BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Secara umum prestasi sebuah perusahaan dinilai dari laba yang dihasilkannya kemungkinan dalam menjalankan kegiatannya, para pengusaha sering kali lupa akan tanggungjawab terhadap lingkungan sosialnya. Dengan kompleksitas masyarakat dan politik internasional, serta perluasan organisasi ekonomi multinasional, pandangan tradisional tidak selalu memenuhi permintaan
atau kepentingan masyarakat. Masalah sosial umumnya tidak
dilaporkan perusahaan, kecuali bila biaya dapat ditanggung secara langsung oleh perusahaan melalui perpajakan atau peraturan. Tujuan akuntansi sosial adalah untuk memberikan informasi yang memungkinkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungan sosialnya dapat dievaluasi. Perusahaan didalam melaksanakan kegiatan opersaionalnya secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Hubungan antara perusahaan dengan lingkungan sosialnya telah terjadi sejak perusahaan itu berdiri baik melalui kegiatan pelayanan, distribusi barang dan jasa-jasa maupun kegiatan lainnya. Apabila perusahaan tidak memperhatikan sosial resourcesnya, maka timbul social cost dan sebaliknya apabila perusahaan sangat peduli dengan social resourcesnya maka akan timbul social benefit.
Dalam mengelolah perusahaan, para manajer membutuhkan suatu sistem akuntansi, salah satunya adalah akuntansi manajemen adalah akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur dan mengevaluasi suatu rencana atau anggaran dengan tindakan atau aktivitas manajemen dari setiap pusat pertanggungjawaban sosial dalam rangka pengambilan keputusan dan mencapai tujuan perusahaan. Laporan keuangan pada dasarnya diarahkan kepada pemegang saham, para investor lainnya, dan kreditur, tetapi para karyawan dan instansi pemerintah dan masyarakat luas juga merupakan penerima laporan tahunan dan bentuk pengungkapan lainnya. Untuk memberikan laporan keuangan kepada masyarakat mengenai tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungan sosialnya. Akuntansi merupakan suatu cara pelaporan hasil usaha perusahaan secara kuantitatif sampai saat ini belum memperhitungkan dampak sosial. Akuntansi konvensional hanya menfokuskan pada hasil interaksi antara satu atau lebih kesatuan ekonomi dan belum memperhitungkan adanya interaksi antara perusahaan dengan lingkungan
sosialnya. untuk itu
diperlukan satu cara pengukuran lain yang dikembangkan atas dasar akuntansi konvensional yang sudah ada, yang kemudian diperluas dengan membahas dampak kegiatan perusahaan terhadap lingkungan sosialnya. Akuntansi ini disebut akuntansi pertanggung jawaba sosial (social responsibility accounting) atau
disebut
akuntansi
sosial
ekonomi.
Didalam
konsep
akuntansi
pertanggungjawaban sosial apabila perusahaan memperoleh manfaat sosial lebih besar dari pada biaya sosial maka perusahaan memperoleh laba sosial.
Atas dasar akuntansi ini maka pihak manager perusahaan sebagai team yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup perusahaan, didalam membuat kebijakan dan pengambilan keputusannya lebih mempertimbangkan tanggungjawab sosialnya dengan pihak-pihak terkait yaitu para karyawan, masyarakat serta lingkungan yang semua itu mempunyai andil didalam pencapaian tujuan perusahaan. Dalam hal ini kinerja manajer tidak hanya di ukur berdasarkan laba yang telah dicapai tetapi menjadi ukuran kinerjanya adalah ukuran yang bersifat jangka panjang dan sulit untuk diukur secara kualitatif seperti keunggulan produk dipasar, pemanfaatan sumber daya manusia, pengembangan karyawan, serta kepatuhan perusahaan terhadap semua peraturan kemasyarakatan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba memilih skripsi ini dengan judul : “PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PADA PT. INTIKERAMIK ALAMASRI INDS.Tbk” B. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dirumuskan oleh penulis dalam penelitian ini adalah : 1. bagaimana kinerja keuangan perusahaan setelah dilakukan pengukuran dengan pendekatan akuntansi pertanggungjawaban sosial ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui bentu-bentuk tanggungjawab sosial perusahaan terhadap karyawan, masyarakat dan lingkungan alam. b. Untuk
mengetahui
bagaimana
cara
perusahaan
melakukan
pengukuran akuntansi pertanggungjawaban. 2. Kegunaan dilakukannya penelitian ini adalah : a. Penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai media latihan dalam menerapkan teori-teori yang berhubungan dengan akuntansi pertanggungjawaban sosial perusahaan. b. Untuk pihak perusahaan kiranya dapat dijalankan sebagai bahan masukan
dan
pertimbangan
dalam
menerapkan
akuntansi
pertanggungjawaban sosial. c. Penelitian ini diharapkan dapat juga memberikan informasi, saran dan masukan pembaca tentang Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
BAB II LANDASAN TEORI
A. Arti Pentingnya Penilaian Kinerja 1. Pentingnya Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam suatu organisasi. Suatu organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia. Maka kinerja yang sesungguhnya merupakan penilaian atas perilakuan manusia dalam melaksanakan peran yang ada di dalam organisasi. Untuk mengetahui prestasi kerja yang dapat dicapai oleh perusahaan maka kita harus menilai kinerjanya. Panilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Sedangkan pengukuran kinerja adalah kunci pengendalian dan pengawasan yang efektif bagi manajemen puncak dan juga merupakan alat untuk mengarahkan unit-unit organisasi dalam setiap tindakanya selalu mengacu pada usaha meningkatkan efesiensi dan efektivitas operasi dengan berpedoman pada kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Menurut
Abdul
Halim
dan
Bambang
Supomo
(2000:130)
mendefinisikan sebagai berikut : “pengukuran kinerja adalah merupakan suatu usaha untuk mengetahui tingkat efesiensi dan efektivitas peaksanaan kegiatan atau operasional yang bertanggung jawab pada suatu unit atau bagian dalam organisasi.”
Dan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi pada dasarnya dijadikan oleh manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran mereka serta tujuan penting dari adanya pengukuran kinerja adalah sebagai alat pengendalian bagi organisasi untuk beraktivitas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan sekaligus sebagai sasaran untuk menilai prestasi manajernya. Menurut
Malayu
S.P
Hasibuan
(2000:86)
dalam
bukunya
mengemukakan bahwa penilaian prestasi kerja adalah sebagai berikut : “ menilai rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan menetapkan kebijasaksanaan berarti apakah karyawan akan dipromosikan, didemosikan atau balas jasanya dinaikkan.” Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001:419) dalam bukunya adalah : “ penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagan organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standart dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.” Sedangkan
tujuan
dari
penilaian
kinerja
dikemukakan
Mulyadi
(2001:420) sebagai berikut : Tujuan pokok penilaian kinerja adalah memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standart perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Pendapat mengenai prestasi kerja oleh Malayu S.P Hasibuan (2000:86) adalah sebagai berikut : “ penilaian prestasi adalah kegiatan manajer untuk mengevalusi prestasi kerja karyawan serta menerapkan kebijaksanaan. “
Dalam defenisi-definisi yang dikemukakan diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa : a. Penilaian prestasi kerja karyawan merupakan suatu pedoman dalam manajemen personalia yang diharapkan dapat menunjukkan prestasi kerja para karyawan secara teratur, yang dapat bermanfaat bagi pembinaan dan pengembangan karyawan maupun bagi karyawan secara keseluruhan. b. Pelaksanaan penulis prestasi kerja dapat membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan gaji, pemberi bonus, kenaikan jabatan, transfer maupun pemutusan hubungan kerja.
2. Tahap Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pusat-pusat pertanggungjawaban menurut Mulyadi (2001:424)
dalam
bukunya
yang
berjudul
Akuntansi
Manajemen
menyebutkan dua tahap yaitu : Tahap Persiapan dan Tahap Penilaian. Tahap Persiapan terdiri dari dua tahap adalah sebagai berikut : a. Penetapan
daerah
pertanggungjawaban
dan
manajer
yang
bertanggungjawab. b. Penetapan kriteria yang dipahami untuk mengukur kinerja. Sedangkan tahap Penilaian terdiri dari : a. Perbandingan kinerja ditetapkan sebelumnya.
sesungguhnya dengan sasaran yang telah
b. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesunggunya dari yang telah ditetapkan standart. c. Pengakuan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan. Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja masing-masing pusat pertanggungjawaban diukur dengan membuat analisis terhadap perbandingan antara analisis dengan anggaran yang ditetapkan.
3. Manfaat Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standart perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar tindakan dan hasil yang diinginkan, penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya. Menurut Mulyadi ( 2001:420 ), manfaat penilaian kinerja adalah sebagai berikut : a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efesiensi melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti : promosi, transfer dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana alasan mereka menilai kinerja mereka e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
4. Ukuran-ukuran Kinerja Terdapat tiga macam ukuran kinerja yang berlaku secara umum digunakan oleh perusahaan, dalam hal ini Mulyadi (2000:435), membagi ukuran kinerja kerja sebagai berikut : a. Ukuran kriteria tunggal (single criterium) Ukuran kriteria tunggal adalah ukuran kinerja yang hanya menggunaka satu ukuran saja untuk menilai kinerja manajer. Jika ukuran kriteria tunggal digunakan sebagai ukuran kinerja manajer, orang akan cenderung memusatkan usahanya kepada kriteri tersebut dengan akibat diabaikannya kriteria yang lain, yang mungkin sama penting dalam menguntungkan sukses tidaknya suatu perusahaan. b. Ukuran Kriteria Beragam Ukuran kriteria beragam adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinera manajer. Manajer kriteria beragam merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria tunggal. Tujuan penggunaan kriteria ini adalah agar perusahaan yang diukur kinerjanya mengarahkan usaha kepada berbagai kinerja.
c. Ukuran Kriteria Gabungan (composite criterium) Ukuran kriteria gabungan adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dalam menghitung rata-ratanya sebagai ukuran kinerja manajer. Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu usaha untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan atau operasi menjadi tanggungjawab suatu organisasi.
B. Latar Belakang Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial 1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Akuntansi pertanggung jawaban sosial merupakan usaha yang dilakukan perusahaan untuk bertanggungjawab secara umum. Pertukaran antara perusahaan
dengan
masyarakat
terutama
atas
pemakaian
sumber
kemasyarakatan apabila kegiatan perusahaan berakibat kepada pengikisan sumber kemasyarakatan maka timbul sumber biaya. Sebaliknya apabila kegiatan perusahaan meningkat sumber kemasyarakatannya, maka perusahaan menimbulkan social benefit kepada masyarakat. Akuntansi pertanggungjawaban menekankan suatu pelajaran penting bagi manajer yaitu, perilaku manajer sering kali sangat dipengaruhi oleh bagaimana prestasi kerja mereka diukur pada sebuah perusahaan yang makin berkembang, seorang manajer mungki dapat menangani semua aspek, pimpinan harus memberikan wewenang kepada bawahannya untuk membantu
menangani masalah yang timbul termasuk pengambilan keputusan sesuai dengan wewenang yang telah diberikan. Menurut
Ahmed Belkaoui
(2001:248), pengertian
akuntansi
pertanggungjawaban sosia adalah : “the process of ordering, measuring, and disclosing the imfact of change between is firm and it’s social environment”. ( proses penataan, pengukuran, dan pengukuran dampak, pertukaran antara perusahaan dengan lingkungan masyarakat ). Ini berarti bahwa akuntansi pertanggungjawaban sosial merupakan usaha yang dilakukan perusahaan untuk pertanggungjawaban secara umum. Pertukaran antara perusahaan dengan masyarakat terutama terdiri atas pemakaian sumber kemasyarakatan, apabila kegiatan perusahaan berakibat kepada pengisian social recourse maka timbul cost benefit dan sebaliknya bila perusahaan social resourse maka akan memberikan social benefit kepada masyarakat. Menurut
Henry
Smamora
(2000:252),
mengartikan
akuntansi
pertanggung jawaban sebagai berikut : Akuntansi pertanggung jawaba sosial adalah bentuk akuntansi yang dipakai mengevaluasi kinerja keuangan semua bisnis. Pada intinya, akuntansi pertanggung jawaban masyarakat setiap manajer untuk berpartisipasi dalam penyusunan rencana- rencana finansial dalam segmennya dalam menyediakan laporan kinerja tepat waktu yang membandingkan hasil aktual dengan yang direncanakan.
Menurut Mulyadi (2000:347) mengatakan bahwa “akuntansi pertanggung jawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan pelaporan, biaya dan pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan.
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa tentang akuntansi pertanggungjawaban yang dikemukakan tersebut dapat ditarik sebagai berikut: a. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang disusun berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas tanggungjawab, dan wewenang masing-masing tingkat manajeme. b. Akuntansi pertangungjawaban disusun dengan
maksud dan tujuan
agar para individu, pertama para manajer, ikut dalam berperan serta secara aktif dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan. c. Akuntansi pertanggungjawaban mengakui adanya berbagai pusat pertanggungjawaban yang merupakan terjadinya suatu transaksi. d. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan pendapat dan biaya yang terjadi dalam pusat-pusat pertangungjawaban secara periodik. e. Pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi merupakan objek yang dilaporkan oleh akuntansi pertanggungjawaban. Tujuan akuntansi pertanggungjawaban sosial , Menurut Ahmed Belkaoui (2000:434) ,adalah : “the objective socio economi accounting and benefit to society created by the production-related achuities of business enterprice “. (Tujuan
dari
akuntansi
sosial
ekonomi
adalah
mengukur
dan
mengungkapkan biaya-biaya dan manfaat-manfaat dari masyarakat yang berasal dari produk yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha perusahaan).
Defenisi
menurut
Harahap
(2001:350)
adalah
akuntansi
pertanggungjawaban sosial timbul dari penerapan akuntansi dalam ilmu sosial, ini menyangkut pengaturan, pengukuran analisis, dan pengungkapan pengaruh ekonomi sosial dari kegiatan pemerintah dan perusahaan. Hal ini termasuk kegiatan mikro dan makro. Pada tingkat makro bertujuan untuk mengukur dan mengungkapkan ekonomi dan sosial negara mencakup social accounting dan reporting peranan akuntansi dalam pembangunan ekonomi. Pada tingkat mikro bertujuan untuk mengatur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terahadap lingkungan mencakup : financial and managerial social accounting and social auditing. Tuanakotta (2000:252) mengemukakan pendapatnya mengenai tujuan akuntansi
pertanggungjawaban
sosial
yaitu
untuk
mengukur
dan
mengungkapkan social cost dan social benefit kepada masyarakat yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan. Secara lebih tepat lagi dapat dikatakan bahwa tujuan akuntansi ekonomi kemasyarakatan adalah untuk menginternilize social cost dan social benefit sehingga hasilnya relevan dapat ditentukan, hasil ini adalah social economic profit bagi perusahaan. Pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Justine (2006:18) biasanya menghimpun biaya menurut departement, sedangkan sistem penentuan biaya produk (harga pokok) mengkaitkan biaya dengan unit produk atau jasa
2. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Akuntansi pertanggungjawaban sosial memiliki 4 bagian utama dalam ruang lingkup akuntansi, menurut National Assosiation of accountans commite on accounting for corporate social performance, yaiu : a. Keterlibatan masyarakat Kegiatan ini meliputi untuk memberikan manfaat kegiatan kedermawanan, perbaikan desa atau kampung dan lain sebagainya. b. Sumber daya manusia Kegiatan yang memberikan manfaat kepada pegawai sebagai : program latihan, peningkatan keterampilan, suasana kerja dan sesuatu yang berkenaan dengan balas jasa kepada karyawan. c. Sumbangan Fisik dan Sumbangan Lingkungan Sumbangan Fisisk dan Sumbangan Lingkungan dimaksudkan adalah mutu udara dan air, pengendalian atas pencemaran atau suatu kebisingan serta pemeliharaan dan pengendalian pembuangan sampah industri. d. Sumbangan Barang atau Jasa Pertimbangan mengenai dampak dari produk perusahaan terhadap masyarakat yaitu dengan selalu memperhatikan mutu produk, jaminan keselamatan lain-lain.
3. Pendorong Timbulnya Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Ada beberapa pendorong timbulnya akuntansi pertanggungjawaban sosial yaitu : a. Kecenderungan terhadap kesejahteraan sosial. Menunjukkan bahwa kelangsungan hidup manusia, kesejahtraan masyarakat yang sebenarnya hanya dapat lahir dari sikap kerja sama antara unit-unit masyarakat itu sendiri. Negara kita tidak dapat sendiri tanpa dukungan dan partisipasi dari masyarakatnya sendiri, perusahaan juga begitu, tidak akan maju tanpa dukungan lingkungan dan langganannya, ini semakin penting untuk disadari dan perlu dibutuhkan pertanggungjawaban, karena untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang saling keterkaitan, pengaruh mempengaruhi antara perusahaan dan masyarakat, maka akuntansi pertanggungjawaban sosial ini sangat berperan sekali. b. Kecenderungan terhadapa masyarakat lingkungan Dalam literatur ini dikenal dengan human exceptionalisme paradigma menuju the environment
paradigma. Paradigma pertama bahwa
manusia adalah suatu mahluk yang sangat unik dibumi karena memiliki kebudayaannya sendiri yang tidak dapat dibatasi oleh kepentingan
mahluk
lain,
sedangkan
paradigma
yang
kedua
menganggap bahwa manusia itu adalah mahluk diantara macammacam mahluk yang mendiami
bumi yang saling mempunyai
keterkaitan, sebab akibat dan dibatasi oleh sifat keterbatasan oleh
dunia itu sendiri, baik sosial, politik, dan ekonomi. Kesadaran akan keberadaan envirotment paradigma adalah merupakan salah satu pendorong munculnya akuntansi pertanggungjawaban sosial. c. Perspektif Ekosistem Orientasi yang selalu diarahkan kepada pembangun ekonomi, efisiensi maximization menimbulkan krisis ekosistem, gejala ini sangat menaruh perhatian para ahli sehingga menimbulkan kelompokkelompok yang menamakan dirinya penyelamat lingkungan seperti, Green peace dan lembaga lainnya. Salah satu kelompok tingkat dunia yang menaruh perhatian ekosistem ini adalah club of rome yang memiliki pendapat yang terkenal yaitu : limit to growth pendapat ini dikeluarkan sekitar tahun 1975 namun hal ini masih segar dan relevan untuk kita masa kini, karena beberapa hal yang dikatakan pendapat ini adalah : stabilitas antara kelahiran dan kematian, stabilitas antara investasi dengan penyusunan barang modal pengurangan konsumsi sumber dari alam, mengutamakan konsumerisme penurunan polusi dari industri dan lain-lainnya. Perspektif ini mendorong adanya Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial ( APS ) d. Ekonomisasi dan Sosialisasi Ekonomisasi mengarah kepada perhatian kepuasan individual saja sebagai suatu unit yang selalu mempertimbangkan cost dan benefit tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat. Sedangkan sosialisasi menfokuskan kearah efek sosial yang ditimbulkan oleh kegiatannya.
C. Tanggungjawab Sosial Perusahaan 1. Arti Pentingnya Tanggungjawab Sosial Laju
pembangunan
diindonesia
yang
semakin
meningkat
mengakibatkan penggunaan teknologi canggih semakin besar pula. Tanpa adanya kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan sosialnya maka pembangunan yang pada awalnya bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat yang akan berubah manjadi masalah sosial yang rumit karena tidak adanya tanggungjawab dari perusahaan - perusahaan dampak sosialnya. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya dalam waktu yang cepat. Secara umum prestasi sebuah perusahaan dinilai dari keuntungan yang dihasilkan sehingga tertutup kemungkinannya dalam menjalankan kegiatannya, para pengusaha sering kali lupa akan tanggungjawab terhadap lingkungan sosialnya (menurut Daft, 2002:178) definisi tanggungjawab sosial (social responsibility) adalah kewajiban manajemen untuk mengambil pilihan dan mengambil tindakan yang berperan dalam mewujudkan kesejahtraan masyarakat. Adanya perubahan pemikiran mengenai tuntutan masyarakat terhadap tanggungjawab perusahaan tidak lagi dilihat dari kemampuannya dalam menghasilkan keuntungan atau manfaat ekonomis bagi masyarakat tetapi juga dapat dilihat dari prestasinya dalam menghasilkan manfaat sosial yang lebih besar dari biaya sosialnya. (menurut Suprihadi, 2003:21) meski
pun sering diartikan secara sempit sebagai “ kegiatan amal perusahaan “, namun sebenarnya konsep tanggungjawab sosial perusahaan digolongkan dalam tiga bentuk : 1. Pengelolahan lingkungan kerja secara baik, termasuk didalamnya penyediaan lingkungan yang aman dan nyaman, sistem konpensasi yang layak dan perhatian terhadap kesejahtraan keluarga perusahaan. 2. Kemitraan antara perusahaan dengan masyarakat, masyarakat lokal. Melalui program ini diharapkan masyarakat akan menerima manfaat keberadaan perusahaan yang digunakan untuk menopang kemandiriannya bahkan selalu perusahaan berhenti beroperasi. 3. Penanganan Kelestarian Lingkungan, agar tidak mencemari lingkungan sekitar perusahaan. 2. Pandangan Mengenai Tanggungjawab Sosial Perusahaan pada mulanya tidak memperhatikan dan mempedulikan tanggungjawabnya terhadap lingkungan di mana perusahaan beraktivitas, meskipun sumber ekonomi yang digunakan berasal dari masyarakat, kesadaran masyarakat akan lingkungan sangat tinggi, maka mau tidak mau perusahaan dituntut untuk lebih untuk bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Harahap (2000:192) mengungkapkan mengenai tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungannya, dimana ada tiga pandangan yang
menggambarkan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosilanya sebagai berikut : a. Model Klasik Pendapat ini yang berkembang pada abad ke-20, yang bertitikan pada konsep persaingan persaingan sempurna dimana perillaku ekonomi terpisah dengan yang lain. Tujuan suatu perusahaan hanya untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Milton friedman, seorang fundamentalis menyatakan : Ada suatu dan hanya satu tanggung jawab perusahaan, yaitu menggunakan kekayaan yang dimiliki untuk meningkatkan laba sepanjang sesuai dengan aturan main yang berlaku dalam suatu sistem persaingan bebas tanpa penipuan dan kecurangan. b. Model Manajemen Pendapat ini muncul setelah tantangan baru setelah dari perusahaan yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan keadaan sebelumnya yang diwarnai oleh pemikiran model klasik. Menurut pendapat ini perusahaan dianggap sebagai lembaga permanen yang hidup dalam tujuan tersendiri. Manajer sebagai orang yang dipercayai pemilik modal menjalankan perusahaan untuk kepentingan perusahaan, bukan saja pemilik modal tetapi juga mereka yang terlibat langsung dengan hidup matinya perusahaan seperti karyawan, langganan suplier, dan pihak-pihak lain yang ada kaitannya dengan perusahaan yang bukan semata-mata
didasarkan
ada
hubungan
kontrak
perjanjian
( Frank X Suttiential, 2000 ) Dengan demikian manajer sebagai team yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup perusahaan terpaksa
memilih kebijakan yang harus mempertimbangkan tanggungjawab sosial perusahaan mengingat ketergantungannya dengan pihak lain yang juga mempunyai andil dalam pencapaian tujuan perusahaan yang bukan hanya memikirkan setoran buat pemilik perusahaan. c. Modal Lingkungan Sosial Modal ini menekankan bahwa perusahaan menyakinkan bahwa ekonomi dan politik yang dimilikinya mempunyai hubungan dengan kepentingan (bersumber) dari lingkungan sosial dan bukan hanya semata-mata dari pasar sesuai dengan teori atau model klasik. Konsekuensi perusahaan harus berpartisipasi dalam menyelesaikan penyakit sosial yang berada dalam lingkungannya sendiri seperti: sistem pendidikan yang tidak bermutu, pengangguran, polusi, perumahan kumuh, transportasi yang tidak teratur, keamanan dan lainlain. Model klasik mempunyai tujuan utama yaitu mensejahterakan manajemen, dalam model klasik ini perusahaan harus memperluas tujuan yang harus dicapainya yaitu mencakup kesejahteraan sosial secara umum (Ahmed Belkaoui). Dengan demikian dalam memilih proyek yang akan dibangun disamping memperhatikan prestasi laba, juga harus memperhatikan keuntungan dan kerugian yang mungkin akan di derita masyarakat.
3. Aktivitas Tanggungjawab Sosial Sejauh ini, pembahasan penelitian masalah berkisar disekitar konsepkonsep abstrak dari tanggungjawab sosial. Akan tetapi sebuah organisasi harus merubah konsep tanggungjawab sosial abstraknya ke dalam bentuk kongkrit melalui berbagai aktivitas tertentu. Harahap (2001: 358-360) menyajikan pengelompokkan sikap perusahaan terhadap etika dan tanggungjawab sosial menurut Ahmed Belkaoui sebagai berikut: a
Tanggungjawab perusahaan hanya sebatas mencari laba yang maksimum tanpa memperhatikan efek-efek sosialnya. Apabila perusahaan diwajibkan untuk memperhatikan lingkungan sosial masyarakatnya. Maka akan merusak sendi-sendi ekonomi persaingan bebas. Keadaan ini sama dengan model klasik diatas.
b
Disamping
tujuan
memperhatikan
mencari
pihak-pihak
untung, tertentu
perusahaan dengan
siapa
juga
harus
perusahaan
mempunyai kepentingan. Hal ini dicontohkan dengan perbaikan kesejahteraan karyawan. Manajemen menjalin hubungan baik dengan kelompok masyarakat tertentu dengan sebagainya. c
Perusahaan melepaskan diri dari tujuan hanya mencari laba dengan memperluas tanggungjawab manajemen. Sebagai produk yang baik, perusahaan
juga
mesti
memperhatikan etika sosial.
bertindak
seperti
penduduk
yang
d
Tanggungjawab sosial perusahaan mencakup hal yang bersifat ekonomi dan non ekonomi. Dalam kategori ini dikenal dengan tiga pusat lingkaran yaitu: 1. Lingkaran
dalam:
mencakup
tanggungjawab
dasar
dalam
melaksanakan fungsinya dengan efisiensi seperti fungsi produksi, job, dan pertumbuhan ekonomi. 2. Lingkaran tengah: mencakup tanggungjawab untuk menjalankan fungsi ekonominya dengan penuh kesadaran akan perubahan nilai dan prioritas yang berlaku dalam masyarakat seperti konservasi lingkungan, perbaikan, kualitas hidup, hubungan dengan karyawan dan lingkungan perusahaan. 3. Lingkaran luar: mencakup tanggungjawab yang baru muncul dan masih berkembang dimana perusahaan secara luas terlibat secara aktif untuk memperbaiki lingkungan sosial. e
Tanggungjawab sosial diperluas melewati batas tanggungjawab dan mencakup keterlibatan sosial terhadap tugas-tugas sosial.
Prakash Sethi merumuskan bentuk ini dalam tiga dimensi: a
Social Obligation: Tanggungjawab sosial perusahaan terhadap permintaan pasar sesuai dengan ketentuan hukum
b
Social Responsibility: Menggerakkan perusahaan sehingga segala tindakannya sesuai dengan norma, nilai, dan harapan masyarakat yang berlaku.
c
Social Responsive: Respon perusahaan untuk menjawab isu yang akan timbul dimasa yang akan datang.
Item social cost yang utama bagi perusahaan adalah: a
Merosotnya faktor kemanusiaan dalam produksi.
b
Pencemaran udara
c
Pencemaran air
d
Berkurangnya dan rusaknya sumber-sumber hewan.
e
Berkurangnya sumber-sumber energi sebelum waktunya.
f
Perubahan teknologi.
g
Erosi, berkurangnya kesuburan tanah, dan gundulnya hutan-hutan.
h
Pengangguran dan idle resource.
D. Analisis Kinerja Berdasarkan Konsep Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial 1. Perubahan Harahap Terhadap Kinerja Perusahaan Menurut
pendapat
Gibson,
Donelly,
Invasevis
(2000:
117)
menyatakan bahwa tidak ada orang bijaksana yang mempertahankan tanggungjawab perusahaan untuk berperan dalam hukum. Masyarakat mengharapkan hal yang sama seperti apa yang diharapkan seorang penduduk individual. Juga tidak ada orang-orang yang tidak setuju atas adanya tanggungjawab lain perusahaan yang digambarkan dalam bagian sebelumnya sebagai perilaku yang bertanggungjawab secara sosial.
Apakah perusahaan memiliki tanggungjawab untuk mendukung seni, membangun perumahan pusat kota atau membuat sumbangan darma? Beberapa orang berpendapat bahwa perusahaan secara hukum telah dituntut untuk menanggung bagian yang tidak seimbang atas biaya perbaikan diskriminasi historis dalam pekerjaan dan kerusakan terhadap lingkungan, sebelum menurut pendapat umum, organisasi besar, tidak hanya
mampu
menyumbang
terhadap
kemajuan
sosial
dengan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang aman serta terpercaya tetapi juga bertanggungjawab untuk menjalankannya, sikap ini tidak hanya muncul tiba-tiba. Ini merupakan suatu ungkapan sesungguhnya hubungan dinamis dan evolusioner diantara masyarakat dan lembaga-lembaga.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Pengaruh berbagai kekuatan didalam suatu perusahaan atau organisasi mempengaruhi kinerja manajer, menurut Gibson, Donnely, Ivancevic (2000:118): dalam buku manajemennya. a
Lingkungan Eksternal Meliputi seluruh kekuatan luar yang mempengaruhi organisasi. Para pelanggan, pesaing, pemasok dan sumber daya manusia adalah sesuatu daya kekuatan nyata didalam lingkungan eksternal perusahaan atau organisasi kekuatan lain yang tidak nyata lain meliputi: kekuatan teknologi, ekonomi, peraturan, hukum, sosial dan lain sebagainya.
b
Lingkungan Internal
Meliputi kekuatan hari dalam organisasi dimana para manajer melaksanakan fungsi-fungsinya, misalnya tingkat dalam organisasi dimana manajer dilaksanakan memiliki implikasi pada kinerja manajerial, manajer puncak melaksanakan hal-hal yang berlainan dari pada tingkat pertama, untuk mengatasi kebutuhan manajerial dalam lingkungan internal, manajer perlu memiliki ketrampilan berbeda untuk melaksanakan peran yang berbeda.
3. Konsep Pengukuran Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Pengukuran merupakan masalah ini dalam pembahasan akuntansi mengenai pertanggungjawaban sosial ini. Masalah pengukuran timbul terutama dalam kaitannya dengan adanya hal-hal yang tidak dapat diukur dengan menggunakan bentuk pengukuran yang telah digunakan sebagai dominator umum dalam akuntansi, yaitu sebuah satuan uang. Ada tiga bentuk pendekatan yang sekiranya dapat digunakan untuk menjadi pedoman ukuran yang dapat dipakai dalam peloporan akuntansi pertanggungjawaban sosial, yaitu: a
Pendekatan Deskriptif Pendekatan ini dipandang sebagai pendekatan yang sangat umum digunakan laporan deskriptif pada umumnya mengandung isi uraian mengenai semua kegiatan sosial perusahaan dan merupakan bentuk laporan sosial yang paling sederhana sekali dan paling informatif.
Laporan ini digunakan sebagai penyajian lampiran laporan tahunan. b
Pendekatan biaya dikeluarkan Pendekatan ini menggambarkan semua pengeluaran untuk setiap kegiatan sosial yang dilakukan menjadikan hal yang sebaiknya dari pendekatan deskriptif, artinya apabila dalam pendekatan deskriptif semua kegiatan diuraikan, yang bukan termasuk dalam satuan uang maka pendekatan ini mengkuantitaskan semua uraian kegiatan dalam bentuk satuan uang.
c
Pendekatan biaya manfaat Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling informatif dan tepat dimana dalam pendekatan ini mengungkapkan biaya perusahaan dan manfaat yang berkaitan dengan kegiatan sosial perusahaan.
4. Konsep Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Bentuk laporan tanggungjawab sosial sampai saat ini belum baku. Di Amerika yang merupakan kiblat akuntansi negara ini, Praktek laporannya masih dilaksanakan dengan tidak seragam antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Ada yang menyajikan informasi yang bersifat kualitatif sebagai catatan kaki atau keterangan tambahan pada penjelasan laporan keungan, ada yang menjalankannya dengan sederhana dan ada juga menjalankannya dengan kompleks. Pelaporan dari akuntansi sosial diperlukan oleh para investor yang ada adan yang akan berinvestasi oleh
lembaga-lembaga dan individu-individu. Sebagian investor cukup kuat untuk meminta informasi yang diinginkan, tetapi meskipun demikian mereka tidak dapat menjamin keakuratan dan kejujuran laporan yang mereka terima. Perlindungan Lingkungan Disclosure harus merefleksikan dampak material apapun atas pengeluaran-pengeluaran modal, laba dan posisi kompetitif perusahaan. Dan jika manajemen memiliki dasar yang masuk akal untuk mempercayai bahwa kepatuhan kepada lingkungan di masa depan akan memiliki dampak yang signifikan, ini juga harus disclose. Demikian pula setiap perlakuan penundaan hukum atau ketentuan administratif. Atau aturan-aturan lingkungan atau apapun yang diketahui sedang dipertimbangkan secara mendalam oleh otoritas pemerintah, harus diungkapkan. Tiga tingkat cara pelaporan social responsinbility accounting, menurut Ahmad Sonhdji (2000: 9) diantaranya adalah: a
Praktek yang sederhana Laporan ini hanya terdiri dari uraian yang tidak disertai data kuantitatif baik satuan uang maupun satuan lainnya. Perusahaan melaporkan bidang akuntansi sosialnya hanya dalam beberapa paragraf tanpa disertai dengan jumlah uang atau patokan tertentu.
b
Praktek yang lebih maju Selain disetujui dalam metode yang sangat sederhana diatas, juga menggunakan data kuantitatif untuk menunjukkan data yang telah dicapai oleh perusahaan.
c
Praktek yang paling maju Bentuk laporan ini selain berupa uraian data kuantitatif dan kualitatif, perusahaan juga menyusun laporannya dalam bentuk neraca. Menurut Mulyadi ( 2001:225) syarat-syarat pelaporan akuntansi pertanggungjawaban. 1) Laporan harus sesuai dengan bagan organisasi, artinya harus ditunjukkan terutama kepada personel yang bertanggungjawab untuk mengendalikan bidang yang dilaporkan. Para manajer dididik untuk mengendalikan bidang yang dilaporkan. 2) Bentuk dan isi laporan harus konsisten setiap kali diterbitkan perubahan-perubahan hanya bisa dilakukan dengan alasan yang tepat disertai dengan keterangan yang jelas untuk para pemakai. 3) Laporan harus tepat dan cepat waktu, penyajian laporan yang cepat memerlukan pencatatan biaya yang terorganisir sebagai informasi yang dapat tersedia pada saat dibutuhkan. 4) Laporan harus diterbitkan secara teratur, kecepatan dan keteraturan sangat terkait erat dengan alat bantu yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan laporan. 5) Laporan harus muda dan jelas, sering kali laporan memuat istilah akuntansi yang sulit dimengerti para manajer yang kurang atau tidak memiliki latar belakang akuntansi sehingga informasi yang vital bisa disalah tafsirkan.
6) Laporan harus memberikan rincian yang memadai namun tidak berlebihan. 7) Laporan harus memuat angka-angka yang dapat dibandingkan dan harus menunjukkan varian-varian ( peristiwa ) yang terjadi. 8) Laporan harus bersifat analitis. 9) Laporan untuk manajer operasi harus dinyatakan baik dalam unit fisik maupun nilai uang mungkin tidak relevan bagi penyedian yang tidak mengerti bahasa akuntansi. 10) Laporan cenderung menonjolkan keefesiensian dalam departemen departemen, harus diperhatikan agar laporan semacam itu tidak mengakibatkan kegiatan departemen yang diarahkan untuk membuat penampilan yang baik tanpa mempedulikan efeknya pada keseluruhan organisasi. Gerakan pertanggungjawaban sosial dimulai sepuluh tahun yang lalu dan dunia usaha telah bergerak untuk memenuhinya, tapi apa yang harus diikuti akuntansi sosial jika keputusan-keputusan rasional yang akan dibuat hanyalah suatu topik dari orang-orang yang ingin tahu masalah sosial di banyak perusahaan. Perhatian serius atas akuntansi sosial perusahaan (korporasi) dikembangkan diawal tahun 1972. karena pada penganjurannya di hadapkan kepada bermacam-macam kebutuhan, mereka mulai mengembangkan informasi dan laporan yang mengatasi laporan isu-isu sebagai berikut :
1. Efek-efek program sosial perusahaan ( korporasi ), termasuk kontribusi amal, pembelian dari perusahaan minoritas dan bantuan bimbingan pada perusahaan tersebut, pinjamanpinjaman staf eksekutif kepada firma-firma minoritas dan badan –badan pemerintah, program –program memperindah kota seperti tata kota dan penanaman pohon, dan sponsor ship untuk program-program anak muda seperti pramuka dan prestasi remaja. 2. Kinerja perusahaan ( korporasi ) dalam merekrut ( hiring ) dan mempromosikan minoritas dan wanita. 3. Upaya-upaya kontrol polusi dan polusi yang dihasilkan (korporasi) 4. Kontribusi-kontribusi kampanye ilegal 5. Penggunaan energi dan upaya konservasi 6. Isu-isu konsumen, meliputi jaminan, keamanan produk, dan efek-efek produk dan lingkungan
5. Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan Akuntansi Pertanggung jawaban Sosial Masalah pengukuran merupakan hal yang rumit dan mengarah kepada pengukuran objektif. Karena rumitnya pengukuran tersebut, maka prestasi sosial perusahaan sering dilaporkan dalam bentuk kualitatif dan
naratif. Banyak dari manfaat dan pengorbanan yang bersifat sangat tidak langsung atau yang terjadi lama setelah perilaku suatu peruasahaan atau lembaga masyarakat yang menyebabkannya berlangsung. Di samping itu manfaat pengorbanan sosial tersebut tidak selalu dapat diukur nilainya dan dinyatakan dalam struktur keuangan. Dalam menilai kinerja sosial perusahaan, masalah pengukuran menjadi suatu yang paling sulit, selama ini pengukuran kinerja atau kriteria penilaian yang digunakan adalah pengukuran dalam bentuk laba yang diperoleh. Semakinb besar laba yang diperoleh semakin kecil laba yang dihasilkan berarti kecil pula kinerja perusahaan. Jadi tidak ada suatu kriteria yang biasa disepakati mengenai tingkat kinerja sosial perusahaan. Perusahaan mempunyai laba dari satu pengaruh sosial tersebut. Akibatnya
sulit
untuk
dapat
menyusun
suatu
standar
umum
pertanggungjawaban sosial, karena semua pengaruh sosial tidak dapat diukur dengan cara yang sama. Dengan demikian tidak dapat dibandingkan antara kinerja sosial perusahaan lainnya, atau bahkan kinerja pada satu perusahaan untuk tahun yang berbeda. Tidak ada sistem pengukuran yang dapat memecahkan pertentangan kepentingan yang timbul akibat suatu pengaruh kegiatan perusahaan. Suatu contoh adanya pelaporan pemeriksaan sosial yang menyatakan bahwa perusahaan telah mencemarin sungai terdekat, sebagai hasilnya perusahaan itu lalu mengubah proses kegiatannya untuk mencegah kembalinya pencemaran itu, tetapi biaya yang akan dibebankan kepada
para pemakai produk dengan cara memutuskan untuk tidak bisa mencegah pencemaran itu dan perusahaan tersebut ditutup, sehingga membuat para karyawan kehilangan pekerjaannya. Untuk satu aspek umum kinerja sosial mungkin terdapat sejumlah ukuran alternatif yang dapat dijadikan pertimbangan. Hal ini dengan demikian memberikan alternatif penilaian dengan sudut pandang yang berlainan. Karena tidak adanya suatu kriteria yang dapat disepakati mengenai kinerja sosial perusahaan, maka penulis di dalam mengukur kinerja sosial atau prestasi sosial. Pada PT Intikeramik Alamasri Inds. Tbk dijakarta pusat melihat dan mengacu pada beberapa besar pihak perusahaan melakukan tanggungjawab sosialnya terhadap konsumen, karyawan, masyarakat dan lingkungan yang terlihat sangat positif ( social benefit ) dari pada dampak negatifnya ( socisl cost ), bahwa ukuran kinerja perusahaan adalah apabila memberikan dampak positif dari pada dampak negatifnya maka hal ini disebut juga sebaga “social economic profit “ menurut Ahmed Belkaoui.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Tentang Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan dijadikan objek penelitian adalah PT.Intikeramik Alamasri Inds Tbk. Yaitu perusahaan yang bergerak dibidang produksi keramik. PT.Intikeramik Alamasri Inds Tbk. Terletak dijalan pangeran jayakarta no.133, jakarta pusat.
2. Sejarah Singkat PT.Intikeramik Alamasri Inds Tbk Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang telah didirikan secara sah menurut hukum dan peraturan
perundang-undangan republik
indonesia, berdasarkan akta no.38 tanggal 26 juni 1991, yang kemudian diubah dengan akta no.16 tanggal 14 desember 1991, keduanya dibuat diharapan Raden Muhammad Hendrawan,S.H.,Notaris dijakarta diman akta-akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Mentri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No.C2-58.HT.01.01.TH.92 tanggal 3 januari 1992, dan telah didaftarka ke Kantor Pengadilan Negri Jakarta Pusat masing-masing di bawa no. 435/1992 dan no.436/1992 tanggal 10 februari 1992, yang telah diumumkan dalam Berita Negri Repulik Indonesia No 49 tanggal 19 juni 1992, tambahan No.2817.
Berdasarkan Persetujuan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) No.679/I/PMDN/I tanggal 31 oktober 1991 perseroan telah mendapat fasilitas penanaman Modal Dalam Negri dalam rangka undang-undang No.6 tahun 1986 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri,Juncto Undang-undang No.12 tahun 1970 tentang perubahan dan tambahan UU No.6 tahun 1968, berikut peraturan pelaksanaannya. Anggaran dasar perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dalam rangka penawaran umum ini telah diubah dengan Akta No 203 tanggal 25 januari 1997 yang dibuat dihadapan Nyonya Noviani Ardjan,S.H.,K.N., pada waktu itu penggantian dari Haru Kamil., Notaris dijakarta, dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-749.HT.01.04TH.97 tanggal 31 januari 1997 dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat dengan Nomer Agenda 243/BP 0905/II/1997 tanggal 26 februari 1997. Kantor Pusat Perseroan terletak di Gedung Inti Karya Megah, Jl. Pangeran Jayakarta No.133, Jakarta Pusat yang dimiliki oleh PT. Inti Karya Megah, pemegang saham perseroan, dimana perseroan telah memperoleh ijin dari PT. Inti Karya Megah untuk menepati dan menggunakan bangunan ini sebagai terutang dalam Surat Pernyataan dari PT. Inti Karya Megah tanggal 29 januari 1997. Perseroan juga mempunyai fasilitas pabrik yang dibangun diatas tanah seluas 22.500 M2 yang dikuasi
secara sah oleh perseroan, terletak di Desa Gandasari, Tangerang Jawa Barat. Tanah ini masih berstatus Hak Milik atas nama Lie In In dan sedang dalam proses permohonan hak menjadi Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama perseroan, yang pada saat ini telah dilakukan pengikatan jual beli dan pelepasan hak sebagaimana yang terutang dalam Akta No. 58 tanggal 25 januari 1997, dibuat dihadapan Nyonya Leoni Jayayanti,S.H.K.N., pengganti dari Nyonya Machmudah Rijanto,S.H., notaris di Jakarta.
3. Kegiatan Usaha Perusahaan PT.Intikeramik Alamasri Inds Tbk adalah peristiwa penting pada tahun 1997 yang mulai dioperasikannya fasilitas produk baru yang memadukan seni dan teknologi canggih yang terletakan berdekatan dengan pabrik lama. Kapasitas produksi meningkat dari 2,7 juta menjadi 6,6 juta sehingga menempatkan perusahaan sebagai satu dari 10 produsen ubin perselen terbesar didunia. Tehnologi baru telah memungkinkan fasilitas produksi perusahaan mampu memproduksi ubin ukuran besar
yaitu
60x120 cm serta memperluas keanekaragaman produk termasuk desain dengan efek marmer dan efek granit. Program riset dan pengembangan terus berlanjut dengan mempekerjakan 56 staf guna memantau pengawas atau mutu produk dan manajemen proses. Sebagai bagian dari langka yang berkelanjutan untuk
mencapai keunggulan, perusahaan telah berhasil
meraih sertifikat penghargaan ISO 9002 atas tiga dari tujuh lini produksinya. Mengingat tingginya kenaikan bahan baku impor karena
merosotnya nilai rupiah, perusahaan berupaya mencari sumber bahan bakar dari dalam negeri yang memenuhi persyaratan sehingga tidak mempengaruhi standart mutu tinggi dari produk perusahaan yang telah terbukti selama ini. Jenis-jenis produk yang dihasilkan perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Ubin porselen yang merupakan produk penutup lantai maupun dinding bangunan kualitas tinggi. 2. Ubin porselen ini bersifat homogen dan bukan terdiri dari biscuit dan glazur seperti biasanya merupakan kontruksi dari ubin keramik. Selain itu juga perusahaan memproduksi tiga macam jenis permukaan untuk ubin porselennya, yaitu: a
Polished adalah permukaan ubin porselen yang dipoles mengkilap.
b
Unpolished adalah permukaan ubin porselen yang tidak dipoles.
c
Rock adalah permukaan ubin porselen yang dibuat kasar.
Adapun bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk keramik diantaranya adalah sebagai berikut: Bahan-bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi ubin porselen adalah feldspar, clay, pigmen, dan pasir silika. Feldspar diperoleh dari pemasok di Turki, clay diperoleh dari pemasok di Ukraina dan dari pemasok dalam negeri. Pigmen diperoleh dari pemasok di Spanyol, dan pasir silika diperoleh seluruhnya dari pemasok dalam negeri. Khusus untuk feldspar, bahan baku impor yang nilai pemakaiannya paling material, perseroan telah membuat kontrak pembeli dengan pemasoknya
untuk menjamin keseimbangan pasokan baik dari segi kuantitas maupun kualitas bahan baku tersebut. Proses Produksi Ubin Porselen Baik perseroan maupun anak perusahaan memproduksi ubin porselen dengan menggunakan proses sebagai berikut : Bagan proses produksi ubin porselen
Persiapan bahan baku
Pencampuran dan penggilingan
Pengeringan
Pencetakan
Persiapan pembakaran
Pembakaran Pemolesan Pemotongan
Pemilahan dan pengepakan
Berikut ini adalah penjelasan dari proses produksi yang telah dilakukan oleh PT. Intikeramik Alamasri, Inds, Tbk. a
Persiapan bahan baku Pada tahapan ini bahan baku utama dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan dan rencana produksi atas produksi yang ingin dihasilkan.
b
Pencampuran dan penggilingan Bahan-bahan baku utama pada umumnya masih berbentuk padat dengan ukuran partikel yang relatif besar, sehingga dengan menggunakan air diproses dalam mesin ball mill selama 14 jam. Berdasarkan perhitungan dari komputer, hasil gilingan yang telah memenuhi syarat adalah akan disimpan didalam slip tank.
c
Pengeringan Dari slip tank bahan baku cair telah dicampur dengan pigmen sesuai dengan motif dan warna yang dikehendaki, dan lalu dipompa ke dalam mesin spray dryer untuk dikeringkan dijadikan untuk tepung halus yang kemudian disimpan dalam silo.
d
Pencetakan Proses selanjutnya adalah proses pencetakan, dimana bahan baku yang telah dengan pigmen akan dimasukkan ke dalam mesin press untuk dicetak sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
e
Persiapan pembakaran Bahan baku yang telah dicetak dari mesin press kemudian dimasukkan ke dalam mesin vercikal dryer untuk menurunkan lagi kandungan airnya menjadi lebih rendah dari 1%, sebelum dimasukkan ke dalam kill untuk dibakar
f
Pembakaran Hasil cetakan kemudian disusun dalam rak-rak, dan dimasukkan ke dalam mesin kill untuk dibakar. Pembakaran ini memerlukan waktu sekitar 1 jam dengan suhu tertinggi sekitar 1200 derajat celcius. Setelah proses pembakaran selesai lalu didinginkan dan kemudian untuk jenis permukaan unpolished dan rocks akan dikirim ke bagian pemotongan, sedangkan untuk jenis polished akan dikirim ke bagian pemolesan.
g
Pemolesan Ubin porselen setelah dibakar lalu didinginkan. Untuk jenis unpolished dan rocks, proses produksinya sudah selesai, sedangkan untuk polished masih harus melalui suatu tahapan proses pemolesan. Dengan proses pemolesan, permukaan ubin porselen yang kasar akan dipoles sehinggan akan menghasilkan permukaan yang halus dan mengkilap.
h
Pemotongan Pada bagian ini, ubin porselen baik jenis polished, unpolished maupun rocks dipotong bagian sisinya untuk mendapatkan ukuran yang berpresisi tinggi dengan toleransi tidak lebih dari 0,5 mm.
i
Pemilahan dan pengepakan Setelah
dilakukan
pemotongan
sesuai
dengan
ukuran
yang
dikehendaki, kemudian dilakukan shading dan pemilahan kualitasnya, untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam kotak untuk selanjutnya dipasarkan. Dalam hal tingkat pengajian karyawan, perseroan telah berada diatas ketentuan pemerintahan tentang upah minimun regional. Disamping itu perusahaan jika memberikan bonus dan insentive dalam bentuk: a
Bonus tahunan yang disesuaikan dengan kinerja keuangan perseroan dan kinerja perorangan karyawan yang bersangkutan.
b
Insentive kehadiran yang dibayarkan setiap 6 bulan sekali. Sedangkan fasilitas yang diberikan oleh perseroan dan dapat dinikmati
oleh karyawannya antara lain meliputi: 1. Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) 2. Tunjangan hari raya (THR) 3. Sarana untuk beribadah 4. Uang transportasi 5. Seragam kerja 6. Operasi karyawan 7. Makan siang/makan malam (uang tunjangan makan bagi karyawan yang bertugas dini hari), serta makanan setiap harinya.
Pada saat protektus ini diterbitkan, perseroan belum memiliki SPSI dan KKB tetapi telah memiliki peraturan perusahaan yang telah disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia
4. Struktur Organisasi dan Tugasnya Struktur organisasi yang ditetapkan oleh PT. Intikeramik Alamasri, Inds, Tbk. Adalah tipe organisasi dan staf, dimana masing-masing bagian bertanggungjawab kepada satu pemimpin, sehingga terdapat satu kesatuan perintah. Adapun susunan dan data kerja PT. Intikeramik Alamasri, Inds, Tbk. Adalah sebagai berikut. 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2. Dewan Komisaris 3. Presiden Direktur Dan Wakil Presiden Direktur 4. a). Direktur Pemasaran b). Direktur Produksi Keramik dibantu Penasehat Tehnik c). Direktur Produksi Fitting dibantu Penasehat Tehnik d). Direktur Urusan Umum dan Sumber Daya Manusia e). Direktur Keuangan dan Adminitrasi 5. a). Seksi Pemasaran Luar Negri b). Seksi Pemasaran Pabrik dan Produksi c). Seksi Pengawasan Pabrik dan Produksi d). Seksi Finance dan Akuntansi
e). Seksi Umum dan Sumber Daya Manusia f). Seksi Pembelian dan Pengadaan Masing-masing tugasnya secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. RUPS Rapat umum pemegang saham, kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. RUPS mengawasi kerja yang dilakukan oleh dewan komisaris dan dewan direksi. RUPS bisa saja memberhentikan dewan komisaris jika kerja yang dilakukannya tidak memuaskan. 2. Dewan Komisaris Dewan komisaris bertanggungjawab kepada para pemegang saham serta
mengawasi
segala
pelaksanaan
kebijaksanaan
perusahaan,
mengambil segala keputusan berkenaan dengan persoalan dan masalah penting yang dihadapi perusahaan. 3. a. Presiden Direktur Tugas dari Presiden Direktur adalah merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan umum perusahaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Serta berwenang untuk mengangkat dan memberhentikan direktur serta manajer-manajer atas persetujuan dewan komisaris, juga dapat menentukan sistem dan prosedur untuk dilaksanakan oleh para manajer mulai dari perencanaan sampai dengan pelaporan dan pengawasan dan mengevaluasi seluruh kegiatan perusahaan.
b. Wakil Presiden Direktur Tugas dari wakil adalah membantu presiden direktur, dan juga bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan perusahaan secara keseluruhan. 4. Direktur-Direktur a. Direktur Pemasaran Bertugas membuat program perencanaan penjualan ke luar negri dan dalam negri, menyiapkan adminitrasi dan dokumen, mengadakan evaluasi tahunan, mengadakan survey pasar dan membuat laporan kepada atasan sebagai pertanggung jawaban tahunan. b. Direktur Produksi Keramik Dalam pembuatan keputusan, direktur produksi keramik dibantu oleh penasuhat tehnik keramik. Adapun tugasnya yaitu meliputi : mengadakan penelitian untuk bahan baku keramik, mengadakan perencanaan dan pengendalian produksi keramik, mengadakan mesinmesin serta mengadakan breafing dan penggudangan. c. Direktur Produksi Fitting Dalam pembuatan keputusan, direktur produksi fitting dibantu oleh penasehat tehnik fitting. Adapun tugasnya meliputi : mengadakan perencanaan dan pengendalian produksi fitting. Mengadakan mesinmesin produksi, serta mengadakan breafing dan penggudangan.
d. Direktur Urusan Umum dan Sumber Daya Manusia Bertugas
membuat
anggaran
tenaga
kerja,
mengadakan
penyelesaian tenaga kerja, menganalisa pekerjaan setiap pekerjaan, membuat job specification setiap karyawan dan diberikan sanksi hukuman bagi karyawan yang melanggar ketentuan perusahaan. e. Direktur Keuangan dan Adminitrasi Tugasnya menyusun data-data rekaman dan relasi kedalam file-file dan disusun dalam urutan kode-kode, membuat perencanaan keuangan, melaporkan surat-surat masuk dan menyusun konsekuensi surat balasan yang menyangkut keuangan, melapor order yang sedang dikerjakan, mempersiapkan surat-surat penagihan atas pekerjaan yang telah diselesaikan, mengadakan seluruh kegiatan adminitrasi keuangan dan membuat laporan keuangan tahunan. Adapun tugas dari seksi-seksi adalah menjalankan kegiatan rutin yang berhubungan dengan bagian yang menjadi tanggung jawabnya dibawah komando direktur masing-masing bagian. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada lembaran lampiran.
5. Sumber Daya Manusia Perseroan sepenuhnya
menyadari akan pentingnya sumber daya
manusia.selain merupakan kekayaan utama, karyawan juga merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan perseroan dalam menjalankan usahanya. Untuk itu persero senantiasa melakukan seleksi karyawan
yang ketat, yang juga ditunjang dengan program pelatihan terarah dalam rangka menciptakan iklim kerja yang sehat. Untuk itu persero telah memiliki sumber daya manusia yang secara profesional mengemban misi perseroan tersebut. Sampai dengan tanggal 31 desember 1996 persero telah memiliki 705 karyawan berikut ini taabel komposisi karyawan perseroan menurut jenjang manajemen dan jenjang pendidikan. Menurut Jenjang Manajemen Manajemen
Jumlah
Dierksi
2 orang
Manajer
14 orang
Kepala Bagian
17 orang
Staf
39 orang
Tenaga Pelaksanaan
633 orang
Total
705 orang Menurut Jenjang Pendidikan
Pendidikan
Jumlah
Pasca Sarjanan
4 orang
Sarjanan
46 orang
Diploma
19 orang
SLTA
543 orang
SLTP
93 orang
Total
705 orang
B.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta dari objek penelitian. Hal ini bertujuan agar penelitian yang dilakukan menghasilkan yang objektif mengenai perusahaan sebenarnya.
C.
Definisi Operasional Variabel 1. Akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah : Suatu sistem informasi, menilai efektifitas program sosialnya serta melaporkan pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada pihakpihak yang berkepentingan. Akuntansi ini diterapkan dalam organisasi yang membagi-bagi bida pertanggungjawaban secara jelas dan tegas. Setiap bidang pertanggungjawaban menyusun rencana kegiatan, biaya atau biaya masing-masing dengan memperhatikan tujuan organisasi secara keseluruhan. 2. Tanggungjawab sosial adalah : Suatu bentuk kegiatan atau transaksi antara perusahaan dan masyarakat yang tidak dilakukan melalui mekanisme pasar. 3. Kinerja sosial adalah : Prestasi kerja perusahaan yang pengukurannya dilihat dari bentuk tanggungjawab sosial terhadap lingkungan sosialnya yang semua itu akan diberikan dampak sosial positif dari dampak sosila negatif.
D.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain : 1. Riset Kepustakaan ( library research ) Penulis memperoleh data-data dan keterangan dengan membaca literatur yang berhubungan dengan pokok bahasan penelitian. Sumber informasi kepustakaan dapat berupa buku-buku, surat kabar, makalah dan dokumen lainnya. 2. Riset Lapangan (Field research method ) Dalam melakukan riset ini penulis memperoleh data-data secara langsung kelapangan atau tempat penelitian untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan perusahaan dengan penulisan skripsi ini.
E.
Metode Analisis Data Metode ini yang digunakan oleh penulis didalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Didalam metode ini, peneliti mancari dan menemukan data- data fakta yang sertai dengan interprestasi yang cukup atas data yang diperoleh pada perusahaan tentang Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial ini 1. Metode deskrptif kualitatif ini merupakan metode yang bertujuan menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan fakta yang tampak
pada situasi yang dilihat kemudian data-data tersebut disusun, diolah, dianalisis serta diintrespertasikan. 2. metode deskripsi kuantitatif ini merupakan analisis data dengan berdasarkan pada angka-angka, presentase, frekuensi, rata-rata, diagram atau grafik berdasarkan pada pernyataan keadaan data tersebut.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A.
Bentuk Tanggungjawab Perusahaan Konsep pertanggungjawaban sosial perusahaan sesuai dengan TAP MPR No.11/MPR/1998, yaitu konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, untuk menerapkan konsep tersebut pihak perusahaan dalam hal ini PT. Intikeramik Alamari, Inds, Tbk. Telah melakukan pendekatan ekonomi sosial disekitar perusahaan. Di dalam menjalankan konsep pertanggungjawaban, perusahaan memiliki konsep sendiri, karena saat ini belum ada standart resmi mengenai pengukuran dan pelaporannya dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), sehingga perusahaan ini belum menerapkan akuntansinya berdasarkan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (APS) jadi hanya baru kegiatan sosialnya saja. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas-aktivitas sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan, yaitu terhadap karyawan, masyarakat, dan lingkungan alam. Penulis mencoba menganalisis tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan konsep akuntansi pertanggungjawaban. 1. Tanggungjawab Sosial Perusahaan Terhadap Karyawan Perusahaan menyadari bahwa karyawan salah satu aset perusahaan yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan sangat memperhatikan perkembangan dan kesejahteraan karyawan. Berbagai
upaya telah ditempuh untuk meningkatkan kesejahtraan karyawan yang merupakan faktor penunjang pelaksanaan kegiatan perusahaan ini. Usaha-usaha
PT.Intikeramik
Alamasri
Inds,
Tbk
dalam
melaksanakan tanggungjawab sosialnya kepada para karyawan adalah sebagai berikut : a. Perusahaan mengadakan program pensiunan untuk karyawannya sebagai suatu jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pengabdiannya. Pemberian pensiunan ini bertujuan :
Memberikan semangat kerja kepada pegawai.
Meningkatkan loyalitas pegawai
Memberikan tenaga kerja kepada pegawai yang bersangkutan maupun keluarganya.
Penerimaan pensiunan atau yang berhak menerima pensiunan adalah : 1. pegawai Sistem pengupahan diatas ketentuan upah minimum yang ditetapkan pemerintah, Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yang telah ditanda tangani bersama sejak tahun 1986 dan penyertaan dalam program
JAMSOSTEK
bagi
setiap
pegawai
yang
selalu
memperhatikan dan menjaga kesehatan kerja bagi pegawai, bagi setiap pegawai ditambah THR dan bonus tahunan menciptakan ketenaga kerjaan pegawai. Apabila seorang pegawai yang bersangkutan telah mencapai batas usia pensiun yang ditentukan atas dasar tingkat tanggal kelahirannya
atau pada pengangkatan pertama sebagai pegawai perusahaan. Adapun batas usia yang dimaksud apabila pegawai yang bersangkutan berusia sekurang-kurangnya 50 tahun atau memiliki masa kerja sekurangkurangnya 25 tahun. Selain syarat tersebut diatas, pegawai yang sakit sehingga tidak dapat bekerja, cacat jasmani dan rohani dapat juga dinyatakan pensiun dengan masa kerja minimal 5 tahun. 2. Pensiunan janda/ duda Pensiunan janda diberikan apabila seorang pegawai pria meninggal dunia. Sedangkan pensiunan duda diberikan apabila pegawai wanita meninggal dunia maka akan diberikan dana sebesar 75% dari gaji pokok yang diterima oleh karyawan tersebut. Jika janda/duda tersebut menikah lagi, maka hak pegawai yang bersangkutan akan hilang. dan didalam pemberian pensiunan janda/duda tersebut harus didukung oleh data yang akurat dari pihak yang berwenang ( mis surat kematian ) b. Penyediaan mushollasebagai tempat ibadahbagi karyawan dan rekreasi bersamaberupa jalan-jalan ketempat rekreasi untuk menambah semangat kerja para karyawan yang diberikan oleh perusahaan yang disebut dengan rekreasi
tahunan yang sangat diperhatikan demi
semangat kerja karyawan. c. Perusahaan memberikan asuransi kepada pegawai berupa jaminan sosial
yang
bekerja
sama
dengan
PT.JAMSOSTEK,
dalam
pelaksanaan program jamsostek ini PT. Intikeramik Alamasri Inds Tbk. hanya melakukan tiga jenis jaminan yaitu, jaminan kecelakaan
yang diberikan berupa biaya pengobatan atau biaya rumah sakit ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan sampai karyawan tersebut sampai sembuh dan kembali
kerja, jaminan kematian diberikan
santunan dengan dana sebesar Rp 4.500.000, jaminan hari tua diberikan sebesar 20% dari surplus usaha jamsostek kepada karyawan yang menerima jaminan hari tua. d. Apabila pegawai melakukan pekerjaan melebihi waktu kerja biasanya pada hari kerja atau hari libur jam kerja yang telah ditentukan akan diberikan uang lembur sebesar gaji pokok x upah per jam, jam kerja lembur yang dihasilkan dari penjumlahan angka-angka, jam lembur setelah dikalikan dengan tarif-tarif yang berlaku. e. Perusahaan mendirikan koperasi karyawan yang pengelolahannya diserahkan kepada karyawan. f. Perusahaan sejak awal berdirinya selalu memperhatikan dan menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan dan masyarakat, untuk kesehatan
perusahaan
membangun
puskesmas
di
lingkungan
perusahaan, keselamatan bagi karyawan dijaga dengan mengadakan patroli setiap minggunya untuk mengecek keselamatan karyawan dan untuk mkeselamatan bagi masyarakat dengan cara memperhatikan atau meneliti limbah-limbah yang dibuang apakah sudah layak dibuang atau belum demi keselamatan dan kesehatan masyarakat disekitar perusahaan.
g. Pabrik ditata rapi dengan memperhatikan aspek-aspek kebersihan dan keindahan. Tanaman yang dihiasi dengan berbagai tanaman hias dan hijau pepohonan menciptakan suasana segar dalam lingkungan pabrik. h. Khusus bagian produksi dilengkapi dengan masker sebagai upaya pengamanan dari debu dan bahan-bahan yang menimbulkan penyakit pernafasan disekitar perusahaan, selain masker juga dilengkapi dengan perlengkapan kerja lainnya seperti helm pengaman, sarung tangan serta pakaian seragam. Untuk mengatasi kebisingan para karyawan diwajibkan menggunakan alat pelindung telinga, selain itu diberikan juga extra fooding untuk membantu menjaga kesehatan para karyawan pada saat melakukan pekerjaan. i. Perusahaan memberikan fasilitas kendaraan berupa mobil dinas yang digunakan untuk keperluan perusahaan dan karyawan lainnya, yang tidak mendapatkan mobil dinas diberikan tunjangan transportasi berupa dana sebesar tahun 2005 Rp 69.750.000 dan pada tahun 2006 sebesar 90.500.000 kepada karyawan. j. Setiap karyawan diberikan kesempatan cuti selama 12 hari dalam satu tahun. Cuti bertujuan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani pegawai khusus untuk pegawai wanita diberikan cuti hamil dan melahirkan, lamanya cuti hamil dan melahirkan diberikan selama satu bulan sebelum melahirkan dan dua bulan setelah persalinan. Selama persalinan pegawai bersangkutan tetap mendapat penghasilan penuh, pengajuan cuti untuk permintaan cuti tersebut diatas diajukan tiga
bulan sebelum hak cuti lahir. Selain itu perusahaan juga memberikan cuti sakit kepada pegawai yang karena sakit tidak dapat bekerja dengan menunjukkan surat keterangan dokter. Lamanya cuti sakit tergantung dari jenis penyakit yang diderita pegawai dan selama cuti pegawai tersebut mendapatkan gaji penuh. k. Tunjangan hari raya diberikan kepada pegawai pada saat merayakan hari raya diberikan kepada karyawan berupa 1 bulan gaji bagi karyawan yang sudah bekerja dari 1 tahun, baik itu idul fitri maupun natal. l. Perusahaan mengadakan rekreasi bersama ketempat-tempat rekreasi bersama bagi karyawan untuk meningkatkan semangat kerja bersama. m. Adanya jaminan kesehatan berupa tunjangan pengobatan pada tahun 2005 Rp 129.230.000 dan tahun 2006 sebesar Rp 120.950.000 per tahun untuk semua karyawan. Selain upaya-upaya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesejahtraan karyawan, perusahaan juga telah melakukan program keselamatan kerja yang dianjurkan pemerintah agar jumlah kecelakaan kerja berkurang. Disamping program keselamatan kerja, perusahaan juga memiliki kebijakan program keselamatan kerja, yang meliputi : 1. Patroli keselamatan kerja dilakukan setiap minggu. 2. Pelatihan tentang keselamatan kerja dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
3. Rapat
panitia
dilakukan
setiap
bulan
untuk
membahas
permasalahan yang terjadi yang berkaitan dengan keselamatan kerja. Berdasarkan analisis ini, penulis berpendapat bahwa perusahaan telah berhasil menerapkan tanggung jawab sosial terhadap karyawan dengan memperhatikan segi ketenangan dan keselamatan di dalam bekerja. Akan tetapi ada masalah di perusahaan yang terjadi, yaitu dengan ketidak puasan para karyawan terhadap jumlah bantuan yang diberikan perusahaan sebagai kebijakan perusahaan kepada karyawan dalam mengatasi krisis ekonomi dan moneter yang terjadi.
2. Tanggungjawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk membina hubungan yang baik dengan masyarakat disekitar lokasi pabrik. Perusahaan menganggap bahwa masyarakat disekitar lokasi adalah bagian dari lingkungan yang sangat penting dan harus mendapatkan perhatian utama dalam masalah pemeliharaan lingkungan. Perusahaan pun telah berupaya semaksimal mungkin agar limbah yang dihasilkan tidak akan mencemarkan ke sekitar masyarakat dan sekitar pabrik. Limbah cair yang dibuang kepermukaan umum sudah diproses melalui netralisasi, demikian juga dengan limbah padat, sehingga tidak akan mencemarkan lingkungan yang mengakibatkan akan timbulnya biaya sosial bagi masyarakat sekitarnya. Dengan keberadaan perusahaan ini sangat menunjang pembangunan nasional dan
meningkatkan kesempatan kerja di daerah atau sekitar lingkungan perusahaan tersebut. PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk juga meningkatkan kepedulian sosial, terhadap masyarakat diantaranya adalah sebagai berikut: a
Memberikan peluang kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar baik sebagai karyawan maupun aspek penunjang kegiatan perusahaan, seperti: pedagang makanan dan pengelolaan rumah sewa.
b
Memberikan bantuan pendidikan kepada masyarakat berupa buku pelajaran serta pakaian seragam.
c
Memberikan sumbangan-sumbangan, kegiatan-kegiatan sosial, seperti HUT kemerdekaan RI, olah raga dan lain sebagainya.
Menurut keterangan diatas, masyarakat sekitarnya telah menerima manfaat sosial karena berdirinya perusahaan di daerah tersebut. Masyarakat secara langsung dan tidak langsung memperoleh manfaat sosial disamping biaya sosial yang diberikan oleh perusahaan.
3. Tanggungjawab Sosial Perusahaan Terhadap Lingkungan Suatu perusahaan didalam melakukan kegiatan operasional perlu adanya kesadaran terhadap kelestarian lingkungan alam sekitarnya. Sehubungan dengan kegiatan itu PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk sesuai dengan kewajiban yang terdapat dalam peraturan pemerintah Indonesia No.51 tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 39/MENLH/8/96 tentang jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan dalam Undang-undang No.4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok lingkungan hidup, maka seluruh proses penanganan limbah tersebut dilaksanakan dipabrik. Rencana Pengolahan Kegiatan Lingkungan (RPKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) tertera dalam Surat Keterangan Ketua tim teknis Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) No.255/DJ.IKD/X/93 tanggal 22 Oktober 1993. Terhadap komponen lingkungan terkena dampak penting perlu diupayakan pengendalian atau pencegahan lewat perencanaan-perencanaan pengelolahan lingkungan yang efektif dan efesien, yang selanjutnya perlu dilakukan pemantauan untuk mengetahui efesiensi pengelolahan yang dilakukan untuk tujuan tersebut maka
PT. Intikeramik Alamasri
Inds Tbk. telah menyusun rencana pemantauan lingkungan. Adapun penyusunan rencana studi analisis dampak lingkungan PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk. tersebut meliputi sebagai berikut: 1. Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk adalah: a
Membantu
dalam
mengambil
keputusan,
perencanaan
dan
pengelolahan lingkungan bagi kegiatan pada tahap operasi sampai tahap distribusi. b
Membantu khususnya dalam hal mengurangi dampak negatif.
c
Mengembangkan dampak positif yang meliputi aspek-aspek biogeofisika, sosial ekonomi dan sosial budaya.
d
Memberi masukan bagi Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan Rencana Pengelolahan Kegiatan Lingkungan (RPKL) dari kegiatan PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk.
2. Dokumen Rencana Pengelolahan Kegiatan Lingkungan (RPKL), penyusunan ini mengacu pada dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Tujuan penyusunan
Rencana Pengolahan Kegiatan Lingkungan
(RPKL) adalah: a) Pencegahan atau pengendalian dan penanggulangan dampak penting lingkungan pabrik yang bersifat negatif. b) Meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari kegiatan PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk. Kegunaan penyusunan Rencana Pengolahan Kegiatan Lingkungan (RPKL) adalah: a) Kegunaan bagi perusahaan adalah sebagai panutan operasional untuk melaksanakan pengolahan kegiatan lingkungan. b) Kegunaan bagi pemerintah adalah sebagai bahan untuk mengetahui kesungguhan dan kepedulian perusahaan dalam menangani masalah lingkungan di wilayah kerjanya. c) Kegunaan bagi masyarakat adalah untuk memberikan kepastian bahwa PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk tidak merugikan
masyarakat, mencegah konflik sosial dan meningkatkan integritas sosial masyarakat dengan perusahaan. 3. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) menyusun dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) mengacu pada dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan dokumen Rencana Pengolahan Kegiatan Lingkungan (RPKL). Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) adalah: a
Memantau komponen lingkungan hidup yang terkena dampak penting akibat dari rencana kegiatan PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk.
b
Memantau pelaksanaan lingkungan agar dapat berjalan baik.
c
Mengetahui
efektifitas
dari
Rencana
Pengolahan
Kegiatan
Lingkungan (RPKL). Kegunaan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) adalah a
Kelengkapan dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), guna mengembangkan kegiatan perusahaan itu.
b
Memberikan dampak positif pada pemerintah dan masyarakat mengenai bahwa perusahaan melaksanakan pengelolahan kegiatannya.
Jenis dampak negatif perusahaan dan penanganan pengelolahan pada PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk ini adalah sebagai berikut: 1. Limbah Padat Salah satu hasil dampak dari kegiatan operasional perusahaan. Limbah padat terdiri dari sampah non infeksius dan infeksius. Namun pihak perusahaan telah mengupayakan pengamanan limbah padat tersebut agar tidak membahayakan lingkungan sekitarnya. Sebagian dari limbah hasil produksi perusahaan masih ada yang dapat di daur ulang kemudian hasilnya di jual kembali. Sedangkan untuk penanganan limbah padat yang tidak dapat di daur ulang terdiri dari: a
Untuk
limbah
infeksius,
sampah
tersebut
kedalam
bak
penampungan lalu dibawa pada penyaringan sampah khusus (incinerator). b
Untuk limbah non infeksius atau sampah umum, dimasukkan kedalam kantong plastik hitam lalu dibuang pada tempat pembuangan akhir yang telah ditetapkan Pemda.
2. Limbah Cair Hasil lain yang dihasilkan oleh kegiatan operasional perusahaan itu adalah limbah cair. Perusahaan mengupayakan agar limbah cair ini sebelum dibuang keluar pabrik, limbah ini diolah terlebih dahulu pada unit pengelolahan limbah cair (UPLC). Agar beban pencemaran yang telah ditentukan oleh Pemda di bawah baku mutu limbah cair adalah:
a
Kapasitas UPLC sejak November 1992 sampai dengan Juni 1998 adalah 200 meter per kubik per hari.
b
Kapasitas sejak 1998 adalah 715 meter kubik per hari.
c
Hasil pemantauan atau pemeriksaan setiap 3 bulan pada laboratorium Kantor Pengkajian Perkotaan dan Lingkungan (KPPL) Tangerang, itu menunjukkan pemcemaran dibawah baku mutu dan telah memenuhi syarat untuk dibuang ke sungai.
3
Limbah Debu Pada
dasarnya
limbah
hasil
pengolahan
dari
produksi
PT.Intikeramik Alamasri Inds Tbk. Itu adalah limbah debu. Dimana limbah debu tersebut tidak membawa dampak yang berarti pada lingkungan sekitar perusahaan dimana limbah debu tersebut dapat dinetralisir dengan intalasi “water scrubber”.
B.
Pengukuran
Akuntansi
Pertanggungjawaban
Sosial
Pada
PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk. Belum melakukan pengukuran yang khusus untuk kegiatan sosialnya, sehingga perusahaannya belum dapat mengetahui keefektipan dari kegiatan yang sudah dilakukan. Hal tersebut dikarenakan adanya kendala-kendala yang dihadapi perusahaan yaitu : 1. Belum adanya ketentuan yang pasti dari pihak pakar akuntansi dalam hal pengukuran pertanggungjawaban sosial.
2. Belum adanya keluhan atau tuntutan dari masyarakat. 3. Perusahaan telah melakukan kegiatan sosial sebagai tanggungjawab terhadap
lingkungan
namun
belum
menerapkan
akuntansi
pertanggungjawaban sosial dalam sistem akuntansinya. 4. Perusahaan tidak mempermasalahkan pengukuran biaya, selain tidak ada tuntutan dari pihak pemerintah, masyarakat, atau konsumen juga karena semua kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan berhubungan dengan kegiatan sosial lainnya. Dalam kegiatannya perusahaan telah melakukan studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yaitu dengan melaksanakan keputusan mentri lingkungan hidup RI No.39/MenLH/8/961 tentang jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi Analisa Mengenai Dampak Lingkunag (AMDAL) dan peraturan pemerintah Republik Indonesia No.51/1993 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta pengukuran Mentri Kesehatan RI No.928/MenKes/Per/IX/95 tentang penyusunan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bidang kesehatan dan juga kegiatan sosial lainnya seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Berdasarkan pengamatan penulis, usaha-usaha tanggung jawab sosial yang telah dilakukan perusahaan sudah cukup baik, tetapi menurut penulis sebaiknya
perusahaan
menetapkan
konsep
pengukuran,
baik
untuk
menghindari resiko-resiko yang mungkin akan terjadi dan juga sebagai visi kedepan suatu perusahaan PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk. Juga belum
melakukan pengukuran untuk biaya yang telah digunakan namun sebagai pengendali, perusahaan menggunakan anggaran yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berkaitan dengan transaksi sosial terhadap karyawan, masyarakat, lingkungan alam sekitar perusahaan pada tahun 2006 adalah sebagai berikut : 1. Yang berkaitan dengan masyarakat a
Sumbangan untuk kegiatan sosial masyarakat
Rp 43.200.000
b
Penggunaan fasilitas umum
Rp 9.104.000
c
Sunatan massal
Rp 20.500.000
2. Yang berkaitan dengan karyawan a
Tunjangan transportasi
Rp 90.500.000
b
Biaya pendidikan dan pengembangan
Rp 23.700.000
c
Biaya rekreasi bersama
Rp 17.000.000
d
Biaya pengobatan karyawan
e
Biaya extra fooding
Rp 23.328.000
f
Tunjangan hari raya
Rp 92.085.000
g
Biaya asuransi karyawan
Rp 120.950.000
Rp 150.976.000
3. Yang berkaitan dengan lingkungan alam a
Pengolahan lingkungan
Rp 9.965.000
b
Pemantauan lingkungan
Rp 5.800.000
c
Kegiatan lingkungan lainnya
Rp 72.100.000
d
Biaya pengolahan limbah
Biaya kontrak
: Rp 1.450.000 x 12 = Rp 17.400.000
Solar
: Rp 350.000 x 12 = Rp 4.200.000
Biaya lain-lain
: Rp 3.456.500 x 12 = Rp 40.725.000
Biaya pengolahan limbah
Rp 62.325.000
Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk tahun 2005 adalah 1. Yang berkaitan dengan masyarakat
2
a. Sumbangan untuk kegiatan sosial masyarakat
Rp 32.849.000
b
Penggunaan fasilitas umum
Rp 7.780.000
c
Sunatan massal
Rp 18.375.000
Yang berkaitan dengan karyawan a. Tunjangan transportasi
Rp 70.750.000
b
Biaya pendidikan dan pengembangan
Rp 21.996.000
c
Biaya rekreasi bersama
Rp 15.950.000
d
Biaya pengobatan karyawan
e
Biaya extra fooding
Rp 33.893.000
f
Tunjangan hari raya
Rp 88.377.000
g
Biaya asuransi karyawan
Rp 118.200.000
Rp 131.652.000
3 Yang berkaitan dengan lingkungan alam a. Pengolahan lingkungan
Rp 8.946.000
b. Pemantauan lingkungan
Rp 4.988.000
c. Kegiatan lingkungan lainnya
Rp 70.084.000
d. Biaya pengolahan limbah
Rp 52.945.000
Disamping itu PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk mempunyai kebijaksanaan mengenai besarnya biaya transaksi sosial yang diberikan kepada masing-masing karyawan. Besarnya biaya tersebut : 1. Biaya dana pensiun
: 75 % dari gaji pokok
2. Biaya jaminan hari tua
: 20 % dari surplus dari usaha jamsostek
3. Biaya jaminan kematian : a. Santunan
: 3000.000
b. Biaya pemakaman : 1.500.000 4. Biaya tunjangan hari raya :1x gaji diberikan secara bersamaan 5. Biaya-biaya uang lembur terdiri dari a. Lembur
: 1,5 x upah per jam
b. Lembur berikutnya
: 2x upah perjam
6. Biaya cuti tahunan terdiri dari a. Karyawan dengan masa kerja 1 s/d 14 tahun – 1,5 bulan gaji b. Karyawan dengan masa kerja 15 tahun = 2 bulan gaji 7. Biaya cuti besar, sakit, hamil, dan melahirkan = gaji penuh.
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDS Tbk. LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 DAN 2005
2006 (Rp)
2005 (Rp)
Penjualan Bersih
238.490.900.550
259.289.505.186
Beban Pokok Penjualan
202.165.823.496
215.469.517.923
36.325.077.054
43.819.987.263
9.185.522.082
13.660.047.826
Umum dan Adminitrasi
24.900.941.019
28.034.277.433
Jumlah Beban Usaha
34.086.463.101
41.694.325.259
2.238.613.953
2.125.662.004
Laba Kotor
BEBAN USAHA Penjualan
LABA USAHA
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN –LAIN Beban Bunga
(18.693.891.117)
(17.488.177.166)
Klaim(denda) pajak
(11.103.783.130)
1.061.352.640
(752.213.718)
2.145.731.776
32.948.292
33.163.776
Laba(rugi) kurs-bersih Pendapatan bunga Lain-lain-bersih Beban Lain-lain Bersih
1.827.664.920 (28.689.274.753)
(82.771.250) (14.330.700.224)
Dari laporan laba rugi tersebut dapat dilihat bahwa beban usaha PT.Intikeramik Alamasri Inds, Tbk pada tahun 2006 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2005. hal ini disebabkan antara lain oleh adanya peningkatan biaya-biaya sosial sebagai berikut : 1. Upah tidak langsung yaitu berupa kenaikan UMR yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 2. Pemeliharaan dan perbaikan untuk fasilitas yang digunakan karyawan maupun masyarakat. 3. Pendidikan dan pelatihan yang diperuntukkan bagi karyawan untukngkatkan kualitas sumber daya manusia. 4. Asuransi untuk tenaga kerja mengalami peningkatan, karena penambahan tenaga kerja dan lain-lain. Menurut penulis sudah waktunya PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk mulai mengembangkan bentuk laporan keuangan, yang berhubungan dengan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Laporan tersebut berguna untuk pemerintah, kreditur dan masyarakat agar tahu bahwa perusahaan bertanggungjawab terhadap lingkungan masyarakat. Di dalam konsep laporan akuntansi pertanggungjawaban sosial apabila perusahaan memperoleh manfaat sosial lebih besar dari pada biaya sosial, maka perusahaan memperoleh laba sosial. Mengenai apakah bentuk kegiatan yang dilakukan masuk kedalam kategori manfaat sosial atau biaya sosial dilihat dari prinsip awal mengenai manfaat sosial dan biaya
sosial. Penulis akan mencoba menghitung social benefit dan social cost perusahaan dengan penjelasan sebagai berikut PT.INTIKERAMIK ALAMASRI INDS Tbk Laporan Pertanggungjawaban Sosial Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam rupiah) Keterangan
2006
2005
Manfaat sosial : 1.
2.
3.
Kaitan dengan masyarakat Sumbangan untuk sosial masyarakat Biaya sunatan massal
43.300.000 20.500.000
32.849.000 18.375.000
Kaitan dengan karyawan Fasilitas pendidikan dan pelatihan Tunjangan tarnsportasi Fasilitas rekreasi bersama Tunjangan hari raya
23.700.000 90.500.000 17.000.000 92.085.000
21.996.000 70.750.000 15.950.000 88.377.000
9.965.000 5.800.000 72.100.000 374.950.000
8.946.000 4.988.000 70.084.000 332.315.000
Kaitan dengan lingkungan alam Pengelolahan lingkungan Pemantauan lingkungan Kegiatan lingkungan lainnya Total manfaat sosial
Biaya sosial : 1.
KaItan dengan masyarakat
2.
3.
Fasilitas umum yang digunakan
9.104.000
7.780.000
Kaitan dengan karyawan
Biaya pengobatan karyawan
Biaya extra fooding
Biaya asuransi untuk karyawan
120.950.000
118.200.000
23.328.000
13.893.000
150.976.000
131.625.000
62.325.000
52.945.000
366.683.000
324.443.000
8.267.000
7.872.000
Kaitan dengan lingkungan alam
Biaya pengolahan limbah Total biaya sosial
Total surplus sosial
C.
Analisis
Kinerja
Perusahaan
Berdasarkan
Konsep
Akuntansi
Pertanggungjawaban Sosial Dari
uraian
diatas
laporan
pertanggungjawaban
sosial
PT.
Intikeramik Alamasri Inds, Tbk yang disusun oleh penulis dengan menggunakan metode pendekatan biaya manfaat, dapat dilihat bahwa total surplus sosial yang dihasilkan oleh perusahaan pada tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi Rp 8.267.000 yang semula pada tahun 2005 hanya sebesar R p 7.872.000. hal ini disebabkan antara lain oleh adanya peningkatan biaya manfaat sosial sebagai berikut : a) Fasilitas
pendidikan
dan
pelatihan
meningkat
sebesar
Rp1.704.000 dari tahun 2005 dengan tahun 2006 yang diperuntukkan bagi karyaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. b) Diadakannya rekreasi bersama pada tahun 2005 meningkat pada tahun 2006 sebesar Rp1.050.000 bagi karyawan untuk meningkatkan semangat kerja mereka. c) Terjadi peningkatan karyawan sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan karyawan, seperti tunjangan transportasi di tahun 2006 meningkat jadi Rp 19.750.000, tunjangan hari raya meningkat sebesar Rp 3.708.000. dan sebagainya juga meningkat. d) Peningkatan biaya untuk mencegah atau
mengendalikan dan
penanggulangan dampak penting perusahaan yang bersifat negatif.
Ini menunjukkan apa yang dilakukan PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk terutama dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan lebih memberikan dampak sosial positif (social benefit). Hal inilah yang disebut oleh Belkaoui sebagai “social economic profit “merupakan ukuran kinerja perusahaan secara keseluruhan dimana laba sosial ini menunjukkan kontribusi sosial netto perusahaan secara periodik. Manfaat yang dapat diperoleh jika PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk menerapkan akuntansi pertanggungjawaban sosial yaitu : 1. Mengolah operasi organisasi secara efektif melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. 2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian. 3. Mengidentifikasikan
kebutuhan
pelatih
dan
pengembangan
karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. 5. Mendefinisikan dan mengukur kontribusi sosial netto produk suatu perusahaan yang meliputi bukan hanya biaya dan manfaat yang di interialisasikan ke perusahaan, tetapi juga yang timbul dari ekternalitas yang mempengaruhi berbagai segmen sosial. 6. Membantu menentukan apakah strategi dan praktek perusahaan secara langsung mempengaruhi relativitas sumber daya dan status
individu masyarakat, segmen sosial pada suatu pihak dan aspirasi individual dari pihak lain. 7. Menyediakan dengan cara yang optimal kepada semua kelompok sosial informasi yang relevan tentang tujuan, kebijakan, program strategi dan kontribusi suatu perusahaan terhadap tujuan sosial .
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh penulis dan dari pembahasan yang telah diuraikan maka penulis menyimpulkan bahwa : 1. Kegiatan yang berhubungan dengan tanggungjawaban sosial telah banyak dilakukan oleh PT. Intikeramik Alamasri, Inds, Tbk. Diantaranya melakukan pemantauan dan pengolahan lingkungan baik air, udara serta kebisingan serta pelaksanaan pengolahan limbah 2. Dalam hal pengukuran kinerja sosial PT. Intikeramik Alamari, Inds, Tbk. Belum melakukan pengukuran yang khusus untuk kegiatan sosialnya, sehingga perusahaan belum dapat mengetahui keefektifan dari kegiatan yang dilakukan karena Belum ada konsep yang diterapkan oleh PT. Intikeramik Alamasri Inds Tbk. Disebabkan belum adanya standart resmi dari Ikatan Indonesia mengenai metode pengukuran yang harus digunakan oleh perusahaan. 3. Dalam hal pelaporan biaya yang terjadi dalam pengolahan limbah oleh PT. Intikeramik Alamasri, Inds, Tbk. Masuk dalam biaya pemeliharaan serta sebagai investasi. PT. Intikeramik Alamasri, Inds, Tbk. Belum membuat pelaporan yang sesuai dengan teori Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial. Yang menganjurkan untuk memberikan laporan tersendiri baik secara kualitatif maupun kuantitatif bersama dengan laporan keuangan lainnya yang
ditunjukkan untuk pemerintahan mmasyarakat dan intern perusahaan . biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan sosial oleh PT. Intikeramik Alamasri Inds, Tbk. Dimasukkan kedalam laba atau rugi dan tidak terlihat jelas pada laporan tersebut. Informasi atau laporan tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) hanya ditunjukkan kepada pemerintah dan sebagai dokumen perusahaan. 4. Dalam hal pengukuran kinerja PT. Intikeramik Alamasri Inds Tbk. Mempunyai prestasi sosial atau kinerja sosial yang baik. Hal itu terlihat dari pelaksanaan bentuk tanggungjawab sosial terhadap karyawan, masyarakat dan lingkungannya yang semua memberikan dampak positif yang besar dari pada dampak negatif. Semua ini disebut Belkaoui sebagai ” social economic profit” dimana laba sosial menunjukkan kontribusi sosial netto perusahaan secara periodik.
B.
Saran-saran Berikut ini penulis mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan akuntansi pertanggungjawaban sosial pada PT. Intikeramik Alamasri Inds Tbk. 1. Selama ini perusahaan belum menerima keluhan dari masyarakat, terutama masyarakat sekitar lokasi perusahaan karena upaya pendekatan sosial selama ini sudah dijalankan oleh perusahaan dengan baik. Perusahaan untuk tahap awal dapat menggunakan pendekatan deskriptif dan pendekatan biaya yang dikeluarkan,
selanjutnya perusahaan dapat mengembangkan dengan menggunakan pendekatan biaya manfaat yang lebih informatif yaitu dengan mengungkapakan biaya perusahaan dan manfaat yang berkaitan dengan kegiatan sosial perusahaan. 2. Walaupun memerlukan usaha yang keras sekitarnya perusahaan dapat memisahkan antara biaya adminitrasi dan umum dengan biaya yang berhubungan dengan kegiatan sosial. Hal ini untuk mempermudah pengukuran dan pengungkapan yang selama ini dilakukan oleh perusahaan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI............................................................ii KATA PENGANTAR...........................................................................................iii DAFTAR ISI...........................................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1 A. Latar Belakang Penelitian...................................................................1 B. Perumusan Masalah............................................................................3 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................................4 BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................5 A. Penilaian Kinerja................................................................................5 1. Pengertian Penilaian Kinerja.........................................................5 2
Tahap Penilaian Kinerja ...............................................................7
3. Manfaat Penilaian Kinerja ............................................................8 4. Ukuran-ukuran Kinerja.................................................................9 B. Latar Belakang Akuntansi Pertanggungjawab Sosial......................10 1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Pertanggungjawab Sosial...10 2. Ruang Lingkup Akuntansi PertanggungJawaban Sosial.............14 3. Pendorong Timbulnya Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial...........................................................................................15
C. Tanggungjawab Sosial Perusahaan..................................................17 1. Arti Pentingnya Tanggungjawaban Sosial.................................17 2. Pandangan Tanggungjawaban Sosial........................................18 3.
Aktivitas Tanggungjawaban Sosial........................................21
D. Analisa Kinerja Berdasarkan Konsep Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial..............................................................23 1. Perubahan Harapan Terhadap Kinerja Perusahaan.....................23 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kerja Perusahaan...24 3. Konsep PengukuranAkuntansi Pertanggungjawaban Sosial.....25 4. Konsep Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial.......26 5. Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial........................................................31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................33 A. Gambar Umm Perusahaan........................................................33 1. Lokasi Penelitian................................................................33 2. Sejarah Singkat Perusahaan...............................................33 3. Struktur Organisasi Perusahaan.........................................41 4. Sumber Daya Manusia Perusahaan....................................44 B. Metode Penelitian.....................................................................46 C. Defenisi Operasional Variabel.................................................46 D. Metodologi Pengumpulan Data................................................47 E. Metode Analisa Data................................................................47
BAB IV
ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN................................49 A. Bentuk Tanggungjawab Perusahaan......................................49 1. Tanggungjawab Sosial Perusahaan Terhadap Karyawan............................................................................49 2. Tanggungjawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat.........................................................................55 Tanggungjawab Sosial Perusahaan Terhadap Lingkungan........................................................................57 B. Pengukuran Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Pada PT Intikeramik Alamasri Inds Tbk..........................................62 C. Analisi Kinerja Perusahaan Berdasarkan Konsep Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial..................................69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................72 A Kesimpulan .............................................................................72 B. Saran.........................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP SURAT KETERANGAN PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Supomo Bambang, 2000 Akuntansi Manajemen, Edisis satu. Penerbit BPFE-Yogyakarta. Anthony Robert N dan Vijay Govindaraja, 2003, sistem pengendalian manajemen, Edisi Pertama, Salemba 4, Jakarta. Henry, Simamora. 2000, Akuntansi Manajemen, Jakarta : Salemba Empat. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta Jakarta Stock Exchange , 2003 dan 2002, Pusat Referensi Pasar Modal, Jakarta. Justine T. Sirait 2006, Anggaran Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen, Grasindo, Jakarta. Machfoedz,Mas’ud, 2000, Akuntansi Manajemen, Edisi Empat, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Malayu S.P Hasibuan , Drs. H, Edisi Revisi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbitan : Bumi Aksara 2000, Jakarta. Mulyadi, 2001 Akuntansi Manajemen : Konsep Manfaat dan Rekayasa . Edisi Ketiga, Yogyakarta : STIE YKPN. S. Munawir, 2000, Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Jakarta. Sofyan syafri, Harahap, 2000, Teori Akuntansi.PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Supriyono, 2000 Akuntansi Manajemen Edisi 1 BPFE, Yogyakarta. Teodorus. M, Tumankotta. 2000. Teori Akuntansi, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Universitas Mercu Buana, Fakultas Ekonomi 2000,Pedoman Penulisan skripsi,jakarta
PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PADA PT.INTKERAMIK ALAMASRI INDS,Tbk
SKRIPSI Diajukan Sebagai Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Akuntansi
Nama
: EVA RUSMAIDA
NIM
: 03203-181
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PADA PT.INTKERAMIK ALAMASRI INDS,Tbk
SKRIPSI Program Studi Akuntansi
Nama
: EVA RUSMAIDA
NIM
: 03203-181
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: EVA RUSMAIDA SIHOTANG
NIM
: 03203-181
Program Studi
: AKUNTANSI (SI)
Judul Skripsi
: PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SOSIAL PADA PT.INTIKERAMIK ALAMASRI INDS Tbk.
Tanggal Ujian Skripsi :
Disahkan Oleh : Pembimbing
(Drs.Marsyaf Samsuri.Ak) Tanggal :
Dekan,
Ketua Jurusan Akuntansi
(Drs.Hadri Mulya,MSi) Tanggal :
(H.Sabarudin Muslim,SE,MSi) Tanggal :
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: EVA RUSMAIDA SIHOTANG
NIM
: 03203-181
Program Studi
: AKUNTANSI ( SI )
Judul Skripsi
: PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SOSIAL PADA PT.INTIKERAMIK ALAMASRI INDS Tbk.
Tanggal Ujian Skripsi : Disahkan Oleh : Pembimbing
( Drs.Marsyaf Samsuri.Ak ) Tanggal :
Dekan,
Ketua Jurusan Akuntansi
(Drs.Hadri Mulya,MSi.) Tanggal :
(H.Sabarudin Muslim,SE,MSi.) Tanggal :
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Eva Rusmaida Sihotang
Tempat Tanggal Lahir
: Gempolan, 14 Februari 1985
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Gg Mesjid II No.24 Rt 001/06 Kedoya Selatan Jak-Bar
Agama
: Kristen Protestan
Telephon
: ( 021 ) 5806715/081384518556
PENDIDIKAN FORMAL 1. SDN 106853
: 1992-1997
2. SMPN 2
: 1997-2000
3. SMU OSTROM METHODIST
: 2000-2003
4. UNIVERSITAS MERCU BUANA
: 2003-2008
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada TUHAN yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat dan anugrah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak luput dari hambatan dan kesulitan. Akan tetapi hal itu dapat dilaksanakan dengan baik atas bimbingan yang telah diberikan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan yang sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini terutama : 1. Ketua Yayasan Universitas Mercu Buana, Bapak H. ProboSutedjo. 2. Rektor Universitas Mercu Buana, bapak Dr.Ir.H.Suharyadi,MS. 3. Dekan Fakultas Universitas Mercu Buana, Bapak Drs. Hadri Mulya,MSi. 4. Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Mercu Buana, Bapak Sabarudin Muslim,SE,MSi. 5. Bapak Drs.Marsyaf Samsuri.Ak. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, petunjuk serta pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Seluruh Dosen yang telah memberikan
ilmu pengetahuan yang sangat berharga kepada penulis selama menimba ilmu di Fakulas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Mercu Buana. 6. Kepada Bapak/Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan dalam segala bentuk hal yang tidak dapat terhitung nilainya ,kakak, abang , dan adik-adik tersayang terima kasih atas doa dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini berlangsung. 7. Pimpinan staff dan karyawan PT.Intikeramik Alamasri Inds Tbk. yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 8. Kepada Bapak dan Ibu yang tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam segala hal yang tidak terhitung nilainya,kakak,abang dan adik-adik yang saya sayangin terima kasih atas doa dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini. 9. Kepada teman saya Ria, Sarah, Yanuri, Marko atas dukungan dan semangat dan bantuan dalam pencarian materi yang dibutuhkan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini. 10. Kepada teman-teman saya yang ada di UKM PMK yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan doa selam penyusunan skripsi ini
Semoga TUHAN Yang Maha Kuasa senantiaa memberkati dan melimpahkan Rahmat dan Anugrah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dama menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berhara skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua walaupun penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.
Jakarta, Agustus 2008
Penulis
STRUKTUR ORGANISASI
DAFTAR LAMPIRAN
1). Struktur Organisasi Perusahaan PT. Intikeramik Alamasri.Inds, Tbk 2). Surat keterangan penelitian.
LAMPIRAN