BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik
yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang berpendidikan masih sering ditemukan. Sungguh ironis bila mengetahui bahwa masih banyak orang yang berpendidikan atau orang-orang yang mengecap ilmu pengetahuan hingga perguruan tinggi pun masih melakukan kesalahan dalam berbahasa. Hal ini terjadi karena masih kurangnya pemahaman terhadap bahasa itu sendiri. Pada dasarnya bahasa merupakan cerminan kepribadian yang baik maupun yang buruk, cerminan keluarga dan bangsa, cerminan tatakrama dalam bersosialisasi dan berkomunikasi. Bahasa ialah alat yang dipakai untuk mengutarakan pikiran, perasaannya, keinginan dan perbuatan-perbuatan. Bahasa juga dapat dijadikan sebagai alat yang untuk dipergunakan untuk mempengaruhi dan dipengaruhi (Samsuri 1980 : 4). Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, alat untuk berkomunikasi, alat untuk mengadakan interaksi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial. Bahkan, bahasa itu pula yang ikut menentukan perbedaan antara manusia dan binatang (Keraf 1997: 3). Ada beberapa jenis bahasa yang dipergunakan dalam bersosialisasi, yakni bahasa pertama ialah bahasa ibu yang diajarkan dan dipakai di lingkungan
Universitas Sumatera Utara
keluarga dan pada umumnya di limgkungan tempat tinggal. Bahasa kedua yaitu bahasa yang dipergunakan dalam komunikasi resmi yang diajarkan di sekolah. Bahasa ketiga adalah bahasa asing atau bahasa luar negeri yang dipelajari di lingkungan sekolah ataupun bimbingan untuk mengikuti perkembangan zaman. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak bahasa asing yang telah mendunia. Salah satu diantaranya adalah bahasa Mandarin yang dipakai dalam dunia pedagangan karena pada umunya dunia perekonomian dikuasai oleh orang Tionghoa. Hal ini terlihat dari populasi orang Tionghoa yang tersebar di beberapa negara dan bersifat memonopoli bidang ekonomi. Pada umunya mereka memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi untuk mempertahankan bahasa ibu nya sehingga bahasa asing lain tidak bisa mempengaruhi masyarakat Tionghoa untuk menggantikan bahasa mereka terutama dalam bidang ekonomi. Faktor tersebut menjadikan bahasa Mandarin sebagai kebutuhan dalam berkomunikasi internasional. Hal ini terlihat dari sekolah yang memberikan pelajaran bahasa Mandarin. Tujuannya agar siswa-siswa tersebut dapat mengikuti perkembangan komunikasi internasional walau masih duduk di bangku sekolah. Dalam kehidupan sehari-hari lebih mudah menemukan bahasa Mandarin dalam bentuk media cetak maupun media visual. Dengan mengetahui bahasa Mandarin juga dapat mempermudah memperoleh informasi internasional. Banyak orang yang mulai tertarik untuk menguasai bahasa Mandarin yang tidak lepas dari tata bahasanya. Belajar bahasa Mandarin sama hal nya dengan bahasa Indonesia yang juga memiliki pembagian jenis kata yang ada dalam bahasa tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut tata bahasa Mandarin, jenis kata terbagi atas dua bagian besar yaitu kata yang bermakna leksikal nyata dan kata yang tidak mempunyai makna leksikal nyata. Leksikal nyata berarti dapat menjadi satuan kalimat, sedangkan tidak mempunyai makna leksikal nyata berarti tidak bisa menjadi satuan kalimat. (Zhao Yongxin 2005 : 11) Yang termasuk dalam kata leksikal nyata, yaitu: (1) kata benda (termasuk kata benda waktu dan tempat); (2) kata kerja; (3) kata sifat; (4) kata bilangan; (5) kata bantu bilangan; (6) kata ganti; dan (7) kata keterangan. Yang termasuk dalam kata leksikal tidak nyata, yaitu: (1) kata depan; (2) kata penghubung; (3) kata bantu; (4) kata peniru bunyi; dan (5) kata seru. Kata penghubung berperan penting dalam pembentukan kalimat. Kata penghubung merupakan kata yang menyambungkan kata, frasa, atau pun klausa. Ketepatan pemakaian bahasa mempergunakan kata penghubung dalam kalimat
Universitas Sumatera Utara
yang dibuat, akan memudahkan orang untuk memahami apa yang ingin disampaikan, baik secara lisan maupun tertulis (Kridalaksana, 1986: 45). Dalam bahasa Mandarin kata penghubung juga dapat dikatakan sebagai kata sambung yakni kata yang digunakan untuk menyambungkan kata, gabungan kata, atau bagian kalimat. Selain itu juga digunakan untuk menyatakan hubungan di antara kata, gabungan kata atau bagian kalimat yang disambungkan ( Suparto 2003 :170). Kata penghubung dalam bahasa Mandarin juga merupakan kata semu yang menyambungkan kata, frasa, atau klausa (Zhao Yongxin 2005 : 43). Jenis-jenis kata penghubung dalam bahasa Mandarin, yakni : 1. Menyatakan setara, contoh : he, tong, gen, yu, ji, bing, er 2. Menyatakan kausalitas, contoh : yin, yin wei, suo yi, yin ci 3. Menyatakan seandainya, contoh : ru guo, yao shi, jia ru 4. Menyatakan pilihan, contoh : huo, huo zhe, hai shi 5. Menyatakan penguatan, contoh : bu dan, shen zhi, zhi yu, er qie 6. Menyatakan persyaratan, contoh : zhi yao, zhi you, bu guan 7. Menyatakan pertentangan, contoh : sui ran, ke shi, bu guo. Berbeda dengan bahasa Indonesia, kata penghubung untuk menyatakan kesetaraaan mempergunakan kata ‘dan’ sedangkan pada bahasa Mandarin, untuk menyatakan kesetaraan digunakan banyak kata penghubung yang sebenarnya memiliki arti yang sama yaitu ‘dan’. Berbicara kata penghubung berarti berbicara tentang tanda baca yang digunakan dalam kalimat, karena tanda baca berfungsi sebagai penjelas makna
Universitas Sumatera Utara
dalam kalimat. Setiap tanda baca yang terdapat dalam kalimat memiliki fungsi memperjelas makna suatu kalimat. Contohnya penggunaan tanda koma (,) berfungsi untuk menghubungkan dua atau lebih kata benda ataupun kata sifat yang terdapat dalam suatu kalimat. Bila dua atau lebih kata benda ataupun kata sifat terdapat dalam suatu kalimat dan tidak disertai dengan tanda baca yang benar, maka makna yang terkandung dalam kalimat tersebut tidak akan tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Hal ini juga masih sering terjadi kesalahan dalam penggunaannya, oleh karena itu kata penghubung sangatlah penting dalam proses pembentukan kalimat dan pembentukan makna kalimat tersebut. Dalam peneitian ini, peneliti ingin menganalisis kata penghubung yang menyatakan kesetaraan. Seperti yang terlihat di atas bahwa he (和), tong (同), gen (跟), yu(与), ji (及) merupakan kata penghubung yang menyatakan kesetaraan. he (和), gen (跟), dan yu(与), memiliki arti yang sama yakni ‘dan’. Penggunaan kata
he( 和 ) umumnya digunakan dalam kalimat bahasa
Mandarin yang formal atau tidak formal baik lisan maupun tulisan. Kata he (和) sendiri
bermakna
sebagai
kata
penghubung
yang
memiliki
hubungan
sejajar/berdampingan. Kata gen ( 跟 ) umunya dipergunakan dalam percakapan dan bermakna sebagai kata penghubung yang menyatakan suatu tindakan/kejadian yang akan atau telah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Kata yu (与) digunakan dalam kalimat formal dalam bahasa Mandarin yang bermakna keikutsertaan atau menggabungkan komposisi suatu keadaan yang berkaitan. Dari semua jenis kata penghubung
yang ada di atas
peneliti ingin
meneliti he (和), gen ( 跟), dan yu (与), karena kata-kata ini sering dijumpai dalam kalimat bahasa Mandarin baik lisan maupun tulisan dan memiliki makna yang hampir sama. Contoh penggunaan he (和) 小张 Xiao Zhang Xiao Zhang
和 小李 喜欢 下 xiao Li xi huan xia he xiao Li Suka bawah dan Xiao Zhang dan xiao Li suka bermain catur (Jurnal of Xu Xian, 2000:45)
棋 qi catur
Contoh penggunaan gen (跟) 小张 跟 小王 都 爱 打 蓝 球 Xiao Zhang Gen xiao Wang dou Ai da lan qiu Xiao zhang Dan xiao Wang semua Suka main basket bola Xieo Zhang dan xiao Wang sama-sama suka bermain bola basket (Jurnal of Xu Xian, 2000:45) Contoh penggunaan yu (与) 与 接词 的 区分 jie ci de qu fen Yu Perbedaan Da Kata penghubung kata depan (kepunyaan) n Perbedaan kata banghubung dan kata depan (Jurnal of Chu Cheng Zhi, 1991:17) 连词 Lian ci
Berdasarkan penjelasan mengenai penggunaan kata penghubung dalam dalam kalimat bahasa Mandarin, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti kata penghubung yang menyatakan kesetaraan, khususnya kata he (和), gen ( 跟), dan
Universitas Sumatera Utara
yu ( 与 )
dalam kalimat bahasa Mandarin karena memiliki sama arti namun
berbeda cara penggunaannya. 1.2
Batasan Masalah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pembahasan skripsi ini, masalah
dalam penelitian dibatasi. Maka masalah yang dibahas hanya pada judul skripsi, yakni kata penghubung he (和), gen ( 跟), dan yu (与) dalam
kalimat bahasa
Mandarin.
1.3
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan diuraikan dalam
pendahuluan di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. bagaimana ciri-ciri struktur kata penghubung he (和), gen ( 跟), dan yu (与) dalam kalimat bahasa Mandarin? 2. bagaimana persamaan dan perbedaan penggunaan kata penghubung he (和), gen ( 跟), dan yu (与) dalam kalimat bahasa Mandarin? 1.4
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. menguraikan ciri-ciri struktur kata penghubung he (和), gen ( 跟), dan yu (与) dalam kalimat bahasa Mandarin; 2. menjelaskan persamaan dan perbedaan penggunaan kata penghubung he (和), gen ( 跟), dan yu (与).
Universitas Sumatera Utara
1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah
sebagai berikut : 1. penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai bahasa Mandarin khususnya tentang kata penghubung he (和), gen ( 跟), dan yu (与) dalam kalimat bahasa Mandarin; 2. penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina; 3. dapat dijadikan bahan acuan atau perbandingan bagi mahasiswa atau pihak lain untuk melakukan penelitian yang sejenis; 4. memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai bahasa Mandarin.
Universitas Sumatera Utara