besi. Menurut
Tambunan
(2005)
di
tempat
kerja,
kebisingan
diklasifikasikan ke dalam dua jenis golongan besar, yaitu: 1) Kebisingan yang tetap (steady noise) dipisahkan lagi menjadi dua jenis, yaitu : a)
Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise) Kebisingan ini merupakan nada-nada, murni pada frekuensi yang beragam. Contohnya suara mesin, suara kipas dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
b) Kebisingan tetap (Broad band noise) Kebisingan dengan frekuensi terputus dan Broad band noise sama-sama digolongkan sebagai kebisingan tetap (steady noise). Perbedaannya adalah broad band noise terjadi pada frekuensi yang lebih bervariasi (bukan nada murni). 2) Kebisingan tidak tetap (unsteady noise) dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu: a)
Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise) Kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang waktu tertentu.
b) Intermitent noise Kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat berubahubah. Contoh kebisingan lalu lintas. c)
Kebisingan impulsif (Impulsive noise) Kebisingan ini dihasilkan oleh suara-suara berintensitas tinggi (memekakkan telinga) dalam waktu relatif singkat, misalnya suara ledakan senjata dan alat-alat sejenisnya.
c.
Sumber Kebisingan Menurut Tambunan S, (2005) di tempat kerja, sumber kebisingan berasal dari peralatan dan mesin-mesin. Peralatan dan mesin-mesin dapat menimbulkan kebisingan karena: 1) Mengoperasikan mesin-mesin produksi yang sudah cukup tua.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
2) Terlalu sering mengoperasikan mesin-mesin kerja pada kapasitas kerja cukup tinggi dalam periode operasi cukup panjang. 3) Sistem perawatan dan perbaikan mesin-mesin produksi ala kadarnya. Misalnya mesin diperbaiki hanya pada saat mesin mengalami kerusakan parah. 4) Melakukan modifikasi/perubahan/pergantian secara parsial pada komponen-komponen mesin produksi tanpa mengidahkan kaidahkaidah
keteknikan
yang
benar,
termasuk
menggunakan
komponen-komponen mesin tiruan. 5) Pemasangan dan peletakan komponen-komponen mesin secara tidak tepat (terbalik atau tidak rapat/longgar), terutama pada bagian penghubung antara modul mesin (bad conection). 6) Penggunaan alat-alat yang tidak sesuai dengan fungsinya. d.
Dampak Kebisingan Pengaruh utama dari kebisingan kepada kesehatan adalah kerusakan pada indera-indera pendengar yang menyebabkan ketulian (Suma’mur P.K., 1996). Menurut Dwi P Sasongko dkk., (2000) pengaruh kebisingan terhadap manusia tergantung pada karakteristik fisis, waktu berlangsung, dan waktu kejadiannya. Pengaruh tersebut berbentuk gangguan yang dapat menurunkan kesehatan, kenyamanan, dan rasa aman manusia. Beberapa bentuk gangguan yang diakibatkan oleh kebisingan adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
1) Gangguan Pendengaran Pendengaran manusia merupakan salah satu indera yang berhubungan dengan komunikasi audio/suara. Alat pendengaran yang berbentuk telinga berfungsi sebagai fonoreseptor yang mampu merespons suara pada kisaran antara 0-140 dBA tanpa menimbulkan rasa sakit. Kerusakan pendengaran (dalam bentuk ketulian) merupakan penurunan sensitivitas yang berlangsung secara terus-menerus. Tindak pencegahan terhadap ketulian akibat kebisingan memerlukan kriteria yang berhubungan dengan tingkat kebisingan maksimum dan lamanya kebisingan yang diterima. 2) Gangguan Komunikasi Kebisingan
bisa
mengganggu
percakapan
sehingga
mempengaruhi komunikasi yang berlangsung (tatap muka/via telepon) dan dari alat komunikasi lainnya. 3) Gangguan Psikologis Gangguan fisiologis lama kelamaan bisa menimbulkan gangguan psikologis (Wahyu A., 2003) Kebisingan dapat mempengaruhi stabilitas mental dan reaksi psikologis, seperti rasa khawatir, jengkel, takut dan sebagainya. Stabilitas mental adalah kemampuan seseorang untuk berfungsi atau bertindak normal. Suara yang tidak dikehendaki memang tidak menimbulkan mental illness akan tetapi dapat memperberat problem mental dan perilaku yang sudah ada (Jain, 1981).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Reaksi terhadap gangguan ini sering menimbulkan keluhan terhadap kebisingan yang berasal dari pabrik, lapangan udara dan lalu lintas. Umumnya kebisingan pada lingkungan melebihi 50-55 dB pada siang hari dan 45-55 dB akan mengganggu kebanyakan orang. Apabila kenyaringan kebisingan meningkat, maka dampak terhadap psikologis juga akan meningkat. Kebisingan dikatakan mengganggu, apabila pemaparannya menyebabkan orang tersebut berusaha untuk mengurangi,
menolak suara tersebut
atau
meninggalkan tempat yang bisa menimbulkan suara yang tidak dikehendakinya (Rosidah, 2003). 4) Gangguan fisiologis Gangguan fisiologis adalah gangguan yang mula-mula timbul akibat bising, dengan kata lain fungsi pendengaran secara fisiologis dapat terganggu. Pembicaraan atau instruksi dalam pekerjaan tidak dapat didengar secara jelas, sehingga dapat menimbulkan gangguan lain seperti: kecelakaan. Pembicaraan terpaksa berteriak-teriak sehingga memerlukann tenaga ekstra dan juga menambah kebisingan. Di samping itu kebisingan dapat juga mengganggu “Cardiac Out Put” dan tekanan darah (Wahyu A., 2003). Pada berbagai penyelidikan ditemukan bahwa pemaparan bunyi terutama yang mendadak menimbulkan reaksi fisiologis seperti : denyut nadi, tekanan darah, metabolisme, gangguan tidur dan penyempitan pembuluh darah. Reaksi ini terutama terjadi pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
permulaan pemaparan terhadap bunyi kemudian akan kembali pada keadaan semula. Bila terus menerus terpapar maka akan terjadi adaptasi sehingga perubahan itu tidak tampak lagi. 5) Gangguan Produktivitas kerja Kebisingan
dapat
menimbulkan
gangguan
terhadap
pekerjaan yang sedang dilakukan seseorang memulai gangguan psikologis dan gangguan konsentrasi sehingga menurunkan produktivitas kerja. 6) Gangguan patologis organis Gangguan kebisingan yang paling menonjol adalah pengaruhnya terhadap alat pendengaran atau telinga, yang dapat menimbulkan ketulian yang bersifat sementara hingga permanen (Wahyu A., 2003). 7) Gangguan Kesehatan Kebisingan berpotensi untuk mengganggu kesehatan manusia apabila terpapar suara dalam suatu periode yang lama dan terus-menerus. Selain gangguan terhadap sistem pendengaran, kebisingan juga dapat menimbulkan gangguan terhadap mental emosional serta meningkatkan frekuensi detak jantung dan meningkatkan tekanan darah. 8) Gangguan Pola Tidur Pola tidur sudah merupakan pola alamiah, kondisi istirahat yang berulang secara teratur, dan penting untuk tubuh normal dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
pemeliharaan
mental
serta
kesembuhan.
Kebisingan
dapat
menganggu tidur dalam hal kelelapan, kontinuitas, dan lama tidur (Fahmi, 1997). Seseorang yang sedang tidak bisa tidur atau sudah tidur tetapi belum terlelap. Tiba-tiba ada gangguan suara yang akan mengganggu
tidurnya,
marah/tersinggung. Terjadinya
maka
Berperilaku
pergeseran
orang irasional,
kelelapan
tidur
tersebut dan
ingin
mudah tidur.
dapat
menimbulkan
prinsipnya
pengendalian
kelelahan (Fahmi, 1997). e.
Pengendalian Kebisingan Kebisingan dapat dikendalikan dengan: Menurut
Pramudianto
(1990)
pada
kebisingan di tempat kerja terdiri dari: 1) Pengendalian secara teknis Pengendalian secara teknis dapat dilakukan pada sumber bising, media yang dilalui bising dan jarak sumber bising terhadap pekerja. Pengendalian bising pada sumbernya merupakan pengendalian yang sangat efektif dan hendaknya dilakukan pada sumber bising yang paling tinggi. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain: a)
Desain ulang peralatan untuk mengurangi kecepatan atau bagian yang bergerak, menambah muffler pada masukan maupun keluaran suatu buangan, mengganti alat yang telah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
usang dengan yang lebih baru dan desain peralatan yang lebih baik. b) Melakukan perbaikan dan perawatan dengan mengganti bagian yang bersuara dan melumasi semua bagian yang bergerak. c)
Mengisolasi peralatan dengan cara menjauhkan sumber dari pekerja/penerima,
menutup
mesin
ataupun
membuat
barrier/penghalang. d) Merendam sumber bising dengan jalan memberi bantalan karet untuk mengurangi getaran peralatan dari logam, mengurangi jatuhnya sesuatu benda dari atas ke dalam bak maupun pada sabuk roda. e)
Menambah sekat dengan bahan yang dapat menyerap bising pada ruang kerja. Pemasangan perendam ini dapat dilakukan pada dinding suatu ruangan yang bising.
2) Pengendalian secara administrasi. Pengendalian ini meliputi rotasi kerja pada pekerja yang terpapar oleh kebisingan dengan intensitas tinggi ke tempat atau bagian lain yang lebih rendah, pelatihan bagi pekerja terhadap bahaya kebisingan, cara mengurangi paparan bising dan melindungi pendengaran. 3) Pemakaian alat pelindung diri (PPE = Personal Protective Equipment) Alat pelindung diri untuk mengurangi kebisingan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
meliputi ear plugs dan ear muffs. Pengendalian ini tergantung terhadap pemilihan peralatan yang tepat untuk tingkat kebisingan tertentu, kelayakan dan cara merawat peralatan. 4) Pemeriksaan Audiometri. Dilakukan pada saat awal masuk kerja secara periodik, secara khusus dan pada akhir masa kerja (A. M. Sugeng Budiono dkk., 2003), pemeriksaan berkala audiometri pada pekerja yang terpapar (Benny L. Priatna dan Adhi Ari Utomo, 2002). 5) Pelatihan dan penyuluhan Pada pekerja semua orang di perusahaan tentang manfaat, cara pemakaian dan perawatan alat pelindung telinga, bahaya kebisingan di tempat kerja dan aspek lain yang berkaitan (Sugeng Budiono dkk, 2003). 2. Kelelahan a. Pengertian Kelelahan Kata lelah (fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja (Suma’mur, 2009). Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat para simpatis). Istilah kelelahan biasanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah merupakan tremor pada otot/perasaan nyeri pada otot. Sedang kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi (Grandjean,1993). Kelelahan diklasifikasikan menjadi 2 jenis: 1) Kelelahan Otot Merupakan tremor pada otot/perasaan nyeri pada otot. 2) Kelelahan Umum Biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni pekerjaan, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, status kesehatan dan keadaan gizi (Tarwaka, Solichul HA. Bakri dan Lilik Sudiajen, 2004). Kelelahan kerja tidak dapat didefinisikan secara jelas namun dapat dirasakan oleh pekerja (Grandjean, 1995). Terdapat beberapa pengertian kelelahan kerja, antara lain: 1) Kelelahan kerja adalah perasaan lelah dan adanya penurunan kesiagaan (Grandjean, 1995).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
2) Dari
sudut
neurofisiologi
diungkapkan
bahwa
kelelahan
dipandang sebagai suatu keadaan sistemik saraf sentral, akibat aktivitas yang berkepanjangan dan secara fundamental dikontrol oleh aktivitas berlawanan antara sistem aktivasi dan sistem inhibisi pada batang otak (Grandjean dan Kogi, 1971). 3) Perasaan lelah pada pekerja adalah semua perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh pekerja serta merupakan fenomena
psikososial.
Latar
belakang
psikososial
sangat
berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja dan diutarakan oleh Yoshitake (1971) bahwa terdapat hubungan yang erat antara derajat gejala kelelahan dan derajat perasaan lelah. 4) Kelelahan kerja adalah respon total individu terhadap stress psikososial yang dialami dalam satu periode waktu tertentu dan kelelahan kerja itu cenderung menurunkan prestasi maupun motivasi pekerja bersangkutan. Kelelahan kerja merupakan kriteria yang lengkap tidak hanya menyangkut kelelahan yang bersifat fisik dan psikis saja tetapi lebih banyak kaitannya dengan adanya penurunan kinerja fisik, adanya perasan lelah, penurunan motivasi, dan penurunan produktivitas kerja (Cameron, 1973). 5) Chavalitsakulchai dan Shahvanas (1991) mengutarakan bahwa kelelahan kerja adalah suatu fenomena yang kompleks yang disebabkan oleh faktor biologi pada proses kerja serta dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
b. Faktor yang mempengaruhi kelelahan Menurut Grandjean (1988). Faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan dengan: sifat pekerjaan yang monoton (kurang bervariasi), intensitas lamanya pembeban fisik dan mental. Lingkungan kerja misalnya kebisingan, pencahayaan dan cuaca kerja. Faktor psikologis misalnya rasa tanggung jawab dan khawatir yang berlebihan, serta konflik yang kronis/menahun, status kesehatan dan status gizi. Menurut Siswanto (1991) faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan dengan: 1) Pengorganisasian kerja yang tidak menjamin istirahat dan rekreasi, variasi kerja dan intensitas pembebanan fisik yang tidak serasi dengan pekerjaan. 2) Faktor Psikologis, misalnya rasa tanggung jawab dan khawatir yang berlebihan, serta konflik yang kronis/ menahun. 3) Lingkungan kerja yang tidak menjamin kenyamanan kerja serta tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan pekerja. 4) Status kesehatan (penyakit) dan status gizi. 5) Monoton (pekerjaan/ lingkungan kerja yang membosankan) Menurut Suma’mur P.K. (1989) terdapat lima kelompok sebab kelelahan yaitu: 1) Keadaan monoton. 2) Beban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
3) Keadaan lingkungan seperti cuaca kerja,
penerangan dan
kebisingan. 4) Keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau konflik. 5) Penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi.
Gambar 1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan terjadinya kelelahan (Grandjean, 1988). Faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja menurut Lienntje Setyawati (2010) umumnya berkaitan dengan: 1) Sifat pekerjaan yang monoton. 2) Intensitas kerja dan ketahan kerja mental dan fisik yang tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
3) Cuaca ruang kerja, pencahayaan dan kebisingan serta lingkungan kerja lain yang tidak memadai. 4) Faktor psikologis, rasa tanggung jawab, ketegangan-ketegangan dan konflik-konflik. c. Menurut Suma’mur P.K. (2009) gejala atau perasaan atau tanda yang ada hubungannya dengan kelelahan adalah: 1) Perasaan berat di kepala; 2) Menjadi lelah seluruh badan; 3) Kaki merasa berat; 4) Menguap; 5) Merasa kacau pikiran; 6) Mengantuk; 7) Merasa berat pada mata; 8) Kaku dan canggung dalam gerakan; 9) Tidak seimbang dalam berdiri; 10) Mau berbaring; 11) Merasa susah berfikir; 12) Lelah bicara; 13) Gugup; 14) Tidak dapat berkonsentrasi; 15) Tidak dapat memfokuskan perhatian terhadap sesuatu; 16) Cenderung untuk lupa; 17) Kurang percaya diri;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
18) Cemas terhadap sesuatu; 19) Tidak dapat mengontrol sikap; 20) Tidak dapat tekun dalam melakukan pekerjaan; 21) Sakit kepal; 22) Kekakuan di bahu; 23) Merasa nyeri di punggung; 24) Merasa pernafasan tertekan; 25) Merasa haus; 26) Suara serak; 27) Merasa pening; 28) Spasme kelopak mata; 29) Tremor pada anggota badan; 30) Merasa kurang sehat. Gejala 1-10 menunjukkan melemahnya kegiatan, 11-20 menunjukkan melemahnya motivasi dan 20-30 gambaran kelelahan fisik sebagai akibat dari keadaan umum yang melelahkan. Kelelahan dapat dihilangkan dengan berbagai cara yaitu melakukan rotasi sehingga pekerja tidak melakukan pekerjaan yang sama selama berjam-jam, memberi kesempatan pada pekerja untuk berbicara dengan rekannya, meningkatkan kondisi lingkungan kerja seperti mereduksi kebisingan, memperbaiki lingkungan kerja (A. M. Sugeng Budiono dkk, 2003), memberikan waktu istirahat yang cukup (Eko Nurmianto, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
B. Kerangka Pemikiran Mesin Produksi
Intensitas Kebisingan Sumber Bising Jenis Bising
Kebisingan
Gangguan Kebisingan
Rangsangan Cortex Cerebri Terhadap Reaksi Fungsional
Sistem Penghambat
Kelelahan Kerja
Faktor luar :
Faktor dalam :
a. b. c. d. e. f. g. h.
a. Jenis kelamin
Lingkungan Beban Kerja Masa Kerja Iklim kerja Penerangan Tekanan panas Getaran mekanis Waktu pemaparan
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
commit to user
b. Umur c. Riwayat Kesehatan d. Kondisi Kesehatan e. Status gizi f. Keadaan Psikis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Keterangan : = tidak di teliti = di teliti
C. Hipotesis Ada pengaruh kebisingan terhadap kelelahan kerja pada tenaga kerja di bagian workshop di PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Sumadi Suryabrata, 1989). Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional karena variabel sebab akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan pada situasi saat yang sama (Soekidjo Notoatmojo, 1993).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian skripsi ini dilaksanakan di workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi, pada bulan Februari-Maret 2011.
C. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah 130 tenaga kerja laki-laki di bagian workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi.
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
D. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling berarti pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi. Karakteristik populasi harus sudah diketahui lebih dahulu dari penelitian-penelitian sebelumnya (Mochammad Arief T. Q., 2004).
E. Sampel Penelitian Dari populasi sebanyak 130 orang tenaga kerja, maka diambil 34 orang tenaga kerja sebagai sampel penelitian, dengan ketentuan : 1.
Jenis Kelamin
2.
Umur
3.
: Semua laki-laki
:
a.
20-32 tahun : sebanyak 20 orang tenaga kerja
b.
33-45 tahun : sebanyak 14 orang tenaga kerja
Seluruh tenaga kerja yang menjadi sampel tidak mempunyai riwayat penyakit pendengaran sebelumnya.
4.
Seluruh tenaga kerja yang menjadi sampel tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan menahun dan tidak sakit.
5.
Status Gizi
: normal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
F. Desain Penelitian Populasi
Subyek
> NAB
Kelelahan Kerja Ringan
Kelelahan Kerja Sedang
< NAB
Kelelahan Kerja Berat
Kelelahan Kerja Ringan
Kelelahan Kerja Sedang
Kelelahan Kerja Berat
Chi Square Test
Gambar 3. Desain Penelitian Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa dari 130 populasi yang ada di workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi dipilih atau diambil 34 sampel berdasarkan dengan ciri-ciri pada kriteria sampel, kemudian dari 34 sampel diambil 17 sampel pada tempat yang terpapar bising > NAB, sedangkan 17 sampel lagi ditempatkan di tempat yang terpapar bising < NAB. Kemudian dibagikan kuesioner pada setiap sampel. Setelah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
kuesioner di isi dan dihitung nilai atau skornya, kemudian hasilnya dikriteriakan dengan 3 kriteria, yaitu: 1.
Kelelahan kerja ringan.
2.
Kelelahan kerja sedang.
3.
Kelelahan kerja berat.
Setelah didapatkan hasil dari pengukuran, kemudian hasilnya di uji dengan menggunakan chi square test.
G. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intesitas kebisingan. 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelelahan kerja. 3. Variabel Pengganggu Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
a) Variabel pengganggu terkendali: jenis kelamin, umur, kondisi kesehatan, riwayat kesehatan, status gizi, dan keadaan psikologis. b) Variabel pengganggu tidak terkendali: Lingkungan, Beban Kerja, Masa Kerja, Iklim kerja, Penerangan, Tekanan panas, Getaran mekanis, Waktu pemaparan.
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.
Variabel Bebas : Kebisingan a. Pengertian Kebisingan adalah suara yang dihasilkan oleh suatu mesin pada proses produksi. Dalam penelitian ini yang diukur adalah intensitas kebisingan di ruangan kerja tersebut. b. Skala pengukuran
: Nominal
c. Alat ukur
: Sound Level Meter (SLM)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Gambar 4. Sound Level Meter Analog dan Digital d. Satuan
: dBA (desibel)
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja menyebutkan bahwa intensitas kebisingan 85 dBA selama 8 jam kerja dalam sehari. e. Cara Pengukuran 1) Pasang baterai 2) Cek voltase a) Putar switch ke “ BATT”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
b) Jika jarum tidak menunjuk pada pointer “ BATT”, maka voltase baterai telah habis. 3) Kalibrasi a) Putar switch/in the level indicating window at centre pada 70 dB b) Pada FILTER-CAL-INT switch ke “ CAL” c) Jarum akan menunjuk pada CAL mark, jika tidak maka putar sensitivity adjusment. 4) Pengukuran a) Putar switch ke A b) Putar FILTER-CAK-INT ke arah INT c) Putar level switch sesuai dengan tingkat kebisingan yang terukur d) Gunakan Meter Dynamic Characteristic Selector Switch ” SLOW” untuk bising yang impulsive, ” FAST” untuk bising yang continue. e) Catat hasil pengukuran Catatan : setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit dengan
r 6 kali pengamatan. Hasil
pengukuran adalah angka yang ditunjukan pada monitor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
2.
Variabel Terikat: Kelelahan Kerja a. Definisi Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat (Tarwaka, Solichul HA. Bakri dan Lilik Sudiajen. 2004) b. Skala Pengukuran : Ordinal c. Alat Ukur
: Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja I (KUPK2 I)
d. Cara Pengukuran : Masing-masing pertanyaan di beri 4 alternatif jawaban, yaitu : 1) Skor 6
= Ya, sangat sering
2) Skor 5
= Ya, sering
3) Skor 4
= Ya, agak sering
4) Skor 3
= Jarang
5) Skor 2
= Jarang sekali
6) Skor 1
= Tidak pernah
Data yang di peroleh dari quesioner ini berupa nilai/skor, dengan ketentuan : 1) Mengalami Kelelahan Kerja Berat
= > 60,91
2) Mengalami Kelelahan Kerja Sedang
= 27,55-60,91
3) Mengalami Kelelahan Kerja Ringan
= < 27,55
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
I.
Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah: 1.
Sound level meter, yaitu alat untuk mengukur intensitas kebisingan.
2.
Kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja (KUPK2)
3.
Lembar isian data, yaitu daftar pertanyaan yang digunakan untuk menentukan subjek penelitian.
4.
Alat tulis, yaitu untuk mencatat hasil dari pengukuran.
5.
Wawancara digunakan untuk memperoleh data dari sampel, dilakukan teknik komunikasi langsung dengan wawancara. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan karyawan adalah data mengenai keluhan seputar pekerjaan mereka.
6.
Data umum diperoleh dari dokumen perusahaan yang berisi data laporan penelitian, dokumentasi, satuan kerja dan standar peraturan yang ada kegiatannya dengan PKL. Selain itu, penulis juga mengambil beberapa literatur dari buku umum maupun internet.
7.
Validasi a) Alat Sound Level Meter yang digunakan adalah benar-benar alat yang sesuai dengan standart yang dipergunakan sebagaimana mestinya. Merupakan peralatan resmi yang digunakan oleh Departement Tenaga Kerja dalam melakukan survey kebisingan di tempat kerja atau perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
b) Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) yang berisi 17 daftar pertanyaan yang berisi daftar gejala kelelahan kerja merupakan indikator adanya gejala kelelahan yang digunakan untuk mengukur tingkat kelelahan tenaga kerja.
J.
Cara Kerja Penelitian 1.
Data primer : pengukuran yang dilakukan secara langsung ditempat mengambil data. a)
Data tentang identitas responden yang akan diteliti yaitu, umur, status kesehatan dan lama bekerja.
b) Keadaan lingkungan kerja tempat proses produksi berlangsung. 2.
Data sekunder : pengukuran yang dilakukan dengan cara meminta dari data orang lain atau data yang sudah ada. a)
Profil perusahaan
b) Lingkungan kerja c)
Data karyawan
d) Layout alat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
K. Teknik Analisis Data Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik chi square test dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16 dengan interpretasi hasil sebagai berikut: a. Jika p value PDNDKDVLOXMLGLQ\DWDNDQVDQJDWVLJQLILNDQ b. Jika p value > 0,01 maka hasil uji dinyatakan signifikan. c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono, 2001).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
BAB IV HASIL
A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jagat Baja Prima Utama (JBPU), adalah sebuah perusahaan Kontraktor dan Fabrikator Struktur Baja yang memberikan standar K3 internasional dan melayani pelanggan nasional dan internasional. Sejak berdiri tahun 1985, PT. Jagat Baja Prima Utama telah menyelesaikan berbagai struktur baja di Indonesia, mulai bangunan industri, pabrik, menara, fasilitas pertambangan, struktur conveyor hingga gedung bertingkat 34 lantai. PT. Jagat Baja Prima Utama dengan kantor pusat di Jakarta untuk kegiatan marketing, support service dan project management, menyediakan jasa fabrikasi dan shop drawing di workshopnya yang terletak di Cikarang, Bekasi. Dengan luas tanah 2,2 Ha dan area produksi 1,2 Ha. Sebagai organisasi kontruksi, PT. Jagat Baja Prima Utama mengutamakan sifat-sifat integritas, hormat, adil, ber-K3, “Pride and Excellence” dalam menghasilkan pekerjaan dan memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dalam perannya, PT. Jagat Baja Prima Utama, tetap memegang komitmen yang memberikan kepuasan pelanggan dan masyarakat pengguna jasa konstruksi. Dengan didukung sumber daya manusia yang profesional, loyal, maka perusahaan akan mampu mengembangkan teknologi yang diikuti oleh penerapan sistem manajemen yang mengacu pada peningkatan kinerja
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
perusahaan khususnya fabrikasi struktur baja yang handal, dengan sasaran akhir adalah kepuasan pelanggan. Dengan komitmen yang seperti itu maka PT. Jagat Baja Prima Utama menerapkan sistem manajemen K3 yang secara umum memuat pernyataan terdokumentasi dari Manual K3, Kebijakan K3, Sasaran
K3,
serta
Prosedur
yang
diperlukan
oleh
masing-masing
bagian/fungsi (Jagat Baja Prima Utama, 2011).
Gambar 5. PT. Jagat Baja Prima Utama (Lokasi Penelitian)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Gambar 6. Kondisi/Suasana Tempat Kerja di dalam Workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi
Gambar 7. Kondisi/Suasana Tempat Kerja di Workshop bagian depan PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
B. Karakteristik Subjek Penelitian 1.
Umur Hasil wawancara dengan 34 orang sampel pekerja di Bagian Proses Fabrikasi dan Bagian Staff/Administrasi diperoleh data distribusi umur sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan umur pada pekerja di Bagian Proses Fabrikasi dan Bagian Staff/Administrasi. Umur (Tahun) 20-32 33-45
Bagian Proses Fabrikasi Frekuensi Prosentase (%) 4 23,53 13 76,47
Jumlah
17
100
Bagian Staff/Administrasi Frekuensi Prosentase (%) 6 35,29 11 64,71 17
100
(Sumber : Data Primer) Berdasarkan Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa responden di Bagian Proses Fabrikasi dengan umur 20-33 tahun berjumlah 4 orang (23,53%), responden umur 33-45 tahun berjumlah 13 orang (76,47%). Sedangkan responden di Bagian Staff/Administrasi dengan dengan umur 20-33 tahun berjumlah 6 orang (35,29%), responden umur 33-45 tahun berjumlah 11 orang (64,71%). 2.
Jenis Kelamin Hasil wawancara dengan di bagian Proses Fabrikasi dan bagian Staff/Administrasi diperoleh bahwa tenaga kerja berjenis kelamin lakilaki, sehingga 34 sampel semuanya berjenis kelamin laki-laki.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
3.
Riwayat Kesehatan. Riwayat kesehatan dari seorang pasien adalah informasi yang diperoleh dokter dengan cara menanyakan pertanyaan tertentu, dan pasien dapat memberikan jawaban yang sesuai. Tenaga kerja di bagian Proses
Fabrikasi
maupun pada
bagian Staff/Administrasi tidak
mempunyai riwayat penyakit pendengaran sebelumnya. 4.
Status gizi Tenaga kerja di bagian Proses Fabrikasi maupun pada bagian Staff/Administrasi memiliki keadaan gizi yang baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
C. Intensitas Kebisingan Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil pengukuran intensitas kebisingan dari proses produksi dan bagian staff dengan menggunakan Sound Level Meter yang ditunjukan pada tabel dibawah ini: Tabel 2. Data Rata-rata Intensitas Kebisingan di Bagian Proses Produksi dan Ruang Staff Titik Pengukuran I
Rata-rata Intensitas Kebisingan Proses Produksi (Fabrikasi) Ruang Staff (area Cutting) 90,7 dBA 80 dBA II (area Assembling) 91,7 dBA 67,9 dBA III (area Welding) 91,4 dBA 74,5 dBA IV (area Finishing) 99,9 dBA 82,7 dBA V (area Blasting) 97,6 dBA 76,8 dBA VI (area Packing dan Delivery) 89,2 dBA 71,4 dBA Rata-rata 93,4 dBA 75,55 dBA (Sumber : Data Primer) Hasil
pengukuran
rata-rata
intensitas
kebisingan
tersebut
menunjukan bahwa intensitas kebisingan di bagian Proses (Fabrikasi) adalah > NAB yaitu 93,4 dBA, dengan standar NAB 85 dBA. Sedangkan intensitas kebisingan di bagian Staff di semua titik pengukuran adalah < NAB (Nilai Ambang Batas) yaitu 75,55 dBA dengan standar NAB 85 dBA.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
D. Kelelahan Kerja Dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja I (KUPK2 I), maka diperoleh hasil penilaian kelelahan kerja yang ditunjukan pada tabel berikut : Tabel 3. Data Rata-rata Hasil Penilaian Kuesioner Kelelahan Kerja di Bagian Proses Fabrikasi dan Ruang Staff No. Responden
Rata-rata Nilai Kelelahan Kerja Bagian Proses Fabrikasi Bagian Staff 1. 45 45 2. 68 25 3. 64 58 4. 38 19 5. 23 44 6. 57 26 7. 53 26 8. 67 27 9. 44 37 10. 66 53 11. 51 23 12. 55 52 13. 54 28 14. 69 44 15. 34 53 16. 30 25 17. 80 21 Rata-rata 52,8 35,6 (Sumber : Data Primer) Berdasarkan data diatas, hasil penilaian Kuesioner Kelelahan Kerja
di Bagian Proses Fabrikasi yang tertinggi adalah 80 dan hasil penilaian Kuesioner Kelelahan yang terendah adalah 23. Sedangkan hasil penilaian Kuesioner Kelelahan Kerja di Bagian Staff/Administrasi yang tertinggi adalah 58 dan hasil penilaian Kuesioner Kelelahan yang terendah adalah 21.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Dari data rata-rata kelelahan kerja diatas maka diperoleh data distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kelelahan kerja sebagai berikut : Tabel 4. Data Distribusi Frekuensi berdasarkan Tingkat Kelelahan Kerja di Bagian Proses Fabrikasi dan Bagian Administrasi Tingkat Kelelahan Kerja
Bagian Proses Fabrikasi Frekuensi Prosentasi (%) Berat 6 35,29 Sedang 10 58,83 Ringan 1 5,88 Jumlah 17 100 (Sumber : Data Primer)
Bagian Administrasi Frekuensi Prosentase (%) 0 9 8 17
0 52,94 47,06 100
Berdasarkan data diatas, di Bagian Proses Produksi terdapat 6 orang (35,29%) responden yang mengalami Kelelahan Kerja Berat, 10 orang (58,83%) responden mengalami Kelelahan Kerja Sedang, dan 1 orang (5,88%) responden mengalami Kelelahan Kerja Ringan. Sedangkan Di Bagian Administrasi terdapat terdapat 9 orang (52,94%) responden yang mengalami Kelelahan Kerja Sedang dan 8 orang (47,06%) responden mengalami Kelelahan Kerja Ringan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
E. Uji Pengaruh Kebisingan terhadap Kelelahan Kerja di Bagian Proses Fabrikasi dan Bagian Administrasi Workshop PT. Jagat Baja Prima Utaman Cikarang-Bekasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil perhitungan silang intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja pada tenaga kerja workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini : Tabel 5. Kontingensi Intensitas Kebisingan dan Kelelahan Kerja NAB
Tingkat Kelelahan Kerja Berat Sedang Ringan > NAB 6 10 1 < NAB 0 8 9 Total 6 18 10 (Sumber : data primer)
Total 17 17 34
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa 34 tenaga kerja di bagian workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi memiliki Intensitas Kebisingan < NAB dan > NAB. Dimana dari 17 orang di bagian yang memiliki Intensitas Kebisingan > NAB terdapat 6 orang yang mengalami tingkat kelelahan kerja berat, 10 orang mengalami kelelahan kerja sedang, dan 1 orang mengalami kelelahan kerja ringan. Sedangkan dari 17 orang di bagian yang memiliki Intensitas Kebisingan < NAB, terdapat 8 orang mengalami kelelahan kerja sedang, dan 9 orang mengalami kelelahan kerja ringan. Dari hasil pengukuran intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja pada tenaga kerja workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
kemudian dilakukan uji statistik dengan metode Chi Square Test melalui program SPSS versi 16.0, didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Uji Statistik Chi Square Test Case Processing Summary Cases Valid N kebisingan * kelelahan kerja
Missing
Percent 34
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 34
100.0%
kebisingan * kelelahan kerja Crosstabulation kelelahan kerja kelelahan kerja ringan Kebisingan
>NAB
Count
Total
9
0
17
4.5
9.5
3.0
17.0
% within kebisingan
47.1%
52.9%
.0%
100.0%
% of Total
23.5%
26.5%
.0%
50.0%
1
10
6
17
4.5
9.5
3.0
17.0
% within kebisingan
5.9%
58.8%
35.3%
100.0%
% of Total
2.9%
29.4%
17.6%
50.0%
9
19
6
34
9.0
19.0
6.0
34.0
% within kebisingan
26.5%
55.9%
17.6%
100.0%
% of Total
26.5%
55.9%
17.6%
100.0%
Count Expected Count
Total
kelelahan kerja berat
8
Expected Count
kelelahan kerja sedang
Count Expected Count
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Chi-Square Tests Value
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
11.497
a
2
.003
.002
Likelihood Ratio
14.568
2
.001
.002
Fisher's Exact Test
11.569
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
b
11.132
Exact Sig. (1-sided)
Point Probability
.001
.000
.002 1
.001
.001
34
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,00. b. The standardized statistic is 3,336.
Symmetric Measures Value Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
N of Valid Cases
Approx. Sig.
.503
.003
Exact Sig. .002
34
Hasil dari pengujian statistik dengan menggunakan uji Chi Square test pengaruh Intensitas Kebisingan terhadap Kelelahan Kerja dibagian Proses Fabrikasi dan di Bagian Administrasi workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi, dengan nilai koefisien p = 0,003 maka berarti p value 0,05 yang berarti Ho ditolak, Ha diterima maka dinyatakan signifikan atau ada pengaruh Intensitas Kebisingan terhadap Kelelahan Kerja dibagian Proses Fabrikasi dan di Bagian Administrasi workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi. Dari hasil uji Chi Square pada Contingency coefficient didapatkan value 0,503, maka uji dinyatakan positif karena value > 0,5 yang berarti semakin tinggi tingkat intensitas kebisingan di workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi, maka semakin tinggi pula tingkat kelelahan kerja yang dialami tenaga kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Subjek Penelitian Keseluruhan jumlah tenaga kerja di bagian proses fabrikasi 100 orang, dan di bagian Administrasi sejumlah 30 orang, setelah dilakukan teknik purposive sampling maka jumlah tersebut menjadi 34 orang dengan kriteria atau ciri-ciri yang telah ditentukan berdasarkan karakteristik tenaga kerja yang dilihat dari jenis kelamin, umur, tidak mempunyai riwayat penyakit pendengaran, tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan menahun dan tidak sakit, serta mempunyai status gizi normal, dimana Intensitas Kebisingan dan Kelelahan Kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam individu maupun luar individu. Dari dalam individu seperti jenis kelamin, umur, kondisi kesehatan, riwayat penyakit, status gizi, dan keadaan psikologis.. Sedangkan faktor dari luar diantaranya adalah Lingkungan, Beban Kerja, Masa Kerja, Pekerjaan Monoton, Iklim kerja, Tekanan panas, Getaran mekanis, Waktu pemaparan. Dalam penelitian ini usia yang termuda adalah 22 tahun dan usia yang tertua adalah 45 tahun. Seluruh sampel adalah tenaga kerja laki-laki dengan kondisi kesehatan yang baik. Tanpa kesehatan tidak mungkin produktivitas kerja yang baik dapat diwujudkan (Suma’mur, 2009).
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
B. Analisa Univariat Analisa univariat dimaksudkan untuk menggambarkan sebaran dan hasil penelitian yang diperoleh secara kuantitatif dengan menggunakan daftar distribusi. 1. Umur Dalam penelitian ini umur yang diambil adalah umur 20-45 tahun. Usia responden termuda adalah 22 tahun dan yang tertua adalah 45 tahun. Umur dapat mempengaruhi daya respon/adaptasi terhadap panas karena daya tahan seseorang terhadap panas akan menurun pada umur yang lebih tua. Orang yang lebih tua akan lebih lambat keluar keringatnya dibandingkan dengan orang yang lebih muda (Tarwaka, 2004). Faktor umur merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, mengingat usia berpengaruh terhadap keuatan fisik dan psikis seseorang serta pada usia tertentu seorang pekerja akan mengalami perubahan prestasi kerja (Setyawati L., 2010). Menurut Grandjean dalam Lientje bahwa kekuatan otot pada laki-laki dan wanita sekitar usia 25-35 tahun. Kebanyakan kinerja
fisik
mencapai puncak
dalam usia
pertengahan 20-an dan kemudian menurun dengan bertambahnya usia (Lambert, David, 1996). WHO menyatakan batas usia lansia adalah 60 tahun ke atas (Margatan, Arcole, 1996). Sedangkan di Indonesia umur 55 tahun sudah dianggap sebagai batas lanjut usia (Margatan, Arcole, 1996).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Berdasarkan referensi di atas dapat diketahui bahwa umur subjek penelitian masih dalam keadaan normal untuk melaksanakan pekerjaan dalam intensitas kebisingan tertentu. 2. Riwayat Kesehatan. Seluruh tenaga kerja yang bekerja di workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi dalam kondisi sehat dan tidak ada suatu gejala penyakit apapun. Kondisi sehat merupakan kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan lainnya, juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaan (A. M. Sugeng Budiono, 2003). Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan peningkatan produktivitas kerja selaku sumber daya manusia. Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas kerja yang baik pula. Kesehatan bukan satu-satunya faktor yang menentukan produktivitas tenaga kerja, namun begitu tanpa kesehatan tidak mungkin produktivitas tenaga kerja yang baik dapat diwujudkan (Suma’mur, 2009). Berdasarkan referensi tersebut kondisi fisik responden tidak mempengaruhi kelelahan kerja, karena keadaan fisik semua responden sehat. 3. Status Gizi Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu ciri kesehatan yang baik, sehingga tenaga kerja yang produktif terwujud. Status gizi merupakan salah satu penyebab kelelahan. Seorang tenaga kerja dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu juga sebaliknya (A.M. Sugeng Budiono, dkk, 2003). Pada keadaan gizi buruk, dengan beban kerja berat akan mengganggu kerja dan menurunkan efisiensi dan ketahanan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit sehingga mempercepat timbulnya kelelahan. Status gizi seseorang dapat diketahui melalui nilai IMT (Indeks Massa Tubuh). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi seseorang khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT dihitung dengan rumus berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002). Maka, menurut referensi diatas tenaga kerja yang bekerja di workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi sudah sesuai. 4. Intensitas Kebisingan Hasil
pengukuran rata-rata
intensitas
kebisingan
tersebut
menunjukan bahwa intensitas kebisingan di bagian Proses (Fabrikasi) adalah > NAB yaitu 93,4 dBA. Sedangkan intensitas kebisingan di bagian Staff di semua titik pengukuran adalah < NAB (Nilai Ambang Batas) yaitu 75,55 dBA. Di bagian proses fabrikasi terpapar bising lebih dari Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan, hal ini dikarenakan keadaan tempat kerja tersebut banyak ditemukan alat-alat proses fabrikasi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
dapat menimbulkan sumber bising yang tinggi, sedangkan di bagian administrasi terpapar bising kurang dari Nilai Ambang Batas yang diperkenankan karena ruang tersebut jaraknya tidak terlalu dekat dengan sumber bising serta didalam ruangan administrasi sudah di lengkapi dengan peredam bising. Kebisingan merupakan bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga (Sritomo Wignjosoebroto, 2003). Rangsang bunyi bising yang diterima oleh telinga akan menyebabkan sensasi suara gemuruh dan berdenging. Timbulnya sensasi suara ini akan menggerakkan atau menguatkan sistem inhibisi atau penghambat yang berada pada thalamus (W.F. Ganong, 1999). Penelitian yang dilakukan di dalam dan di luar negeri menunjukkan
bahwa pada
pendengaran
tersebut
frekuensi 300-6000 Hz,
disebabkan
oleh
kebisingan.
pengurangan Pengurangan
pendengaran diawali dengan pergeseran ambang dengar sementara. Pada saat ini terjadi kelelahan yang akan pulih kembali secara lambat, dan akan semakin bertambah lambat lagi jika tingkat kelelahan semakin tinggi (A.M. Sugeng Budiono, dkk, 2003). 5. Kelelahan Kerja Kelelahan kerja responden dihitung dengan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja I (KUPK2 I). Tingkat kelelahan tiap tenaga kerja berbeda-beda, hasil rata-rata kelelahan kerja di bagian proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
fabrikasi sebesar 52,8 sedangkan hasil rata-rata kelelahan kerja di bagian administrasi sebesar 35,6. Dari hasil pengukuran kelelahan kerja pada kedua bagian tersebut membuktikan bahwa hasil kelelahan kerja rata-rata di bagian proses fabrikasi lebih besar dari hasil kelelahan kerja rata-rata di bagian administrasi. Hal ini disebabkan karena intensitas kebisingan di bagian proses fabrikasi dengan atap genteng > NAB (melebihi NAB), sedangkan intensitas kebisingan di bagian administrasi < NAB (kurang dari NAB). Menurut Grandjean dalam Tarwaka (2004) mengemukakan bahwa faktor penyebab terjadinya kelelahan di industri sangat bervariasi contohnya
lingkungan (kebisingan),
dan untuk memelihara
atau
mempertahankan kesehatan dan efisiensi, proses penyegaran harus dilakukan diluar tekanan. Penelitian yang dilakukan di dalam dan di luar negeri menunjukkan bahwa pada frekuensi 300-6000 Hz, pengurangan pendengaran
tersebut
disebabkan
oleh
kebisingan.
Pengurangan
pendengaran diawali dengan pergeseran ambang dengar sementara. Pada saat ini terjadi kelelahan yang akan pulih kembali secara lambat, dan akan semakin bertambah lambat lagi jika tingkat kelelahan semakin tinggi (A.M. Sugeng Budiono, dkk, 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
C. Analisa Bivariat Hasil rata-rata pengukuran kelelahan kerja di bagian proses fabrikasi lebih tinggi dari hasil pengukuran kelelahan kerja di bagian administrasi. Hasil rata-rata kelelahan kerja di bagian proses produksi adalah 52,8 sedangkan di bagian administrasi adalah 35,6. Perbedaan hasil pengukuran kelelahan kerja di bagian proses fabrikasi dan di bagian administrasi dikarenakan subjek penelitian di bagian proses fabrikasi terpapar langsung dengan intensitas kebisingan > NAB yaitu dengan rata-rata intensitas kebisingan sebesar 93,4 dBA, sehingga subjek tidak dapat bekerja scara optimal. Sedangkan subjek penelitian di bagian administrasi tidak terpapar langsung dengan intensitas kebisingan atau bekerja pada intensitas kebisingan < NAB yaitu dengan rata-rata intensitas kebisingan sebesar 75,55 dBA, sehingga subjek dapat bekerja scara optimal. Menurut Grantham dalam Tarwaka (2004) Aklimatisasi adalah suatu proses adaptasi fisiologis yang ditandai oleh pengeluaran keringat yang meningkat, denyut jantung menurun dan suhu tubuh menurun.sehingga terjadi pengeluaran keringat yang berlebih disertai denyut jantung menurun dan suhu tubuh menurun Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja, untuk Nilai Ambang Batas kebisingan ditetapkan sebesar 85 dBA. Hasil analisa statistik pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja di workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
didapatkan nilai koefisien p = 0,003. Oleh karena nilai p PDND dinyatakan signifikan yang berarti Ho (tidak ada kesesuaian) ditolak dan Ha (ada pengaruh) diterima (Handoko, riwidikdo 2008). Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arif Yoni Setiawan (2000) di bagian machine moulding dan floor moulding Unit Produksi Departemen Foundry PT Texmaco Perkasa Engineering Kaliwungu bahwa dengan range kebisingan 98-105 dBA pada bagian machine moulding 22,2% tenaga kerja mengalami kelelahan ringan, 51,9% kelelahan sedang, 25,9% kelelahan berat dan pada bagian floor moulding dengan intensitas kebisingan 74-80 dBA terjadi kelelahan ringan sebesar 70%, kelelahan sedang 25% dan kelelahan berat 5%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 1.
Dari hasil pengujian statistik dengan menggunakan uji Chi Square test didapatkan nilai koefisien p = 0,003 maka berarti p value , yang artinya ada pengaruh pengaruh Intensitas Kebisingan terhadap Kelelahan Kerja dibagian Proses Fabrikasi dan di Bagian Administrasi workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi.
2.
Rata-rata intensitas kebisingan di bagian Proses (Fabrikasi) adalah > NAB yaitu 93,4 dBA. Sedangkan rata-rata intensitas kebisingan di bagian Staff di semua titik pengukuran adalah < NAB (Nilai Ambang Batas) yaitu 75,55 dBA.
3.
Dari hasil yang didapatkan dari 17 orang di bagian yang memiliki Intensitas Kebisingan > NAB terdapat 6 orang yang mengalami tingkat kelelahan kerja berat, 10 orang mengalami kelelahan kerja sedang, dan 1 orang mengalami kelelahan kerja ringan. Sedangkan dari 17 orang di bagian yang memiliki Intensitas Kebisingan < NAB, terdapat 8 orang mengalami kelelahan kerja sedang, dan 9 orang mengalami kelelahan kerja ringan.
4.
Pada uji Chi Square, Contingency coefficient menunjukkan nilai value 0,503, maka uji dinyatakan positif karena value > 0,5 yang berarti semakin tinggi tingkat intensitas kebisingan di workshop PT. Jagat Baja
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Prima Utama Cikarang-Bekasi, maka semakin tinggi pula tingkat kelelahan kerja yang dialami tenaga kerja.
B. Saran 1.
Sebaiknya perusahaan mengadakan pengontrolan terhadap lingkungan kerja secara berkala.
2.
Sebaiknya perusahaan mengadakan penggantian bagian-bagian logam yang menimbulkan intensitas suara tinggi dengan karet atau plastic bumbers, fiber glass, dan lain sebagainya.
3.
Sebaiknya perusahaan melindungi bagian lain dari kebisingan yang ditimbulkan dari proses fabrikasi dengan sekat perisai pada kedua sisinya dan menempatkan/menggantung “baffels” penyerap suara pada langitlangitnya.
4.
Sebaiknya waktu kerja yang berjam-jam harus diselingi oleh istirahat yang cukup.
5.
Sebaiknya perusahaan melakukan redesain lingkungan kerja agar lebih ergonomis.
6.
Sebaiknya
perusahaan
mengadakan
tindakan
preventif
melalui
pendekatan inovatif dan partisipatoris. 7.
Sebaiknya perusahaan memperketat pengontrolan ketertiban K3 serta tidak segan-segan memberikan sanksi kepada pekerja yang tidak mengindahkan peraturan memakai alat pelindung telinga yang berupa ear plug, ear muff dan helmet.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
8.
Sebaiknya perlu diadakan rotasi kerja pada pekerja yang terpapar oleh kebisingan dengan intensitas tinggi ke tempat atau bagian lain yang lebih rendah intensitas kebisingannya.
9.
Sebaiknya perlu diadakan pemeriksa pada tenaga kerja sebelum bekerja, dan sesudah bekerja secara berkala.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
DAFTAR PUSTAKA
A.M.Sugeng Budiono, dkk, 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Arif Yoni Setiawan, 2000, Studi Perbedaan Kelelahan Kerja pada Bagian Machine Moulding dan Floor Moulding Shift I Unit Produksi Departemen Foundry PT Texmaco Perkasa Engineering Kaliwungu, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip. Benny L, Pratama dan Adhi Ari Utomo dalam Edhie Sarwono, dkk, 2002, Green Company Pedoman Pengelolaan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3), Jakarta: PT Astra International Tbk. Cameron, C. 1973. A Theory of Fatique. Ergonimics. Vol 16 No. 5 : 633-648. Chavalitsakulchai, P., dan Shahnavas, H. 1991. Musculokeletal Disconfort and Feeling of Fatique Among Female Professional Workers ; the Need for Ergonomics Consideration. J. Human Ergol. 20 : 257-264. Depkes RI. 2003. Warta Kesehatan Masyarakat Edisi No. 7 September tahun 2003. Jakarta: Dirjen Bina Kesmas Depkes. Dwi P. Sasongko, dkk. 2000. Kebisingan Lingkungan. Semarang: UNDIP Eko Nurmianto. 2008. Engonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya. Endah Tri Wulandari, 2004, Hubungan antara Kebisingan dan Tekanan Panas dengan Kelelahan pada Operator Di Bagian Injeksi PT Arisa Mandiri Pratama, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip. Erna Tresnaningsih. 2003. Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta: Depkes R1. Fahmi U, 1997. Health Safety and Environment Edisi September. Bina Diknakes. Ganong, W.F. 1999, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC. Grandjean, E., dan Kogi, K., 1971. Introductory Remarks. Kyoto Symposium on Methodology of Fatique Assessment. Japan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Grandjean, E. 1991. Encylopaedia of Occupationl Health and Safety, ILO, Geneva. Grandjean, E. 1995. Fitting the task to the man. A Text book of Occupational Ergonomic 4th edition. Taylor&Francis, London, New York. Handoko Riwidikdo, 2008. Statistik Kesehatan, Belajar Mudah Teknik Analisis Data dalam Penelitian Kesehatan. Cetakan Kelima. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Hastono. 2001. Analisis Data. Jakarta : FKM UI. I Dewa Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar, 2002, Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC. Irwan Harwanto, 2004. Perbedaan Tingkat Kelelahan Tenaga Kerja Akibat Intensitas Kebisingan Berbeda Di PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi IV Semarang, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip. Jain,1981. R.K., et al, Environmental Impact Analysis, 2 nd Edition, Van Reinhold Co, New York. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor:KEP-51.MEN/1999 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja, 1999, Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Lambert, David. 1996, Tubuh Manusia, Jakarta: Arcan. Levy, J. 1990. A Mistery of Modern Medicine. Newsweek. Lintje Setyawati. 2010. ”Selintas Tentang Kelelahan Kerja”. Yogyakarta: Amara Books. Margatan, Arcole. 1996, Kiat Hidup Sehat Bagi Usia Lanjut, Solo: CV Aneka. Mochammad Arief T. Q. 2004, Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan, Surakarta: CSGF. Noor Fatimah, 2002, Hubungan beberapa Faktor Beban Tambahan Lingkungan Kerja dengan Kelelahan pada Tenaga Kerja Wanita Shift Pagi Di Bagian Packing PT Palur Raya Karanganyar, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Tim Penyusun, 2011. Dokumen Manual K3. Cikarang : PT. Jagat Baja Prima Utama-Workshop. Pramudianto, 1990. Hearing Conservation Program, Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia Nomor XVII Edisi Januari. Riwidikdo Handoko. 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendika Press Yogyakarta. Rodda, M., 1967. Noise and Sociaty. Edinburg: Olever and Boyd. Rosidah, 2003. Studi Kejadian Hipertensi Akibat Bising Pada Wanita Yang Tinggal Di Sekitar Lintasan Kereta Api di Kota Semarang. PhD Thesis. Silalahi, B.N.B, Silalahi, R.B. 1985. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Cetaan Ketiga PT Pustaka Binaman Pressindo dan Lembaga PPM, Jakarta. Siswanto, A., et al., 1991. Kebisingan. Jawa Timur: Balai Hiperkes dan KK. Soekidjo Notoatmojo, 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: CV Rineka Cipta. Soeripto Moeljosoedarmo. 2008. Higiene Industri . Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Sritomo Wignjosoebroto, 2003, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Surabaya: Guna Widya. Sumadi Suryabrata, 1989. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali. Suma’mur, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV. Haji Masagung. Suma’mur, 1994. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. Suma’mur, 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV. Sagung Seto. Sumardiyono, 2010. Buku Ajar Biostatistik Penelitian Bidang Hiperkes . Surakarta: Sebelas Maret University Press. Tambunan S, 2005. Kebisingan Di Tempat Kerja. Yogyakarta: Andi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Tarwaka, Solichul HA. Bakri dan Lilik Sudiajen. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: PT. Uniba Press. Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Solo: Harapan Press. Wahyu A., 2003. Higiene Perusahan. FKM Univeritas Hasanuddin Makassar. Yoshitake, H. 1971. Relation Between the Symptom and The Feeling of Fatique. Kyoto Symposium on Methodology of Fatique Assessment. Japan.
: Yth. Tenaga Kerja Workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana, maka perlu adanya penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja pada tenaga kerja. Sehubungan dengan hal tersebut kami mencoba mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja di Bagian Workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi. Kami mohon kesediaan waktu anda untuk mengisi kuesioner terlampir, keberhasilan penelitian ini tergantung dari kesungguhan anda dalam menjawab pertanyaan yang sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya dengan sejujurjujurnya. Apapun jawaban anda akan kami jamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi prestasi anda di perusahaan. Akhirnya atas kesediaan anda mengisi kuesioner ini kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Surakarta, ... Februari 2011 Peneliti
Windhi Kartika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Lampiran 2 KUESIONER ALAT UKUR PERASAAN KELELAHAN KERJA I (KUPK2 I)
(Dibuat, diuji validitas dan diuji reliabilitasnya oleh : Dr. dr. Lientje Setyawati K. Mauritas, MS. SpOk. Pada tahun 1994 di Yogyakarta)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan : a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
Lingkarilah jawaban yang sesuai dengan keadaan anda :
Nama
:
Hari/Tanggal : Bagian
:
Usia
:
Jenis Kelamin : L/P Lama Bekerja : Mengalami Kelelahan : Ya/Tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Pertanyaan-pertanyaan : 1.
Apakah anda merasa sukar berpikir? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah
2.
Apakah anda merasa lelah berbicara? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah
3.
Apakah anda merasa gugup menghadapi sesuatu? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah
4.
Apakah anda tidak pernah berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah
5.
Apakah anda merasa tidak mempunyai perhatian terhadap sesuatu? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
6.
Apakah anda merasa cenderung lupa terhadap sesuatu? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah
7.
Apakah anda merasa kurang percaya terhadap diri sendiri? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah
8.
Apakah anda merasa tidak tekun dalam melaksanakan pekerjaan anda? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
9.
Apakah anda merasa enggan menatap mata orang lain? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah
10. Apakah anda merasa enggan bekerja dengan cekatan? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
11. Apakah anda merasa tidak tenang bekerja? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah 12. Apakah anda merasa lelah seluruh tubuh? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah 13. Apakah anda merasa bertindak lamban? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah 14. Apakah anda merasa tidak kuat lagi berjalan? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah 15. Apakah anda merasa sebelum bekerja sudah lelah? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
16. Apakah anda merasa daya pikir menurun? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah 17. Apakah anda merasa cemas terhadap sesuatu hal? a. Ya, sangat sering b. Ya, sering c. Ya, agak sering d. Jarang e. Jarang sekali f. Tidak pernah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Lampiran 3 HASIL PENGUKURAN
1. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan Titik Pengukuran I II III IV V VI
2. Hasil Penilaian Kuesioner Kelelahan Kerja di Bagian Proses Fabrikasi No. 1.
Nama Responden Johan W.
Bagian
2.
Usman
Ofc. Mesin Midas Welding
3.
Hendy
Foreman
64
4.
Nandy
38
5.
Yana M.
Operator Cutting Beaver Assembling/Fitter
6.
Karman
Fitter
57
7.
Firmansyah
Cutting
53
8.
Rajun
67
9.
Herman
Operator Mesin Cutting Helper
10.
Yanto
66
11.
Yunus
Operator Mesin Cutting Fitter
51
12.
Tohir
Cutting Profile
55
13.
Sahono
Operator Forklift
54
14.
Rustam
Sub.Kont
69
15.
Kardiman
Sub.Kont
34
16.
Krisbiyono
Operator crane
30
17.
Joko Riyanto
Coating
80
commit to user
Nilai Total Keseluruhan 45 68
23
44
Keterangan Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja berat Mengalami kelelahan kerja berat Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja ringan Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja berat Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja berat Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja berat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
3. Hasil Penilaian Kuesioner Kelelahan Kerja di Ruang Staff No.
Bagian
1.
Nama Responden Johnny
Q.C
Nilai Total Keseluruhan 45
2.
Budi Catur
Safety
25
3.
Q.C.
58
4.
Mochammad Zulvanani Hariyanto
Q.C
19
5.
Bambang H.
PPIC
44
6.
Ahmad S.
PPIC
26
7.
Wahono
Personalia
26
8.
Sumaryono
Mekanik
27
9.
Effendi
Gudang
37
10.
Riza K.
53
11.
Tri Waluya W.
Koordinator Gudang Mekanik
23
12.
Sukarman
Produksi
52
13.
Sofian D.
Produksi
28
14.
Budi Kuat
Produksi
44
15.
Hairul Anas
Produksi
53
16.
Engkus
Umum
25
17.
Endi S.
Staff PPIC
21
commit to user
Keterangan Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja ringan Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja ringan Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja ringan Mengalami kelelahan kerja ringan Mengalami kelelahan kerja ringan Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja ringan Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja sedang Mengalami kelelahan kerja ringan Mengalami kelelahan kerja ringan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Lampiran 4
HASIL PERHITUNGAN SPSS Hasil Perhitungan SPSS dengan Menggunakan Versi 16.0
Case Processing Summary Cases Valid N kebisingan * kelelahan kerja
Missing Percent
34
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 34
100.0%
kebisingan * kelelahan kerja Crosstabulation kelelahan kerja kelelahan kerja ringan kebisingan
>NAB
sedang
Count
Total
9
0
17
4.5
9.5
3.0
17.0
% within kebisingan
47.1%
52.9%
.0%
100.0%
% of Total
23.5%
26.5%
.0%
50.0%
1
10
6
17
4.5
9.5
3.0
17.0
% within kebisingan
5.9%
58.8%
35.3%
100.0%
% of Total
2.9%
29.4%
17.6%
50.0%
9
19
6
34
9.0
19.0
6.0
34.0
% within kebisingan
26.5%
55.9%
17.6%
100.0%
% of Total
26.5%
55.9%
17.6%
100.0%
Count Expected Count
Total
berat
8
Expected Count
kelelahan kerja kelelahan kerja
Count Expected Count
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Chi-Square Tests Value
df
Asymp. Sig.
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
Point
(2-sided)
sided)
sided)
Probability
11.497a
2
.003
.002
Likelihood Ratio
14.568
2
.001
.002
Fisher's Exact Test
11.569
Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.002
11.132b
1
.001
.001
.001
.000
34
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,00. b. The standardized statistic is 3,336.
Symmetric Measures Value Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
N of Valid Cases
Approx. Sig.
.503 34
commit to user
.003
Exact Sig. .002
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Lampiran 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Lampiran 6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN WORKSHOP PT. JAGAT BAJA PRIMA UTAMA CIKARANG-BEKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Windhi Kartika Ardi Shiwwi NIM. R0207057
PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,
Juni 2011
Windhi Kartika Ardi Shiwwi NIM. R0207057
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
ABSTRAK
Windhi Kartika Ardi Shiwwi, 2011. Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja di Bagian Workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi. Program Diploma IV Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan : Penggunaan teknologi yang semakin canggih dapat menimbulkan penyakit akibat kerja, salah satunya ialah bising. Selain itu kebisingan juga dapat menimbulkan keluhan seperti kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah metode observasional analitik menggunakan rancangan cross sectional. Subjek penelitian 34 tenaga kerja, terdiri dari 17 orang bagian proses fabrikasi, dan 17 orang dari ruang staff/administrasi. Pengukuran intensitas kebisingan menggunakan Sound Level Meter, sedangkan kelelahan kerja diukur menggunakan kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja (KUPK2). Analisa data menggunakan SPSS 16.0.
Hasil : Dari hasil penelitian diketahui bahwa workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi memiliki Intensitas Kebisingan > NAB dan < NAB. Dimana dari 34 sampel tenaga kerja, 17 orang di bagian yang memiliki Intensitas Kebisingan > NAB terdapat 6 orang yang mengalami tingkat kelelahan kerja berat, 10 orang mengalami kelelahan kerja sedang, dan 1 orang mengalami kelelahan kerja ringan. Sedangkan dari 17 orang di bagian yang memiliki Intensitas Kebisingan < NAB, terdapat 8 orang mengalami kelelahan kerja sedang, dan 9 orang mengalami kelelahan kerja ringan. Diuji dengan menggunakan Chi Square (Fisher) didapatkan nilai koefisien p = 0,003. Oleh karena nilai p PDNDGLQ\DWDNDQVLJQLILNDQ.
Simpulan = Dari penelitian didapatkan ada pengaruh Intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja pada tenaga kerja di bagian workshop di PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi. Rekomendasi yang perlu dilaksanakan adalah Sebaiknya perusahaan memperketat pengontrolan ketertiban K3 serta tidak segan-segan memberikan sanksi kepada pekerja yang tidak mengindahkan peraturan memakai alat pelindung telinga yang berupa ear plug, ear muff dan helmet. Kata kunci
: Intensitas Kebisingan – Kelelahan Kerja
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
ABSTRACT
Windhi Kartika Ardi Shiwwi, 2011. The Effect Of Intensity Noise to Fatigue Working On Labor in Section Workshop PT. Jagat Baja Prima Utama CikarangBekasi. Diploma IV Occupational Health and Safety Program in Medical Faculty, Sebelas Maret University.
Purpose: The use of tehnology which increasingly sophisticated that can lead to occupational disease, one of which is noisy. The other one noise also can generate sigh of like fatigue. This research aims to determine whether there is a fatigue effect of noise intensity.
Method: The research used an analytic observational method using cross sectional. Subject research of 34 labours, consisted of 17 part of process, and 17 from space staff/administration. The measurement noise intensity using the Sound Level Meter, while fatigue was measured using a quetionaire measuring instrument feelings of fatigue (KUPK2). Data analysis applies SPSS 16.0.
Results: The results showed that the workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi has noise intensity > NAB and < NAB. Where samples of 34 workers, 17 people in the section that has Intensity Noise > NAB there are 6 people who experience severe levels of fatigue, 10 people experiences fatigue level of medium, and 1 people experience mild fatigue. While the 17 people who have the Intensity Noise
Conclusion: The study found no effect of intensity noise on the fatigue of work on labor in the workshop at PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang, Bekasi. Recommendations that need to be implemented are the company should tighten the control of order K3 and did not hesitate to sanction workers who do not heed the rules wear hearing protection devices in the form of ear plug, ear muff and helmet.
Keywords
: Noise Intensity- Work Tiredness
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
MOTTO If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve never done
Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar
Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir
Jangan melihat kebelakang dengan kemarahan atau kedepan dengan ketakutan, tetapi lihatlah kesekitarmu dengan kewaspadaan
Jerih payah dengan disertai kesabaran tidak akan berlalu sia-sia
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
PERSEMBAHAN Sebuah Persembahan teruntuk : j Allah SWT Sang Kekasih Abadi j Bapak dan Mama yang telah memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan anaknya j Andika adikku, pemberi semangat serta kawan dalam banyak hal j Untuk Bapak/Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing saya tanpa lelah sampai saat ini j Untuk sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi, ide, inspirasi, serta saran dan kritiknya j Semua orang yang selalu ada dihatiku; dulu, sekarang, yang akan datang, dan selamanya
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan magang dan penyusunan laporan skripsi dengan judul “PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN WORKSHOP PT. JAGAT BAJA PRIMA UTAMA CIKARANG-BEKASI” tepat pada waktunya. Laporan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan dan salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan studi pada Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Didalam pelaksanaan magang ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan serta bantuan baik secara langsung maupun tidak dari berbagai pihak yang sangat berarti bagi penulis. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S. PD-KR-FINASIM, Selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Putu Suriyasa, dr. MS, PKK, Sp.Ok. Selaku Ketua Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Sarsono, Drs. M.Si., Selaku Penguji Utama, terima kasih telah memberikan bimbingan, saran dan kritik demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 4. Dr. Hari Wujoso, dr. MM, Sp.F., Selaku Pembimbing Utama, terima kasih telah memberikan bimbingan, saran dan kritik demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 5. Agus Widiyatmo, SE, M.Kes., Selaku Pembimbing Pendamping, terima kasih atas waktu untuk membimbing penulis. 6. Bapak H. Pudjiono, selaku Workshop Manager PT. Jagat Bja Prima Utama Cikarang-Bekasi. Terima kasih telah memberikan ijin bagi penulis untuk melaksanakan penelitian. 7. Bapak Budi Catur Susilo, selaku Safety Manager workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi terima kasih telah memberikan bimbingan dan saran bagi penulis selama melakukan penelitian. 8. Seluruh Staff Workshop Manager, Bapak Riza Kristanto, Ibu Ismarwati, Bapak Wahono, Bapak Mardiyono, Bapak Maman Sukman, Bapak Tri W. W. Mas Engkus dan seluruh karyawan serta seluruh Subkontraktor PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi terima kasih secara terbuka menerima penulis untuk melakukan kegiatan penelitian di bawah pimpinannya dan memberikan masukan yang bermanfaat selama kegiatan penelitian berlangsung. 9. Seluruh Staff Program Diploma IV Kesehatan Kerja, Ibu Susi, S.Sos, M. Kes., Ibu Tari, Bapak Maryono, dan yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu terima kasih telah berjuang dengan semangat tanpa henti demi kelangsungan program D.IV Kesehatan Kerja.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
10. Ayahanda Sumardi, Ibunda Anik, serta Andika adikku dan seluruh keluarga tercinta terima kasih telah mendoakan secara tulus, memberi kasih sayang, semangat dan dukungan baik moril maupun material. 11. Sahabat-sahabatku serta rekan-rekan mahasiswa Diploma IV Kesehatan Kerja angkatan 2007 yang telah memberiku semangat selama kuliah dan atas kekompakannya dalam menjalin persahabatan. 12. Semua pihak terima kasih telah membantu dalam penyelesaian laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih perlu penyempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kalimat yang kurang berkenan dalam laporan ini.
Surakarta,
Juni 2011 Penulis,
Windhi Kartika A. S.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i PENGESAHAN ................................................................................................ ii PERNYATAAN ............................................................................................... iii ABSTRAK ....................................................................................................... iv ABSTRACT ..................................................................................................... v MOTTO ............................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii PRAKATA .......................................................................................................viii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv BAB I.
PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 8 C. Tujuan ....................................................................................... 8 D. Manfaat ..................................................................................... 9
BAB II.
LANDASAN TEORI ....................................................................... 11 A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 11 B. Kerangka Pemikiran .................................................................. 28 C. Hipotesis .................................................................................... 29
BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 30 A. Jenis Penelitian .......................................................................... 30 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 30 C. Populasi Penelitian...................................................................... 30 D. Teknik Sampling ........................................................................ 31
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
E. Sampel Penelitian ...................................................................... 31 Desain Penelitian ........................................................................ 32 F. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 33 G. Definisi Operasional Variabel Penelitian..................................... 34 H. Alat dan Bahan .......................................................................... 38 I. Cara Kerja Penelitian ................................................................. 39 J. Teknik Analisis Data .................................................................. 40 BAB IV. HASIL .............................................................................................. 41 A. Gambaran Umum Perusahaan .................................................... 41 B. Karakteristik Subjek Penelitian ................................................... 44 C. Intensitas Kebisingan ................................................................. 46 D. Kelelahan Kerja ......................................................................... 47 E. Uji Pengaruh Kebisingan terhadap Kelelahan Kerja di Bagian Proses Fabrikasi dan Bagian Administrasi Workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi ........................................... 49 BAB V. PEMBAHASAN ............................................................................... 52 A. Karakteristik Subjek Penelitian ................................................... 52 B. Analisa Univariat ....................................................................... 53 C. Analisa Bivariat ......................................................................... 58 BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 60 A. Simpulan .................................................................................... 60 B. Saran .......................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada Pekerja di Bagian Proses Fabrikasi dan Ruang Staff/Administrasi ................ 44 Tabel 2. Data Rata-rata Intensitas Kebisingan di Bagian Proses Fabrikasi dan Ruang Staff ............................................................................... 46 Tabel 3. Data Rata-rata Hasil Penilaian Kuesioner Kelelahan Kerja di Bagian Proses Fabrikasi dan Ruang Staff ......................................... 47 Tabel 4. Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kelelahan Kerja di Bagian Proses Fabrikasi dan Ruang Staff/Administrasi ................ 48 Tabel 5. Kontingensi Intensitas Kebisingan dan Kelelahan Kerja .................. 49 Tabel 6. Hasil Uji Statistik Uji Chi Square Test ............................................. 50
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Terjadinya Kelelahan .......... 25 Gambar 2. Kerangka Pemikiran .................................................................... 28 Gambar 3. Desain Penelitian .......................................................................... 33 Gambar 4. Sound Level Meter Analog dan Digital ......................................... 35 Gambar 5. PT. Jagat Baja Prima Utama (Lokasi Penelitian) ........................... 42 Gambar 6. Kondisi/Suasana Kerja di dalam Workshop PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi ................................................................ 43 Gambar 7. Kondisi/Suasana Kerja di Workshop Bagian Depan PT. Jagat Baja Prima Utama Cikarang-Bekasi ...................................................... 43
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Permohonan Persetujuan Subjek Penelitian Lampiran 2. Kuesioner Kelelahan Kerja Lampiran 3. Hasil Pengukuran Lampiran 4. Hasil Perhitungan dengan Menggunakan SPSS Versi 16.0 Lampiran 5. Surat Keterangan Magang/PKL Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian