Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Aspal beton (Laston) sebagai bahan untuk konstruksi jalan sudah lama dikenal dan digunakan secara luas dalam pembuatan jalan. Penggunaannya pun di Indonesia dari tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai campuran panas (Hot Mix) merupakan salah satu jenis dari lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan konstruksi perkerasan yang paling umum digunakan. Jenis perkerasan ini merupakan campuran merata antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu. Salah satu produk campuran aspal yang kini banyak digunakan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah adalah AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Course) / Lapis Aus Aspal Beton. AC-WC adalah salah satu dari tiga macam campuran lapis aspal beton yaitu AC-WC, AC-BC dan AC-BASE. Ketiga jenis laston tersebut merupakan konsep spesifikasi campuran beraspal yang telah disempurnakan oleh Bina Marga. Penggunaan AC-WC yaitu lapis permukaan (paling atas) dalam perkerasan dan mempunyai tekstur yang paling halus dibandingkan dengan jenis laston lainnya. Dan merupakan lapisan perkerasan yang berhubungan langsung dengan ban kendaraan, merupakan lapisan kedap air , dan tahan terhadap cuaca. Pada campuran laston yang menggunakan bahan penyusun seperti aspal dan agregat yang bisa menimbulkan rongga pada perkerasan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan dan penelitian terhadap filler (bahan tambah) untuk memperoleh I-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab I Pendahuluan
perbandingan dan pengaruh filler terhadap campuran beraspal khususnya pada lapisan AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Concrete) guna memenuhi syarat spesifikasi. Melihat berbagai permasalahan yang ada, maka peneliti mencoba untuk menguji pengaruh filler terhadap campuran beraspal pada lapisan AC-WC (Asphalt ConcreteWearing Concrete) dengan menggunakan serbuk kaca dan abu sekam. Kaca merupakan sebuah subtansi yang keras dan rapuh, Serta di dalam kaca terdapat silika sebagai bahan komponen utama. Dapat diketahui bahwa silika merupakan bahan yang bersifat mengikat atau memiliki angka adhesi yang cukup tinggi. Menurut survey di kota New York, limbah kaca terdiri dari 62% kaca bening, 19% kaca berwarna hijau, 14% kaca yang berwarna kekuningkuningan dan 5% kaca lainnya. Berdasarkan riset yang dilakukan di Columbia University dan survey di kota New York serta sumber yang ada, kaca yang digiling halus dapat mengisi rongga-rongga secara maksimal dan mampu meningkatkan daya tahan lapis aspal. Alasan pemanfaatan kaca dari limbah botol merupakan wujud kepedulian terhadap lingkungan sebagai bahan tepat guna. Begitu pula dengan keberadaan sekam padi yang melimpah di Indonesia masih tidak termanfaatkan dengan baik. Diantara sekian banyak kegunaan sekam padi, sebagian besarnya dieksploitasi untuk keperluan-keperluan tradisional seperti perapian, abu gosok, pembakaran batu-bata, campuran batu bata dan sebagainya. Dibandingkan dengan potensinya, jelas pemanfaatan abu sekam ini tampak monoton dan juga bernilai guna rendah. Beberapa penelitian terakhir dalam bidang konstruksi jalan menunjukkan bahwa sekam padi berdayaguna sebagai campuran dalam stabilisasi tanah, khususnya tanah lempung. Sekam, yang dalam bentuknya yang lain yaitu abu sekam, dapat mengisi rongga-rongga I-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab I Pendahuluan
yang ditinggalkan di antara butiran-butiran agregat yang mengisi campuran suatu struktur jalan . Disamping kemampuan menyusup, abu sekam juga memiliki sifat sementasi yang berfungsi meningkatkan kekesatan antar butiran partikel. Sifat sementasi dan gradasi butirannya sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam salah satu bahan pembentuk campuran aspal yaitu filler. Kelebihan abu sekam yang disamping murah harganya juga mudah mendapatkannya dalam jumlah besar. Masalah murah dan mudah inilah yang akhir-akhir ini menjadi perhatian utama dalam penyediaan bahan pembangunan jalan. Dengan hasil penelitian ini, kami berharap dapat mengetahui pengaruh dari filler serbuk kaca dan abu sekam terhadap campuran aspal beton lapis AC-WC yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan pada lapisan perkerasan jalan dengan metode Marshall dan sistem warm mix. 1.2
Identifikasi Masalah Keberadaan limbah kaca dan sekam padi yang melimpah di Indonesia masih tidak termanfaatkan dengan baik, serta penyediaan bahan pembangunan jalan yang mahal dan sulit dicari. Untuk itu penulis ingin membuat campuran aspal dengan menggunakan limbah kaca dan abu sekam sebagai filler pada pembuatan jalan, disamping harganya murah dan mudah didapatkan serta merupakan wujud kepedulian terhadap lingkungan.
I-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab I Pendahuluan
1.3
Perumusan Masalah Permasalahan utama yang akan diangkat pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana presentase kadar aspal optimum (KAO) untuk campuran AC-WC dengan penggunaan serbuk kaca dan abu sekam. b. Bagaimana peranan penggunaan filler serbuk kaca dan abu sekam yang diberikan terhadap perkerasan jalan khususnya pada campuran AC-WC.
1.4
Maksud Dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah : a. Mengetahui kadar aspal optimum (KAO) pada penggunaan serbuk kaca dan abu sekam sebagai bahan filler alternatif pada campuran AC-WC dengan sistem warm mix. b. Menentukan karakteristik fisik aspal dan agregat. c. Menentukan nilai stabilitas dengan menggunakan pengujian Marshall. d. Menganalisis pengaruh pemanfaatan tambahan filler serbuk kaca dan abu sekam pada gradasi campuran AC-WC dengan metode warm mix. Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Memanfaatkan limbah kaca dan abu sekam sebagai filler untuk pembuatan perkerasan jalan. b. Mengurangi
permasalahan
kerusakan
alam
yang
diakibatkan
oleh
pembuangan limbah kaca dan abu sekam. I-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab I Pendahuluan
1.5
Manfaat Penelitian Memanfaatkan bahan-bahan limbah kaca dan abu sekam sebagai bahan dalam pembuatan perkerasan jalan merupakan nilai tambah dari penelitian ini jika dilihat dari segi ekonomis. Sehingga dapat menghemat penggunaan bahan atau material-material yang diambil dari alam untuk pembuatan perkerasan jalan karena material yang digunakan merupakan material recycle. Selain itu melalui penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian lebih lanjut.
1.6
Pembatasan Dan Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup dan pembahasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Penelitian ini dilakukan melalui percobaan di laboratorium dan tidak melakukan pengujian di lapangan. b. Penelitian hanya dilakukan pada campuran AC-WC untuk bahan campuran perkerasan jalan raya. c. Penelitian dilakukan dengan uji Marshall. d. Tidak dilakukan analisis biaya lapis perkerasan. e. Serbuk kaca dan abu sekam hanya pengujian berat jenis. f. Serbuk kaca yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari peleburan sisa botol kaca sirup marjan yang berwarna bening atau clear glass kemudian dihancurkan hingga halus sampai lolos saringan No.200. g. Abu sekam yang digunakan yaitu sisa pembakaran sekam padi dan lolos saringan No.200.
I-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab I Pendahuluan
h. Penelitian dilakukan dengan sistem warm mix. i. Material yang digunakan adalah aspal minyak pen 60/70 dan agregat. j. Pemeriksaan sifat-sifat bahan yang digunakan dan spesifikasi gradasi agregat yang digunakan memenuhi standar petunjuk pelaksana. 1.7
Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan dapat dijelaskan sebagai berikut : a. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan dan ruang lingkup masalah, serta sistematika penulisan. b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang uraian singkat dasar teori terkait dengan variable penelitian, campuran yang akan dipakai dalam penelitian ini, dan spesifikasi dari campuran yang akan digunakan. c. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang metodologi penelitian yang dilakukan di laboratorium mulai dari persiapan bahan sampai pembuatan benda uji dan pemeriksaan benda uji dengan metode pengujian Marshall, serta jadwal penelitian.
I-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab I Pendahuluan
d. BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA Bab ini berisikan pembahasan mengenai data-data yang diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium kemudian hasil tersebut dilakukan analisa dan pembahasan. e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan yang telah diperoleh dari pembahasan pada bab sebelumnya dan saran mengenai hasil penelitian yang dapat dijadikan bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.
I-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/z