1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign activities) dalam dua cars; melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri (foreign operations).Untuk memasukkan kegiatan usaha luar negeri pada laporan keuangan suatu perusahaan, laporan keuangan kegiatan usaha luar negeri harus dijabarkan ke dalam mata uang pelaporan perusahaan. Mata uang fungsional (functional currency) dan mata uang pelaporan (presentation currency atau reporting currency) PT Waskita Karya (Persero) adalah Rupiah.Sedangkan, mata uang di Luar Negeri adalah mata uang asing (foreign currency) bagi Kantor Pusat, Wilayah/Cabang, dan Divisi/Proyek di Indonesia. Mengingat Kantor Cabang dan Projek di Luar Negeri dibuka untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan kontrak yang didapat, dengan nilai kontrak menggunakan mata uang negara setempat, dan pembiayaan operasi pendapatan dalam mata uang kantor cabang dan proyek Luar Negeri menggunakan dana yang diperoleh mata uang yang berlaku di Negara tersebut, dan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
2
1. PT. Waskita Karya (perusahaan pelapor) mengendalikan kegiatan usaha luar negeri (cabang dan proyek di luar negeri), tetapi masih memberikan otonomi yang memadai. 2. Transaksi-transaksi dengan perusahaan pelapor bukan suatu proporsi besar bagi kegiatan usaha luara negeri. 3. Aktivitas operasi luar negeri dibiayai terutama dari operasinya sendiri atau pinjaman lokal bukan dari perusahaan pelapor. 4. Biaya tenaga kerja, bahan baku dan komponen lainnya dari produk atau jasa kegiatan usaha luar negeri terutama dibayar atau diselesaikan dalam mata uang local daripada dalam mata uang pelaporan. 5. Penjualan kegiatan usaha luar negeri terutama dalam mata uang yang berbeda dengan mata uang pelaporan. 6. Pengelolaan arus kas mandiri. Dengan kondisi seperti tersebut di atas, maka: 1. Akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Kantor Cabang dan Proyek di Luar Negeri menggunakan mata uang setempat sebagai mata uang local (local currency) dan sekaligus sebagai mata uang fungsional (functional currency) dan pelaporan (presentation currency atau reporting currency), sedangkan mata uang Rupiah menjadi mata uang asing (foreign currency) bagi Kantor Cabang dan Proyek di Luar Negeri, 2. Setiap periode dilakukan penggabungan laporan keuangan Kantor Cabang Luar negeri dengan laporan keuangan Wilayah, dan laporan keuangan Proyek Luar Negeri dengan laporan keuangan Divisi, dan selanjutnya dilakukan
3
penggabungan laporan keuangan Wilayah, Divisi, dan Kantor Pusat PT. Waskita Karya. Penggabungan laporan keuangan Kantor Cabang dan Proyek di Luar negeri dengan laporan keuangan entitas di Indonesia mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing. 3. Kepala Cabang dan Kepala Proyek di Luar Negeri masing-masing menyusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan
laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dari hal-hal tersebut diatas penulis mengambil judul “Analisis Implementasi PSAK No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asingpada Lapoan Keuangan PT. Waskita Karya (Persero)”
B. Perumusan Masalah Setiap periode dilakukan penggabungan laporan keuangan kantor Cabang Luar Negeri dengan laporan keuangan unit kerja/induk di Indonesia, sehingga pada saat penggabungan laporan akan terjadi perbedaan mata uang pelaporan oleh sebab itu perlu adanya panduan akuntansi dengan mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing. Dari latar belakang masalah seperti telah diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah PSAK No. 11 tentang penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing sudah di implementasikan pada Laporan Keuangan PT. Waskita Karya (Persero)?
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan paparan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah Prosedur Akuntansi Kantor Cabang atau Proyek Luar Negeri pada PT. Waskita Karya (Persero) sudah sesuai dengan Prosedur Akuntansi Perusahaan yang mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) di Indonesia. Sedangkan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada: 1. Management PT. Waskita Karya (Persero), agar kedepannya laporan keuangan kantor cabang atau proyek luar negeri dapat dijadikan acuan atau pengambilan keputusan untuk mengambil atau mengikuti tender-tender proyek di luar negeri. 2. Karyawan PT. Waskita Karya (Persero), untuk dapat menyajikan laporan keuangan kantor cabang atau proyek
luar negeri sesuai dengan prosedur
akuntansi perusahaan. 3. Akademisi, untuk menambah wawasan atau pengetahuan tentang prosedur akuntasi bagi perusahaan yang mempunyai cabang di luar negeri.
5