1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perusahaan tranportasi merupakan perusahaan yang melakukan serangkaian kegiatan memindahkan/mengangkut barang dari produsen ke konsumen (chain of transportation). Dalam penelitian ini perusahaan transportasi memiliki arti perusahaan yang menyediakan jasa pengangkutan yang dimanfaatkan manusia untuk berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya.
BRT (Bus Rapid Transit) adalah salah satu upaya dalam pembangunan sistem transportasi di kota-kota besar di dunia. BRT dengan trunk line bus ini beroperasi ala kereta, biayanya murah, dan kapasitas angkutnya tinggi. BRT kini hadir di Kota Bandar Lampung yang dikelola oleh PT Trans Bandar Lampung. Dalam operasionalnya jam pelayanan BRT dari jam 06.00 pagi hingga jam 18.00 sore. Saat ini kendaraan BRT di Bandar Lampung berjumlah 250 kendaraan dengan 37 konsorsium Trans Bandar Lampung tersebut.
Terlepas dari itu, PT Trans Bandar Lampung sebagai salah satu perusahaan transportasi di Indonesia tentunya tak terhindar dari kendala. Salah satunya adalah
2
kinerja karyawan. Karyawan merupakan darah bagi suatu perusahaan karena tanpanya sumber daya dalam perusahaan akan menjadi kurang berarti. Merekalah motor utama untuk menentukan maju atau tidaknya perusahaan tersebut. Berikut merupakan data karyawan PT. Trans Bandar Lampung:
Tabel 1. Data Karyawan PT Trans Bandar Lampung Tahun 2012 Karyawan Tetap Laki-laki Perempuan 1 Staff 19 15 3 2 Legal Officer 1 1 0 3 Sekuriti 4 4 0 4 Kasir 8 2 6 5 Pengawas Koridor 25 24 0 6 Pengawas Tiket 16 11 4 7 Kolektor Tiket 9 8 1 8 Pramudi 228 170 0 9 Ticketing 308 211 61 10 Mekanik 1 0 0 446 75 619 TOTAL 521 Sumber: PT. Trans Bandar Lampung Tahun 2012 No
Jabatan
Jumlah
Training L P 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 58 0 36 0 1 0 98 0 98
Out L P 6 1 0 0 0 0 2 1 2 0 0 0 0 0 20 0 46 11 1 0 77 13 90
Tabel 1 menjelaskan bahwa PT Trans Bandar Lampung memiliki 521 karyawan tetap dan karyawan yang bekerja namun masih berstatus trainee atau dalam masa percobaan sebanyak 98 orang. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada kekurangan pegawai di beberapa jabatan, yaitu mekanik dan legal officer. Selain itu tingkat turnover yang terjadi pada jabatan pramudi dan ticketing masih terbilang tinggi
3
dengan besaran masing-masing 8,77% dan 14,94%. Dan rata-rata turnover yang terjadi di PT Trans Bandar Lampung termasuk tinggi yaitu sebesar 14,54%.
Karyawan juga manusia yang memiliki perasaan dan berbagai macam kebutuhan. Kebutuhan ini bersifat fisik dan non fisik yang harus dipenuhi agar dapat hidup layak. Hal inilah yang menimbulkan berbagai pendekatan manajemen sumber daya manusia agar terciptanya kesejahteraan bagi karyawan. Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan suatu hubungan kerjasama yang baik antara karyawan dengan pimpinan. Bila hubungan terjalin baik maka akan mudah mencapai tujuan suatu perusahaan. Bagaimana agar tercipta hubungan kerjasama yang harmonis? Tentunya kedua pihak harus saling mengerti tentang kepentingan dan kebutuhan masing-masing dalam suatu perusahaan.
Kebutuhan karyawan akan terpenuhi melalui pekerjaannya. Apabila seorang karyawan telah terpenuhi kebutuhannya maka dia akan memiliki kepuasan kerja dan komitmen terhadap perusahaan. Tingginya komitmen karyawan tersebut akan berdampak pada kinerjanya yang semakin produktif. Karyawan yang lebih puas dengan pekerjaannya akan lebih berkomitmen pada organisasi dan karyawan yang berkomitmen lebih mungkin mendapat kepuasan yang lebih besar (Mathis & Jackson, 2002: 10). Dengan demikian seorang karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang besar akan semakin bagus kinerjanya.
4
Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu kompensasi atas pekerjaan yang dilakukan karyawan. Kompensasi non finansial berupa kesehatan dan keamanan kerja. Sedangkan dalam bentuk finansial berupa gaji/upah, insentif, tunjangan, bonus dan juga kepemilikan saham bagi karyawan. Data kompensasi berupa besaran gaji, uang makan, transport dan tunjangan yang diterima karyawan PT. Trans Bandar Lampung seperti terlihat dalam Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Data Kompensasi Karyawan PT. Trans Bandar Lampung Tahun 2012 No
Jabatan
Gaji Pokok
Uang Makan Transport Tunjangan (per hari) (per hari) 12.000 4.500 0 0 0 0 12.000 4.500 0 12.000 4.500 300.000 12.000 4.500 0 12.000 4.500 0 12.000 4.500 0 50.000 10.000 0 12.000 4.500 0 0 0 0
Staff 1.200.000 Legal Officer 1.500.000 Sekuriti 900.000 Kasir 900.000 Pengawas Koridor 900.000 Pengawas Tiket 900.000 Kolektor Tiket 900.000 Pramudi 1.200.000 Ticketing 900.000 Mekanik 1.500.000 Sumber: PT. Trans Bandar Lampung Tahun 2012 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 2 menjelaskan bahwa tidak semua karyawan mendapatkan tunjangan dan uang makan serta uang transport. Bahkan sudah dua kali karyawan PT Trans Bandar Lampung melakukan aksi mogok kerja di bulan November dan Desember 2012 akibat gaji. Mengutip Rubrik Opini di Lampung Post edisi Minggu, 23 Desember 2012, disebutkan telah dua bulan (September-Oktober) karyawan PT Trans Bandar
5
Lampung tidak menerima gaji. Tentunya hal ini sangat berdampak terhadap kinerja dan bisa berakibat pada penurunan produktivitas.
Selain itu, faktor yang tidak bisa dilewati dalam pengaruhnya terhadap kinerja adalah disiplin kerja. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik dapat dilakukan dengan pembinaan disiplin pada karyawan. Dengan tingginya kedisiplinan karyawan maka semakin tinggi pula rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya sehingga dapat mendorong gairah kerja dan kinerjanya pun akan meningkat. Data ketidakhadiran karyawan PT. Trans Bandar Lampung pada Bulan April hingga September 2012 disajikan dalam Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Data Ketidakhadiran Karyawan PT. Trans Bandar Lampung per April-September 2012 Bulan Karyawan
April %
/jam
Mei %
/jam
Juni %
/jam
Juli %
/jam
Agustus %
Staff 2.8 8 3 9.4 3 9.4 3 9.4 3,2 Legal Officer 2.8 8.4 3 9.4 3 9.4 3 9.4 3,2 Sekuriti 1 3 1 2.9 1 2.9 1 2.9 1,1 Kasir 2.9 8 3 9.4 3 9.4 3 9.4 3,2 Pengawas 3 9 3 9.4 3 9.4 3 9.4 3,2 Koridor Pengawas Tiket 3.8 11 4 12.5 4 12.5 4 12.5 4,2 Kolektor Tiket 3 9 3 9.4 3 9.4 3 9.4 3,2 Pramudi 6.8 20 7 21.8 7 21.8 7 21.8 7,1 Ticketing 6.9 20 7 21.8 7 21.8 7 21.8 7,1 Mekanik 1 3 1 2.9 1 2.9 1 2.9 1 1,9 9.9 2 10.9 2 10.9 2 10.9 2,1 Rata-rata Sumber: PT. Trans Bandar Lampung per April-September 2012
September
/jam
%
/jam
9.6
3
9
9.6
3
9
3.3
1
3
9.6
3
9
9.6
3
9
12.6
4
12
9.6
3
9
21.3
7
21
21.3
7
21
3
1
3
11
2
10.5
6
Persentase Ketidakhadiran =
Absensi x 100% Total Hari Kerja
Tabel 3 di atas menunjukkan tingkat ketidakhadiran karyawan pada PT Trans Bandar Lampung pada kurun 6 bulan terakhir (April-September 2012). Dari tabel tersebut dapat dilihat ketidakhadiran tertinggi terjadi pada karyawan bagian pramudi dan ticketing di bulan Agustus yaitu sebesar 7,1%. Sedangkan tingkat ketidakhadiran terendah yaitu di bagian mekanik pada enam bulan berturut-turut tetap signifikan. Kemudian rata-rata ketidakhadiran per bulan terbesar yaitu 2,1% dan terendah di bulan April sebesar 1,9%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kehadiran karyawan PT Trans Bandar Lampung masih dikatakan kurang bagi perusahaan yang bergerak di bidang transportasi yang memiliki batasan toleransi ketidakhadiran sebesar 5%.
Berdasarkan penelitian dan data tersebut penulis tertarik untuk menguji hipotesis tentang seberapa besar pengaruh kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan di PT Trans Bandar Lampung, dengan judul penelitian : “Pengaruh Kompensasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Trans Bandar Lampung”
1.2 Rumusan Masalah Masih terdapat beberapa kekurangan yang menyertai PT Trans Bandar Lampung (BRT) sebagai salah satu sarana pemecahan masalah angkutan umum di Bandar Lampung. Dilihat dari segi fasilitas, keterlambatan dan pelayanannya. Seperti yang keluhan salah satu konsumen terkait rencana kenaikan tarif yang dikutip dari salah
7
satu surat kabar harian lokal, Tribun Lampung edisi Selasa, 4 September 2012: Lihat saja fasilitasnya belum lengkap, seperti halte yang sampai sekarang belum juga selesai. Kalau panas kepanasan, kalau hujan ya kehujanan. Belum lagi bis yang datangnya terlambat. Dan seharusnya jalan untuk transit sudah disiapkan sebelum bisnya berjalan. Kalau semua fasilitas sudah ada, tidak apa-apa tarif dinaikkan, ujar Eka, salah satu pengguna layanan BRT, mengungkapkan kekecewaannya. Meskipun kenaikan tarif tidak jadi diberlakukan dan diganti dengan penambahan biaya transit, namun tersurat bahwa masyarakat merasakan ketidakpuasan terhadap BRT. Selain itu terjadi penurunan jumlah penumpang hingga mencapai dua ribu sejak berlakunya tarif transit sejak 17 September 2012 (Tribun Lampung, Kamis 4 Oktober 2012). Ketika terjadi penurunan penumpang tentunya hal ini akan berdampak pada penurunan tingkat pendapatan. Jika pendapatan perusahaan berkurang maka akan berdampak pada ketidaklancaran pembayaran kompensasi karena salah satu indikator yang mempengaruhi kompensasi adalah kemampuan perusahaan untuk membayar.
Pemberlakuan tarif transit ini tidak terlepas dari bertambahnya biaya operasional yang menyebabkan kerugian di PT. Trans Bandar Lampung. Hal ini ditengarai karena adanya petugas BRT yang menyalahi aturan. Seperti yang dikutip dari Surat Kabar Rakyat Lampung edisi Rabu, 12 September 2012: Bukan hanya itu, terus Hujatullah (Kabid Angkutan Darat Dishub), petugas tiket sendiri menarik uang kepada penumpang namun tidak memberikan tiketnya. Oleh karena itu, diperlukan pembenahan internal bagi manajemen BRT salah satunya pada tingkat kedisiplinan karyawan.
8
Keadaan idealnya meskipun tarif mengalami kenaikan, konsumen BRT tidak akan mengalami penurunan apabila kualitas pelayanan BRT membaik, khususnya dalam kualitas pelayanan karyawan. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan kata lain apabila kinerja karyawan baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan juga baik. Selain itu sudah dua kali karyawan PT Trans Bandar Lampung melakukan aksi mogok kerja yang disebabkan kompensasi di bulan November dan Desember 2012 . Dimulai dari keterlambatan pembayaran gaji hingga kompensasi yang tak kunjung dibayarkan hingga dua bulan. Tentunya hal ini akan berdampak terhadap kinerja PT Trans Bandar Lampung itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas yang terkait dengan pemogokan kerja karena keterlambatan gaji dan karyawan yang kurang disiplin, maka permasalahan yang didefinisikan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kompensasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Trans Bandar Lampung? 2. Apakah disiplin kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Trans Bandar Lampung? 3. Apakah kompensasi dan disiplin kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Trans Bandar Lampung?
9
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan PT. Trans Bandar Lampung 2. Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Trans Bandar Lampung 3. Pengaruh kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT Trans Bandar Lampung.
1.3.2
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan referensi serta pengetahuan mengenai besar pengaruh kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT Trans Bandar Lampung, terutama bagi: (1) pemilik perusahaan, (2) karyawan perusahaan, dan (3) para praktisi dan akademisi, khususnya peneliti secara pribadi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.