1
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stress, rasa takut dan ansietas adalah kondisi yang sangat
sering
terjadi
dan
mudah
ditemukan
pada
masyarakat umum. Setiap orang dapat mengalami ansietas dalam kehidupan sehari-hari karena ansietas ini dapat memberikan suatu motivasi dan dorongan untuk bertahan dalam menghadapi berbagai situasi. Istilah stress dan ansietas Stress,
sendiri atau
sering
lebih
eksternal
yang
sedangkan
ansietas
subjektif
dalam
salah
tepatnya
membuat
dalam
stressor
seseorang
adalah
menghadapi
penggunaannya.
respon stressor
adalah akan
tekanan
bertahan,
emosional itu
yang
(Townsend,
2008). Ansietas juga sering disamakan dengan fear atau rasa takut. Keduanya merupakan suatu respon terhadap ancaman, tetapi kedua istilah ini bisa dibedakan. Rasa takut
adalah
respon
pada
ancaman
yang
diketahui,
berasal dari luar atau eksternal, atau nonconflictual, sedangkan
ansietas
tidak
diketahui,
tidak
jelas,
2003).
adalah
berasal
atau
respon dari
conflictual
pada
dalam
ancaman
atau
(Sadock
dan
yang
internal, Sadock,
2
Ansietas
dapat
sangat
muda.
mental
yang
dialami
Gangguan onset
seseorang
ansietas
atau
waktu
pada
usia
merupakan
munculnya
yang
gangguan
paling
awal
yaitu sekitar pada umur 12 tahun (Sadock dan Sadock, 2009).
Usia
ini
lebih
muda
daripada
usia
munculnya
gangguan mental yang lain.Seiring berjalannya waktu, tentu setiap orang akan mengalami banyak paparan yang memungkinkan untuk menimbulkan gangguan ansietas. Ansietas mempengaruhi wanita dua kali lipat lebih banyak
daripada
pria
(Sadock
dan
Sadock,
2003).
Ansietas juga mempengaruhi banyak aspek pada kehidupan karena
mempengaruhi
membuat
distorsi
kesadaran
dari
dan
persepsi.
cenderung
Sebagian
untuk
besar
efek
dari ansietas adalah rasa takut yang disertai dengan keluhan
somatis
yang
mengindikasikan
sistem
saraf
autonom
seperti
hiperaktifnya
palpitasi
dan
berkeringat(Sadock, 2010). Penelitian pada
ini
mahasiswa
akan FK
meneliti
UGM.
prevalensi
ansietas
mahasiswa
fakultas
Pada
kedokteran, tingkat ansietas yang dialami cukup tinggi. Prevalensi terjadinya adalah sekitar 7.7-65.5% (Hope dan
Henderson,
2014).
Nilai
yang
cukup
tinggi
ini
menarik perhatian dari penulis untuk mengetahui faktor yang memungkinkan tingginya tingkat ansietas ini. Salah
3
satu
faktor
yang
ingin
diteliti
adalah
bagaimana
pengaruh paparan jenis musik terhadap tingkat ansietas. Pada penikmat musik, terdapat perbedaan berdasarkan jenis musik yang didengarkan. Musik rock sampai metal merupakan jenis musik yang tergolong keras sedangkan musik klasik sampai popeasy-listening tergolong jenis musik yang lembut. Dari jenis musik yang berbeda ini, tentu memiliki variasi baik dari frekuensi, kuat suara, dan aspek lain yang mungkin akan mempunyai pengaruh pada skor ansietas. Ritme dalam musik dapat membentuk perilaku
dengan
secara
simultan
mempengaruhi
emosi
secara langsung dan merubah fungsi fisiologis seperti detak jantung, irama otot, tekanan darah, dan respirasi (Steckler, 1998; Nayak et al., 2000).Hal ini memicu ketertarikan dari penulis untuk mengetahui apakah jenis musik
yang
didengarkan
ini
benar
mempengaruhi
skor
jenis
musik
yang
seseorang,
maka
ansietas. Jika
terdapat
didengarkan seseorang
hubungan
dengan dapat
skor
memilih
antara ansietas jenis
berdasarkan keadaan psikologisnya.
musik
yang
sesuai
4
2. Rumusan Masalah Apakah terdapat perbedaan prevalensi ansietas antara mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
UGM
yang
mendengarkan
musik lembut, yang mendengarkan musik keras, dan yang mendengarkan musik keras maupun lembut? 3. Tujuan Penelitian Tujuan
Umum:
mengetahui
yang
paling
sering
hubungan
antara
didengarkan
jenis
musik
dengankejadian
ansietaspada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Tujuan khusus: -
Mengidentifikasi
kejadian
ansietas
pada
mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. -
Mengetahui jenis-jenis musik yang banyak diminati oleh
mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Gadjah Mada. 4. Manfaat Penelitian A. Bagi masyarakat Agar
masyarakat
didengarkan
dapat
memilih
berdasarkan
jenis
keadaan
musik
yang
psikologisnya,
terutama jika ketika masyarakat mengalami gangguan ansietas
maka
dapat
menggunakan
musik
sebagai
alternatif terapi yang murah dan mudah digunakan.
5
B. Bagi peneliti Untuk menambah wawasan mengenai gangguan ansietas dan prevalensi terjadinya gangguan tersebut serta mengetahui faktor-faktor pencetusnya sehingga dapat meningkatkan
kewaspadaan
terhadap
kemungkinan
terjadinya gangguan. C. Bagi subjek penelitian Mengetahui
tingkat
kemungkinan
untuk
ansietas
yang
dialami
serta
mempertimbangkan
pilihan
musik
yang didengarkan sebagai faktor protektif terhadap gangguan ansietas. 5. Keaslian Penelitian Dari tinjauan pustaka dan sumber-sumber yang telah dicari, penelitian mengenai prevalensi anxietas pada mahasiswa berdasarkan jenis musik yang didengarkan pada populasi
mahasiswa
di
Yogyakarta
belum
pernah
dipublikasikan. Erkkila
et
al.
(2011)
dalam
artikel
berjudul
“Individual Music Teraphy for Depression: Randomised Controlled Trial” melakukan penelitian yang membuktikan bahwa dengan
terapi
musik
gangguan
efektif
depresi.
untuk
Penelitian
menangani ini
pasien
melibatkan
responden yang mengalami depresi kemudian dirandomisasi dalam dua kelompok. Kelompok pertama mendapatkan terapi
6
standar beserta terapi musik sedangkan kelompok kedua hanya
mendapatkan
berbeda
dengan
terapi
standar.
penelitian
yang
Penelitian
akan
penulis
ini
lakukan
karena pada penelitian ini yang diukur adalah keadaan depresi
sedangkan
yang
akan
penulis
lakukan
adalah
mengukur keadaan ansietas. Selain itu penelitian ini menggunakan intervensi sedangkan yang penulis lakukan adalah
mengamati
secara
deskriptif.
Kemudian
terapi
musik dalam penelitian ini berupa mendengarkan musik, bermain
musik,
menyanyikan
lagu,
sampai
improvisasi
bebas, sedangkan penelitian yang akan dilakukan penulis hanya berdasarkan jenis lagu yang didengarkan. Ada juga penelitian dengan tema ansietas dan musik yang
ditemukan.
Perbedaan
antara
penelitian
ini
dan
penelitian sebelumnya terdapat pada variabel musiknya. Pada
penelitian
mahasiswa
yang
sebelumnya, bermain
yang
musik
diteliti
dengan
yang
adalah tidak,
sedangkan pada penelitian ini yang diteliti mahasiswa berdasarkan jenis musik yang didengarkan yaitu musik keras dan musik lembut. Penelitian
yang
dilakukan
angkatan
2009
dengan
Anxiety
Status
and
judul Music
oleh “The
mahasiswa
Correlation
Practice
In
FK
UGM
Between
Undergraduate
Medical Students of the Faculty of Medicine Universitas
7
Gadjah
Mada,
Yogyakarta”
yang
dibuat
oleh
Ariane
Yudhianti. Pada penelitian ini dilakukan pada kelompok orang
yang
bermain
musik
dengan
yang
tidak
musik dan dihubungkan dengan status ansietas.
bermain