BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Allah telah mengutus Nabi Muhammad saw. untuk melakukan revolusi dan pembenaran-pembenaran dalam segala aspek kehidupan manusia. Beliau diberikan amanah yang sangat mulai oleh Allah untuk menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia.1 Islam tersebar melalui perantara rasululloh saw. beliau lah yang dengan sbar dan keuletanya menyebarkan agama yang hanif, agama yang paling sempurna, hingga ujung hayatnya. Beliau adalah Rasul yang paling mulia. Bukan hanya dalam menegakkan Islam, Rasulullah telah mengajarkan kepada kepada umatnya segala aspek dalam kehidupan, termasuk dalam berakhlaq, beliau banyak mencontohkan sikap yang baik dan santun, baik kepada keluarga, sahabat, maupun kepada orang yang memerangi beliau. Oleh karena itu sebagai umat Nabi Muhammad perlulah untuk mengetahui bagaimana perjuangan Rasulullah saw. dalam menyebarkan islam, hingga Islam menjadi agama yang sempurna, serta mengetahui bagaimana Rasulullah memberikan pelajaran dan pengajaran kepada uamatnya, hingga akhir hayatnya, yang nantinya bisa diaplikasikan dalam kehidupan.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah Abu Bakar naik haji? 2. Bagaimana proses terjadinya Haji Wada‟? 3. Bagaimana sejarah raslullah muali dari sakit sampai dengan wafatnya beliau?
1
Yunan Nasution, Muhammad Rasulullah, (Jakarta: Abadi, 1985),hal.4.
Sirah Nabawiyah | 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Abu Bakar As Shiddiq Nak Haji Sahabat Abu Bakar merupakan sahabat yang dijuluki As Shiddiq karena menjadi orang pertama yang membenarkan akan perstiwa isra‟ mi‟raj yang dialami Rasulullah saw. Abu Bakar juga termasuk kedalam orang yang pertama kali masuk islam atau Assabiquunal Awwaluun dari kalangan orang dewasa, serta salah satu sahabat yang dipercayai oleh Rasulullah saw. Pada bulan Dzul Qi‟dah atau Dzul Hijjah tahun 9 H, Rasulullah saw. mengutus Abu Bakar As shiddiq untuk menjadi pemimpin dalam pelaksanaan manasik bagi bagi orang-orang Muslim. Pada tahun itu Rasulullah belum berangkat menunaikan haji, mungkin karena
sesuatu
petunjuk
dan
pertimbangan
yang
didasarkan
kepada
kemashlahatan umum dan keamanan sehingga Rasulullah saw. mengutus Abu Bakar untuk memimpin Romongan haji yang berjumlah 300 orang.2 Kemudian turunlah surat At Taubah – dari permulaan surat sampai ayat ke 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti beliau, seperti apa yang sudah diadatkan dikalangan bangsa Arab. Akhirnya Ali bin Abi Thalib dapat bertemu dengan Abu Bakar As Shiddiq di tengah perjalanan. Kemudian Abu Bakar bertanya kepada Ali bin Abi Thalib, “ Engkau sebagai pemimpin rombongan ataukah yang dipimpin?”. Ali bin Abi Thalib menjawab, “ Tidak, tetapi akulah orang yang dipimpin”.3 Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan bersama orang-orang muslim untuk menunaikan ibadah haji. Pada saat penyembelihan kurban, Ali bin Abi Thalib berdiri di dekat jumrah lalu menyerukan adzan seperti yang telah
2
Ibid.hal. 205. Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, Ar Rahiqul Makhtum, penerjemah: KathurSuhardi,Sirah Nabawi, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2007), hal. 521. 3
Sirah Nabawiyah | 2
diperintahkan Rasulullah saw sebelumnya. Setiap orang yang terikat dalam perjanjian diperintahkan untuk menggugurkan perjanjianya. Kemudian Abu Bakar mengumumkan kepada orang-orang musyrik yang sedang melakukan ritual di dalam Baitullah, Rasulullah bersabda, ” Wahai kalian semua, sesungguhnya orang kafir tidak akan masuk surga, orang musyrik tidak boleh berhaji setelah tahun ini, dan tidak berthawaf dengan keadaan telanjang. Barang siapa yang punya perjanjian dengan Rasulullah saw., maka itu hanya berlaku sampai masanya selesai. Dan pada akhir musim haji ini, Baitullah menjadi suci dan bersih, dan tidak boleh ada yang memasuki kecuali orang yang telah bersih dari kotoran-kotoran dunia dan kemusyrikan”.4 B. Sejarah Haji Wada’ Ketika Rasulullah telah tuntas sudah berdakwah, menyampaikan risalah, membangun masyarakat baru yang berdasar pada pengukuhan uluhiyyah Allah SWT serta menghapus uluhiyyah selain Allah. Rasulullah seakan sudah merasa bahwa beliau sudah tidak lama lagi di dunia ini. Maka tatkala mengutus Mu‟adz bin Jabal ke Yaman pada tahun 10 H, beliau bersabda kepada Mu‟adz bin Jabal, “ Wahai Mu‟adz, boleh jadi engkau tidak akan bertemu aku lagi sesudah tahun ini, dan boleh jadi engkau akan lewat masjid dan kuburanku ini.” Seketika itu juga Mu‟adz menangis sesenggukan karena khawatir akan terpisah dengan Rasulullah saw. Rasulullah saw. mengumumkan niatnya untuk melakukan haji yang mabrur. Maka manusia berbondong-bondong ke Madinah, yang semua ingin mengikuti Haji bersama Rasulullah saw.
sehingga berjumlah sampai 90.000
jamaah, dan nanti akan bertambah ketika ditengah perjalanan banyak penduduk yang menyatukan diri dalam rombongan, begitu pula ketika samapai di daerah Yaman sampai Hijaz, sehingga jumlah keseluruhan jamaah mencapai 114.000 Tepat pada Hari Sabtu, pada tanggal 25 Dzul Qo‟dah 10 H atau 22 Pebruari 632 M yang bertepatan empat hari sebelum berakhirnya bulan Dzul 4
Fauzi Ibrahim, “Sayyiduna Muhammad saw. ‘Adzamu Al Khalqi”, diterjemahkan olehIrhamSya’roni dan Mochammad Fahmi , Muhammad SAW Makhluk Paling Mulia, (Yogyakarta: Citra Risalah,2006), hal 355-356
Sirah Nabawiyah | 3
Qo‟dah, Rasulullah saw. berkemas dan menyiapkan bekal perjalanan. Selepas dhuhur beliau berangkat hingga tiba di Dzul Hulaifah sebelum sholat ashar, beliau sholat ashar dan tetap berada disana hingga keesokan harinya. Pagi-pagi beliau bersabda kepada para sahabat, “ Semalam aku didatangi utusan Rabku yang menyatakan „ Sholatlah di lembah yang penuh barakah ini, dan katakan,‟ Umrah dan Haji” Sebelum sholat dhuhur Rasulullah saw. mandi untuk berniat ihram, kemudian melaksanakan sholat dhuhur yang dikerjakan dengan dua rakaat, kemudian membacakan talbiyah untuk haji dan umrah di tempat shalat itu, membaca secara berurutan kemudian naik ke Qashwa‟ sebagai tunggangan yang dikendarai beliau ketika ibadah haji, dan sebelumnya onta Qashwa‟ ini juga pernah ditunggangi oleh Rasulullah ketika beliau berhijrah dari kota Mekkah ke Madinah. Beliau melanjutkan perjalanan menuju Mekkah, dan sempat singgah sementara di Dzu Thuwa‟, kemudian memasuki Mekkah pada tanggal 4 Dzulhijjah 10 H. Setelah memasuki Masjidil Haram beliau langsung thawaf mengelilingi Ka‟bah, kemudian sa‟i antara Shafa dan Marwah tanpa bertahallul, karena beliau berniat melaksanakan haji qiran. Kemudian beliau menetap di bukit Makkah di Al-Hujjun dan tidak melakukan thawa kecuali thawaf untuk haji. Bagi sahabat yang tidak mempunyai hewan kurban diperintahkan agar menjadikan ihramnya sebagai umrah, kemudian thawafmengelilingi ka‟bah dan disusul sa‟I antara Shafa dan Marwah, kemudian bertahallul secara sempurna. Pada tanggal 8 Dzul Hijjah, tepatnya hari tarwiyah, beliau pergi ke Mina dan shalat zhuhur, ashar, maghrib, isya, dan subuh di sana. Setelah matahari tergelincir,
beliau
meminta
untuk
didatangkan
Al-Qaswah‟,
kemudian
menungganginya sampai di tengah Padang Arafah, dan beliau disana menyampaikan piato secara umum, “Wahai sekalian manusia, dengarkanlah perkataanku!Aku tidak tahu pasti, boleh jadi aku tidak akan bertemu kalian lagi setelah tahun ini dengan keadaan seperti ini.”
Sirah Nabawiyah | 4
Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah suci atas kalian seperti kesucian hari ini, pada bulan ini dan di negeri kalian ini. Ketahuilah, segala sesuatu dari urusan jahiliyah sudah tidak berlaku di bawah telapk kakiku, darah jahiliyah tidak berlaku , dan darah pertama dari darah kita yang kuhapuskan adalah darah Ibnu Rabi‟ahbin Al-Harits. Aku telah meninggalkan di tengah kalian sesuatu yang sekali-kali kalian tidak akan tersesat sesudahnya, selagi kalian berpegang teguh kepadanya, yaitu kitab Allah. Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada nabi lagi sesudahku dan tidak ada umat lagi sesudah kalian. Ketahuilah, sembahlah Rabb kalian, laksanakanlah shalat lima waktu kalian, laksanakan puasa Ramadhan kalian, bayarknlah zakat dengan suka rela, tunaikanlah haji di rumah Rabb kalian dan taatilah waliyul amri kalian, niscaya kalian masuk surge yang disediakan Rabb kalian. Tentunya kalian bertanya-tanya tentang diriku. Lalu apa yang kalian katakana? Mereka mejawab.“Kami bersaksi bahwa engkau telah bertabligh, melaksanakan kewajiban dan memberi nasihat.” Lalu beliau bersabda sambil mengacungkan jari telunjuknya ke langit dan mengarahkan
kepada
orang-orang.“Ya
Allah.Persaksikanlah!”
beliau
mengacungkannya tiga kali. Setelah Nabi SAW selesai menyampaikan pidato, turun firman Allah.
انيوو اكًهت نكى ديُكى واتًًت عهيكى َعًتي ورضيت نكى االءسالو ديُب “Pada hariini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al-Maidah:3) Umar bin Al-Khattab yang mendengarnya tak kuasa menahan air matanya. Ada yang bertanya, “Mengapa engkau menanis?” Dia menjawab, “sesungguhnya setelah kesempurnaan itu hanya ada kekurangan.” Setelah pidato dan melaksanakan sholat, kemudian beliau menunggang Al-Qashwa‟ sampai di tempat wukuf. Setelah memboncengkan Usamah,beliau Sirah Nabawiyah | 5
melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah. Dari Muzdalifah beliau pergi ke Mina sebelum matahari terbit, dengan memboncengkan Al-Fadhl bin Abbs, hingga tiba di Mahsar.Kemudian melewati jalan pertengahan yang menghubugkan Jumrah Kubra yang ada di dekat sebuah pohon, yang disebut Jumrah Aqabah atau Jumrah Pertama.Beliau melempar dengan tujuh butir kerikil, sambil bertakbir setiap kali lemparan. Kemudian beliau beranjak ke tempat penyembelihan kurban dan menyembelih enam puluh ekor onta dengan tangan beliau sendiri, kemudian Ali bin Abi Thalib yang menyembelih tiga puluh tujuh ekor onta, hingga semuanya genap seratus ekor onta. Beliau pergi menuju Ka‟bah di Makkah.Beliau menghampiri orang-orang dari Bani Abdul Muthalib yang sedang mengambil air dari sumur Zamzam.Beliau bersabda, “Biarkanlah orang-orang Bani Abdul Muthalib. Kalau tidak karena adaorang-orang yang akan merebut air minum kalian, tentu aku sudah bergabung bersama
kalian.
“Lalu
merek
menyodorkan
setimba
air,
lalu
beliau
meminumnya.” Pada hari kurban atau tanggal 10 Dzul Hijjah, Nabi SAW menyampaikan pidato dari atas pungguk bighal, yang ditirukan Alidengan suara nyaring.Beliau bersabda, “Sesungguhnya zaman itu berputar seperti bentuknya saat langitdan bumi diciptakan. Satu tahun ada dua belas bulan, diantara empat bulan suci, tiga bulan berturu-turut, yaitu Dzul Qa‟dah, Dzul Hijjah, dan Muharram, serta Rajab yang terletak antara dua Jumada dan Sya‟ban.” Beliau bertanya, “Bulan apakah kali ini?” Kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau diam saja hingga kami mengira beliau akan memberikan nama lain. Beliau bertanya, “Bukankah ini bulan Dzul Hijjah?” “Begitulah, “jawab kami. Beliau bertanya, “Negeri apakah ini?” “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, “jawab kami. Beliau diam saja hingga kami mengira beliau akan memberikan nama lain. Beliau bertanya, “Bukankah ini negeri kalian?” “Begitulah, “jawab kami Sirah Nabawiyah | 6
Beliau bertanya, “Hari apakah ini?” “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, “jawab kami. Beliau diam saja hingga kami mengira beliau akan memberikan nama yang lain. Beliau bertanya, “Bukankah ini harta kurban?” “Begitulah, “jawab kami.5 Beliau bersabda, “Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan diri kalian adalah suci atas kalian sampai kalian kelak menghadap Tuhan kalian, pada sesuatu hari dan bulan yang sama sucinya seperti hari dan bulan sekarang ini. Sesungguhnya kalian akan menemui (menghadap) Tuhan kalian, dimana Ia akan menanyakan tentang segala amal-amal kalian. Sesungguny saya telah sampaikan (hal itu) kepada kalian.”6 “Benar,” jawab mereka “Ya Allah, persaksikanlah. Hendaklah yang hadir mengabarkan kepada yang tidak hadir. Berapa banyak orang yang menyampaikan lebih sadar daripada orang yang mendengar.” Dalam suatu riwayat disebutkan, beliau bersabda dalam pidato itu, “Ketahuilah, janganlah seseorang menganiaya diri sendiri, menganiaya anaknya dan anak menganiaya bapaknya. Ketahuilah sesungguhnya setan telah putus asa untuk dapat disembah di negeri kalian ini selama-lamanya. Tetapi dia akan ditaati dalam kaitannya dengan amal-amal yang kalian remehkan, dan dia pun ridha kepadanya.” Pada tanggal 13 Dzul Hijjah, Nabi SAW melaksanakan nafar dari Mina hingga tiba di kaki bukit perkampungan Bani Kinanah. Beliau menghabiskan sisa hari dan malam harinya. Kemudian beliau kembali ke Ka‟bah dan melakukan thawaf wada‟. Setelah seluruh manasik haji dilaksanakan, beliau memerintahkan untuk kembali ke Madinah Al-Munawarah tanpa mengambil waktu untuk istirahat, agar perjuangannya ini serasa murni karena Allah dan di jalan-Nya.7 5
Opcit., Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, hal. 545-549. Ibid.,hal. 208.
6 7
Ibid.,hal. 549-550.
Sirah Nabawiyah | 7
C. Sejarah sakit sampai wafatnya Rasulullah saw. Setelah dakwah islam benar-benar menjadi sempurna dan islam dapat menguasai keadaan, mulai muncul tanda-tanda perpisahan dengan kehidupan dan orang-orang yang hidup, yang bisa di tangkap dari sabda dan tindakan beliau. Pada bulan Ramadhan tahun 10 H, beliau i‟tikaf di masjid selama dua puluh hari. Padahal sebelumnya beliau tidak i‟tikaf kecuali hanya sepuluh hari saja. Jibril mengetes Al-qur‟an dari beliau hingga dua kali. Pada waktu haji wada‟ beliau bersabda,” Aku tidak tahu pasti, boleh jadi aku tidak akan bertemu kalian lagi setelah tahun ini dengan keadaan seperti ini,” pada waktu melempar jumrah Aqobah beliau juga bersabda, “pelajarilah manasik kalian dariku karena boleh jadi aku tidak akan berhaji lagi sesudah tahun ini.” Sebenarnya semua ini bisa di kenali dari sebagai suatu perpisahan yang disyarat beliau. Pada awal-awal bulan shafar tahun 11 H, Rasulullah saw pergi ke Uhud, lalu beliau sholat atas orang-orang yang mati syahid di sana, layaknya orang yang hendak berbisah dengan orang yang masih hidup dan orang yang sudah meninggal dunia. Lalu beliau menuju mimbar dan berpidato. “Sesungguhnya aku lebih dahulu meninggalkan kalian, aku menjadi saksi atas kalian, dan demi Allah aku benar-benar akan melihat tempat kembaliku saat ini. Aku telah di beri kunci-kunci gudang dunia atau kunci-kunci dunia, dan demi Allah, aku tidak takut kalian musyrik sepeninggalku. Tetapi aku takut kalian akan bersaing dalam masah ini.” Pada suatu malam pertengahan bulan yang sama beliau pergi ke Baqi‟, lalu memintakan ampunan bagi orang yang di kubur di sana bagi orang yang di kubur disana. Beliau bersabda, “Salam sejahtera atas kalian wahai para punghuni kubur. Apa yang kalian hadapi di sana menjadi ringan, seperti apa yang dihadapi manusia. Fitnah datang seperti sepotong malam yang gelap gulita, yang akhir akan menyusul yang awal. Hari akhirat lebih jahat pembalasannya dari pada di dunia,” Lalu beliau menggambarkan kepada orang-orang yang di kubur di sana dengan bersabda,”Sesungguhnya kami akan bersua dengan kalian.”.8 Kemudian Rasulullah saw menghampiri Abu Muwaihibah , adakah kamu tahu , bahwa telah di berikan kepadaku anak-anak kunci perbendaharaan dunia 8
Ibid.,hal.553-554.
Sirah Nabawiyah | 8
dan keabadian di dalamnya. Kemudian Allah juga memberikan kunci surga. Aku di suruh memilih; antara semua itu dengan harus kembali menemui Tuhanku dan surga?” Abu Muwaihibah menjawab, “ Demi ayah dan ibuku, amillah olehmu anak-anak kunci perbendaharaan dunia dan kekekalan di dalamnya kemudian baru surga.” Rasulullah saw berkata, “Tidak, demi Allah, wahai Abu Muwaihibah. Aku telah memilih kembali terhadap Tuhanku dan surga.” Setelah itu Rasulullah saw. Memintakan amapunan terhadap ahli Baqi‟ dan kemudian berlalu dari tempat tersebut.9 Pada tanggal 29 shafar tahun 11 H,sepulang dari Baqi‟dan selagi dalam perjalanan tiba-tiba beliau merasakan pusing di kepala dan panas tubuhnya semakin melonjak. Beliau sakit selama 13 atau 14 hari dan tetap sholat bersama orang-orang selama 11 hari dari masa sakitnya itu. Dipekan terakhir sakit Rasulullah saw semakin lama semakin bertambah parah, sampai-sampai beliau bertanya kepada istri beliau;” Dimana giliranku besok ?sampai dua kali. Mereka paham apa yang di beliau maksudkan. Maka istri-istri beliau memberikan kebebasan kepada beliau untuk memilih.Akhirnya beliau berpindah kerumah Aisyah. Beliau berjalan dengan di papah Al Fadhl bin Abbas dab Ali bin Abu Thalib hingga tiba di rumah Aisyah. Beliau berada di sana pada pekan terakhir dari kehiduoan beliau. Sementara itu, Aisyah terus-menerus membacakan mu‟awwidzat dan doadoa yang di hafalkan dari Rasulullah sambil meniup ketubuh beliau dan mengusap-ngusap tangan beliau, mengharapkan berkah. Pada hari Rabu tepatnya lima hari sebelum Rasulullah wafat, suhu badan beliau semakin tinggi, sehingga beliau semakin demam dan menggigil. Beliau bersabda,” Guyurkan air dari manapun ketubuhku , agar dapat menemui orangorang dan memberikan nasihat kepada mereka. “
9
Ahmad Musyafiq, Pengantar Sirah Nabawiyah, (Semarang: CV Karya AbadiJaya.2015),hal.240.
Sirah Nabawiyah | 9
Mereka mendudukan beliau diatas bejana cucian lalu mengguyurkan air ketubuh beliau, hingga beliau bersabda,” Cukup, cukup!” Setelah merasa agak ringan, beliau masuk masjid dengan kepala yang di ikat, hingga duduk di atas mimbar lalu berpidato di hadapan orang-orang yang duduk di depan beliau,” kutukan Allah di jatuhkan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani, karena mereka menjadikan kuburan nabi mereka menjadi masjid .” dalam riwayat lain di sebutkan, “Allah memerangi orang Yahudi dan Nasrani karena menjadikan kuburan para nabi mereka menjadi masjid.” Lalu beliau melanjutkannya ,” Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai berhala yang di sembah. Kemudian beliau menawarkan dirinya untuk di qishash dan setelah itu beliau menyampaikan nasihat berkaitan dengan orang-orang Anshar. Pada hari Kamis empat hari sebelum wafat, sakit beliau tidak menyusut beliau bersabda,”kemarilah kalian. Aku akan menuliskan sebuah tulisan,yang kalian tidak akan tersesat sesudahnya”. Saat itu di rumah ada beberapa orang di antara mereka adalah Umaer bin Khattab, yang berkatam,” Beliau terpengaruh dengan sakitnya. Toh di sisi kalian ada Al-qur‟an.Cukuplah bagi kalian kitab Allah.” Mereka yang ada di dalam rumah saling berselisih ada yang menyuruh mendekat agar Rasulullah dapat menulis buat mereka dan ada yang setuju dengan pendapat Umar, sehingga Rasulullah mengusir mereka. Pada hari itu beliau menyampaikan tiga wasiat. Pertama, wasiat untuk mengeluarkan orang-orang Yahudi dan Nasrani serta orang-rang musyrik dari Jazirah Arab. Kedua, wasiat tentang pengiriman para utusan seperti yang pernah beliau lakukan, rawi hadits ini lupa boleh jadi yang ketiga ini adalah wasiat untuk berpegang teguh kepada Al-qur‟an dan As-Sunnah atau perintah untuk melanjutkan pengiriman pasukan Usamah atau wasiat untuk memperhatikan masalah sholat dan hamba-hamba sahaya yang dimiliki.10 Sekalipun sakit Rasulullah cukup parah, tetapi beliau tetap mengimami sholat lima waktu bersama orang-orang hari itu. Manjelang sholat isya, sakit beliau semakin bertambah parah, sampai-sampai beliau tidak sanggup lagi pegi ke 10
Op .cit.hal.540.
Sirah Nabawiyah | 10
masjid.Kemudian Rasulullah mengirim utusan untuk memerintahkan Abu Bakar menjadi imam. Pada hari sabtu atau ahad nabi merasakan badannya agak ringan, maka dengan dipapah dua orang laki-laki beliau keluar rumah untuk melaksanakan sholat dzuhur, sementara pada saat yang sama Abu Bakar sedang mengimami orang-orang. Saat melihat kedatangan beliau, Abu Bakar beranjak untuk mundur kebelakang, namun beliau memberi isyarat kebada Abu Bakar agar beliau tidak usah mundur dan beliau duduk di samping Abu Bakar. Sehari sebelum wafat atau pada hari Ahad. Nabi memerdekakan para pembantu laki-lakinya, mensedekahkan harta beliau yang masih tersisa dan memberikan senjata milik beliau kepada orang-orang muslim. Pada malam sebelumnya
Aisyah
meminjam
minyyak
lampu
pembantu
perempuannya.Sementara baju besi beliau di gadaikan kepada seorang yahudi seharga tiga puluh sha‟ gandum. Pada hari Senin ketika orang-orang muslim melaksanakan sholat subuh, sementara Abu Bakar menjadi imam ,Rasulallah tidak menampakkan diri kepada mereka. Beliau hanya membuka kamar Aisyah dan memandangi mereka yang sedang berbaris dalam shaf-shaf sholat. Waktu dhuha semakin beranjak Rasullah memanggil putrinya Fathimah, lalu beliau membisikkan sesuatu kepada putrinya sehingga dia menangis. Kemudian beliau mendiakan Fathimah, setelah itu beliau membisikan sesuatu kepadanya hingga ia tersenyum. Fathimmah bisa melihat penderitaan yang amat berat di rasakan Rasulullah. Rasa sakit yang beliau derita semakin parah sehingga tibalah detik-detik terakhir dari hidup beliau. Ketiaka itu ada Abdurahman bin Abu Bakar yang masuk sambil membawa siwak lalu beliau meliriknya sehingga Aisyah meminta siwak itu untuk di berikan kepada Rasulullah untuk bersiwak. Seusai bersiwak beliau mengangkat tangan atau jari-jarinya mengarahkan pandangan ke arah langit-langit rumah dan kedua bibir beliau bergerak gerak. Aisyah masih sempat mendengar sabda-sabda beliau pada saat itu ,“bersama dengan orang-orang yang engkau beri nikmat atas mereka dari para nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin. Sirah Nabawiyah | 11
Ya Allah, ampunilah dosaku dan rahmatilah aku. Pertemukanlah aku dengan kekasih yang Maha tinggi ya Allah, Kekasih yang Maha tinggi.11 Kalimat yang terakhir di ulang sampai tiga kali yang di susul dengan tangan beliau yang melemah.Inna Lillahi wa inna ilaihi raji’un. Beliau telah berplang kepada kekasih yang Maha tinggi. Hal ini terjadi selagi waktu dhuha sudah terasa panas, pada hari senin tangga 12 Rabi‟ul Awwal 11 H, dalam usia 63 tahun lebih empat hari. Setelah mendengar kabar tentang wafatnya Rasululloh para sahabat sangat terpukul dengan kepergian beliau. Sahabat Umar bin Khattab adalah sahabat yang paling tegas, namun dengan kepergian Rasulullah saw. Umar bin Khattab hanya berdiri seperti patung dan tidal sadar ia berkata “ sesungguhnya beberapa orang munafik beranggapan bahwa Rasulullah SAW meninggal dunia,. Sesungguhnya beliau tidak meninggal dunia, tetapi pergi kehadapan Rabb-nya seperti yang dilakukan Musa bin Imran yang pergi dari kaumnya selama empat puluh hari, lalu kembali kepada mereka setelah beliau dianggap mereka meninggal dunia. Demi Allah Rasulullah saw. benar-benar akan kembali. Karena itu, tangan dan kaki orang yang beranggapan bahwa beliau telah meninggal dunia, sebaiknya dipotong. Berbeda dengan sahabat Abu Bakar, beliau datang dari tempat tinggalnya di Madinah menuju Masjid dan langsung menemui jasad Rasulullah dan berkata “ Ayah dan Ibuku sebagai tebusan Engkau, Allah tidak akan menghimpun dua kematian pada diri Engkau. Kalau memang kematian ini sudah ditetapkan bagi Engkau, berarti engkau memang telah meninggal dunia”. Kemudian Abu Bakar keluar rumah, yang pada saat itu Umar bin Khattab sedang berbicara dihadapan orang banyak.
Dia berkata “ Duduklah, Wahai
Umar!” umar tidak mau duduk. Orang-orang beralih pandangan kepada Abu bakar dan meninggalkan Umar,kemudian Abu Bakar berkata, “ Barang siapa diantara kalian yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah
11
Ibid.,hal.557-559.
Sirah Nabawiyah | 12
meninggal dunia. Tetapi, barang siapa dintara kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha hidup dan tidak akan pernah meninggal”.
، افبٌ يبت او قتم اَقهبتى عهي اَفسكى،ويب دمحم اال رسول قد خهت يٍ قبهه انرسم .ٍ وسيجزهللا انشبكري،ويٍ يُقهب عهي عقبيه فهٍ يضر هللا شيئب “ Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbaik kebelakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran :144) Ibnul Musayyab menuturkan, bahwa setelah mendengar perkataan Abu Bakar, Umar bin Khattab berkata “ Demi Allah, setelah mendengar Abu bakar membacakan ayat tersebut, aku menjadi linglung, hingga aku tak kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku terduduk di tanag saat mendengarnya. Kini aku sadar bahwa Nabi Muhammad saw. telah meninggal dunia. 12 Sebelum Rasulullah akan dimakamkan, orang-orang sibuk membuar persiapan untuk mengurus jasad Rasulullah, beliau akan dimandikan dan dirawat sebagaimana apa yang telah disyariatkan Islam. Pada hari selasa para sanak keluarga memandikan jasad Rasulullah saw. diantara senak keluarga yang memandikan adalah Al Abbas, Ali, Al Fadl, Qatsam (anak kedua Al Abbas),Syarqan (pembantu Rasulullah)Usamah bin Zaid, dan Aus bin Khaili. Al Abbas, Al Fadgl,dan Qasam bertugas membalik-balikkan jasad Rasulullah, Syarqan mengguyurkan air, Ali yang membersihkanya, dan Aus yang mendekap jasad beliau di dadanya. Kemudian mereka mengkafani jasad beliau dengan tiga lembar kain putih. Dari bahan katun, tanpa menyertakan pakaian apapun. Kemudian mereka daling berbeda pendapat dalam menentukan temapat dimana Rasulullah akan dimakamkan. Kemudian Abu Bakar berkata, “ sesungguhnya sku mendengar 12
Syaikh Shofiyyurrahman Al Mabakfuri, Ar Rahiq Al Makhtum , diterjemhkan oleh Agus Suwandi,Sirah Nabawiyyah, (Jakarta: Ummul Qura,2011), hal. 826-827
Sirah Nabawiyah | 13
Rasulullah saw. bersabda, “ Tidaklah seorang Nabi dimakamkan kecuali dimakamkan dimana dia meninggal dunia.” Kemudian Thalhah menggali liang lahat persis di bawah temapat tidur, dimana Rasulullah wafat. Kemudian orang-orang bergantian masuk ke dalam kamar Rasulullah sepuluh orang-sepuluh orang untuk mensholati beliau, yang dimuali dari keluarga beliau, kaum Muhajirin, kaum Anshor, kaum laki-laki, kaum perempuan, kemudian anak-anak.
Sirah Nabawiyah | 14
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Pada bulan Dzul Qi‟dah atau Dzul Hijjah tahun 9 H, Rasulullah saw. mengutus Abu Bakar As shiddiq untuk menjadi pemimpin dalam pelaksanaan manasik bagi bagi orang-orang Muslim yang berjumlah 300 orang.
Kemudian turunlah surat At Taubah – dari permulaan surat sampai ayat ke 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik.
Rasulullah saw. juga mengutus Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti beliau, seperti apa yang sudah diadatkan dikalangan bangsa Arab.
Ketika Rasulullah telah tuntas sudah berdakwah, menyampaikan risalah, membangun masyaraka yang berdasar pada pengukuhan uluhiyyah Allah SWT serta menghapus uluhiyyah selain Allah,Rasulullah menyampaikan keinginanya untuk melaksanakan Haji Wada, yang kemudian diikuti jamaah yang jumlahnya mencapai 114.000
Tepat pada Hari Sabtu, pada tanggal 25 Dzul Qo‟dah 10 H atau 22 Pebruari 632 M yang bertepatan empat hari sebelum berakhirnya bulan Dzul Qo‟dah, Rasulullah saw. berangkat untuk menunaikan haji wada‟, dan sampai di Mekkah pada tanggal 4 Dzulhijjah 10 H.
Pada tanggal 8 Dzul Hijjah, tepatnya hari tarwiyah, beliau pergi ke Mina dan shalat zhuhur, ashar, maghrib, isya, dan subuh di sana. Beliau berpidato secara umum di tengah Padang Arafah. Kemudian Pada tanggal 13 Dzul Hijjah, Rasulullah saw. dan rombongan kembali ke Madinah.
Pada hari senin tangga 12 Rabi‟ul Awwal 11 H, dalam usia 63 tahun lebih empat hari.Yangmemandikan jasad Rasulullah saw. diantara senak keluarga yang memandikan adalah Al Abbas, Ali, Al Fadl, Qatsam (anak kedua Al Abbas),Syarqan (pembantu Rasulullah)Usamah bin Zaid, dan Aus bin Khaili. Kemudian Rasulullah saw. dimakamkan dibawah temapat tidur beliau. Sirah Nabawiyah | 15