BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan suatu dorongan yang dapat membantu seseorang melakukan
dan
mencapai
sesuatu
aktivitas
yang
diinginkannya,
jadi
mempunyai motivasi dapat mempengaruhi aktivitas belajar pada anak. Mempunyai motivasi yang tinggi dapat membantu anak didalam melakukan dan mencapai apa yang diinginkannya, seperti memperoleh prestasi yang tinggi dalam belajarnya. Sebaliknya, jika motivasinya rendah dapat menyebabkan kegagalan dalam belajarnya. Pandangan diatas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Turner & Johnson (2003, dalam Kertamuda 2008) mengemukakan bahwa motivasi yang dikembangkan merupakan kunci yang membedakan perilaku dari setiap orang dalam mempengaruhi kemajuan prestasi belajarnya. Seorang anak dengan motivasi tinggi akan dapat beradaptasi dengan orang-orang sekitarnya, juga terhadap peristiwa-peristiwa yang dapat mendukung proses belajarnya. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan Atkinson & Raynor (1974, dalam Santrock 2003) yang mengemukakan bahwa seorang anak yang memiliki motivasi tinggi akan memiliki harapan untuk sukses yang lebih besar daripada anak yang takut merasa gagal. Menurut McClleland dan Atkinson (dalam Garliah, 2005), motivasi yang paling penting untuk pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang 1
cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk sukses atau gagal. Sedangkan Weiner (dalam Djiwandono, 2002) menyatakan bahwa anak yang termotivasi meraih prestasi, adalah anak yang memiliki keinginan dan harapan untuk sukses. Jika anak memiliki motivasi berprestasi yang baik, maka anak akan terdorong dan bergerak
untuk
memulai
aktivitas
atas
kemauannya
sendiri
untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu, dan gigih serta tidak putus asa saat menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugas. Penelitian didukung oleh Hardjo dan Badjuri (2008), bahwa motivasi berprestasi dan cara/kebiasaan belajar berkorelasi positif dengan prestasi belajar sebesar 3,70 persen dari 500 siswa sebagai sampel, baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Semakin tinggi motivasi berprestasi dan semakin baik cara/kebiasaan belajar, semakin tinggi juga prestasi belajar siswa. Sejalan dengan penelitian diatas, Wahyudi (2010) menyatakan bahwa seseorang akan termotivasi belajar untuk mencapai sasaran yang dianggap lebih berharga, maka ia akan berusaha secara maksimal demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Untuk membangkitkan motivasi berprestasi dibutuhkan kondisi yang memungkinkan dalam melakukan aktivitas belajar dengan penuh semangat dan antusias, baik yang secara langsung berkaitan dengan kepentingan dirinya maupun untuk anak lain. Sejalan dengan pendangan tersebut menurut Muktiadi (2010), mengatakan bahwa pemilihan sekolah untuk anak dimana motivasi berprestasi pada anak akan muncul ketika anak tersebut merasa nyaman 2
dengan kondisi dan lingkungan sekolahnya, oleh karena itu dalam pemilihan sekolah orang tua juga harus dapat memilih dengan cara yang selektif. Tidak sedikit para orangtua memilih untuk menyekolahan anaknya pada sekolah regular dikarenakan mereka merasa lebih percaya dengan sekolah regular yang menggunakan metode belajar yang sesuai dengan ketentuan pemerintah. Lingkungan tempat anak belajar merupakan salah satu faktor yang dapat mendukungnya dalam mencapai sebuah prestasi. Menurut Surya (2003) salah satu prinsip motivasi adalah terdapatnya lingkungan yang kondusif baik lingkungan fisik, sosial maupun psikologis yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk belajar dengan baik dan produktif. Sekolah regular adalah sekolah yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi yang kemudian dikembangkan menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan. Pada sekolah regular guru lebih banyak memusatkan perhatiannya terhadap kegiatan
belajar
mengajar
di kelas,
akibatnya
guru masih
menggunakan metode ceramah dalam mengajar, hal ini dirasa kurang efektif dan menimbulkan rasa bosan karena anak hanya diberi kesempatan sebagai pendengar yang baik dari penjelasan dari guru (Ubaidillah, 2012). Sedangkan sekolah alam berangkat dari metode pengajaran melalui alam dan sebagai media utama dalam pembelajaran pada anak, dengan secara langsung untuk melihat apa saja yang terdapat pada alam semesta. Anak diarahkan untuk belajar dari semua makhluk yang ada di alam, selain itu anak juga dapat lebih banyak belajar di alam terbuka. Metode belajar mengajar pada sekolah alam lebih banyak menggunakan metode discovery learning, 3
yaitu pembelajaran dimana anak dapat membuat pemahaman sendiri (Anta, 2010). Pada dasarnya sekolah alam adalah sebuah upaya untuk beralih dari kultur pendidikan di negara kita yang sebagian besar hanya berlangsung di dalam kelas. Anak hanya belajar secara teoritis, tanpa pernah mempraktekkan langsung pengetahuannya. Cara belajar ini dianggap pasif karena hanya mempelajari apa yang ada dibuku atau diajarkan guru. Ilmu pengetahuan yang dimiliki anak hanyalah hafalan belaka, bukan pemahaman menyeluruh yang diperoleh karena mengalami langsung suatu proses (Agustine, 2012). Fenomena yang terjadi pada sekolah alam adalah metode belajar di sekolah alam yang dilakukan sambil bermain di alam terbuka yang dinilai dapat meningkatkan motivasi anak dalam belajar (Rastika, 2010). Didukung pula dengan fenomena dimana metode belajar sambil bermain di tengah alam terbuka, siswa sekolah alam, menurut Loula, memiliki rasa ingin tahu lebih tinggi dari siswa sekolah biasa. Mereka juga lebih peduli terhadap sesama dan lebih kreatif (Rastika, 2010). Dari fenomena yang telah dikemukakan diatas bahwa hal-hal pendukung seperti suasana sekolah dan metode pembelajaran yang dibuat oleh sekolah alam dapat dipercaya bisa meningkatkan motivasi berprestasi pada anak. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah di Sekolah Alam Cikeas, bahwa didapatkan data atau informasi di Sekolah Alam Cikeas memiliki metode belajar yang unik dibandingkan dengan sekolah regular, yaitu pada sekolah alam cikeas anak dapat memotivasi dirinya dengan 4
cara memulai aktivitas atas kemauannya sendiri, bisa dengan cara belajar kelompok dengan teman-temannya serta melakukan sesi tanya jawab dengan fasilitator kelas. Untuk memiliki prestasi dalam hal akademik dan non-akademik karena mereka cenderung lebih menyukai metode belajar secara langsung daripada belajar dengan metode apa yang terdapat pada sekolah regular. Oleh karena ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah alam cikeas untuk melihat gambaran motivasi berprestasi yang mereka miliki.
1.2.
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pada hakikatnya setiap anak mempunyai motivasi untuk mencapai sebuah prestasi. Jika anak memiliki motivasi berprestasi yang baik, maka anak akan terdorong untuk memulai aktifitas atas kemauannya. Salah satu hal pendukung motivasi berprestasi dari sisi eksternal yaitu sekolah, dimana motivasi berprestasi itu akan muncul ketika anak tersebut merasa nyaman dengan kondisi dan lingkungan sekolahnya. Metode pembelajaran yang digunakan oleh sekolah alam yaitu metode discovery learning yaitu metode dimana anak dapat membuat pemahaman sendiri, yang dipercaya dapat meningkatkan motivasi berprestasi pada anak. Dari hasil penjelasan diatas peneliti ingin mengetahui bagaimana motivasi berprestasi di sekolah alam ini bisa diukur dengan lima dimensi yang penting dalam motivasi berprestasi yaitu kebutuhan akan prestasi, pengambilan
5
tanggung jawab, ketakutan akan kegagalan, kemampuan mengatasi kendala, dan kebutuhan akan umpan balik.
1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran motivasi berprestasi pada siswa/i kelas 5 dan 6 di Sekolah Alam Cikeas.
1.4.
Manfaat Penelitian Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. 1.4.1 Secara Teoritis Peneliti
mengharapkan
penelitian
ini
dapat
memberikan
wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan psikologi pendidikan yang khususnya dapat dimanfaatkan sebagai kajian bersama mengenai motivasi berprestasi.
1.4.2 Secara Praktis Dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai pemahaman dan gambaran realitas bagi orang tua mengenai motivasi berprestasi pada anak. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai metode pembelajaran yang diterapkan oleh Sekolah Alam Cikeas. 6