BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam pandangan Islam, anak adalah amanah yang harus dijaga dan dirawat dengan baik oleh orang tua, yakni perawatan dan penjagaan yang sesuai dengan kehendak pemberi amanah, yaitu Allah Swt. Setiap orang tua pasti menginginkan agar anaknya kelak menjadi orang-orang yang bermanfaat, penerus harapan, dan menjadi kebanggaan bagi keluargangya. Dalam al-Qur'an juga ditegaskan tentang urgensi mendidik anak yang sholih dan sholihah, sehingga dapat menjadi suatu hal yang dapat membanggakan dan bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain, karena nilai keimanan dan ketaqwaan yang tertanam sejak kecil. Sebagaimana tersebut dalam al-Kahfi ayat 46:
ُصا ِل َحات َّ ا َ ْل َما ُل َو ْال َبنُ ْونَ ِز ْينَةُ ْال َحيۈة ُالد ْنيَا ۖ َو ْالبَا ِقيَاتُ ال ۞ ًَخيْر ِع ْندَ َر ِب َك ث َ َوا ًب َاو َخيْرا َ َمل Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”.1 Para orang tua biasanya bertanya-tanya kapan usia terbaik untuk anak mulai belajar. Tidak ada kata terlalu dini untuk belajar. Justru usia 5 tahun
1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an Dan Terjemahnya, (Semarang: Alwaah, 1989), hlm. 450.
1
2
pertama kehidupannya adalah saat terbaik untuk belajar. Karena pada masa ini, anak akan mudah menyerap segala informasi. Menurut para ahli, usia 1-5 tahun adalah masa emas (golden age) dalam perkembangan kecerdasan seorang anak. Selain makan bergizi, dibutuhkan pula rangsangan-rangsangan dari luar yang mampu menstimulasi perkembangan otak anak balita hingga maksimal. Rangsangan itu bisa berupa buku-buku yang bermutu.2 Namun masalahnya, bagaimana caranya agar anakanak tersebut bisa rajin membaca dan mencintai buku? Inilah titik persoalan yang banyak dihadapi oleh orang tua. Sayangnya, pentingnya membaca bagi kehidupan manusia ternyata belum disadari secara baik oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Pada kenyataannya banyak orang dewasa dan anak-anak yang belum menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan. Orang dewasa dan anak-anak yang tidak suka membaca, dikatakan telah terjadi proses pembodohan . Kejamnya lagi, kita tengah mempersiapkan anak-anak kita untuk menderita pada kehidupan masa depannya. Rendahnya minat membaca dalam masyarakat, berkaitan dengan kemampuan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan, membaca, menulis, berbicara, dan tingkat pemahaman. Dengan kemampuan membaca yang rendah, tidak tertutup kemungkinan bahwa minat membaca yang dimiliki pun rendah.3
2
http://www.librarycorner.org/2008/02/08/buku-untuk-anak-pada-hari-anak. Dwi Sunar Prasetyono, Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada Anak Sejak Dini, (Jogjakarta: Think, 2008), hlm. 26 3
3
Menurut penelitian internasional mengenai kemampuan membaca pada murid sekolah dasar, ternyata menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia hanya menduduki peringkat yang sangat rendah, yaitu rangking 29 di antara 30 negara
yang diteliti.
Lebih
ironis
lagi,
Indonesia
yang
mayoritas
masyarakatnya muslim ternyata tingkat melek huruf Muslim (51%), terendah di antara pemeluk agama yang lain, yakni orang Yahudi (97%), Kristen (87%), Buddha (85%), Sikh (53%), dan Hindu (51%). Sebuah kondisi yang teramat bertentangan bila dikaitkan dengan perintah Allah pertama yang diturunkan kepada Rosulullah yakni, “Iqro’! bacalah !”4 Melihat fenomena semcam ini, adalah kewajiban dan tugas orang tua untuk menyadarkan anak-anaknya agar lebih rajin membaca daripada melakukan kegiatan yang kurang penting, seperti nonton TV atau bermain game. Sebenarnya, kegemaran membaca itu tergantung pada kebiasaan sejak kecil. Artinya, jika sejak kecil anak sudah dibiasakan membaca, maka sampai dewasa pun anak akan tetap gemar membaca. Menurut Dwi Sunar Prasetyono dalam bukunya Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada Anak Sejak Dini, bahwa perkembangan kemampuan anak tergantung pada pengalaman yang dilaluinya pada usia enam tahun pertama. Artinya, pada periode ini, anak harus diberikan kesempatan dan rangsangan agar minat itu bisa tumbuh dan berkembangdengan baik. Hal ini karena minat memengaruhi perilaku seseorang sepanjang hidupnya.5
4
Elly Damaiwati, Karena Buku Senikmat Susu, (Solo: Afra Publishing, 2007), hlm. 27–28 Dwi Sunar Prasetyono, Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada Anak Sejak Dini, (Jogjakarta : Think, 2008), hlm. 70-71. 5
4
Keluarga menjadi lingkungan pertama bagi anak untuk berkenalan dengan buku. Peranan kedua orang tua sangat besar dalam menanamkan rasa cinta anak pada buku. Proses ini dapat dimulai sejak usia dini. Meskipun anak belum bisa membaca, tetapi orang tua bisa mengajarkan membaca dan tentunya mencintai buku. Kemampuan dan kemauan membaca serta mencintai buku sangat penting ditanamkan pada anak sejak usia dini. Pada anak usia 2 sampai 3 tahun, keingintahuan anak mengenai segala hal yang ada disekitarnya sangatlah besar. Bila orang tua mendekatkan, mengenalkan, membacakan buku, mengajarkan membaca sejak awal, hal ini dapat merangsang kecerdasan anak. Anak terdorong untuk belajar. Apalagi bila didukung oleh keterlibatan orang tua dengan memberikan suasana yang hangat, tentunya akan membuat kesan yang menyenangkan terhadap buku dan aktivitas membaca. 6 Buku tidak hanya sebagai fondasi utama bagi perkembangan mental dan spiritual seorang anak, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan serta sarana pembinaan kematangan berpikirnya. Dengan melalui buku, anak akan diajarkan untuk mengenal segala sesuatu yang ada dan apa yang terjadi di alam semesta sebagai apresiasi ciptaan Allah Swt. Dengan demikian, pengenalan buku pada anak sedini mungkin menjadi hal yang sangat penting untuk merangsang kecerdasan anak dan menjadikan buku sebagai sahabat setia yang menyenangkan. Anak dikondisikan
6
dengan
lingkungan
buku-buku
dan
hendaknya
selalu
Elly Damaiwati, Karena Buku Senikmat Susu, (Solo: Afra Publishing, 2007), hlm. 136.
5
bersinggungan dengan buku. Orang tua harus aktif agar anak tertarik dengan buku dan bagaimana membuat benda mati itu menjadi hidup. Misalnya dengan cara membacakan atau menceritakan isi bacaan agar anak tertarik dengan buku. Bila anak merespon, biasanya anak akan memegang buku atau membolak-balikkan buku. Berangkat dari realita di atas maka penulis mengangkat judul “URGENSI
PENGENALAN
BUKU
SEJAK
USIA DINI
DALAM
MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK” (MENURUT DWI SUNAR PRASETYONO) dengan alasan sebagai berikut: 1. Pendidikan merupakan tanggungjawab orang tua maka orang tua untuk memberi pembiasaan baik kepada putera-puterinya sangatlah penting. Karena setiap anak mempunyai saat emas untuk dibiasakan dengan hal-hal positif, salah satunya dengan membaca. 2. Usia dini merupakan usia paling tepat dalam mengembangkan kecerdasan yang dimiliki anak dan akan tertanam dengan baik sebagai modal awal pembelajaran yang diperolehnya sebelum pengetahuan dari lingkungan luar atau masyarakat mempengaruhinya. 3. Dwi Sunar Prasetyono merupakan penulis buku yang kurang dikenal oleh masyarakat luas padahal beliau banyak mengarang buku yang berkualitas yang bisa dijadikan pedoman pendidikan di rumah salah satunya adalah tentang menumbuhkan minat membaca pada anak sejak dini.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep pengenalan buku pada anak sejak usia dini?
6
2. Bagaimana konsep menumbuhkan minat baca anak sejak usia dini menurut Dwi Sunar Prasetyono? 3. Bagaimana urgensi pengenalan buku pada anak usia dini dalam menumbuhkan minat baca anak? Dalam penulisan skripsi ini diberikan deskripsi secara lengkap mengenai istilah-istilah dalam judul penulisan skripsi ini. Istilah-istilah tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Urgensi Urgensi adalah hal perlunya atau pentingnya tindakan yang cepat atau segera. Keharusan yang mendesak atau sesuatu hal yang penting.
2. Pengenalan Pengenalan adalah proses, perbuatan, cara mengenali sesuatu. Maksud pengenalan disini adalah cara memperkenalkan sesuatu kepada anak agar lebih kenal dan tertarik terhadap sesuatu yang diperkenalkan. 7 3. Buku Buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan, gambar, atau kosong.8 4. Usia Dini Usia Dini adalah usia yang masih pagi atau masih kecil, dan dalam bahasan ini usia 5 tahun ke bawah. 9
7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1988), hlm.417. 8 Ibid, hlm.133.
7
5. Minat Minat adalah kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu, keinginan.10 Dari beberapa penegasan istilah tersebut dapat ditarik pengertian secara menyeluruh tentang judul di atas, yaitu suatu penelitian yang bermaksud untuk mengetahui pentingnya mengenalkan buku pada anak sejak usia dini dalam rangka menumbuhkan minat baca anak
C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah: 1. Untuk mengetahui konsep dalam mengenalkan buku pada anak sejak usia dini. 2. Untuk mengetahui Konsep menumbuhkan minat baca anak sejak usia dini menurut Dwi Sunar Prasetyono 3. Untuk memperoleh pengetahuan awal tentang urgensi pengenalan buku pada anak usia dini dalam menumbuhkan minat baca anak.
D. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang urgensi pengenalan buku pada anak usia dini. 2. Diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang strategi dalam menumbuhkan minat baca anak 9
Tim Penyusun Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 266. 10 Ibid.
8
3. Untuk memperluas wacana ilmu pengetahuan tentang betapa pentingnya mengenalkan buku pada anak sejak dini dalam rangka menumbuhkan minat baca anak
E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis dan Hasil Penelitian yang Relevan Keberhasilan anak-anak termasuk dalam pendidikannya sangat dipengaruhi sejauh mana orang tua mampu memberi sumbangan bagi keberhasilan pendidikan anaknya. Karena keluarga dianggap sebagai pihak yang mampu merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Disamping itu, keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama bagi terlaksananya proses pendididkan anak. Proses pertumbuhan dan perkembangan itu sendiri dapat dimulai dari pemberian stimulus-stimulus yang dapat merangsang tumbuh kembang otak anak sejak sedini mungkin. Anak yang sering distimulasi berulang-ulang dan bervariasi sejak dini, kelak akan kaya pengalaman dan akan menghasilkan otak yang kaya pula. Menurut Wiwin dalam buku "Psikologi Anak Usia Dini", menyatakan bahwa usia dini pada anak disebut usia emas. Masa-masa tersebut merupakan masa kritis dimana seorang anak membutuhkan rangsangan-rangsangan yang tepat untuk mencapai kematangan yang sempurna. Apabila masa kritis ini tidak memperoleh rangsangan yang
9
tepat dalam bentuk latihan atau proses belajar, maka diperkirakan anak akan mengalami kesulitan pada masa-masa perkembangan berikutnya.11 Menurut Dwi Sunar Prasetyono, masa peka pada usia dini adalah masa kehidupan anak terhadap beberapa jenis pembelajaran. Masa peka ini merupakan tingkatan dalam perkembangan, di mana keadaan otak yang sedang tumbuh memudahkan anak untuk melakukan beberapa jenis pembelajaran tertentu.12 Maka seyogyanya orang tua mengisi sebanyak-banyaknya otak anak dan rasa keingintahuannya yang besar itu dengan aktifitas yang bermanfaat bagi perkembangan otak anak. Misalnya dengan mendekatkan dan mengenalkan buku pada anak sejak usia dini. Karena kemampuan perkembangan otak anak usia dini inilah masa paling strategis untuk membangun fondasi kepribadian, paradigma berpikir, bersikap dan bertindak. Sebagaimana yang dinyatakan Amal Abdussalam Al-Khalili dalam buku "Mengembangkan Kreativitas Anak", bahwa buku berperan penting dalam mengembangkan kecerdasan anak. Jika sebuah buku disajikan dalam bentuk dan terbitan yang bagus disertai dengan unsur seni, dan gambar yang indah, secara otomatis akan dapat menambah jenis sensitifitas anak dalam merasakan keindahan sesuatu, sekaligus dapat mengembangkan daya ingat anak.13
11
Wiwien Dinar Pratisti, Psikologi Anak Usia Dini, (Bogor: PT. Maanan Jaya Cemerlang, 2008), hlm. 56 12 Dwi Sunar Prasetyono, Op.Cit.,hlm. 123 13 Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005), hlm. 375
10
Dari hasil telaah mengenai penelitian yang sudah ada pada skripsi karya mahasiswa STAIN Pekalongan, ada skripsi dengan judul yang sejenis dengan skripsi yang disusun, yaitu skripsi karya FAQIKUL HAMAM NIM 232 03 167 dengan judul “Urgensi Pendidikan Anak Usia Dini dalam Mengembangkan Kreativitas Anak”. Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa upaya mengembangkan kreativitas anak adalah dengan memberikan pendidikan dan pembinaan yang tepat sejak sedini mungkin sehinggga kreativitas anak dapat berkembang secara optimal, sedangkan dalam skripsi yang disususn, meneliti tentang pentingnya pengenalan buku bagi anak pada usia dini.14 Jadi, walaupun sama-sama meneliti tentang anak usia dini tetapi terdapat perbedaan didalam pembahasan. 2. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara terhadap permasalahan yang diteliti. Sesuai dengan judul dan permasalahan, maka kerangka berpikir yang digunakan pada pembahasan skripsi ini adalah menggambarkan atau mendeskripsikan tentang urgensi pengenalan buku pada anak usia dini dalam menumbuhkan minat baca anak yang mengacu pada konsep pengenalan buku dan strategi yang digunakan dalam menumbuhkan minat baca anak yang disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini.
14
Faqihul Hamam, Skripsi, Urgensi Pendidikan Anak Usia Dini dalam Mengembangkan Kreativitas Anak, (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2005), hlm. 76.
11
Keberhasilan anak-anak termasuk dalam pendidikannya sangat dipengaruhi sejauh mana orang tua mampu memberi sumbangan bagi keberhasilan pendidikan, karena di lingkungan keluarga proses pendidikan yang pertama terjadi. Proses inilah yang nantinya menjadi penentu keberhasilan bagi proses pendidikan selanjutnya. Disini akan terlihat peran penting orang tua untuk membentuk kepribadian anak sebagai pecinta buku, karena keluargalah lingkungan yang pertama dan utama sebagai tempat tumbuh kembangnya anak. Disamping itu, keluarga juga dapat memengaruhi perkembangan berfikir anak dengan cara memberikan kesempatan bagi anak untuk merealisasikan ide-idenya,
menghargai
ide-idenya
dan
memuaskan
dorongan
keingintahuan yang besar itu dengan memberikan stimulus berupa bukubuku yang bermutu, alat-alat keterampilan, dan lain-lainnya. Jika pembentukan kebiasaan bersinggungan dengan buku kurang dibangun, maka tidak jarang ada anak yang sudah bisa membaca tapi tidak tertarik dengan buku. Dan bukanlah sesuatu yang berlebihan bila orang tua mulai menyediakan buku pada saat anak mulai antusias dengan buku dan kegiatan membaca meskipun mereka masih berusia balita. 15 Disamping keluarga, masyarakat dan pemerintah juga ikut berperan penting dalam proses membentuk anak menjadi pecinta buku. Dengan tersedianya fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung seperti: adanya 15
perpustakaan
umum,
diadakannya
pameran
buku,
dan
Maya A.Pujiati, 2009, www.family-writing.com, belajar-membaca-untuk-anak-usia-dini, 02.02.2010.
12
diterbitkannya buku-buku bermutu dengan harga terjangkau, merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam mewujudkan generasi pecinta buku. Jadi, pada hakikatnya untuk membentuk anak sebagai pecinta buku merupakan tugas orang tua, masyarakat, dan pemerintah yang dapat ditanamkan sejak sedini mungkin agar kelak menjadi generasi yang gemar membaca.
F. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 16 Untuk keperluan penulisan skripsi ini, diadakan penelitian guna mengumpulkan data-data yang diperlukan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan anatara lain dengan menentukan: 1. Desain Penelitian a. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan secara kualitatif karena data yang dihasilkan berupa data deskriptif dalam bentuk pernyataan atau kata-kata tertulis yang berasal dari sumber data yang diamati atau diteliti agar lebih mudah dipahami. b. Jenis Penelitian Pada penulisan skripsi ini, digunakan bentuk penelitian pustaka, yaitu dengan menelaah buku-buku yang berkaitan dengan
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 151.
13
pokok permasalahan. Dari telaah literatur ini diperoleh data yang dikehendaki yang selanjutnya dianalisis secara lebih mendalam. 17 2. Sumber Data Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, yang oleh Hadari Nawawi
diterangkan
sebagai
kegiatan
yang
dilakukan
dengan
menghimpun data dari literatur.18 Data-data yang dihasilkan akan diperoleh dari kajian-kajian baik berupa
buku-buku,
ensiklopedi,
majalah,
dan artikel-artikel
yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang diteliti, data tersebut terbagi menjadi dua, yaitu : a. Sumber Data Primer Merupakan sumber data yang berkenaan langsung dengan permasalahan yang dibahas mengenai pengenalan buku dan urgensinya terhadap anak usia dini. Diantara buku-buku yang menjadi data primer adalah : 1) "Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada Anak Sejak Dini", karya Dwi Sunar Prasetyono, 2008, Jogjakarta: Think. 2) “Karena Buku Senikmat Susu”, karya Elly Damaiwati, 2007, Solo: Afra Publishing 3) "Mengembangkan Kreativitas Anak", karya Amal Abdus-Salam Al-Khalili, 2005, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. b. Sumber Data Sekunder 17
Mohammad Nastir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 213 Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997), hlm 31 18
14
Merupakan sumber data yang mengandung pembahasan masalah, yaitu buku-buku yang memiliki keterkaitan secara konseptual dan subtansial dengan pendidikan anak usia dini dan juga kajian yang berkaitan dengan urgensi pengenalan buku pada anak usia dini dalam menumbuhkan minat baca anak . 3. Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh dengan metode pengumpulan data yang berbentuk studi pustaka, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara membaca, memahami, dan meneliti buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan penelitian yang kemudian dihubungkan dengan pendapat para ahli, sehingga penulis dapat menganalisa dan mengambil kesimpulan secara ilmiah. Dalam penelitian ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membaca dan menelaah dengan teliti untuk dimengerti dan dipahami dengan sebaik-baiknya. b. Menghidupkan data-data yang berkaitan dengan subjek penelitian tersebut. c. Mengelompokkan data-data yang sudah terhimpun kemudian disusun dalam bab dan sub babnya guna mempermudah menganalisa data. 4. Teknik Analisis Data Metode ini digunakan untuk menganalisis data-data yang berhasil dihimpun : a. Metode Deskriptif
15
Metode deskriptif yaitu metode yang mendeskripsikan dan menginterprestasikan hal-hal yang berkaitan dengan judul baik mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang tumbuh, proses yang sedang berlangsung akibat atau efek yang terjadi atau cenderung yang tengah berkembang. 19 b. Metode Deduktif Metode deduktif merupakan teknis analisis data yang berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum, dan bertitik dari pengetahuan yang umum itu kita mendata, menilai, suatu kepastian yang khusus. 20
G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi diperlukan dalam rangka mengarahkan tulisan agar runtun, sistematis, dan menganut pada pokok pembahasan sehingga akan memudahkan pembaca dalam memahami kandungan dari suatu karya ilmiah. Adapun sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut : Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penelitian. Bab II Pengenalan Buku Sejak Usia Dini yang berisi tentang pengertian buku, metode pengenalan buku, hambatan dan tantangan pengenalan buku. pertumbuhan Minat Baca Anak yang berisi tentang
19
Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1991),
hlm. 119 20
Ibid, hlm. 42
16
pengertian minat membaca, manfaat membaca, faktor yang memengaruhi rendahnya minat membaca. Bab III Konsep Menumbuhkan Minat Membaca Kepada Anak Sejak Usia Dini dan Perkembangannya (Menurut Dwi Sunar Prasetyono), yang berisi tentang menumbuhkan minat membaca pada anak sejak usia dini, perkembangan minat anak, metode perkembangan keluarga terhadap anak dalam menumbuhkan minat membaca, dan hubungan antara pengenalan buku sejak usia dini dengan pertumbuhan minat baca anak. Bab IV Analisis Urgensi Pengenalan Buku Sejak Usia Dini Dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak yang berisi tentang analisis permasalahan pengenalan buku, analisis tentang pertumbuhan minat membaca anak, dan analisis tentang hubungan antara pengenalan buku seja usia dini dengan pertumbuhan minat baca anak. Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.