BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam proses kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Menurut Janet Holmes (2001:3) “Languages provide a variety of ways of saying the same thing – addressing and greeting others, describing thing, paying compliments”. Penuturan Holmes itu menunjukan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat disampaikan melalui berbagai bentuk baik media masa, cetak maupun elektronik. Penyampaian komunikasi yang poluler dewasa ini adalah melalui media elektronik seperti televisi, radio dan internet. Namun media cetak seperti novel tidak kalah populernya bagi para peminat pembaca buku. Beberapa penggalan-penggalan kalimat pada sebuah novel terdapat percakapan dari karakter-karakter di dalamnya, dan ada hal-hal yang menarik dari percakapan tersebut seperti setting, topik, partisipan dan fungsi yang dapat menyebabkan terjadinya Diglosia. Dalam percakapan tersebut terkadang terjadi perbedaan diantaranya percakapan diglosia tinggi dan diglosia rendah. Menurut H. Ronald Wardhaugh (1992:90) “The H varieties may be used for delivering sermons and formal lectures, especially in a parliament or legislative body, for giving political speeches, for broadcasting the news on radio and television and for writing poetry, fine literature, and editorial in newspapers”.
1
2
Penuturan Wardhaugh menunjukan bahwa diglosia tinggi dapat digunakan pada khotbah, rapat parlemen pemerintahan atau legislatif, pidato poilitk, siaran berita radio dan televisi serta editorial surat kabar. Diglosia merupakan dua variasi bahasa yang sama. Seperti
pendapat
Holms (2001:30) “diglossia is characteristic of speech rather than individuals. Individuals may be bilingual.” Dapat disimpulkan bahwa dalam percakapan sehari-hari selalu terdapat diglosia oleh setiap individu. Terdapatnya diglosia tinggi dan rendah merupakan ciri penggunaan diglosia dalam percakan sehari-hari oleh setiap penutur dan mitra tutur. Adapun contoh pengunaan diglosia tinggi seperti; pada khotbah, rapat parlemen pemerintahan atau legislatif, pidato poilitk, siaran berita radio dan televisi. Holmes (2001:29) “People generally admire the H variety even when they can’t understand it. Attitudes to it are usually very respectful. It has prestige in the sense of high status”. Kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa Diglosia tinggi selalu menggunakan bahasa formal dan digunakan pada acara formal. Diglosia rendah pun memiliki perananya sendiri, dan diglosia rendah digunakan pada situasi; seperti surat pribadi, percakapan dengan keluarga dan teman sejawat, sastra rakyat serta pada sandiwara radio. Holmes (2001:29) “People generally do not think of the L variety as worth describing. However, attitudes to the L variety are varied and often ambivalent”. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan diglosia rendah selalu menggunakan bahasa tidak formal dan pada saat yang tidak formal pula.
3
Dari berbagai percakapan dalam novel, terkadang terdapat perbedaanperbedaan yang dapat menimbulkan pertanyaan. Salah satunya mengapa penutur dan mitra tutur dalam novel menggunakan cara penuturan yang berbeda pada setiap percakapannya seperti terdapatnya diglosia. Adanya pengaruh dari berbagai indikasi seperti: tempat, situasi, dan kondisi dapat mempengaruhi perbedaan tersebut. Pengaruh inilah yang menginspirasi penulis untuk meneliti keterkaitan indikasi-indikasi tersebut pada pengaruh perubahan pecakapan dalam sebuah novel. Penulis mengambil data percakapan dari sebuah novel berbahasa Inggris dengan judul The Devil Wears Prada karya Lauren Weisberger. Dalam novel ini penulis akan memfokusan perubahan diglosia pada percakapan pemeran utama yaitu Andrea Sachs. Serta terdapatnya beberapa perbedaan penggunaan percakapan yang bervariasi seperti diglosia. Berdasarkan hal itulah, penulis tertarik untuk menganalisis percakapan dari novel tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul “Diglosia Pada Percakapan Dalam Novel The Devil Wears Prada karya Lauren Weisberger: Satu Kajian Sosiolinguistik”. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini, masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Jenis diglosia apa yang paling dominan dalam novel The Devil Wears Prada? 2. Faktor sosial apa yang paling mendominasi pada poin 1 yang menyebabkan terjadinya diglosia dalam novel The Devil Wears Prada tersebut? 3. Dimensi sosial apa yang paling mendominasi pada poin 1 yang menyebabkan terjadinya diglosia dalam novel The Devil Wears Prada tersebut?
4
1.3 Batasan Masalah Berdasarkan judul penelitian ini, yaitu “Diglosia Pada Percakapan Dalam Novel The Devil Wears Prada Karya Lauren Weisberger: Satu Kajian Sosiolinguistik”. Sumber data yang akan diteliti adalah novel The Devil Wears Prada karya Lauren Weisberger, maka data-data yang diganakan di dalam penelitian ini dikaji dan dibatasi dari segi sosiolinguistik. Masalah yang diteliti yaitu mengenai faktor sosial dan dimensi sosial yang mempengaruhi terjadinya diglosia pada beberapa kalimat percakapan dalam novel The Devil Wears Prada. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui jenis diglosia yang lebih dominan terdapat dalam novel The Devil Wears Prada. 2. Mengetahui faktor sosial yang paling mendominasi penyebab terjadinya diglosia pada percakapan dalam novel The Devil Wears Prada. 3. Mengetahui dimensi sosial yang paling mendominasi penyebab terjadinya pada percakapan dalam novel The Devil Wears Prada. Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi pengguna bahasa terutama penutur, serta membantu dalam memahami arti dari diglosia tinggi dan rendah dalam sebuah percakapan dengan tepat. Kemudian manfaat lainnya yang terkandung dalam penelitian ini yaitu dapat membedakan dan menempatkan penggunaan percakapan bahasa formal dan non formal sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Melalui penelitian ini
5
diharapkan pembaca dapat menginterpretasikan secara baik mengenai teori diglosia serta dapat diterapkan didalam kehidupan dan kegiatan sehari-hari. 1.5 Objek dan Metode Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah tentang penggunaan diglosia tinggi dan rendah pada percakapan novel berbahasa Inggris The Devil Wears Prada karya Lauren Weisberger. Alasan digunakannya novel ini karena penulis menemukan banyak percakapan yang mengandung diglosia tinggi dan diglosia rendah. Dalam pengumpulan data, penulis mengambil beberapa percakapan dari novel tersebut dengan mengklasifikasikan jenis diglosia. Kemudian penulis mengidentifikasi data tersebut yang dibatasi berdasarkan faktor sosial dan dimensi sosial. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan metode desktiptif analisis. Metode desktiptif analisis adalah metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis data sehingga memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti, untuk dapat menarik kesimpulan. Seperti yang diungkapkan oleh Djadjasudarma (1993:8) bahwa “Metode deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi. Maksudnya membuat gambaran lukisan secara faktual, dan akurat mengenai data sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti”. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi dalam empat bab, dengan penyusunan sebagai berikut :
6
Bab I Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, objek dan metode penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka berisi tentang pembahasan landasan teori yang dipakai dalam penelitian diglosia. Bab III Analisis Data merupakan bagian pokok pada penelitian ini, berisi analisis diglosia tinggi dan rendah serta faktor dan dimensi sosial yang terdapat pada percakapan dalam novel The Devil Wears Prada karya Lauren Weisberger. Bab IV Kesimpulan dan Saran, merupakan bab yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil bab III analisis data dan berisi saran yang kemudian dikaji pada bab IV.