1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan penguasaan dan pemanfaatan modal intelektual saat ini semakin relevan karena dunia ekonomi telah bergeser pada ekonomi berdasar pengetahuan (knowledge economy) (Sangkala, 2006). Modal intelektual merupakan produk dari kapasitas karyawan (pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
pengalaman
dan
informasi),
kemampuan
karyawan
untuk
menggunakan kapasitasnya dan tersedianya kesempatan untuk mempraktekkan modal intelektualnya melalui sistem kerja (Burr dan Girardi, 2001). Menurut Stewart (1997), modal intelektual merupakan materi intelektual yang telah diformalisasikan, ditangkap, dan diungkit untuk menciptakan kekayaan, dengan menghasilkan suatu aset yang bernilai tinggi. Dalam upaya membangun modal intelektual, Stewart membaginya menjadi (1) Human Capital atau modal manusia, (2) Struktural Capital atau modal struktural dan (3) Customer Capital atau modal konsumen. Modal intelektual dihasilkan sebagai hasil interaksi dari ketiga bagian ini. Wiig (1997) menyatakan bahwa modal intelektual pada dasarnya hanya berupa modal pengetahuan dan apabila diinginkan dapat memberikan nilai bagi organisasi maka pengetahuan tersebut memerlukan pengelolaan oleh peran manajemen pengetahuan sehingga dapat teroperasionalkan ke dalam aktivitas. Sebagian ahli berpendapat bahwa investasi modal intelektual secara nyata memberi kontribusi bagi diperolehnya profit (Bontis, 2000). Dalam hal ini keuntungan yang dimaksud adalah tercapainya peningkatan kinerja. Peningkatan
2
kinerja tidak lepas dari peran sumber daya yang dimiliki organisasi. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps: 1992). Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan kemampuan seseorang dalam mengerjakan tugas dipengaruhi oleh pemahaman yang jelas tentang tugas itu sendiri dan bagaimana mengerjakannya (Hersey dan Blanchard, 1993). Kemampuan dan kesediaan perawat serta pemahaman tugas diperlukan untuk mendukung kinerja perawat dalam pelayanan perawatan rumah sakit. Keperawatan
di
Indonesia
saat
ini
masih
dalam suatu
proses
profesionalisasi, yaitu terjadinya suatu perubahan dan perkembangan karakteristik perawat sesuai tuntutan secara global dan lokal (Nursalam, 2002). Perawat dituntut memiliki kemampuan dan pengetahuan keperawatan yang terus ditingkatkan, memberikan kualitas pelayanan yang baik, terampil, disiplin, perhatian, memiliki sikap baik, murah senyum, sabar, mampu berbahasa yang mudah dipahami, menolong dengan tulus, mampu menghargai pasien dan pendapatnya, sehingga dapat membantu tugas-tugas dokter agar pasien cepat sembuh. Dalam mewujudkannya, perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara profesional kepada klien dan meningkatkan kinerjanya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja perawat adalah dengan pengelolaan modal intelektual. Peningkatan modal manusia dilakukan melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti pelatihan perawatan keterampilan teknis dan keterampilan dalam hubungan interpersonal. Modal manusia penting bagi perawat karena dengan modal manusia yang baik,
3
memungkinkan perawat memberikan layanan yang konsisten dan berkualitas. Rumah sakit perlu mengelola modal struktural untuk mendukung proses transfer pengetahuan keperawatan di lingkungannya dan modal konsumen penting dalam menjaga hubungan baik perawat dengan pasien. Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta merupakan salah satu rumah sakit besar yang berusaha meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta merupakan salah satu faktor penentu bagi mutu pelayanan rumah sakit. Terkait dengan pengelolaan modal intelektual dan kualitas pelayanan keperawatan yang dituntut dari seorang perawat, maka dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah modal intelektual berpengaruh terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
4
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat beberapa pihak berikut: 1. Bagi penulis Penelitian ini memberikan tambahan pengetahuan bagi penulis dalam manajemen sumber daya manusia khususnya tentang pengelolaan kinerja perawat. 2. Bagi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pemahaman tentang modal intelektual bagi rumah sakit. Dengan memahami pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perawat, selanjutnya diharapkan modal intelektual dapat dikelola dan lebih dikembangkan sehingga dapat bermanfaat bagi rumah sakit.
1.5 Batasan Penelitian Batasan penelitian memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perawat, maka penulis membatasi penelitiannya pada: a. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada bulan Oktober 2008. b. Responden yang diteliti adalah perawat pada Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dengan kriteria perawat pelaksana bagian instalasi rawat inap.
5
c. Modal intelektual, merupakan sumber daya intelektual dimana menurut klasifikasi Stewart (1997) terbagi dalam 3 bagian : 1). Modal Manusia, dimana indikator yang digunakan adalah pengetahuan, kemampuan, keahlian dan kapabilitas perawat. 2). Modal Struktural, dimana indikator yang digunakan adalah teknologi, proses manajemen dan metode teknis rumah sakit. 3). Modal Konsumen, dimana indikator yang digunakan adalah kerja sama perawat dan loyalitas pasien. d. Kinerja perawat Kinerja perawat yang diteliti berupa data hasil penilaian kinerja perawat yang dilakukan Rumah Sakit Bethesda. Data kinerja perawat yang digunakan adalah data kinerja bulan Oktober 2008. . 1.6 Sistematika Penulisan Dalam menyusun tugas akhir ini, sistematika penulisan penelitian disusun oleh penulis sedemikian rupa menurut Pedoman Penulisan Tugas Akhir Universitas Kristen Duta Wacana (Ekawati, 2006). Bab pertama merupakan bab pendahuluan. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. Bab kedua merupakan bab Landasan Teori. Bab ini memaparkan teori yang berhubungan dengan topik penelitian meliputi modal intelektual, kinerja perawat, penelitian terdahulu, dan hipotesis yang dikembangkan penulis.
6
Bab ketiga merupakan bab Metoda Penelitian. Dalam bab ini penulis memberikan gambaran umum Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta secara singkat, selanjutnya membahas tentang sumber data penelitian, variabel yang diteliti beserta pengukurannya, alat pengumpul data, model statistik, uji hipotesis dan alat analisis. Bab keempat merupakan bab Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menjelaskan tentang pengolahan data penelitian yaitu modal intelektual dan kinerja perawat dan hasil uji analisis. Bab
kelima merupakan bab
Kesimpulan dan Saran. Dalam bab ini
penulis membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran dari penulis.