BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG Saat ini masalah dalam penyediaan air bersih, dipengaruhi oleh
sumber daya air yang meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus menerus meningkat dan kualitas air untuk keperluan rumah tangga yang semakin menurun. Khususnya di Kota Yogyakarta, dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah dari tahun ke tahun mendorong semakin banyak kegiatan industri dan kegiatan rumah tangga yang menghasilkan limbah, sehingga menimbulkan pencemaran air yang menyebabkan penurunan kualitas air. Air bersih yang tersedia di alam, misalnya air sungai yang ada di Yogyakarta, dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil bahwa sungai-sungai yang ada di Yogyakarta hampir semua sudah tercemar. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Peday, Y. F. (2000) dari hasil penelitian diketahui bahwa sungai code telah tercemar e.coli, sehingga air sungai code tidak layak sebagai sumber air bersih. Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai code, kecamatan Jetis, saat ini mengharapkan suplai air bersih melalui distribusi air dari Perusahaan daerah Air Minum (PDAM) kota Yogyakarta, namun air yang di alirkan terkadang belum dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga masyarakat baik dari segi kuantitas maupun
1
kualitasnya. Sehingga dalam kondisi seperti ini maka masyarakat memilih untuk mengambil air dari sumur gali dan belik. Tetapi berdasarkan penelitian yang telah di lakukan oleh Oktarina (2005) tentang kualitas sumber air di daerah Jetis, beberapa sumber air, seperti sumur gali dan belik masih memiliki kualitas air yang kurang baik yaitu mengandung bakteri coliform dalam batas yang melebihi syarat yang diperbolehkan dalam baku mutu air bersih menurut Permenkes RI No.416 tahun 1990. Dari beberapa permasalahan di atas dapat digambarkan bahwa air bersih menjadi seperti sesuatu barang yang langka, sumber-sumber air telah tercemar dan kualitas air menurun, itulah kondisi sumber air yang ada di Yogyakarta saat ini. Sehingga dalam kondisi seperti ini, diperlukan adanya teknologi pengolahan yang tepat guna secara khusus untuk pengolahan air sumur gali dan belik guna membantu penyediaan kebutuhan air bersih. Teknologi pengolahan air yang telah dikembangkan misalnya Saringan pasir lambat (Slowsand filter), Biosandfilter-activated carbon, Reserve osmosis, dan salah satu teknologi terbaru misalnya alat penyaring air Ceramic candle filter. Di Indonesia, ceramic candle filter baru di terapkan penggunannya di daerah Sumba, yaitu melalui Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) Save Water and Health (SAWAH) Foundation yang telah memberikan bantuan kepada masyarakat, melalui pengadaan alat ceramic candle filter untuk masyarakat. Dalam skala internasional telah dilakukan uji laboratorium
2
tentang hasil kualitas air yang telah diproses dengan alat ceramic candle filter ini. Namun dalam skala nasional dan regional secara khusus di Kota Yogyakarta belum di lakukan uji laboratorium untuk mengetahui hasil dan kemampuan kerja alat ini lebih khususnya lagi dalam memproses air dari sumber air yang berbeda-beda, sehingga perlu untuk menguji kemampuan alat ceramic candle filter dalam meningkatkan kualitas air yang berasal dari sumber air yang berbeda-beda karakteristiknya. Untuk itulah perlu untuk melakukan penelitian mengenai kemampuan ceramic candle filter dalam meningkatkan kualitas air sungai, air sumur gali dan mata air (belik) yang ada di kawasan sekitar sungai code, Kecamatan Jetis. Diharapkan dengan adanya teknologi penyaringan air seperti ceramic candle filter khususnya produk dari stefanny terracota, dapat menjadi salah satu pilihan alat penyaring air yang dapat digunakan mengingat ceramic candle filter merupakan alat yang mudah penggunaannya untuk skala rumah tangga, dapat cukup lama digunakan dan pengadaannya dapat dibantu oleh pihak lembaga swadaya masyarakat (LSM). Selain itu adanya teknologi ceramic candle filter dalam penerapannya pada proses pengolahan air sungai ,sumur gali dan mata air (belik), diharapkan dapat menjawab permasalahan keterbatasan penyediaan dan kelangkaan air bersih dan dapat membantu pemenuhan kebutuhan air bersih untuk masyarakat di Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta.
3
B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana
tingkat
kemampuan
ceramic
candle
filter
dalam
meningkatkan kualitas air yang berasal dari air sungai, sumur gali dan mata air (belik)? 2. Apakah kemampuan ceramic candle filter dalam meningkatkan kualitas air dipengaruhi oleh sumber air yang diolah? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui tingkat kemampuan ceramic ceramic candle filter dalam meningkatkan kualitas air yang berasal dari air sungai, sumur gali dan mata air (belik). 2. Mengetahui pengaruh sumber air terhadap kemampuan ceramic candle filter. D. MANFAAT PENELITIAN Secara umum hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan data-data dan informasi mengenai kemampuan ceramic candle filter jika digunakan dalam proses pengolahan air yang berasal dari sumber air yang berbeda-beda. Secara khusus hasil dari penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi : 1) Masyarakat Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memilih alat penyaring air seperti ceramic candle
4
filter, guna membantu mendapatkan air bersih dengan cara yang lebih mudah. 2) Lembaga Swadaya Masyarakat Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi atau data-data tentang efektivitas ceramic candle filter. Diharapkan juga dapat menjadi suatu langkah awal membangun hubungan dan membuka kerjasama antara Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Save Water and Health (SAWAH) Foundation yang berada di Sumba dengan Lembaga Swadaya Masyarakat yang ada di kota Yogyakarta untuk membantu warga masyarakat di daerah sekitar kawasan sungai code, melalui bantuan pengadaan alat ceramic candle filter khususnya bagi warga yang tidak mampu. 3) Ilmiah Dapat digunakan sebagai acuan untuk memudahkan dalam penelitian yang serupa serta menambah pengetahuan bagi pembaca.
5